Oleh :
MEGA PRASASTI
NIM 2182B1207
Asuhan pada :
Hari/ Tanggal :
(Mega Prasasti)
NIM. 2182B1207
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan
(Bd. Devy Putri Nursanti, SST., M.Kes) (Dhaniar Ristiyanti, S.St.Keb, SKM)
NIDN.079128601
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
Asuhan kebidanan holistic pada remaja. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan kebidaanan holistic ini masih banyak kekuarangan. Oleh karena itu, diharapkan
Mega Prasasti
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ vii
DAFTAR BAGAN
DAFTAR SINGKATAN
AR : Antiretroviral
BB : Berat Badan
HB : Hemoglobin
TB : Tingggi Badan
TBC : Tuberculosis
kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
Anemia merupakan salah satu masalah Gizi di Indonesia, Anemia adalah suatu
keadan kadar hemoglobin (HB) di dalam tubu lebih rendah dari pada nilai normal
untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Penyebab anemia pada
Defisiensi Fe. Anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi sehingga
pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu adalah
Saat ini Indonesia mempunyai tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu
stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Data
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 25,7% remaja usia 13-15 tahun dan 26,9%
remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Selain itu
terdapat 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan
1
2
(UNICEF) pada tahun 2017, ditemukan adanya perubahan pola makan dan aktivitas
fisik pada remaja. Sebagian besar remaja menggunakan waktu luang mereka untuk
kegiatan tidak aktif, sepertiga remaja makan cemilan buatan pabrik atau makanan
olahan, sedangkan sepertiga lainnya rutin mengonsumsi kue basah, roti basah,
tinggi, yaitu sebesar 22,7%. Anemia pada remaja putri berdampak jangka panjang
baik pada dirinya maupun pada anaknya. Sebagai perempuan nantinya akan hamil
dan memiliki anak, pada masa kehamilan ini, remaja yang sudah menderita anemia
dapat mengalami anemia yang lebih parah saat hamil karena kebutuhan gizi saat
salah satunya, karena setiap bulan perempuan mengalami menstruasi yang secara
otomatis mengeluarkan darah sehingga kebutuhan zat besi pada perempuan lebih
semula. Bagi remaja putri yang mengalami anemia masalah anemia akan terus
Anemia itu sendiri terbagi menjadi anemia ringan, sedang dan berat. Jika
masalah kesehatan dimasa yang akan datang, Oleh sebab itu diperlukan kerjasama
antara pihak sekolah dan fasilitas kesehatan untuk penaggulangan anemia tersebut
dengan cara memberikan tablet tambah darah pada remaja putri terlebih pada saat
anemia pada remaja putri untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang
Penyuluhan gizi diberikan pada remaja putri di desa dengan harapan dapat
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang asupan protein zat besi dan
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
5
6
2.1.2.1 Pengertian
(a) Pertumbuhan
(b) Perkembangan
2018). :
1) Perkembangan Sosial
kelamin
3) Pengendalian Emosi
situasinya.
4) Perkembangan Emosi
aktivitas khusus
remaja.
dengan tumbuhkembangnya.
10
berubah ubah).
hubungan seksual).
kekurangan sel darah merah yang sehatatau ketika sel darah merah
terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini
hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan
pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat
sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh
5) Anemia hemolitik
dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi
(Briawan, D. 2013).
terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang
8) Thalasemia
satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama (Briawan,
D. 2013).
2015).
2.2.4 Diagnosis
2.2.5 Klasifikasi
2) Menurut WHO
besi, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa
mengalami perdarahan.
‘pabriknya’ langsung.
2015).
2.2.6 Pengobatan
diderita pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa
berbahaya bagi anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan
adalah:
2015).
17
pengangkatan limpa.
Mustika, 2015).
Mustika, 2015).
2.2.7 Pencegahan
buahan
2.2.8 Komplikasi
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
(Khoirunisa, 2016).
20
2) Suplementasi TTD
lain:
4) Kecacingan
5) Malaria
2016).
6) Tuberkulosis (TBC)
7) HIV/AIDS
Indonesia.
22
dengancara:
dianut
pendidikan.
anemia.
b. Tanda-tandavital
anemia.
wajah.
putting.
abnormal.
varices.
adalah:
(2) Masalah
26
(3) Kebutuhan
5) Intervensi
kesehatan dan disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
6) Implementasi
kesehatan pasiennya.
7) Evaluasi
meningkat
29
(1) Subjektif
(2) Objektif
8) Analisa
(Ernawai, 2019).
9) Penatalaksanaan
(Briawan, D. 2013).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : ±1.000.000
Pasien mengatakan merasa lemas, sering capek dan pusing sejak 2 minggu
31
32
c. Lama :7 hari
√ Warna bening
Berbau Gatal
a. Pola Nutrisi : Makan 3x/hari, dengan nasi, lauk tidak suka sayur, minum
c. Pola istirahat tidur : Tidur malam ±6-7 jam/Hari, Tidur siang ±1-2
jam/hari
aktivitas berat
f. Perilaku Kesehatan
Jamu : Ya √ Tidak
Rokok : Ya √ Tidak
Alkohol : Ya √ Tidak
g. Personal Hygiene
a. Kesadaran : Lemah
b. TD : 90/60 mmHg
c. Suhu : 36,7o C
d. Nadi : 80 x/menit
e. RR : 20 x/menit
f. BB : 45,22 Kg
h. TB : 154 Cm
i. LILA : 24 Cm
a. Kepala
b. Muka : Pucat
Kebersihan : √ Ya Tidak
Tdk
Ronchi Wheezing
Meteorismus √ Tidak
Varises: Ya √ Tidak
36
- Hb : 9,7 gr/dl
a) Pemberian tablet Fe
3.6 . INTERVENSI
3.7 . PENATALAKSANAAN
Diagnosa Penatalaksanaan
Nn.C usia 16 tahun a) Memberi informasi hasil pemeriksaan pada
dengan Anemia ringan pasien dan orang tua wali seperti : TD : 90/60
mmHg, BB : 45,22 kg, S : 36,7°C, Hb : 9,7 gr/dl
b) Menjelaskan apa itu anemia dan penyebabnya.
