Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.

”S” G1 P0 A0 HAMIL 12
MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

DI PUSKESMAS SAKO TAHUN 2022

OLEH :

Riska Desviana

Serli

Shofia Heliani

Suci

Tiara Aprilia Puriatama

DOSEN PEMBIMBING : Reni Saswita, SST, MKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan yang berjudul "Asuhan kebidanan pada Ny"S" G1P0A0

hamil 12 minggu dengan kurang energi kronik (KEK) di Puskesmas Sako

Palembang Tahun 2022".

Dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

dan membantu dalam melancarkan proses pembuatan laporan ini sehingga laporan

ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga berharap laporan ini dapat

berguna bagi penulis berikutnya dan menambah pembendaharaan data mengenai

ibu hamil dengan hipertensi.

Akhir kata,penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. penulis menyadari bahwa

dalam penulis laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis memohon

saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan semoga

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Palembang, 16 November 2022

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................................3

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Kehamilan .................................................................................................................5

2.1.1 Definisi Kehamilan.................................................................................................5

2.1.2 Tanda Tanda Kehamilan..........................................................................................5

2.1.3 Perubahan Perubahan Pada Ibu Hamil.....................................................................9

2.2 Kekurangan Energi Kronis (KEK).............................................................................11

2.2.1 Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK)........................................................11

2.2.2 Penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK)..........................................................11

2.2.3 Penilaian Kekurangan Energi Kronik (KEK)..........................................................12

2.2.4 Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK)............................................................14

2.2.5 Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan KEK Pada Ibu Hamil...........................15

2.2.6 Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK)......................................................17

2.2.7 Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK..................................18

2.2.8 Faktor Faktor Yang Menyebabkan KEK...........................................................19

BAB III PROPIL PUSKESMAS SAKO .....................................................................24

3.1 Sejarah.............................................................................................................

3.2 Wilayah Kerja...................................................................................................


iii

3.3 Demografi.......................................................................................................

3.4 Visi,Misi,Dan Motto.........................................................................................

3.5 Staf Dan Tenaga Kesehatan...............................................................................

3.6 Program Dasar dan Pengembangan....................................................................

3.7 Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)...........................................

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................

A. Data Subjektif................................................................................................
B. Data Objektif.................................................................................................
C. Analisa Data..................................................................................................
D. Perencanaan...................................................................................................

BAB V Pembahasan.......................................................................................................

BAB VI KESIMPULAN DAB SARAN........................................................................

6.1 Kesimpulan..................................................................................................

6.2 Saran.............................................................................................................

6.2.1 Untuk Petugas Kesehatan....................................................................

6.2.2 Untuk Institusi Pendidikan.................................................................

6.2.3 Untuk Mahasiswa...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi

Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun

(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu

secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk, 2013),

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi

atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu

atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013). Kekurangan Energi Kronis (KEK)

adalah kekurangan energi yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan

ibu dan pertumbuhan perkembangan janin Ibu hamil dikategorikan KEK

jika Lingkar Lengan Atas (LILA) 23,5 cm (Muliarini, 2015).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK

pada ibu hamil I secara global 35-37% dimana secara bermakna tinggi pada

Trimester 3 dibandingkan pada trimester pertama dan trimester kedua

kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian ibu dinegara berkembang

berkaitan dengan kekurangan energi kronik. Kejadian kekurangan Energi

Kronik di Negara-negara berkembang seperti Bangladesh, India, Indonesia,

Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI

<18,5% adapun negara yang mempunyai kejadian yang tertinggi adalah

Bangladesh yaitu 47%, sedangkan Indonesia merupakan urutan keempat

terbesar setelah India dengan prevalensi 35,5%, dan yang paling rendah

1
2

adalah Thailand dengan prevalensi 15,25%. Bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah hingga saat ini masih merupakan masalah yang dialami diseluruh

dunia karena merupakan penyebab kesakitan pada bayi baru lahir. Dampak

yang ditimbulkan pada KEK yaitu bisa menyebabkan tubuh mudah lelah,

pucat, lemas dan mengalami kesulitan dalam proses persalinan.

Kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah. besar.

Menururut Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun

2007, Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 228 per 100.000

kelahiran hidup. Beberapa faktor yang melatarbelakangi risiko adalah

kurangnya partisipasi ibu dalam kesehatan yang disebabkan tingkat

pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah dan

kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung.

Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu menderita

kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan timbulnya

gangguan kesehatan pada ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi

adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir seorang ibu hamil akan

melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada

kondisi yang baik. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami

masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK)

dan Anemia gizi.

Pelaksanaan program ini meliputi Pembinaan dalam Rangka

Pencegahan dan Penurunan Stunting, Workshop Peningkatan Cakupan

IMD, Forum Komunikasi Pencegahan dan Penurunan Stunting, Kampanye


3

Piring Makanku dan Gizi Seimbang, penyediaan makanan tambahan balita

gizi kurang dan penyediaan Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil Kurang

Energi Kronis (KEK) dengan tujuan menurunkan prevalensi Balita gizi

buruk 0.029% tahun 2020 berarti sudah mencapai < 0,033% pada tahun

2020, menurunkan prevalensi Ibu Hamil KEK yang mendapatkan makanan

tambahan sebesar 95 % pada tahun 2020 serta Stunting pada anak Balita

7.2% tahun 2020.

Gizi ibu hamil merupakan salah satu fokus prhatiaan kegiatan perbaikan

gizi masyarakat karena dampaknya yang signitifkan terhadap kondisi janin

yang dikandungnya. Masalah gizi yang sering ditemui adaa ibu hamil

adaalah masalah kurang energi kronik (KEK). Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi risiko KEKpada ibu hamil

(15-49 tahun)masih cukup tinggi yaitu sebesar 17,3%. Presentase ibu hami

KEK diharapkan dapat turun sebesar 1,5% setiap tahunya.

Berdasarkan sumber data laporan rutin tahun 2020 yang terkumpul dari 34

provinsi menunjukan dari dari 4.656.382 ibu hamil yang diukur lingkar

lengan atasnya (LILA), diketahui sekitar 451 350 ibu hamil memiliki LilA

23,5 cm (mengalami rrsiko KEK) Dari perhitungan tersebut dapat

disimpulkan bahwa presentase ibu hamil dengan resiko KEK tahun 2020

adalah sebesar 9,7% sementara target tahun 2020 adalah 16% kondisi

tersebut menggambarkan bahwa pencapaiaan target sbu hamil KEK tahun

ini telah melampaui target ibu hamil KEK tahun ini telah melampaui target

Restra Kemenkes tahun 2020 Data ini di sambil per tanggal 20 januari 2021
4

Jika capataan teersebut dibandingkan dengan ambang batas menurut WHO,

maka presentase bumil KEK di indonesia. termasuk masalah kesehatan

masyarakat kategori ringan (10 %)

Berdasarkan sumber data laporan rutin tahun 2020 yang terkumpul dari 34

provinsi menunjukan dari 4 656 382 ibu hamil yang diukur lingkar lengan

atasnya (LILA).diketahui sekitar 451 350 ibu hamil memiliki LILA

<23,5cm (mengalami resiko KEK tahun 2020 adalah sebesar 9,7%,

sementara target tahun 2020 adalah 16%. Kondisi tersebut menggambarkan

bahwa pencapaiaan target ibu hamil KEK tahun ini telah melaupaui target

restra kemenkes tahun 2020.Berdasarkan data yang diperoleh di puskesmas

sekip palembang pada tahun 2021 ditemukan kasus sebanyak 59,39% (98

dari 165 sasaran ibu hamil) yang mengalami KEK sedangkan ibu hamil

yang mengalami komplikasi pada tahun 2021 DFR mencapai 152 target

sebanyak 18.45% dari jumlah ibu hamil 829 dengan target sebanyak 20%.

Kasus tersebut mengalami penurunan pada tahun 2020 dengan jumlah

komplikasi 70 dengan persentase 46,36%, ibu hamil dengan jumla 151 dan

target 100% sedangkan DFR berjumlah 115 dengan persentase 15,19% dari

ibu hamil yang berjumlah 757.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dibuat

Rumusan masalah sebagai berikut "Bagaimana Penatalaksanakan Asuhan

Kebidanan pada Ny.S G1P0A0 usia Kehamilan 12 minggu dengan

Kekurangan Energi Kronik di Puskesmas SAKO".


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan Kekurangan dengan

menggunakan pendekatan manajemen Kebidanan

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian pada Ny S dengan kasus Kekurangan Energi

Kronik pada kehamilan

2. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny S

dengan kasus Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan

3. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny S dengan kasus

Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan

4. Melakukan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny.S kasus

Kekurangan Energi Kronik.

5. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

Ny.S dengan kasus Kekurangan Energi Kronik

6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

Ny.S dengan kasus Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.Manfaat praktis

Diharapkan tenaga kesehatan bisa melakukan pengkajian dan

mengetahui asuhan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan KEK
6

2.Manfaat Teknis

Untuk menambah wawasan ibu hamil dengan KEK dan dapat

meningkatkan peran petugas dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan KEK.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang

sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, dalam Herdiana

(2019), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan merujuk pada masa tumbuh kembang janin

dalam kandungan.Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

2.1.2 Tanda Tanda Kehamilan Antara Lain:

Tanda dan gejala kehamilan antara lain :

1. Tanda dugaan hamil

a. Amenorea (berhentinya menstruasi)

Amenorrhea adalah kondisi yang merujuk kepada wanita yang

tidak dapat haid.


8

b. Mual (nause) dan muntah (emesis)

Merupakan aktivitas tubuh untuk menyamakan tekanan dalam

lambung.

c. Ngidam (menginginkan makan tertentu)

Adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ibu hamil

yang menginginkan makanan atau minuman tertentu.

d. Synscope (pingsan)

Adalah hilangnya kesadaran sementara yang terjadi secara tiba-

tiba.

e. Kelelahan

Adalah kondisi di mana seseorang selalu merasa lelah, lesu,

atau kurang tenaga

f. Payudara tegang

Menegangnya area payudara yang disebabkan oleh salah

satunya karena kehamilan.

g. Sering miksi

Adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.

h. Konstipasi atau obstipasi

Konstipasi atau yang dikenal juga dengan sebutan sembelit

adalah kondisi sulit buang air besar, seperti tidak bisa buang air besar

sama sekali atau tidak saempai tuntas

i. Pigmentasi kulit
9

Merupakan salah satu masalah kulit yang terlihat dari

munculnya bercak pada kulit dan menyebabkan warna kulit menjadi

tidak merata

j. Varises

Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah

vena yang disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam

pembuluh tersebut.(WalyaniElisabethSiwi, 2020)

2. Tanda Kemungkinan (Probability sign)

Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal sebagai berikut:

1. Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan

2. Tanda hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.

3. Tanda goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil

serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil

melunak seperti bibir.

4. Tanda chadwick

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa

vagina termasuk juga porsio dan serviks.

5. Tanda piscaseck
10

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi

karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu

sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

6. Kontraksi braxton hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya

actomysin didalam otot uterus.

7. Teraba ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan

pemeriksa.

8. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif.

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human

cjorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh

sinsiotropoblastik sel selama kehamilan.(KamtiniDesiIin, 2020)

3. Tanda Pasti (Positive sign)

Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal sebagai berikut:

a. Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa.Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan

sekitar 20 minggu.

b. Denyut jantung janin


11

Dapat dedengar dengan pada usia 12 minggu dengan

menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan

stethocsope laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20

minggu.

c. Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)

serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan

jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian

janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

d. Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan tot rontgen maupun USG.(Rohani,

Nurbaity, Emildasri, 2021)

2.1.3 Perubahan Perubahan Pada Ibu Hamil

Perubahan-perubahan pada ibu hamil antara lain:

1. Trimester Pertama

Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan

progesteron dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam

ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu, misalnya mual muntah,

keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu

perubahan psikologis seperti berikut ini:

a. Ibu untuk membenci kehamilan, merasakan kekecewaan,

penolakan,kecemasan kesedihan.
12

b. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan

memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali

memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya.

c. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita

d. Sedangkan bagi suami sebagai calon ayah akan timbul

kebanggaan,tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk

mencari nafkah bagi keluarga.

2. Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan

kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah

mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum

dirasakan ibu sebagai bebas. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat

dimulai menggunakan energi dan pikirannya secara elbih konstruktif. Pada

trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu

mulai merasakan kehadiran bayinya sebagtai seseorang di luar dirinya

dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasakan terlepas dari rasa

kecemasan dan tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester

pertama dan merasakan meningkatnya libido.

3. Trimester Ketiga

a. Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat yang

anda bawa yaitu bayi dalam kandungan.

b. Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang

susah bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada di bawah


13

diafragma menekan paru ibu, tapi setelah kepala bayi yang sudah turun

kerongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum

persalinan maka akan merasa lega dan bernapas lebih muda.

c. Sering buang air kecil, pembesaran rahim dan penurunan bayi ke PAP

membuat tekanan pada kandung kemih ibu.

d. Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah

normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya

agak kental dan pada persalinan lebih cair.(KamtiniDesiIin, 2020)

2.2 Kekurangan Energi Kronik (KEK)

2.2.1 Pengertian Kekurangan Energi Kronis

Kekurangan energi kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Di mana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi.

(Rosmawati, 2017) Energi kronis merupakan keadaan ibu penderita

kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS)

pada wanita ibu hamil Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak

mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang

baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk

mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan

meneret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan

karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau

makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk


14

mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, kata

disebabkan penderita muntaber atau penyakit kronis lainnya. (Jannah,

2018)

KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi. Malnutrisi adalah

keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif atau

absolut satu atau lebih zat adalah keadaan dimana seseorang mengalami

kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.

Dengan ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan

dengan Lila nya kurang dari 23, 5 cm. (JANNAH,2018)

2.2.2 Penyebab Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak sebelum

hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang

hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan

menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan

energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Penyebab dari KEK

dapat dibagi menjadi dua yaitu

a. Penyebab langsung

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau protein konsumsi

dan penyakit infeksi.

b. Penyebab tidak langsung

Hambatan utilitas zat gizi. Hambatan utilitas zat gizi ialah hambatan

penggunaan tertinggi karena susunan asam amino di dalam tubuh tidak


15

seimbang yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan

penurunan konsumsi makanan,

c. Ekonomi yang kurang

d. Pengetahuan

f. Produksi pangan yang kurang mencukupi kebutuhan.

g. Kondisi hygiene yang kurang baik

h. Jumlah anak yang terlalu banyak

i. Jarak kehamilan

j. Puisi ibu yang tua

k. Penghasilan rendah (Rosmawati, 2017)

2.2.3 Penilaian Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Penilaian kekurangan energi kronik dalam kehamilan menggunakan pita

lingkar lengan atas (LILA). Kategori KEK adalah apabila Lila kurang dari

23, 5 cm atau di bagian merah LILA. Pengukuran Lila pada kelompok

wanita usia subur (WUS) adalah ah salah satu deteksi dini yang mudah dan

dapat dilaksanakan masyarakat awam, karena mengetahui kelompok

beresiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15- 45 tahun LILA

adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK.

Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik pada ibu

hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas

sektoral Adapun tujuan tersebut adalah

1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk

menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
16

2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan KEK

3. Mengembangkan gagasan bara di kalangan masyarakat dan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

4. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK

5. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita

KEK

Ambang batas LILA pada WUS dengar resiko KEK di Indonesia adalah

23,5 cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23, 5 cm atau di bagian merah

pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan

diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR) BBLR

mempunyai risiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan

gangguan perkembangan anak. Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan

urutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA yaitu tetapkan

posisi bahu dan siku, letakkan pita antara bahu dan siku, tentukan titik

tengah lengan, lingkaran pita LILA pada tengah lengan, Vita jangan terlalu

dekat, Vita jangan terlalu longgar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengukuran LILA adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah atau bahu

dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan) Lengan

harus di posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak

tegang dan kencang dan alat ukur dalam keadaan baik.


17

Ibu hamil dengan KEK adalah ibu yang mempunyai ukuran LILA 23,5 cm

dan dengan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Berat badan ibu sebelum hamil 42 kg

2. Tinggi badan ibu<145 cm

3.IMT sebelum hamil <17.00

4. Ibu menderita anemia (Hb<11 gr% ). ( JANNAH,2018)

2.2.4 Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh

keadaan gizi Ibu selama pada ibu hamil perlu diwaspadai kemungkinan

ibu melahirkan bayi berat lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan

otak janin terlambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak di

kemudian hari dan kemungkinan prematur. Ibu hamil yang beresiko KEK

adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA kurang dari 23, 5 ibu

hamil berkorelasi positif dalam IMT ibu hamil, sehingga pengukuran IMT

ibu hamil sama akuratnya dengan pengukuran LILA Ibu yang hamil.

Mengatakan bahwa gizi buruk karena kesalahan dalam mengatur makanan

membawa dampak yang tidak menguntungkan bukan hanya bagi ibu tetapi

juga bagi bayi yang akan lahir. Dampak gizi buruk terhadap ibu dapat

berubah hyperemesis, keracunan kehamilan (eklampsi), kesulitan saat

kelahiran, pendarahan, bahkan dapat membawa kematian. Bagi bayi yang

ada dalam kandungan, gizi Ibu yang buruk dapat menyebabkan terjadinya

keguguran (abortus), bayi lahir sebelum waktunya (prematur),BBLR,


18

kematian neonatus dan kematian di bawah 1 tahun. Selain itu adanya

masalah gizi timbul karena perilaku gizi yang salah Perilaku gizi yang

salah adalah ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kecukupan

gizi. Jika seseorang mengkonsumsi zat gizi kurang dari kebutuhan gizinya,

maka orang itu akan menderita gizi kurang Bila ibu mengalami

kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah baik pada ibu

maupun janin, seperti diuraikan berikut ini:

1) Ibu, gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2) Persalinan, gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

perdarahan pasca persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

3) Janin, kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus), kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intraparatum (mati

dalam) kandungan), lahir dengan BILA. Adanya kekurangan energi

protein (KEP) akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya

suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai risiko kematian

lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu yang

lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk

pada janin malnutrisi akut (ROSMAWATI, 2017)


19

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KEK Pada Ibu

Hamil

Secara umum, kurang gizi pada ibu dikaitkan dengan kemiskinan,

ketidakadilan gender, serta hambatan terhadap akses berbagai kesempatan

pendidikan. KEK juga dikaitkan dengan kurangnya akses terhadap

pelayanan kesehatan yang ade kuat, tingginya fertilitas dan beban kerja

yang tinggi. Secara spesifik, penyebab KEK adalah karena

ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan

pengeluaran energi. Yang sering terjadi adalah adanya ketidaktersediaan

Pangan secara mussecar atau secara kronis di tingkat rumah tangga,

distribusi didalam rumah tangga yang tidak proporsional dan beratnya

beban kerja ibu hamil.

Beberapa hal yang berkaitan dengan status gizi seorang ibu :

a. Kehamilan yang terlalu muda (dibawah 20 tahun)

b. Kehamilan yang terlalu tua (dibatas 35 tahun).

c. Kehamilan yang terlalu dekat jarak dengan jarak kehamilan sebelumnya

(kurang dari 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering.

d. Kehamilan yang terlalu jauh jarak dengan jarak kehamilan sebelumnya

(lebih dari 5 tahun) kehamilan yang terlalu jarang (JANNAH,2018)

2.2.6 Pencegahan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya KEK, antara lain


20

1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, yaitu: mempermudah

Status gizi dan mempercepat malnutrisi,mekanismenya yaitu:

1. Penurunan asupan gizi akibat kurang makan.menurunnya

absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit

nafsu

2. Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare.mual,

muntah dan perdarahan yang terus menerus

3. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan

4. Akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber

karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi

dapat digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk pengganti protein

hewani dapat digunakan daging, ayam dan telur. Makanan ibu hamil

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam

keadaan sehat. Demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu

konsepsi harus dalam keadaaan baik dan selama kehamilan harus

mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin dan energi). (JANNAH,

2018)

Pola konsumsi ibu hamil berdasarkan frekuensi makan dan jenis

makan, yaitu mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok dengan

frekuensi 1-3x/hari, mie dikonsumsi dengan frekuensi 1-3x/minggu, ubi

dengan frekuensi 1- 3x/minggu, roti dan biskuit jarang dikonsumsi,

konsumsi daging dan telur dengan frekuensi 1-3x/minggu, sedangkan


21

kebutuhan konsumsi sayur ikan sebagai lauk-pauk 1-3x/hari, konsumsi

sayur-sayuran misalnya bayam, buncis, daun ubi,sayur jipang dan

kangkung dengan frekuensi 1 3x/minggu, dan konsumsi buah-buahan,

seperti konsumsi buah jeruk 1 3x/hari, papaya dan semangka 1-3x/minggu.

Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan pangan,status kesehatan dan

pengetahuan gizi (Jannah,2018)

2.2.6 Pencegahan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya KEK, antara lain:

Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, yaitu:

a Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan

hewani(daging, ikan, ayam, hati, telur)dan bahan makanan nabati (sayur

berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe)

b. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung

vitamin C (seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu,tomat, jeruk

dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkanpenyerapan zat besi

dalam usus.

c. Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan meminum table

penambah darah guna mencegah terjadinya resiko KEK pada ibu hamil

sebelum kehamilan WUS sudah harus mempunyai gizi yang baik,

misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.

2.7 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan KEK

1. Faktor langsung
22

a. Asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan

Wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau

optimal dimulia dengan penyediaan pangan yang cukup.

b. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kuranggizi

sebagai akibat menurunya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan

dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya

penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan

hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat

memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat

mempermudah infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah

gizi antara lain diare, tuberculosis, campak dan batuk rejan. Hampir semua

penyakit infeksi yang berat yang diderita pada waktu hamil dapat

mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau Berat Badan Lahir Rendah.

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga

infeksi akan kering dan tempe dengan frekuensi 1 xhari, telur dan tahu 1-

5x/minggu. frekuensi konsumsi ikan basah,ayam dan daging 2s/bulan.

