e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
(1vanaja17001@mail.unpad.ac.id, 2nurliana.cipta.apsari@unpad.ac.id)
ABSTRAK
Orang dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda adalah individu yang memiliki kesempatan sama dalam hal
aksesibilitas di masyarakat. Salah satu aksesibilitas yang penting bagi orang dengan disabilitas fisik pengguna
kursi roda adalah aksesibilitas pada fasilitas bangunan publik. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas
kondisi aksesibilitas pada bangunan publik bagi orang dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda di berbagai
negara di dunia. Penulisan ini menggunakan metode studi literature. Studi literatur yang akan digunakan
dalam tulisan ini akan disesuaikan dengan tujuan dari tulisan ini yaitu untuk melihat gambaran secara umum
mengenai kondisi fasilitas publik bagi pengguna kursi roda di beberapa negara. Hasil pembahasan literatur
menunjukkan bahwa pada setiap fasilitas publik di berbagai negara sudah memiliki aksesibilitas bagi orang
dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda. Namun sayangnya, mereka tidak dapat menikmatinya secara
penuh karena penyediaannya belum maksimal, hal ini menunjukan bahwa aksesibilitas pada fasilitas bangunan
publik di berbagai negara hanya beberapa jenis fasilitas saja yang aksesibel yang dapat mereka nikmati, hal
ini karena ketersediaan fasilitas yang aksesibel rata-rata belum secara merata sudah terpenuhi.
Kata Kunci: Orang Dengan Disabilitas Fisik, Pengguna Kursi Roda, Aksesibilitas, Fasilitas Publik
ABSTRACT
People with physical disabilities who use wheelchairs are individuals who have equal opportunities in terms of
accessibility in society. One of the important accessibility for people with physical disabilities who use
wheelchairs is accessibility to public building facilities. Therefore, this paper will discuss accessibility conditions
in public buildings for people with physical disabilities using wheelchairs in various countries in the world. This
writing uses a literature study method. The literature study that will be used in this paper will be adjusted to
the purpose of this paper, namely to see a general picture of the condition of public facilities for wheelchair
users in several countries. The results of the literature discussion show that every public facility in various
countries already has accessibility for people with physical disabilities who use wheelchairs. But unfortunately,
they cannot fully enjoy it because the provision has not been maximized, this shows that the accessibility of
public building facilities in various countries is only a few types of accessible facilities that they can enjoy, this
is because the availability of accessible facilities on average is not yet adequate, evenly met.
K eyw ords: Physical Disability, Wheelchair User, Accessibility, Public Building Facility
PENDAHULUAN
Sebagai individu pada umumnya, orang aksesibilitas bagi orang dengan disabilitas oleh
dengan disabilitas memiliki kesempatan yang CRPD disebutkan di dalam pasal nomor
sama dalam penyediaan aksesibilitas, di segala sembilan. Pasal tersebut berbunyi:
aspek kehidupan sesuai dengan kebutuhannya. "to enable persons with disability to live
Integrasi mengenai beberapa perspektif independently and participate fully
tentang sekuel disabilitas, Convention on the in all aspects of life, States parties shall
Rights of Persons with Disabilities (CRPD) take appropriate measures to ensure
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) to persons with disabilities access, on an
menyediakan kesempatan ini. Berbicara equal basis with others, to the physical
mengenai aksesibilitas, pada tahun 2011 aspek environment, to transportation, to
406
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
407
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
didefinisikan sebagai ketidakmampuan dengan tujuan dari tulisan ini yaitu untuk
anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya melihat gambaran secara umum mengenai
yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan kondisi fasilitas publik bagi pengguna kursi
anggota tubuh untuk menjalankan fungsi roda di beberapa negara. Negara-negara yang
secara normal yang dapat disebabkan oleh menjadi gambaran umum pada tulisan ini
luka, penyakit, maupun pertumbuhan yang adalah negara-negara yang berada di benua
tidak sempurna (Effendi, 2008:114). Asia, Amerika, Eropa, dan juga Afrika.
