Pemenuhan
Kebutuhan Fitrah Pernikahan adalah akad atau
ikatan antara seorang laki-laki dan
insani perempuan untuk membangun
rumah tangga sebagai suami istri
Ibadah sesuai dengan ketentuan syariat
Islam
Diberi kurnia
Berhak ditolong
Allah SWT
Maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan
yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Maka
apabila kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil
maka nikahilah seorang saja… (TQS. An Nisâ[4]:3)
Demi Allah,sesungguhnya aku orang yang paling takut
diantara kamu kepada Allah, dan aku orang yang paling
takwa diantara kamu kepada Allah, tetapi aku berpuasa dan
aku berbuka, aku shalat dengan bangun di malam hari dan
aku menikahi perempuan. Maka barangsiapa membenci
sunnahku bukanlah ia termasuk umatku (HR. Bukhari dan
Muslim)
Hendaklah kamu menikahi orang-orang sendirian diantaramu dan orang-
orang shalih diantara hambamu laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin,
Allah akan memberi kekayaan kepada mereka dengan karunianya. Allah
Maha luas (karunianya) lagi Maha Mengetahui (TQS. An Nûr[24]:32)
Fungsi Keluarga
Kebahagiaan
PRINSIP BERKELUARGA
•Kebahagiaan material
•Kebahagiaan seksual KRISIS KELUARGA
•Kebahagiaan moral
•Kebahagiaan intelektual disorder
•Kebahagiaan spiritual
Tujuan Berkeluarga
وﻣن ءاﯾﺎﺗﮫ أن ﺧﻠق ﻟﻛم ﻣن أﻧﻔﺳﻛم أزواﺟﺎ ﻟﺗﺳﻛﻧوا إﻟﯾﮭﺎ وﺟﻌل ﺑﯾﻧﻛم ﻣودة ورﺣﻣﺔ
إن ﻓﻲ ذﻟك ﻵﯾﺎت ﻟﻘوم ﯾﺗﻔﻛرون
1. Mewujudkan mawaddah wa rahmah, yakni terjalinnya
cinta kasih dan tergapainya ketentraman hati (Lihat
surat Ar Rûm[30]:21)
ﯾﺎأﯾﮭﺎ اﻟذﯾن ءاﻣﻧوا ﻗوا أﻧﻔﺳﻛم وأھﻠﯾﻛم ﻧﺎرا وﻗودھﺎ اﻟﻧﺎس واﻟﺣﺟﺎرة ﻋﻠﯾﮭﺎ ﻣﻼﺋﻛﺔ
ﯾؤﻣرون ﻏﻼظ ﺷداد ﻻ ﯾﻌﺻون ﷲ ﻣﺎ أﻣرھم وﯾﻔﻌﻠون ﻣﺎ
2. Sebagai sarana dakwah (Lihat surat At Tahrîm[66]:6)
F. Keagamaan
PRINSIP
FUNGSI
TUJUAN
KEBAHAGIAAN
PRINSIP BERKELUARGA
1. Islam memandang pernikahan sebagai “perjanjian yang
berat, setiap orang memiliki hak dan kewajiban (Lihat QS.
An Nisâ[4]:21).
ADA HAK DAN KEWAJIBAN
2. Islam memandang setiap anggota keluarga sebagai
pemimpin dalam kedudukan masing-masing (Lihat HR.
Bukhari dan Muslim)
SEMUA ANGGOTA KELUARGA PEMIMPIN
3. Islam mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga.
Adil dalam arti meletakkan fungsi-fungsi keluarga secara
memadai dengan fungsi keagamaan sebagai dasarnya.
ADIL
Fungsi Keluarga
1. Fungsi reproduksi
2. Fungsi ekonomi
3. Fungsi sosial
4. Fungsi protektif
5. Fungsi rekreatif
6. Fungsi afektif
7. Fungsi edukatif
8. Fungsi relijius
Tujuan Berkeluarga
1. Mewujudkan mawaddah wa rahmah, yakni
terjalinnya cinta kasih dan tergapainya
ketentraman hati (Lihat surat Ar Rûm[30]:21).