Sedangkan mengkonsumsi makanan sayur-sayuran sebagian besar ibu

hamil trimester 1. mengkonsumsi daun ubi, kacang panjang dan sawi

dengan frekuensi 1x/hari, konsumsi bayam 1-5x minggu Dan ibu hamil

trimester 1 mengkonsumsi buah- buaban 1-5x/minggu. Pola makan ibu


23

hamil trimester 1 dipengaruhi oleh pengetahuan tentang gizi, ketersediaan

pangan dan kemampuan membeli pangan

2. Faktor tidak langsung

a. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas

makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60- 80%

dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya

pendapatan tersebut 70-80% energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan

penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energi lainnya

seperti lemak dan protein Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan

semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk

pangan.

b. Pengetahuan

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan,

sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi

melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga

sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-

pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan

bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan

nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih

makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga

yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih

bergizi dari pada yang kurang bergizi.


24

c. Pekerjaan

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak

yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang

hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila

semakin banyak aktifitas yang dilakukan. energi yang dibutuhkan juga

semakin banyak Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda

karena zat-zat Yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/kerja zat-zat gizi juga

digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil

tersebut Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan

sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat

badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan.

d. Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Keluarga tingkat

ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan

untuk makan Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60

persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk

membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi

dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen

dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan

yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran

termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan

e. Pendidikan
25

Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan Pendidikan

manusia. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan, karena tingkat pendidikan

yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki

tentang gizi khususnya konsumsi makanan lebih baik. Dalam kepentingan

gizi keluarga,pendidikan amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap

terhadap adanya maslaah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil

tindakan yang tepat (Puli dkk, 2014). Pendidikan formal dari ibu rumah

tangga sering sekali mempunyai asosiasi yang positif dengan

pengembangan pola- pola konsumsi makanan dalam keluarga Beberapa

studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat

makan pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha-

usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-

ibu rumah tangga yang berpengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang

lebih bergizi daripada yang kurang bergizi

f. Pantangan Makanan

Pantangan makanan adalah makanan yang tidak boleh dikonsumsi ibu

selama hamil sesuai dengan kebiasaan turun-temurun yang dianut Makanan

pantang atau pantang makanan adalah bahan makanan atau masukan yang

tidak boleh dimakan oleh para individu dalam masyarakat karena alasan-

alasan yang bersifat budaya. Biasanya pihak yang diharuskan memantang

memiliki ciriciri tertentu, atau sedang mengalami keadaan tertentu

(misalnya karena sedang hamil atau menyusui), dan karena dalam


26

kebudayaan setempat terdapat suatu kepercayaan tertentu terhadap bahan

makanan tersebut (misalnya berkenaan dengan sifat keramatnya).

(Rosmawati, 2017).

2.2.8 Faktor-Faktor yang Menyebabkan KEK

Faktor-faktor yang menyebabkan KEK pada ibu hamil

dipengaruKEKKE oleh faktor langsung dan tidak langsung. Faktor

langsung yang meliputi penyakit infeksi dan asupan makanan, sedangkan

faktor tidak langsung meliputi persediaan pangan keluarga, pendidikan,

pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, dan pelayanan kesehatan.

1.Faktor langsung

a. Penyakit infeksi

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan akibat interaksi

infeksiinfeks berbagai faktor, tetapi yang paling utama adalah akibat

konsumsi makanan yang kurang memadai, baik kualitas maupun kuantitas

dan adanya penyakit yang sering diderita

b. Asupan Makanan

Asupan makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang makanan

seseorang yang dapat diukur dengan jumlah bahan Makan atau energi atau

zat gizi Asupan makan seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan dan

ketersediaan pangan dalam keluarga Kebiasaan makan adalah kegiatan

yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat. Faktor langsung

2. Faktor tidak langsung


27

a. Ketersediaan pangan

Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk

memenuhi pangan seluruh anggota keluarganylangsunglangsun jumlah

yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya.

b. Pendidikan

Pendidikan ibu hamil memberi pengaruh terhadap pgizinya

kepercayaan diri dan tanggung jawab dalam memilih gizinya Seseorang

yang berpendidikan tinggi tidak akan mempergizinya tentang pantangan

atau makanan tabu terhadap konsumsi gizinya yang ada. Tingkat

pendidikan yang rendah mempegizinya penerimaan informasi, sehingga

pengetahuan akan terbatas.

c. Pengetahuan Ibu tentang Gizi

Pemilih makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan,

sikap terhadap makanan dan praktek/perilaku pengetahuan tentang nutrisi

melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga

sering kali mterbatas asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola

terbatas makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika

tingkat pendidikan dari ibumeningkat maka pengetahuan nutterbatas

praktik nutrisi bartambah baik.

a. Pendapatan keluarga

Tingkat pendapatan keluarga menentukan bahan makanan baik

dikonsumsi baik keluarga tersebut. pola pembelanjaan makbaik antara

kelompok miskin dan kaya tercermin dalam kebiabaik pengeluaran.


28

Pendapatan merupakan faktor yang menentbaik kualitas dan kuantitas

makanan.

b. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah akses atau jangkauan anak dan kmakanan

terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesmakanan

Ketidak terjangkauan pelayanan kesehatan (karena jauh atamakanan

mampu membayar), kurangnya pendidikan dan pengmakanan merupakan

kendala masyarakat dan keluarga memanfaatkanmakanan baik pelayanan

kesehatan yang tersedia. Hal ini dapat bemakanan juga pada status gizi

kesehatan ibu dan anak.(Rosmawati, 2017)


29

BAB III

PROFIL PUSKESMAS SAKO

Profil Puskesmas Sako tahun 2022 yang mendukung penyusunan laporan

3.2 Sejarah

Puskesmas Sako didirikan tahun 2016 dan dibuka pertama kali tanggal 03

Januari 2017 di atas tanah seluas 301 m² dengan luas bangunan 420 m²,

dengan luas wilayah kerja 1.804.000 km.Puskesmas Sako memiliki 2

puskesmas pembantu.Wilayah kerja Puskesmas Sako meliputi 1 (satu)

kecamatan yaitu Kecamatan Sako, yang terdiri dari 2 (dua) kelurahan,

yaitu Kelurahan Sako, Kelurahan Sako Puskesmas Sako merupakan unit

pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kota Palembang dengan tugas

pokok menyediakan pelayanan kesehatan melalui Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) dan sekaligus juga melaksanakan Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) Puskesmas Sako dipimpin oleh Kepala Puskesmas

sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan

bertanggungjawab kepada Walikota Palembang melalui Kepala Dinas

Kesehatan Kota Palembang.