Salah satu bentuk bantuan bagi orang Literatur didapatkan melalui jurnal, tulisan
dengan disabilitas disabilitas fisik adalah berisikan informasi kredibel secara daring.
dengan menggunakan kursi roda. Kursi roda
(wheelchair) merupakan alat yang digunakan PEMBAHASAN
oleh orang dengan disabilitas fisik, pasien Penyandang Disabilitas
rumah sakit yang tidak diperbolehkan untuk Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016
melakukan banyak aktivitas fisik, orang tua, tentang Penyandang Disabilitas sebagai setiap
lanjut usia, dan orang-orang yang memiliki orang yang mengalami keterbatasan fisik,
resiko tinggi untuk terluka bila berjalan sendiri intelektual, mental dan/atau sensorik dalam
untuk meningkatkan kemampuan mobilitasnya jangka waktu lama yang dalam berinteraksi
(Wakhid, dalam Pradita et. al, 2018:54). dengan lingkungan dapat mengalami
Bagi pengguna kursi roda, lingkungan hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
fisik sering menjadi faktor yang penting untuk secara penuh dan efektif dengan warga negara
menentukan kemampuan mereka di lainnya berdasarkan kesamaan hak.
masyarakat. Integrasi dari individu pengguna Berdasarkan Undang-Undang yang sama, jenis
kursi roda ke dalam masyarakat membutuhkan disabilitas dibagi menjadi empat yaitu
aksesibilitas ke bangunan apapun, terutama disabilitas fisik, intelektual, mental, dan/atau
bangunan publik di bagian dunia manapun. sensorik. Disabilitas fisik adalah terganggunya
Namun, bagaimanapun juga, pengguna kursi fungsi gerak seperti amputasi, lumpuh layu
roda yang sudah memiliki kursi roda yang atau kaku, paraplegia, celebral palsy, akibat
cocok dan terpasang dengan baik, stroke, dan kusta. Disabilitas intelektual adalah
kegunaannya akan berkurang ketika terganggungnya fungsi pikir karena tingkat
aksesibilitas publik bagi pengguna kursi roda kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain
tidak memadai (Hamzat dan Dada, 2005). Satu lambat belajar, disabilitas grahita, dan down
beban umum di lingkungan pengguna kursi syndrome Disabilitas mental merupakan
roda bergerak dapat menyebabkan resiko bagi keadaan di mana fungsi pikir, emosi, dan
pengguna kursi roda untuk dapat terbalik atau perilaku terganggu yang terbagi ke dalam dua
jatuh dari kursi roda (Bennet et. al: 2009:17). jenis antara lain:
Salah satu bentuk penerimaan bagi orang a. psikososial yang di antaranya adalah
dengan disabilitas fisik di masyarakat adalah skizofernia, bipolar, depresi, anxietas, dan
dengan tersedianya aksesibilitas yang gangguan kepribadian; dan
memadai bagi mereka di fasilitas publik. Hal b. disabilitas perkembangan yang
ini juga termasuk ke dalam hak asasi manusia berpengaruh pada kemampuan interaksi
bagi mereka. Maka dari itu, perlu dipastikan sosial di antaranya autis dan hiperaktif.
bahwa di setiap fasilitas publik tersedia akses Terakhir, disabilitas sensorik adalah
yang dapat digunakan oleh para pengguna orang dengan disabilitas yang salah satu fungsi
kursi roda. panca inderanya terganggu antara lain:
a. disabilitas netra (penglihatan);
METODE b. disabilitas rungu (pendengaran); dan/atau
Tulisan ini akan menggunakan metode c. disabilitas wicara (berbicara).
studi literatur. Studi literatur yang akan Menurut model The International
digunakan dalam tulisan ini akan disesuaikan Classification of Functioning, Disability, and
408
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
Health (ICF) oleh WHO pada tahun 2011, Aksesibilitas pada Fasilitas Publik bagi
penyandng disabilitas didefinisikan Orang dengan Disabilitas Fisik Pengguna
berdasarkan dasar konsepsual untuk mengukur Kursi Roda
kesehatan dan disabilitas yang dibedakan Aksesibilitas menjadi salah satu masalah
antara ketidakmampuan fungsi dan struktur utama yang dihadapi oleh orang dengan
tubuh, pembatasan aktivitas dan kapasitas, disabilitas fisik. Menurut hasil penelitian dari
serta pembatasan partisipasi. Pierce (2012), pengguna kursi roda memiliki
Ketidakmampuan dan pembatasan merujuk perasaan frustasi terkait aksesibilitas yang
kepada perilaku menyimpang atau fungsi mereka harus lewati. Empat hal yang
seseorang dalam pembandingannya dengan meningkatkan rasa frustasi tersebut adalah isu
apa yang secara dasar diterima sebagai kemandirian, sikap orang lain terhadap orang
perilaku normal atau paling sering terjadi di dengan disabilitas, kurangnya pemahaman
masyarakat. Aspek yang penting dalam model masyarakat mengenai situasi orang dengan
ICF ini adalah hubungan antara seseorang dan disabilitas, serta kurangnya keterlibatan orang
lingkungannya. Disabilitas tidak lagi dilihat dengan disabilitas pada pemilihan yang
sebagai keadaan abnormal atau cacat berkaitan dengan pengembangan fasilitas bagi
seseorang, namun disabilitas mungkin berasal orang dengan disabilitas.