Anemia yakni kondisi ketika tumbuh
kekurangan sel darah merah yang ketika sel
darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Sedangkan anemia disebabkan oleh kekurangan
zat besi.
c) Menjelaskan dampak kekurangan zat besi untuk
remaja yakni dampak negatife dari kekurangan
zat besi berpengaruh terhadap optimalisasi
pertumbuhan dan perkembangan anak
remaja,organ tubuh tidak cukup oksigen
sehingga menurukan prestasi belajar karena rasa
cepat lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat
berkonsetrasi.
d) Menganjurkan pasien mengonsumsi makanan
yang mengandung zat besi seperti jeroan hati,
serta sayuran hijau terutama daun kelor, dan
menganjurkan minum air jeruk untuk membantu
penyerapan zat besi dengan mudah.
e) Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
untuk mengurangi rasa lemah
f) Memberikan terapi tablet tambah darah (Fe)
dengan dosis 1x1 yang diberikan sebanyak 30
tablet
g) Menganjurkan pasien untuk control ulang 2
minggu lagi pada tanggal 28 Januari 2022 untuk
cek ulang Hb
39
3.8 EVALUASI
Tanggal : 14 Januari 2022 Jam : 11.05 WIB
Subyektif Obyektif Assestment Planning
mata terdapat
konjungtiva
labolatorium
yang dilakukan
pada tanggal 14
Januari 2022
yakni Hb : 9,7
gr/dl, tablet Fe
sudah diberikan.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
ringan di Puskesmas NAILAN pada Januari 2022, penulis akan membahas dan
menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tinjauan kasus untuk melihat
anemia ringan. Pada pembahasan ini penulis juga membandingkan teori-teori yang
ada dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada Nn.C 16 tahun dengan
anemia ringan.
Anemia adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan sel darah merah dan
menurunnya hemoglobin kurang dari 12 gr/dl. Dimana angka normal Hb yaitu ≥12 gr/dl
Januari 2022, Nn.C dengan Hb 9,7 gr/dl yang dimana dibawah rata-rata. Angka tersebut
tergolong anemia ringan sebab berdasarkan (Ernawati 2019), anemia ringan di angka 8-
99=,9 gr/dl.
Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala letih, sering mengantuk, malaise,
pusing, lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat, membran mukosa pucat (misal,
konjungtiva), bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah, (cakrawati,
gejala anemia dari data Subyektif dimana Nn.C mengatakan merasa lemas, sering
capek dan pusing. Sedangkan pada pemeriksaan Objektif juga ditemukan tanda-
40
41
tanda anemia pada Nn.C dimana konjungtiva pucat, pemeriksaan penunjang (Hb)
yang dilakukakn 14 Januari 2022 didapatkan hasil kadar hemoglobin 9,7 gr/dl.
menyatakan bahwa anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya mineral Fe (Cakrawati, dkk 2012). Anemia defisiensi zat besi pada
wanita bisa disebabkan oleh penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk
defisiensi nutrisi (Ernawati, 2019). Pemenuhan kebutuhan zat besi dapat diperoleh
dari konsumsi makanan seperti hati, daging, telur, beras, sayuran hijau (bayam,
Pada kasus Nn.C dengan anemia ringan bila tidak segera ditangani akan terjadi
anemia sedang tetapi dalam kasus ini tidak ditemukan terjadinya diagnosa
paien tidak lagi mengalami anemia ringan dan kadar Hb-nya dapat meningkat dari
9.7 gram/dl menjadi minimal 12 gram/dl. Maka dari itu dilakukan control ulang 2
BAB 5
4.1 Kesimpulan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
mengalami anemia ringan yang dikarenakan pada pola nutrisi Nn.C mengatakan
labolatorium Hb didapatkan hasil 9,7 gr/dl dimana angka normal dari Hb (kadar sel
darah merah) yakni ≥ 12 gr/dl. Hal tersebut disebabkan oleh salah satu faktor
Kebidanan pada Nn.C telah diberikan sesuai prosedur penenganan anemia serta
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka ada beberapa saran yang
perlu disampaikan, yaitu:
1) Bagi Remaja
Bagi remaja putri diharapkan untuk dapat meningkatkan kesadaran akan
pengaturan gizi dalam asupan makanan sehari-hari serta memahami makanan
yang dikonsumsi dan meningkatkan kesadaaran akan faktor risiko terjadinya
anemia pada remaja.
43
2) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dan perilaku tentang gizi terhadap kejadian anemia
pada remaja putri namun penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
dan sebagai acuan dalam program – program pelayanan kesehatan bagi remaja
(PKPR) selanjutnya.
3) Bagi Institusi Pendidikan
Perlunya perhatian yang lebih terhadap kejadian anemia pada remaja, sehingga
diperlukan usaha- usaha preventif sebagai contoh adalah penyuluhan kepada
remaja putri mengenai anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Briawan.D. (2013). Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC
Cakrawati., D & Mustika N.H. (2015). Bahan Pangan Gizi Dan Kesehatan. Bandung
: Alfabeta
Jakarta : Kemenkes Ri
Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Di Desa Wonoyoso. Studi Kebidanan
WHO. (2015). Preventing And Managing The Global Epidemic: Technical Report
44