3.2 Penghargaan Yang Pernah Diterima

1. Top 99 GIS Inovasi fun for mom 2019

2. Juara I Dokter Gigi teladan Tingkat Kota tahun 2019 an. Drg.Kiki

AyuMarlina

3. Juara III Dokter Gigi Teladan Tingkat Provinsi Tahun 2019


30

a.n.Drg.Kikiayu marlina

4. Juara II Lomba Balita Sehat Tingkat Kota palembang tahun 2019

5. Juara III PHBS Kelurahan Sako baru tingkat Provinsi Tahun 2018

6. Juara I Posyandu Sekar Napolly tingkat Kota tahun 2018

7. Juara III Lomba Balita Sehat Tingkat Kota palembang tahun 2018

8. Juara III Lomba Dokter Kecil tingkat Kota palembang tahun 2018

a.n. Aleeta

9. Juara III Lomba Balita Sehat Tingkat Kota palembang tahun 2017

3.3 Wilayah Kerja

1. Kelurahan Sako

2. Kelurahan Sako Baru

3.4 Geografi

Puskesmas Sako terletak di wilayah kerja Kecamatan Sako Kota

Palembang, beralamat di Jln. Sematang Komplek Sangkuriang

Blok A Rt.58 Rw.23 Kelurahan Sako Kecamatan Sako, berjarak

± 25 meter dari jalan besar dan dapat ditempuh dengan mobil

atau pun sepeda motor pribadi. Puskesmas Sako merupakan

Puskesmas Induk yang terletak di Kecamatan Sako, tetapi dalam

satu kecamatan ada 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sako dan

Puskesmas Multiwahana. Kecamatan Sako mempunyai luas

wilayah + 20.197 m yang terdiri dan empat kelurahan, sehingga


31

masing-masing Puskesmas memiliki 2 wilayah kerja.Lokasi

Puskesmas Sako berdekatan dengan beberapa komplek

perumahan, beberapa sekolah walaupun lokasi puskesmas ini

juga cukup jauh dari pusat keramaian seperti pasar dan

terminal.Untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukan usaha

keras dari pihak puskesmas untuk merangkul kunjungan

pasien.Puskesmas Sako merupakan Puskesmas Induk dengan

wilayah kerjanya mencakup 2 (dua) Kelurahan di Kecamatan

Sako dengan luas wilayah ± 1.061 Km².

3.5 Demografi

Wilayah kerja Puskesmas Sako meliputi 2 kelurahan yaitu

Kelurahan Sako dan Kelurahan Sako Baru dengan jumlah

penduduk 44.967 jiwa yang terdiri dari 22.507 orang laki-laki

dan 22.460 orang perempuan.


32

3.6 Visi,Misi,Motto

VISI

"Tercapainya Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Sako

dengan Bertumpu pada Pelayanan Prima dan Pemberdayaan

Masyarakat"

MISI

1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Sako.

2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia Puskesmas Sako.

3. Memenihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan beserta sarana

dan prasarana yang bermutu prima.

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian di wilayah kerja

Puskesmas Sako.

MOTTO

Sehat Anda Kebahagiaan Kami


33

3.7 Staf dan Tenaga Kerja

NO NAMA NIP JABATAN

1. drg.Desty Hernita 1971121220060042 Kepala

011 Puskesmas

2. Citra Meiriza,SKM 1981053020060420 Kepala Tata

23 Usaha

3. dr.Ira Utami Putri 1986111920190220 Dokter

02 Umum

Fungsional

4. drg.Marselly Laon 1987101720150320 Dokter Gigi

02 Fungsional

5. dr. Tania Ovelina NON PNSD Dokter

Umum

Fungsional

6. Agus Indra Fitrawan 1974081719940310

Jaya,SKM,M.Si 04 Pengadmini

strasian

Umum

7. Dona Silvia Sari,SH NON PNSD Administras

8. Bella Rizky,A.mD NON PNSD BLUD Administras

9. Elyu Harum Muliati, NON PNSD BLUD Administras


34

SKM i Kesehatan

10. Nadra Eliza NON PNSD BLUD Pengelola

Utami,S.Si teknologi

informasi

11. Hj.Yohanah,SST 1967081019910120 Bidan

01 madya

12. Roza 1984042320050120 Bidan

Anliyanita,AM.Keb,S 00 penyelia

KM

13 Hj. 1973010119930120 Bidan

Yusniarti,AM,Keb 003 penyelia

14. Saptinah,AM.Keb 1965090419940320 Bidan

08 penyelia

15. Teti Hernita,AM.Keb 1972071019920220 Bidan

01 penyelia

16. Zeni 1965062419940320 Bidan

Endang.S,AM.Keb 02 penyelia

17. Rama 1980052320060420 Bidan

Melati,AM.Keb 23 penyelia

18. Hardiyanti 1988110320100120 Bidan

Johar,AM.Keb 06 Pelaksana

Lanjutan

19. Devi Febrita Sari, NON PNSD Bidan


35

AM.Keb

20. Siti Rahma Yunita NON PNSD Bidan

Sari,AM.Keb

21. Meydiyah,AM.Keb NON PNSD Bidan

22. Gustin Arlika NON PNSD BLUD Bidan

Prada,AM.Keb

23. Arniyati,AM.Keb NON PNSD BLUD Bidan

24. Hayati,Amd.Kep 1968081819880320 Perawat

08 Penyelia

25. Eka Yustini,AM.Kep 1980090420110120 Perawat

03 Pelaksana

Lanjutan

26. Rina 1983041620140720 Perawat

Apriana,AM.Kep 02 Pelaksana

Lanjutan

27. Santri Agustina,AM 1979080720090320 Perawat

Kep 01 Pelaksana

Lanjutan

28. Shirly Rhizki NON PNSD Perawat

Fitria,S.Kep

29. Andini Kesuma NON PNSD BLUD Perawat

Wastika,S.Kep.,Ners

30. Antri Elisa,Amd.Kes NON PNSD BLUD Perawat


36

Gigi

31. Sry Yuniarti 1989020520201220 Apoteker

Manurung,S.Farm.Ap 08

32. Eni 1971102619920320 Asisten

Rusdiana,Amd.Farm 05 Apoteker

33. Dini 1967091119920320 Asisten

Hayati,Amd.Farm 04 Apoteker

34. Yuslizar,Amd.Farm 1969030719910120 Asisten

01 Apoteker

35. Elnariza,AMG 1971052319920320 Nutrisionis

03 Penyelia

36. Berlian 1989110920110120 Nutrisionis

Hutabarat,AMG 06 Pelaksana

Lanjutan

37. Leni 1979091520001220 Pranata

Marlena,Amd.AK 02 Laboratoriu

38. Ayu Ridho NON PNSD BLUD Analis

Hani,AMAK Kesehatan

39. Desi Suci 1997121920201220 Pelaksana

Lestari,Amd.Kes 18 Terampil

Sanitarian
37

40. Ani Liana,SKM KONTRAK BOK Sanitarian

41. Meta Rosalina,SKM KONTRAK BOK Penyuluh

Kesehatan

42. Rima Aprilia,Amd KONTRAK BOK Akuntan

43. Nurul Janna Savira NON PNSD BLUD Administras

44. Sandi Prayoga NON PNSD Keamanan

45. Anggik NON PNSD BLUD Keamanan

3.8 Program Puskesmas Sako

Merupakan wujud dari pelaksanaan dari fungsi puskesmas diatas,

program puskesmas dapat dibagi menjadi Program Pokok dan

Program Pengembangan yang akan diperjelas, sebagai berikut:

1 Program Pokok Puskesmas Sako

Program puskesmas merupakan pelaksanaan dari fungsi

puskesmas dengan dua kelompok program, yaitu:

1. Program Dasar (Pokok)

Program dasar puskesmas berdasarkan kebutuhan kesehatan

sebagian besar masyarakat.dan mempunyai daya ungkit yang tinggi

dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan intemasional

yang berkaitan dengan morbilitas dan mortalitas meliputi 6 pokok

program dasar adalah:

a. Promosi Kesehatan
38

 Penyuluhan kesehatan di dalam gedung (Puskesmas)

 Penyuluhan kesehatan di luar gedung (Posyandu, Sekolah)

 Kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) dengan melakukan

screenning untuk murid kelas I yang baru masuk SD, SMP,

SMU.

b. Kesehatan Lingkungan

 Memberikan konsultasi/penyuluhan penyakit akibat faktor

lingkungan Memberikan konsultasi/penyuluhan tentang

pengolahan

1. Program Dasar (Pokok)

Program dasar puskesmas berdasarkan kebutuhan kesehatan

sebagian besar masyarakat dan mempunyai daya ungkit yang

tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan

intemasional yang berkaitan dengan morbilitas dan mortalitas

meliputi 6 pokok program dasar adalah:

a. Promosi Kesehatan

Penyuluhan kesehatan di dalam gedung (Puskesmas )

 Penyuluhan kesehatan di luar gedung (Posyandu, Sekolah)

 Kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) dengan melakukan

screenning untuk murid kelas I yang baru masuk SD, SMP,

SMU.
39

b. Kesehatan Lingkungan

 Memberikan konsultasi/penyuluhan penyakit akibat faktor

lingkungan

 Memberikan konsultasi/penyuluhan tentang pengolahan

makanan tanpa pemberian zat tambahan.

 Memberikan konsultasi/penyuluhan tentang kesehatan

lingkungan

 Memberikan konsultasi penyuluhan tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS)

c. Kesehatan Keluarga

 Pelayanan Kesehatan ibu dan anak (KIA)\ Ibu hamil, nifas dan

menyusui

 Keluarga Berencana

 Posyandu balita

 Pelayanan Kesehatan Remaja

 Penyuluhan/konsultasi mengenai kesehatan remaja

 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

 Penyuluhan/konsultasi mengenai kesehatan usia lanjut

 Posyandu Usila

d. Gizi

Penyuluhan konsultasi gizi masyarakat Konsultasi bayi/balita sakit


40

 Pelayanan program gizi

 Pelayanan program PMT untuk balita BGM.

 Pelacakan Gizi Buruk Pemantauan Status Gizi Balita

 Pelayanan/pemberian PMT Bumil KEK dari Gakin:

 Pemberian Vitamin A dan Tablet Besi (Fe)

 Pelayanan uji klinis garam Yodium

 Pemantauan PMT Anak Sekolah

 Penyuluhan/konsultasi gizi balita BGM, Obesitas, Diabetes

Melitus, Hipertensi dan lainnya

 Pelayanan Konsultasi Asi Setiap hari Rabu dan Jum'at

e. Pemberantasan Penyakit Menular

1) Pelayanan Imunisasi:

 BCG

 Polio

 DPT

 TT Calon Penganten

 TT Ibu Hamil

 TT Anak Sekolah Dasar

 Hepatitis

 Campak

 DT Anak Sekolah Dasar DOTS


41

2) Pelayanan pengobatan penyakit tuberkolosis dengan paket

f. Pengobatan

1) Pengobatan Umum

2) Pengobatan Gigi

3) Rujukan

2. Program Pengembangan

Puskesmas mengenal pokok program kegiatan. Dengan

perubahan-perubahan program dasar dapat masuk dalam kelompok

program pengembangan yang terkait atau dapat Apa itu Scribd?

LIGHS Beranda Buku THE GUEST 1317 menjadi program yang

spesifik sesuai dengan permasalahan kesehatan masyarakat setempat

dan tuntutan masyarakat sebagai program inovatif.Program spesifik

Puskesmas Sako adalah:

1) Fun For Mom

2) TB Aisya

 Kegiatan Dalam Gedung

1. Kegiatan Promkes:

• Konsultasi Sanitasi

• Konsultasi Imunisasi

 Konsultasi Gizi
42

 Klinik Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

 Klinik Kesehatan Keluarga (KESGA)

 Pelayanan ibu hamil, nifas, menyusui

 Pelayanan aseptor KB

1. Klinik laktasi

2. Pelayanan reproduksi remaja

3. Balita

4. Pengobatan Program TB Paru, Diare, ISPA

5. Pengobatan Kesehatan Jiwa

6. Pengobatan umum dan tindakan darurat serta pengobatan gigi.

7. Kesehatan Kerja

8. Penyuluhan dan PHN

9. Laboratorium sederhana

10.SP2TP

11.Penilaian kinerja Puskesmas

 Kegiatan Luar Gedung

Posyandu balita Posyandu Lansia UKS dan UKGS Penyuluhan

Sweeping

 Pelayanan KB

 Pelayanan P3K Pusling


43

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

DI PUSKESMAS SAKO

PALEMBANG TAHUN 2022

Tanggal Pengkajian : 16 November 2022


44

Pukul : 09:05 WIB

A. Data Subjektif

Biodata

Nama Pasien : Ny.S Nama Suami : Tn.M

Umur : 16 tahun Umur : 17 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Palembang Suku/Bangsa : Palembang

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Sematang borang rompok Rt 26 / Rw 11

Alasan Datang:

Tanggal 16 November 2022 pukul 09:05 WIB ibu datang ke puskesmas

sako ibu memeriksakan kehamilan, ibu mengaku hamil 12 minggu anak ke

1,dengan pusing dan mual.

Data Kebidanan

Haid
45

Menarche : 13 tahun Teratur : Teratur

Siklus : 28 Hari- seminggu Sifat Darah : Normal

Lamanya : 7 Hari Warna Darah : Merah

Banyaknya : 3 x ganti pembalut/hari Dismenorhea : -

Status Perkawinan

Kawin :1 Kali

Usia Waktu Kawin : 15 Tahun

Lama Perkawinan :1 Tahun

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Usia Jenis Ditolon Penyuli Tahun Nifas/ JK BB PB Keada


Ke Pers g t P a
ha alin O e n
mi an l rs
lan e al
h i
n
a
n
1.

2.

3.
46

4.

5.

Riwayat Kehamilan Sekarang

GPA : G1 P 0 A0

HPHT : 15-08-2022

TP : 22-05-2023

Usia Kehamilan : 12 Minggu

ANC : 2 x ANC

Imunisasi

TT I :-

TT II :-

Tablet Fe : 50 tablet

Keluhan Selama Kehamilan

Trimester I : Mual,pusing,muntah

Trimester II :-

Trimester III :-
47

Riwayat KB

Pernah mendengar tentang KB ` : Pernah

Pernah menjadi akseptor KB : Pernah

Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Pernah

Lama menjadi akseptor KB : Tidak Pernah

Alasan berhenti menjadi akseptor : Tidak Ada

Jumlah anak yang diinginkan : 2 Anak

Data Kesehatan

Riwayat penyakit yang diderita/pernah diderita

TBC : Tidak pernah Peny. Ginjal : Tidak pernah

Malaria : Tidak pernah Diabetes Mellitus : Tidak pernah

Hypertensi : Tidak pernah Peny. Kelamin : Tidak pernah

Peny.Jantung : Tidak pernah AIDS : Tidak pernah

Riwayat operasi yang pernah dijalani

SC : Tidak Pernah

Appendiks : Tidak pernah


48

Riwayat penyakit keluarga/keturunan

TBC : Tidak ada Kelainan Darah : Tidak ada

AIDS : Tidak ada Peny. Jantung : Tidak ada

Peny. Kelamin: Tidak ada Peny. Ginjal : Tidak ada

Hepatitis : Tidak ada Retardasi Mental : Tidak ada

Hypertensi : Tidak ada Masalah Herediter : Tidak ada

DM : Tidak ada Kelainan Kongenital : Tidak ada

Kelahiran Kembar : Tidak ada

Data kebiasaan sehari-hari

Nutrisi

Pola Makan : 3 kali sehari

Porsi : 1 piring nasi 1 mangkok sayur

Minum : 5 gelas perhari, minum susu 1 gelas perhari

Keluhan : Tidak ada

Pantangan : Tidak ada

Eliminasi
49

BAK BAB

Frekuensi : 6-7 kali sehari Frekuensi : 1 kali sehari

Warna : Kuning Warna : Kuning

Penyulit : Tidak ada Penyulit : Tidak ada

Istirahat dan Tidur

Istirahat : Malam 8 jam sehari, siang 1-2 jam

Aktivitas : Bekerja dan ibu rumah tangga

Olahraga dan Rekreasi

Olahraga : Jalan-jalan santai pagi hari

Rekreasi : Tidak ada

Personal Hygiene

Gosok gigi : 2 kali sehari

Mandi : 2 kali sehari

Ganti pakaian dalam : 2 kali sehari


50

Data Psikososial

Pribadi

Hubungan dengan suami : Baik

Hubungan dengan keluarga : Baik

Harapan terhadap kehamilan : Lancar sampai persalinan

Rencana melahirkan : Normal

Persiapan yang dilakukan : Persiapan fisik dan mental

Rencana menyusui dan merawat anak : Menyusui dan merawat anak sendiri

Suami dan Keluarga

Harapan suami dan keluarga : Persalinan lancar

Persiapan yang dilakukan : Persiapan pakaian

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

Budaya

Kebiasaan/adat istiadat yang dilakukan yang memperngaruhi kehamilan : -

Data Objektif

Pemeriksaan Umum
51

Kesadaran Umum : Baik BB sebelum hamil : 40 kg

TD : 91/64 mmHg BB sekarang : 42 kg

RR : 22x/menit Tinggi Badan : 140 cm

Nadi : 84x/menit Lila : 22 cm

Suhu : 36 C

Pemeriksaan Khusus

Inspeksi

 Kepala

Rambut : Bersih tidak rontok,hitam

Mata : Conjungtiva ( merah muda)

Hidung : Polip( tidak ada )

Mulut : Caries gigi(tidak ada )

Muka : Cloasma gravidarum (tidak ada )

 Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (tidak ada ),

pembesaran venajugularis (tidak ada )

 Payudara

Mammae : Bentuk simetris

Areola Mammae : Puting menghitam

Putting Susu : Menonjol


52

Colostrum :-

Kelainan : Tidak ada

 Abdomen : Simetris

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Linea Nigra : Tidak ada

Luka bekas operasi : Ada

 Genetalia Externa

Vagina dan vulva : Normal

Kelenjar bartholini : Tidak

Pengeluaran secret vagina

 Jenis : Tidak ada

 Warna : Tidak ada

 Bau : Tidak ada

 Exremitas Bawah

Tungkai simetris/tidak : Simetris

Oedem : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

Palpasi

Leopold I :

Leopold II :
53

Leopold III :

Leopold IV :-

TBJ :-

Auskultasi

DJJ : -

Frekuensi :-

Lokasi : Bagian kanan perut ibu

Perkusi

Refleks Patella : Kanan (+) Kiri (+)

Pengukuran Panggul

Distansia Spinarum :-

Distansia Cristarum :-

Distansia Tuberum :-

Boudeloeque :-

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Darah
54

HB : 11,9 gr/dL

Golongan Darah :O

Hiv : (-)

Sifilis : (-)

Urine

Protein : Negatif (-)

Glukosa : Negatif (-)

Analisa Data/Assassement

Diagnosa : NY “S” G1P0A0, kehamilan 12 minggu dengan

kekurangan energi kronik (KEK

Masalah : 1. Lila 22 cm, resiko KEK

2.Kenaikan berat badan kumulatif tidak sesui dengan umur

kehamilan

3.Ibu sering merasa mual dan pusing

Kebutuhan : KIE tentang hasil pemeriksaan KIE tentang nutrisi seimbang

KIE tentang kontrol kehamilan secara rutin KIE tentang tanda

bahaya kehamilan
55

KIE tentang memberikan ibu makanan tambahan (pmt bagi ibu

hamil) KIE tentang peningkatan suplementasi tablet fe

Perencanaan

1. Menjelaskan kepada ibu bahwa kekurangan energi kronik (KEK) adalah

salah satu keadaan mainutrisi. Di mana keadaan ibu menderita kekurangan

makanan yang berlangsung menahun (kronik) yng mengakibatkan timbulnya

gangguan keshatan. "Ibu mengerti yang dijelaskan"

2. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi

untuk memenuhi kebutuhan selama kehamilan seperti karbihidrat untuk

memenuhi kebutuhan selama kehamilan seperti karbohidrat berfungsi

sebagai sumber energi bagi tubuh untuk melakukan aktivitas

BAB V

PEMBAHASAN

Dari data subjektif pada kasus Ny “S” umur 16 tahun didapatkan alasan

datang ibu ingin memeriksakan kehamilannya mengaku hamil 12 Minggu anak

pertama dengan keluhan mual,pusing,muntah.


56

Perbandingan hasil praktikum teori tidak memiliki perbedaan dengan hasil

praktikum sebelumnya selanjutnya dari data objektif pada kasus Ny”S”

didapatkan hasil pengukuran lila lengan kiri yaitu 22 em dan perhitungan

kenaikan berat badan sampai usia kehamilan 12 Minggu tunggu yaitu 2 kilo BB

sebelum hamil 40 kilo dan BB sekarang 42 kg.

Analisa data pada kasus tersebut adalah diagnosa kebidanan ny T G1 P0 A0

hamil 12 Minggu dengan kekurangan energi kronik Masalahnya Lila 22 cm

kenaikan berat badan kumulatif tidak sesuai dengan umur kehamilan HB 11,9 GR

sering merasa mual dan pusing

Perencanaan asuhan kebidanan pada kasus geometri adalah memberitahukan

pada ibu hamil pemeriksaan yang dilakukan keadaan umum baik kesadaran

composmentis TD:91/64 mmhg R 22x/m N 82x/m T 36,5 c memberitahu ibu

bahwa dari hasil pemeriksaan ibu mengalami kekurangan energi kronik (KEK)

Untuk itu ibu dianjurkan mengkonsumsi makan makanan yang bergizi untuk

memenuhi kebutuhan selama kehamilan seperti karbohidrat berfungsi sebagai

sumber energi bagi tubuh untuk melakukan aktivitas Karena bila tidak diatasi di

mana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahan

kronis yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif

atau absolut satu atau lebih zat gizi Kekurangan gizi ikut disebabkan oleh tidak

mengkonsumsi akanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dari

segi kandungan gizi untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan

alori dan protein yang cukup atau juga bisa disebabkan menderita muntaber atau

penyakit kronis lainnya. Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak
57

terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang

dilahirkan. Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan masalah gizi yang

disebabkan karena kekurangan asupan makanan dan waktu yang cukup lama. Ibu

hamil dengan resiko cake dapat mengganggu tumbuh kembang janin yaitu

pertumbuhan fisik stunting otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit

menular di usia dewasa oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi yang dilakukan sejak periode

kehamilan dapat mencegah terjadinya berbagai masalah gizi pada saat balita

terutama stunting (F.Hayat 2021) Keadaan ibu hamil yang mengalami kekurangan

gizi yang berlangsung lama menahan dan ditandai dengan ukuran lingkar lengan

atas ibu hamil kurang dari 23,5 cm ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih

banyak dibandingkan saat tidak hamil hal ini disebabkan oleh zat-zat gizi yang

dikonsumsi digunakan untuk ibu dan janin dapat kek pada ibu hamil adalah

mempunyai risiko lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR mengalami kematian

saat persalinan pendarahan pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah

mengalami gangguan kesehatan (B.Abadi,2020),

Memberitahu ibu tentang dampak dari kepada ibu antara lain anemia

perdarahan berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit

infeksi sehingga akan meningkatkan kematian ibu dampak pada proses persalinan

antara lain persalinan sulit dan lama persalinan prematur sebelum waktunya

pendarahan postpartum serta persalinan dengan tindakan operasi sesar cenderung

meningkat dan dampak bagi janin antara lain menimbulkan keguguran abortus

bayi lahir mati kematian neonatal cacat bawaan asfiksia intrapartum lahir dengan
58

berat badan rendah atau BBLR. Dampak fisik pada ibu hamil adalah mempunyai

risiko lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR mengalami kematian saat

persalinan pendarahan pasca persalinan yang menginginkan norma dan mudah

mengalami gangguan kesehatan.