dari kurangnya kesesuaian antara individu dan Aksesibilitas dapat didefinisikan dan
juga lingkungannya. Pada pemahaman baru dioperasionalisasikan dalam berbagai cara dan
mengenai disabilitas ini, tidak ada seseorang oleh karena itu aksesibilitas memiliki beberapa
yang memiliki ketidakmampuan secara tubuh arti. Aksesibilitas adalah atribut pada manusia
ataupun fungsi yang cacat, namun mereka (dan barang) dalam bentuk moda transportasi
hanya berada di lingkungan yang tidak dapat atau penyediaan layanan. Aksesibilitas
menyesuaikan kekurangan pada kemampuan memiliki karakteristik yang dapat dipahami
dan kapasitas seseorang (Vornholt et. al, dalam tiga istilah litah kalimat tanya
2018:42). "siapa"/"di mana", "apa", dan "bagaimana".
Apa dan di mana adalah bentuk aksesibilitas
Orang dengan Disabilitas Fisik Pengguna sebagai atribut dari manusia atau tempat.
Kursi Roda Selanjutnya, "apa" adalah kesempatan yang
Disabilitas fisik menurut Karyana dan dapat dicapai, penggunaan lahan, titik pasokan
Widiati (2013) adalah jenis orang dengan atau sumber daya kegiatan (termasuk orang)
disabilitas yang memiliki bentuk kelainan pada yang memungkinkan orang atau sebuah tempat
sistem otot, tulang, dan persedian sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka.
dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, Sedangkan "bagaimana" adalah faktor yang
komuniksi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan memisahkan orang dan sebuah tempat dari titik
perkembangan keutuhan pribadi. Murdiyanti pengadaan persediaan. Istilah dalam
(dalam Jefri, 2016:18) menyebutkan bahwa "bagaimana" dapat mengaju pada jarak, waktu,
disabilitas fisik yang menggunakan kursi roda biaya, informasi, dan faktor-faktor lain yang
disebut dengan Wheelchair-bound disabled. bertindak untuk menghalangi atau membebani
Kategori wheelchair-bound disabled adalah sebuah akses untuk dapat bekerja (Halden,
kategori orang dengan disabilitas fisik yang 2005).
memilki keterbatasan untuk mobilisasi dari Black (dalam Sukriswanto, 2012)
satu tempat ke tempat yang lain. Oleh karena mendefinisikan aksesibilitas sebagai suatu
itu, mereka harus menggunakan alat bantu ukuran kenyamanan atau kemudahan tentang
kursi roda untuk melakukan kehidupan sehari- cara tata guna lahan berinteraksi satu sama lain
hari. dan mudah sulitnya sebuah lokasi tersebut
dapat dicapai melalui sistem jaringan
transportasi.
409
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
410
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
Terakhir dari Benua Asia adalah sebuah publik di central business districts (CBD) di
studi dari Lustiyati dan Rahmuniyati (2019) di Istanbul, Turki terhadap aksesibilitas kursi
Yogyakarta, Indonesia. Studi yang dilakukan roda sebagai pedoman dari instrumen dan
di tempat transportasi di Yogyakarta ini, mengidentifikasi beban arsitektural yang
mengambil kasus pada terminal Giwangan, dihadapi oleh pengguna kursi roda. Hasil dari
stasiun Yogyakarta (Tugu), stasiun studi ini mengungkapkan bahwa pengguna
Lempuyangan, stasiun Wates, stasiun kursi roda masih mengalami masalah dalam
Maguwoharjo, dan bandar udara Adisutjipto. mengakses fasilitas banguna publik di
Hasil studi memperlihatkan bahwa Istanbul. Penelitian ini melihat aksesibilitas
aksesibilitas di tempat transportasi umum DIY pada bangunan publik di Istanbul berdasarkan
memiliki kategori baik. Asas aksesibilitas aspek mulai dari transportasi publik, akses
sarana yang mencangkup keselamatan, untuk menapai sebuah bangunan, pintu masuk
kegunaan, kemudahan, dan kemandirian ke bangunan, akses pada sirkulasi vertikal
sebagian besar telah terpenuhi sesuai dengan dalam gedung (elevator atau eskalator),
standar. Namun, ada beberapa indikator yang aksesibilitas di dalam bangunan, aksesibilitas
belum terpenuhi yaitu keberadaan tombol pada toilet, aksesibilitas pada telepon publik,
darurat dan rampa lantai terlalu tinggi (asas dan aksesibilitas pada area parkir motor.
keselamatan), serta ruangan toilet yang Berdasarkan beberapa aspek tersebut, akses
memanjang mengurangi kemampuan difabel yang sudah paling memadai adalah hanya
secara mandiri mengakses toilet. akses pintu masuk ke dalam sebuah bangunan
Selanjutnya adalah aksesibilitas dengan persentase rata-rata 79& Sedangkan
pengguna kursi roda di Benua Amerika. aspek yang paling rendah adalah transportasi
Pertama adalah studi pada restoran di Amerika publik sevesar 25% Evcil (2009).
Serikat. Hasil studi ini didesain untuk Studi lain mengenai aksesibilitas
menentukan kelengkapan rumah makan bagi pengguna kursi roda juga datang dari Benua
aksesibilitas pengguna kursi roda berdasarkan Afrika yang diawali oleh studi pada Ibadan,
standar yang ditetapkan oleh the Uniform Nigeria. Studi ini mengasesmen aksesibilitas
Federal Accessibility Standards. Data pengguna kursi roda dari bangunan publik
dikumpulkan dari 210 situs dalam tiga negara terpilih di Ibadan, Nigeria. Sebanyak 38
bagian barat tengah. Bagi mereka yang bangunan publik seperti rumah sakit, sekolah,
menggunakan kursi roda, tempat parkir sering pusat rekreasi, serta pemerintahan disurvei.
menjadi kendala untuk makan di luar. Hanya Hasil membuktikan bahwa hanya 18.4% atau
53% restoran yang tersurvei menyediakan tujuh dari 38 bangunan yang aksesibel bagi
tempat parkir bagi orang dengan disabilitas. pengguna kursi roda dengan sebaran sebesar
Memasuki bangunan juga mungkin menjadi 45.1% pada pintu masuk dan 19.4% rute yang
salah satu masalah. Hanya 66% yang aksesibel bagi pengguna kursi roda. Bangunan
menyediakan pintu masuk bagi orang dengan yang paling aksesibel bagi pengguna kursi
disabilitas. Di dalam restoran, masalah utama roda adalah rumah sakit dengan persentase
adalah pada aksesibilitas kamar mandi dan 66.7%. Sebaliknya tidak ada yang aksesibel
ketinggian meja makan. Studi ini menyediakan bagi pengguna kursi roda di pusat rekreasi.
komparasi antara restoran di kota dan di (Hamzat dan Dada, 2005).
pedesaan serta antara restoran konvensional Selanjutnya adalah pembahasan dari
dan restoran cepat saji. Tidak ada perbedaan hasil studi mengenai aksesibilitas pengguna
penting muncul dari komparasi ini (McClain kursi roda pada bangunan publik di pusat
et. al, 1993). bisnis di Harare, Zimbabwe. Studi ini
Studi selanjutnya adalah studi dari bertujuan untuk mengevaluasi aksesibilitas
Benua Eropa yaitu pada aksesibilitas bangunan pengguna kursi roda dalam bangunan publik di
pubilk di Istanbul, Turki. Studi ini bertujuan central business district (SBD) di Harare,
untuk menentukan kelengkapan dari bangunan Zimbabwe dan untuk mengidentifikasi beban
411
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
arsitektual yang dihadapi oleh pengguna kursi fasilitas bangunan publik di berbagai negara
roda di bangunan publik. Berdasarkan dua menunjukkan bahwa orang dengan disabilitas
puluh bangunan publik, hasilnya menyebutkan fisik pengguna kursi roda hanya beberapa
bahwa elevator sebagai rata-rata tertinggi yang fasilitas yang aksesibel yang dapat mereka
memiliki aksesibilitas dengan persentase nikmati karena ketersediaan fasilitas yang
sebesar 83%. Sedangkan rata-rata terendah aksesibel rata-rata belum secara merata sudah
jatuh kepada area parkir sebesar 18% (Useh et. terpenuhi.
al, 2001).
Kemudian studi mengenai aksesibilitas SARAN
pada pengguna kursi roda juga datang dari Ketersediaan aksesibilitas pada fasilitas
salah satu negara di Benua Afrika yaitu Ghana bangunan publik bagi pengguna kursi roda
tepatnya di kota metropolis Kumasi. Studi ini sudah merupakan hal yang baik untuk terus
dilakukan untuk mengasesmen aksesibilitas dipertahankan. Hanya saja, kedepannya lebih
pada infrastruktur fisik atau fasilitas umum baik jika setiap aspek yang harus aksesibel
pada bangunan publik di Kota Metropolis bagi pengguna kursi roda dapat merata untuk
Kumasi setelah pengesahan Ghanaian tersedia sehingga para pengguna kursi roda
Disability Law pada tahun 2006. Studi ini dapat secara penuh menikmati setiap fasilitas
dilakukan pada 48 fasilitas pada bangunan yang ada di bangunan publik tanpa adanya
publik antaranya adalah fasilitas untuk hambatan.
edukasi, fasilitas kesehatan, kementrian,
ketinggian anak tangga, kemiringan landai, DAFTAR PUSTAKA
bak cuci, pintu masuk ke kamar kecil, toilet, Bennett, S., Lee Kirby, R., Bennett, S., Lee
dan mesin teller otomatis. Hasil dari studi ini Kirby, R., & Macdonald, B.
menyebutkan bahwa hanya 34 dari total 84 (2009). Wheelchair accessibility:
bangunan yang memiliki fasilitas yang Descriptive survey of curb ramps in an
aksesibel bagi pengguna kursi roda. urban area. Disability and
Kesimpulan dari hasil studi tersebut adalah Rehabilitation: Assistive Technology,
fasilitas pada bangunan publik di Kota 4(1), 17–
Metropolis Kumasi belum dapat mendukung 23. doi:10.1080/17483100802542603
orang dengan disabilitas fisik dalam Brian Chanda Chiluba and Wana Gift
mengakses fasilitasnya secara penuh (Yarfi et. Njapawu. Barriers Of Persons With
al, 2017). Physical Disability over Accessibility
and Mobility to Public Buildings in
KESIMPULAN Zambia. Indonesian Journal of Disability
Salah satu jenis disabilitas yang dialami Studies (IJDS).2019: Vol. 6(1): PP 53 -
oleh manusia adalah disabilitas fisik. Orang 63.
dengan disabilitas fisik dapat dibagi menjadi Church, R. L., & Marston, J. R. (2003).
dua yang salah satunya adalah wheelchair- Measuring accessibility for people with
bound disabled atau orang dengan disabilitas a disability. Geographical
fisik pengguna kursi roda. Tentunya orang Analysis, 35(1), 83-96.
dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda Daniel Rivano-Fischer (2004) Wheelchair
memiliki hak yang sama sebagai seorang accessibility of public buildings in Al
individu. Salah satunya adalah hak dalam Ain, United Arab Emirates
menikmati aksesibilitas pada fasilitas publik. (UAE), Disability and
Aksesibilitas pada fasilitas publik adalah hal Rehabilitation, 26:19, 1150-
yang sangat penting bagi orang dengan 1157, DOI: 10.1080/096382804100017
disabilitas pengguna kursi roda untuk dapat 214843
ikut berpartisipasi di masyarakat. Kesimpulan Evcil, A. N. (2009). Wheelchair accessibility
lainnya menunjukan bahwa aksesibilitas pada to public buildings in Istanbul. Disability
412
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
413