2. Melanjutkan keturunan dan menghindari dosa
(Lihat hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban)
3. Mempererat silaturahim
4. Sebagai sarana dakwah (Lihat surat At
Tahrîm[66]:6)
5. Menggapai mardhatillâh (ridha Allah) dan
masuk sorga bersama
Kebahagiaan
1. Kebahagiaan material
2. Kebahagiaan seksual
3. Kebahagiaan moral
4. Kebahagiaan intelektual
5. Kebahagiaan spiritual
6. Kebahagiaan beragama
Bersama
Suami • Taat pada
Istri
•Menjaga iman
•Memperlakukan & taqwa suami
istri dengan
baik (ma’rûf) •Menjaga senantiasa taat pada •Menjaga amanat
Allah SWT (giat ibadah,
sebagai ummun
•Memberi nafkah bermuamalah scr islamiy, giat
warabbatul bait
dakwah, makanan-minuman
halal, menutupaurat,
mendidik anak, berakhlak •Menjaga
•Mendidik Istri mulia seperti syukur, sabar, kehormatan dan
tawakal,memenuhi harta suami
janji,taubat, baik sangka dsb)
•Menjaga •Minta ijin
•Menghindari maksiyat
kehormatan istri untuk
& keluarga •Saling bepergian
mengingatkan
KEWAJIBAN
SUAMI SHALIH
1. Memberi Nafkah
ﺳﺑ َُﮭﺎ َ ًﺳِﻠُم َﻧﻔَﻘَﺔ
ِ َﻋﻠَﻰ أ َْھِﻠِﮫ َوھَُو ﯾَْﺣﺗ َ َإِذَا أَْﻧﻔ
ْ ق اْﻟُﻣ
ًﺻدَﻗَﺔ
َ َُﻛﺎﻧَْت ﻟَﮫ
Apabila seorang muslim memberikan
nafkah kepada keluarganya dengan
mengharap keridloan Allah maka baginya
shodaqoh (HR. Bukhari no. 4932)
ﻋَﻠﻰ ِﻋﯾَﺎِﻟِﮫ َوِدﯾﻧَﺎٌر ﯾ ُْﻧِﻔﻘ ُﮫ ُ اﻟﱠرُﺟُلَ ُ ﺿُل ِدﯾﻧَﺎٍر ﯾ ُْﻧِﻔﻘ ُﮫ ُ اﻟﱠرُﺟُل ِدﯾﻧَﺎٌر ﯾ ُْﻧِﻔﻘ ُﮫ َ أ َْﻓ
? ﻗَﺎَل أ َﺑ ُو
ِ ﺳﺑِﯾِل ا ﱠ َ ﺻَﺣﺎﺑِِﮫ ﻓِﻲ ْ َ ﻋَﻠﻰ أ
َ ُ ? َوِدﯾﻧَﺎٌر ﯾ ُْﻧِﻔﻘ ُﮫِ ﺳﺑِﯾِل ا ﱠَ ﻋَﻠﻰ دَاﺑﱠﺗِِﮫ ﻓِﻲ َ
ﻗَِﻼﺑَﺔَ َوﺑَدَأ َ ﺑِﺎْﻟِﻌﯾَﺎِل
Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang
untuk keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk tunggangannya
di jalan Allah, dan dinar yang diberikan kepada sahabatnya yang
berjuang di jalan Allah. Berkata Abu ‘Aliyah, dimulai dari keluarga
(HR. Muslim no. 1660)
ِإذَا أ َْﻧﻔََق اْﻟُﻣْﺳِﻠُم َﻧﻔَﻘَﺔً َﻋﻠَﻰ أ َْھِﻠِﮫ َوھَُو ﯾَْﺣﺗ َِﺳﺑ َُﮭﺎ
ًﺻدَﻗَﺔ
َ ُ ت ﻟَﮫ ْ َﻛﺎَﻧ