Kurang energi kronis atau (KEK) merupakan salah satu masalah kurang pn

yang sering terjadi pada wanita hamil yang disebabkan oleh kekurangan energi

dan jangka waktu yang cukup lama keadaan gizi ibu hamil dipengaruhi alch

ketidakseimbangan asupan zat gizi pernah tidaknya menderita penyakit infeksi

dan keadaan sosial ekonomi ibu hamil memerlukan tambahan zat gizi untuk

pertumbuhan janin plasenta dan organ atau jaringan lainnya ibu hamil

memerlukan tambahan energi rata-rata 200 kilo per hari untuk itu ibu hamil barus

menambah asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selain itu ibu

hamil harus menempatkan pola konsumsi yang baik agar kebutuhan zat gizi

selama kehamilan terpenuhi dan terhindar dari resiko kekurangan gizi

(W.Septiani,2021)

Pemenuhan gizi ini sebagai upaya mencegah penyebab aki ibu hamil yang

mengalami kek jika Lila kurang dari 23,5 cm ibu hamil dengan resiko

meningkatkan kesakitan dan kematian maternal dan beresiko melahirkan bayi bayi

baru lahir atau BBLR serta mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran

pada fungsi intelektual dan mempunyai resiko kematian (Misnawati 2021). Belum

dilakukan pada nyonya teh karena masih mengikuti petunjuk teknis pemberian

makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronik atau cake dengan
59

prinsip pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi

ibu hamil sehingga ibu hamil tidak lagi berada dalam kategori kurang energi

kronik atau sesuaidengan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA).

Jadi menurut pendapat saya terdapat Ny "S" dengan keluhan pusing dan

mual lalu dengan lila <23,5% cm sebaiknya perlu diberikan KIE dan gizi sembang

untuk pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil KEK

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny "S" hamil 12 minggu

G1P0A0,dengan faktor resiko Kurang Energi Kronik (KEK) di Puskesmas

Sako Palembang Tahun 2022, maka dapat disimpulkan:


60

1. Dari data subjek didapatkan nama Ny "S", umur 16 tahun, alasan datang

ibu ke Puskesmas Sako Palembang ingin memeriksakan kehamilannya

Mengaku hamil 12 minggu anak ke-1 dan sering mual dan pusing. Dari data

objekif pengukuran LII.A 22 cm, BB saat ini 42 kg dan sebelum hamil 40

kg, hanya mengalami kenaikan 2 kg pada usia kehamilan 12 minggu.

2. Diagnosa aktual pada Ny "S" adalah Ny S G1P0A0, hamil 12 minggu

dengan faktor risiko Kurang Energi Kronik (KEK)

3. Rencana asuhan yang di berikan pada Ny "S" adalah menjelaskan kepada

ibu hasil pemeriksaan dan memberitahu bahwa ibu hamil mengalami

Kekurangan Energi Kronik (KEK) menjelaskan kepada ibu bahwa berisiko

mengalami KEK karena hasil pengukuran LILA ibu hanya 22 cm,

sementara ukuran LILA yang normal >23,5 cm dan peningkatan berat

badan sampai usia kehamilan 12 minggu hanya 2 kg, menjelaskan kepada

ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, kolaborasi dengan petugas gizi

dalam pmberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dengan faktor

risiko KEK, menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang.

6.2 Saran

6.2.1 Untuk Petugas Kesehatan

Dapat memberikan konseling kepada ibu hamil untuk melakukan Antenatal

Care secara rutin, melakukan pemantauan status gizi pada ibu hamil,
61

memberikan penyuuhan tentang KEK pada ibu hamil dan memberikan

PMT kepada ibu hamil yang LILA nya <23,5 cm karena berisiko

mengalami KEK

6.2.2 Untuk Institusi Pendidikan

Dapat memberikan motivasi dan dukungan kepada mahasiswa dalam

melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan faktor risiko KEK

6.2.3 Untuk Mahasiswa

Dapat mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapatkan di perkuliahan

secara teori dalam bentuk nyata yang berhadapan langsung dengan ibu

hamil dengan faktor risiko mengalami KEK

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (2020). Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Tahun 2020. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020,

3, 103-111.

Jannah, M. (2018) hubungan akufitas fisik dan pantangan makanan dengan


62

kejadian kekurangan energi kronik (kek) pada thu hamil di puskesmas

anggaberi kecamatan anggabert kabupaten konawe 151(2). 10.17

Aprilia, 1 N. (2020) Effects of Adolescent Pregnancy on the Occurrence of

Anemia and KEK in Pregnant Women. Juni, 12(1), 554-559

https://doi.org/10.35816/jiskh v 1012 347

Farid, T (2019). Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi

Kronik (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin. 1(2), 178- 183

Mismawati, Hamidi, MN. S, & Erlinawati (2021) Faktor-faktor Yang

Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rimba Melintang Jurnal Imliah Ilmu

Kesehatan, 1(1), 85-92

Putra, M. G. S, & Dewi, M (2020). Faktor Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)

pada Ibu Hamil di Cikembar Kabupaten Sukabumi, Arteri Jurnal Ilmu

Kesehatan, 1(4), 319-332. https://doi.org/10.37148/arteri.v114.113

Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2019) Peran Dukungan Suami

Dan Faktor Lainya Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Gizi Olch Ibu Hamil

Dengan Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Laboratorium Penelitian Dan

Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmast Universitas

Mualawarman Samarinda, Kalimantan Timur, 5(April), 5-24

Zaman, M K (2021) Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas (Journal of

Community Health Service) Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas,


63

01(1), 20-31. https://jurnal.htp.ac.id/index.php ipkk article view 716 309

Kamtini Desilin (2020). Bina husada.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Laporan Kinerja Kementrian

Kesehatan Tahun 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2021, 1-224

Kementerian Kesehatan RI (2018). Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat

Tahun 2017 1-65 Kementerian Kesehatan RI http://www.kesmas kemkes go

id/assets/upload/dir 60248a365b4cele files Lapo ran-Kinerja Ditjen-Kesmas

Tahun-2017 edit-29-Jan-18 1025.pd

Rohani, Nurbaity, Emildasri, Y (2021) buku ajar asuhan kebidanan kehamilan

(rahmanabdul (ed)) yayasan pendidikan dan sosial Indonesia maju.

Rosmawati, D. T (2017) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi

Kehamilan dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Kehamilan

di Kota Yogyakarta Takun 2017

Walyanil lisabethSiwi. (2020) Asuhan kebidanan pada kehamilan.

Pustakabarupress.

Anda mungkin juga menyukai