Anda di halaman 1dari 2

BAHASA INDONESIA

Judul proposal : Analisis Distribusi dan Kebutuhan Ruang Hijau di DKI Jakarta

Pihak penyusun : Hariyanto

Tertuju : Kebahasaan

Fitur Kebahasaan Kutipan Teks


Pernyataan argumentatif Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai salah satu
kota metropolitan di dunia dengan jumlah
penduduk sekitar sepuluh juta jiwa pada tahun
1998, mengalami perkembangan penduduk dan
perluasan wilayah urban yang cukup tinggi mulai
dekade 1950-an dan sejak pertengahan dekade
1980-an perkembangannya sangat pesat.
Pernyataan persuasif Meningkatnya laju tekanan penduduk terhadap
ruang dan perkembangan sektor
industri, transportasi, perdagangan dan jasa di
wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
menyebabkan berbagai macam fenomena.
Kata-kata teknis Mengetahui pola distribusi ruang terbuka hijau
eksisting (RTHE) dan ruang hijau actual.
Kata kerja tindakan Beberapa tindakan yang telah dilakukan antara lain
melalui Gerakan Penghijauan Kota dan Gerakan
Penanaman Sejuta Pohon.
Kata kerja pendefinisian kebutuhan teoritis ruang hijau merupakan
kebutuhan ruang hijau yang diperoleh dari
perhitungan matematis atas parameter jumlah
penduduk menurut standar perencanaan kota.
Kata perincian Berdasarkan hal tersebut, maka dihipotesakan
bahwa persebaran jumlah dan luas eksisting RH
makin ke arah pusat kota semakin berkurang,
sementara kebutuhan RH akan makin meningkat.
Hal tersebut pada gilirannya mengakibatkan makin
ke arah pusat kota, perbedaan kebutuhan dan
ketersedian RH semakin besar, dimana daerah
pusat kota memiliki kebutuhan ruang hijau yang
lebih besar di daerah pinggiran kota.
Kata keakanan Rencana Umum Tata Ruang DKI Jakarta (1985-
2005) secara tegas menyebutkan tujuan, sasaran,
kebijaksanaan dan langkah-langkah pengembangan
ruang terbika hijau (RTH),namun tidak secara tegas
menetapkan berapa kebutuhan RH dan
pengalokasiannya secara spasial pada tiap
kecamatan. Pengembangan RH sebagai bagian
integral pembangunan tata ruang untuk
menanggulangi dan mereduksi degradasi
lingkungan fisik kota menghadapi berbagai
kendala, antara lain menyangkut koordinasi antar
instansi terkait yang masih lemah, kesadaran dan
partisipasi masyarakat kota yang kurang kondusif,
kepastian hukum yang kurang mendukung dan
keterbatasan data RH eksisting, disamping
keterbatasan Pemda menyediakan tanah untuk RH.

Anda mungkin juga menyukai