Apabila seorang muslim memberikan nafkah kepada
keluarganya dengan mengharap keridloan Allah maka
baginya shodaqoh (HR. Bukhari no. 4932)
NAFKAH
Makanan Alat
Minuman kecantikan
Dll Kesehatan
2. Menggauli dengan baik (al-’usyroh hasanah)
ّ ِ اْﻟَﻣْرأ َة ُ َﻛﺎﻟ
َ ﺿﻠَﻊِ ِإْن أ َﻗَْﻣﺗََﮭﺎ َﻛ
ﺳْرﺗََﮭﺎ
ت ِﺑَﮭﺎ َوِﻓﯾَﮭﺎ َ ت ِﺑَﮭﺎ اْﺳﺗَْﻣﺗَْﻌ َ َوِإِن اْﺳﺗَْﻣﺗَْﻌ
ج
ٌ ِﻋَو
• Ma’ruf:
– menunaikan hak isteri dengan
jiwa yang baik
– tidak menunggu dituntut
– Saat menunaikannya tidak
menunjukkan ketidaksukaan
6. Melindungi isteri
sebagai kehormatannya
• Sejak menikah, isteri menjadi
kehormatan suami
• Wajib menjaga kehormatannya itu
sekalipun harus mati
َ ﺷِﮭﯾد ٌ َوَﻣْن ﻗ ُِﺗَل د ُوَن ِدﯾِﻧِﮫ َﻓُﮭَو
ٌ ﺷِﮭﯾد َ َﻣْن ﻗ ُِﺗَل د ُوَن َﻣﺎِﻟِﮫ َﻓُﮭَو
ٌ ﺷِﮭﯾد َ ﺷِﮭﯾد ٌ َوَﻣْن ﻗ ُِﺗَل د ُوَن أ َْھِﻠِﮫ َﻓُﮭَو
َ َوَﻣْن ﻗ ُِﺗَل د ُوَن دَِﻣِﮫ َﻓُﮭَو
Barangsiapa dibunuh karena membela hartanya maka ia
syahid, barangsiapa dibunuh karena membela agamanya
maka ia syahid, barangsiapa dibunuh karena membela
isterinya maka ia syahid (HR. Turmudzi no. 1341).
7. Tidak Menyebarkan
Rahasia Isteri
َﻣْﻧِزَﻟﺔً ﯾَْوَم اْﻟِﻘﯾَﺎَﻣِﺔh َ َِإﱠن ِﻣْن أ
ِ ﺷِّر اﻟﻧﱠﺎِس ِﻋْﻧدَ ا ﱠ
ﺿﻲ ِإَﻟْﯾِﮫ ﺛ ُﱠم ﯾَْﻧﺷُُر ِ ﺿﻲ ِإَﻟﻰ اْﻣَرأَِﺗِﮫ َوﺗ ُْﻔ ِ اﻟﱠرُﺟَل ﯾ ُْﻔ
ِﺳﱠرَھﺎ
Sesungguhnya sejelek-jelek manusia di sisi
Allah keududukannya pada hari kiamat
adalah seseorang yang menyebarkan rahasia
isterinya dan isteri yang menyebarkan
rahasia suaminya, kemudian tersiarlah
rahasia tersebut (HR. Muslim no. 2597)
• Bila terjadi nusyuz:
– Nasihat à akan adzab Allah
8. Tidak – Hijr à hanya di rumah, pisah
menghuk ranjang, tidak bicara maksimal
um 3 hari
kecuali – Bila maksiat, perbuatan keji à
secara memukul yang tidak melukai
syar’iy • Tidak boleh menjelek-
(an jelekkan / memburukkan
Nisa:34)
9. Tidak Membencinya
ت َھِذِه اْﻵﯾَﺔ ُ ) َواﻟﱠِذﯾَن ﯾَْﻛِﻧُزوَن َﻋِن اْﺑِن َﻋﺑﱠﺎٍس َﻗﺎَل ﻟَﱠﻣﺎ ﻧََزﻟَ ْ
ﺿﺔَ ( َﻗﺎَل َﻛﺑ َُر ذَِﻟَك َﻋﻠَﻰ اْﻟُﻣْﺳِﻠِﻣﯾَن َﻓَﻘﺎَل ﻋَُﻣُر ب َواْﻟِﻔ ﱠ اﻟذ ﱠَھ َ
˜
ﻲ ا ﱠِ طﻠََق َﻓَﻘﺎَل ﯾَﺎ ﻧَِﺑ ﱠ ج َﻋْﻧﻛُْم َﻓﺎْﻧ َ ﺿﻲ اﻟﻠﱠﮭم َﻋْﻧﮭم أ َﻧَﺎ أ َُﻓِّر ُ َر ِ
ﺻﻠﱠﻰ ˜ َ ﺻَﺣﺎِﺑَك َھِذِه اْﻵﯾَﺔ ُ َﻓَﻘﺎَل َرﺳُوُل ا ﱠ ِ ِإﻧﱠﮫ ُ َﻛﺑ َُر َﻋﻠَﻰ أ َ ْ
ب َﻣﺎ ط ِﯾّ َ ض اﻟﱠزَﻛﺎةَ ِإﱠﻻ ِﻟﯾ ُ َ ˜ ﻟَْم ﯾَْﻔِر ِ ﺳﻠﱠَم ِإﱠن ا ﱠ َ اﻟﻠﱠﮭم َﻋﻠَْﯾِﮫ َو َ
ث ِﻟﺗ َﻛُوَن ِﻟَﻣْن ض اْﻟَﻣَواِرﯾ َ ﻲ ِﻣْن أ َْﻣَواِﻟﻛُْم َوِإﻧﱠَﻣﺎ َﻓَر َ ﺑَِﻘ َ
ﺑَْﻌدَﻛُْم َﻓَﻛﺑﱠَر ﻋَُﻣُر ﺛ ُﱠم َﻗﺎَل ﻟَﮫ ُ أ ََﻻ أ ُْﺧِﺑُرَك ِﺑَﺧْﯾِر َﻣﺎ ﯾَْﻛِﻧُز
ﺳﱠرﺗْﮫ ُ َوِإذَا أ ََﻣَرَھﺎ ظَر ِإﻟَْﯾَﮭﺎ َ ﺻﺎِﻟَﺣﺔ ُ ِإذَا ﻧَ َ اْﻟَﻣْرُء اْﻟَﻣْرأ َة ُ اﻟ ﱠ
ظﺗْﮫ ُ * اد ب َﻋْﻧَﮭﺎ َﺣِﻔ َ طﺎَﻋﺗْﮫ ُ َوِإذَا َﻏﺎ َ أَ َ
ظَرﺻﺎِﻟَﺣﺔ ُ ِإذَا ﻧَ َ أ ََﻻ أ ُْﺧِﺑُرَك ِﺑَﺧْﯾِر َﻣﺎ ﯾَْﻛِﻧُز اْﻟَﻣْرُء اْﻟَﻣْرأ َة ُ اﻟ ﱠ
ظﺗْﮫ ُب َﻋْﻧَﮭﺎ َﺣِﻔ َ طﺎَﻋﺗْﮫ ُ َوِإذَا َﻏﺎ َ ﺳﱠرﺗْﮫ ُ َوِإذَا أ ََﻣَرَھﺎ أ َ َ ِإﻟَْﯾَﮭﺎ َ
Maukah engkau aku beri tahu
sesuatu yang (paling berguna)
ditimbun oleh seseorang, wanita
shalihah apabila ia (suami)
memandangnya ia (isteri)
menjadikannya senang, apabila
memerintahkannya ia pun
mentaatinya, dan apabila ia tidak
ada maka ia (isteri) menjaganya
(HR. Abu Daud, no. 1417)
3. MENGURUS RUMAH , MENJAGA
DIRINYA DAN HARTA SUAMINYA
ﻛُﻠﱡﻛُْم َراعٍ َوﻛُﻠﱡﻛُْم َﻣْﺳﺋ ُوٌل َﻓﺎ ْ ِﻹَﻣﺎُم َراعٍ َوھَُو َﻣْﺳﺋ ُوٌل
َواﻟﱠرُﺟُل َراعٍ َﻋﻠَﻰ أ َْھِﻠِﮫ َوھَُو َﻣْﺳﺋ ُوٌل َواْﻟَﻣْرأ َة ُ َراِﻋﯾَﺔ ٌ َﻋﻠَﻰ
َ ﻲ َﻣْﺳﺋ ُوﻟَﺔ ٌ َواْﻟﻌَْﺑد ُ َراعٍ َﻋﻠَﻰ َﻣﺎِل
ﺳ ِﯾِّدِه َ ت َزْوِﺟَﮭﺎ َوِھ ِ ﺑَْﯾ
* َوھَُو َﻣْﺳﺋ ُوٌل أ ََﻻ َﻓﻛُﻠﱡﻛُْم َراعٍ َوﻛُﻠﱡﻛُْم َﻣْﺳﺋ ُوٌل
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan
dimintai pertanggungjawaban. Imam adalah
pemimpin, dia dimintai pertanggungjawaban. Suami
adalah pemimpin bagi keluarganya, ia dimintai
pertanggungjawaban. Isteri adalah pemimpin di
rumah suaminya, ia dimintai pertanggungjawaban.
Hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya,
ia dimintai pertanggungjawaban. Jadi, setiap kalian
adalah pemimpin, dan setiap kalian dimintai
pertanggungjawaban (HR. Bukhari, no. 4789)
4. MEMBANTU SUAMI MENGGAPAI
AKHIRAT