Disusun Oleh:
1. IRA
2. KARMILAWATI
3. REZKY AMALIA
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AR-RISALAH INHIL
RIAU TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Evaluasi
Pendidikan" dengan tepat waktu.
Makalah di susun untuk memenuhi tugas Mata kuliah “Evaluasi
Pendidikan‟‟. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan Evaluasi
Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sudino, M.Pd selaku
Dosen pengampu Mata kuliah Evaluasi pendidikan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................................1
BAB II.PEMBAHASAN
1. Menganalisis Kualitas Soal..........................................................................5
2. Penilaian Keterampilan................................................................................9
BAB III.PENUTUP
A.Kesimpulan.................................................................................................15
B.Saran............................................................................................................16
Daftar Pustaka..............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai dunia pendidikan dan problematika yang ada
didalamnya memang tak akan ada habisnya. Permasalahan dalam dunia
pendidikan memang beragam seperti rendahnya kualitas sarana fisik misalnya
banyak gedung sekolah yang rusak, rendahnya kualitas guru, rendahnya
kesejahteraan guru,rendahnya prestasi siswa,kurangnya pemerataan
pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,mahalnya
biaya pendidikan dan lain sebagainya. Setiap pendidikan itu mempunyai
konsep,metode masing-masing yang mempunyai keunggulan dan kelemahan
tersendiri. Konsep-konsep tersebut dirumuskan berdasarkan situasi dan
kondisi yang ada dalam suatu wilayah menyesuaikan dengan kebutuhan
zaman yang terus berkembang. Dalam setiap negara mempunyai sistem
pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dari negara itu. sistem
pendidikan dalam masing-masing negara mempunyai ciri khas tersendiri yang
menunjukan karakter, aspirasi dan ide-ide dari negara tersebut. Karena
keunikan sistem pendidikan dari masing-masing negara itu, menjadi hal yang
menarik jika kita bahas, peneliti mencoba membandingkan dengan sistem
pendidikan di Indonesia sebagai bahan acuan yang mungkin bisa diambil
sehingga kedepannya pendidikan di Indonesia semakin maju dan tentunya
dengan mengambil metode yang sesuai dengan kepribadian, karakter dan
tujuan nasional pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan masalah
a) Menganalisis kualitas soal
b) penilaian keterampilan
C. Tujuan
a) Dapat memahami isi makalah
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Analisis Kualitas Butir Soal
1. Pengertian Analisis Kualitas Butir Soal Suharsimi Arikunto menyatakan
bahwa analisis kualitas tes merupakan kegiatan untuk mengkaji soal pada
setiap item atau butirnya guna mengetahui kualitas dari setiap butir soal
tersebut. Analisis kualitas butir soal adalah suatu prosedur yang sistematis,
yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap
butir tes yang kita susun. Sumarna Surapranata mengemukakan bahwa
analisis kualitas soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah
soal.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis kualitas butir soal
merupakan kegiatan menganalisis tiap-tiap butir soal secara mendetail
menggunakan metode pengujian tertentu.
2. Menurut Daryanto, analisis kualitas butir soal adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi soal-soal baik, kurang baik dan soal jelek dan
memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan. Menurut Nitko, kegiatan
menganalisis kualitas butir soal merupakan kegiatan yang harus dilakukan
pendidik untuk meningkatkan mutu soal yang telah 18 Suharsimi Arikunto,
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta, 2013 hal
220 19 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi
Hasil Tes, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal 1 20 Daryanto,
Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal 179 11 12 ditulis.
Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan
informasi dari jawaban peserta didik untuk membuat keputusan tentang setiap
penilaian. Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
analisis kualitas butir soal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengkaji dan mengidentifikasi setiap butir soal guna mengetahui kualitas
setiap butir soal tersebut. Hasil dari proses mengkaji dan mengidentifikasi
soal dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada
setiap butir soal.
3. Tujuan dan Manfaat Analisis Kualitas Butir Soal Tujuan utama analisis
kualitas butir soal dalam sebuah tes yang dibuat pendidik adalah untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau pembelajaran.22
Berdasarkan tujuan ini maka kegiatan analisis kualitas butir soal memiliki
banyak manfaat, diantaranya: a. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal
sesuai dengan yang diharapkan. b. Memberi masukan kepada peserta didik
tentang kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas. c.
Memberi masukan kepada pendidik tentang kesulitan kepada peserta didik.
21 Wahidmurni, dkk, Op.Cit, hal 117 22 Ibid, hal 118 13 d. Memberi
masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum. e. Merevisi
materi yang dinilai atau diukur. f. Meningkatkan keterampilan penulisan
soal.23 Kusaeri dan Suprananto juga mengemukakan beberapa manfaat yang
diperoleh pendidik dalam melakukan kegiatan analisis kualitas butir soal.
Manfaat tersebut antara lain: a. Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak
berfungsi dengan baik b. Meningkatkan butir soal melalui tiga komponen
analisis yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh soal c. Merevisi
soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan, ditandai dengan
banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.24
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa kegiatan menganalisis
kualitas butir soal sangat perlu dilakukan oleh pendidik. Kegiatan ini dapat
memberikan informasi kepada pendidik mengenai kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada butir soal sehingga pendidik dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas butir soal yang akan diujikan.
2. Validitas Empiris
Mengandung arti kata pengalaman. Sebuah instrument
dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah di uji dengan
pengalaman. Sebagai contoh, seseorang dapat diakui jujur oleh
masyarakat lain apabila dalam pengalaman dia diakui memang
jujur.Pada Validitas empiris terdiri dari dua cara yang dilakukan untuk
mengujinya sehingga dia menjadi valid.
Pengujian itu dilakuakn dengan membandingkan kondisi instrumen
yang bersangkutan dengan suatu ukuran. Kriteria yang digunakan
adalah :
a) Validitas Konkuren
Disebut juga dengan validitas “yang ada sekarang „tetapi lebih
dikenal dengan validitas empiris. Sebuah instrument dikatakan memiliki
validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah
:sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan, dimana dalam hal ini hasil
tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai
hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah
ada.
Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu
alat pembanding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
Contoh : seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun
sudah valid atau belum. Untuk ini perlu sebuah kreteria masa lalu yang
datanya sekarang dimiliki. Misalnya nilai ulangan harian atau nilai
semester yang lalu.
b) Validitas prediksi
Prediksi artinya meramal. Dengan meramal selalu mengenai hal
yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk
meramalkan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Misalnya tes
masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan dapat
meramalkan keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah di masa yang
akan datang. Calon yang tersaring berdasarkan hasil tes diharapkan
mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan mengikuti kuliah. Jika nilai
tesnya tinggi tentu menjamin keberhasilan kelak. Sebaliknya seorang
calon dikatakan tidak lulus tes karena memiliki nilai tes yang rendah jadi
diperkirakan akan tidak mampu mengikuti perkuliahan yang akan datang.
a. Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang
diperoleh setelah peserta tes mengikuti pelajaran diperguruan tinggi. Jika
ternyata siapa yang memiliki nilai tes lebih tinggi gagal dalam ujian
semester I dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah
maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki validitas.
3. TINGKAT KESUKARAN
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha pemecahannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena diluar jangkauannya.
Seorang akan menjadi hafal akan kebiasaan gurunya dalam pembuatan
soal. Dengan kebiasaaan ini maka siswa akan belajar giat untuk menghadapi
ulangan dengan guru yang terbiasa memberikan soal sukar, sedangkan siswa
akan malas belajar bila akan ujian dengan guru yang terbiasa dengan soal
ulangan yang mudah-mudah.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
dengan indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal
dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan kalau soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks
kesukaran butir yang baik berkisar antara 0,3-0,7 paling baik pada 0,5.
Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P singkatan
ari proporsi. Dengan demikian maka soal dengan P = 0,70 lebih mudah jika
dibandingkan dengan P = 0,20. sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar
daripada soal dengan P = 0,80.
Rumusan mencari indeks kesukaran menurut Daryanto (2005,180) adalah :
Dimana :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
a) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas
proses mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian praktek lebih mengacu
kepada skiil nyata secara langsung dari peserta didik untuk mendapatkan
gambaran capaian dari pengetahuan yang diperolehnya.
Penilaian
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn termasuk
perumusan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. IPK
dikembangkan menjadi indikator soal yang diperlukan untuk penyusunan
instrumen penilaian. Indikator soal merupakan rambu-rambu dalam penyusunan
butir soal atau tugas.
Pelaksanaan penilaian sikap meliputi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial.
1. Sikap Spiritual
2. Sikap Sosial
Pencatatan pada jurnal tidak hanya sikap yang sangat baik atau
kurang baik saja, tetapi juga perubahan sikap dari kurang baik menjadi baik
atau sangat baik. Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik
dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada
peserta didik yang bersangkutan.
Penilaian Kinerja
Pelaksanaan Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu
mata pelajaran atau lintas mata pelajaran. Langkah pelaksanaan penilaian proyek:
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA