Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Penelitian &

e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

STUDI LITERATUR: GAMBARAN KONDISI AKSESIBILITAS


FASILITAS BANGUNAN PUBLIK BAGI ORANG DENGAN DISABILITAS
FISIK PENGGUNA KURSI RODA DI BERBAGAI NEGARA
Vanaja Syifa Radissa1, Nurliana Cipta Apsari2
1
Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad,
2
Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat FISIP Unpad

(1vanaja17001@mail.unpad.ac.id, 2nurliana.cipta.apsari@unpad.ac.id)

ABSTRAK

Orang dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda adalah individu yang memiliki kesempatan sama dalam hal
aksesibilitas di masyarakat. Salah satu aksesibilitas yang penting bagi orang dengan disabilitas fisik pengguna
kursi roda adalah aksesibilitas pada fasilitas bangunan publik. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas
kondisi aksesibilitas pada bangunan publik bagi orang dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda di berbagai
negara di dunia. Penulisan ini menggunakan metode studi literature. Studi literatur yang akan digunakan
dalam tulisan ini akan disesuaikan dengan tujuan dari tulisan ini yaitu untuk melihat gambaran secara umum
mengenai kondisi fasilitas publik bagi pengguna kursi roda di beberapa negara. Hasil pembahasan literatur
menunjukkan bahwa pada setiap fasilitas publik di berbagai negara sudah memiliki aksesibilitas bagi orang
dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda. Namun sayangnya, mereka tidak dapat menikmatinya secara
penuh karena penyediaannya belum maksimal, hal ini menunjukan bahwa aksesibilitas pada fasilitas bangunan
publik di berbagai negara hanya beberapa jenis fasilitas saja yang aksesibel yang dapat mereka nikmati, hal
ini karena ketersediaan fasilitas yang aksesibel rata-rata belum secara merata sudah terpenuhi.
Kata Kunci: Orang Dengan Disabilitas Fisik, Pengguna Kursi Roda, Aksesibilitas, Fasilitas Publik

ABSTRACT

People with physical disabilities who use wheelchairs are individuals who have equal opportunities in terms of
accessibility in society. One of the important accessibility for people with physical disabilities who use
wheelchairs is accessibility to public building facilities. Therefore, this paper will discuss accessibility conditions
in public buildings for people with physical disabilities using wheelchairs in various countries in the world. This
writing uses a literature study method. The literature study that will be used in this paper will be adjusted to
the purpose of this paper, namely to see a general picture of the condition of public facilities for wheelchair
users in several countries. The results of the literature discussion show that every public facility in various
countries already has accessibility for people with physical disabilities who use wheelchairs. But unfortunately,
they cannot fully enjoy it because the provision has not been maximized, this shows that the accessibility of
public building facilities in various countries is only a few types of accessible facilities that they can enjoy, this
is because the availability of accessible facilities on average is not yet adequate, evenly met.
K eyw ords: Physical Disability, Wheelchair User, Accessibility, Public Building Facility

PENDAHULUAN
Sebagai individu pada umumnya, orang aksesibilitas bagi orang dengan disabilitas oleh
dengan disabilitas memiliki kesempatan yang CRPD disebutkan di dalam pasal nomor
sama dalam penyediaan aksesibilitas, di segala sembilan. Pasal tersebut berbunyi:
aspek kehidupan sesuai dengan kebutuhannya. "to enable persons with disability to live
Integrasi mengenai beberapa perspektif independently and participate fully
tentang sekuel disabilitas, Convention on the in all aspects of life, States parties shall
Rights of Persons with Disabilities (CRPD) take appropriate measures to ensure
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) to persons with disabilities access, on an
menyediakan kesempatan ini. Berbicara equal basis with others, to the physical
mengenai aksesibilitas, pada tahun 2011 aspek environment, to transportation, to

406
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

information, and communications, Adapun dalam masalah aksesibilitas


including information and bagi orang dengan disabilitas, secara
communications technologies and dampaknya juga dirasakan secara sosial.
system, and to other facilities and Menurut PBB tahun 2016), kurangnya
services open or provided to the aksesibilitas dan mobilitas membawa beban
public, both inurban and in rural areas." inklusif dan partisipasi orang dengan
disabilitas secara keseluruhan dalam
Arti dalam pasal tersebut adalah agar pembangunan ekonomi maupun sosial. Lebih
orang dengan disabilitas dapat hidup secara lanjut lagi, kurangnya kontribusi aksesibilitas
mandiri dan mampu turut serta berpartisipasi secara besar merugikan situasi yang dihadapi
penuh dalam segala aspek kehidupan, pihak orang dengan disabilitas sehingga mereka
negara bertanggung jawab untuk memastikan menjadi rentan dan menyebabkan tingkat
bahwa orang dengan disabilitas memiliki akses kemiskinan di antara orang dengan disabiitas
di kebutuhan dasar sama seperti orang pada. tidak proposional, serta terjadinya perampasan
Akses tersebut adalah akses dalam lingkungan dan pengucilan di antara para orang dengan
fisik, transportasi, informasi dan komunikasi, disabilitas. Namun, beberapa tahun terakhir,
termasuk teknologi komunikasi dan informasi, telah terjadi peningkatan kesadaran bahwa
serta fasilitas lain yang disediakan secara kedepannya sebuah pembangunan tidak akan
publik di daerah perkotaan maupun pedesaan mengecualikan partisipasi dari orang dengan
(sumber: disabilitas di kehidupan ekonomi, sosial,
https://www.un.org/development/desa/disabili maupun politik. Aksesibilitas penting bagi
ties/convention-on-the-rights-of-persons- orang dengan disabilitas adalah aksesibilitas
with-disabilities/article-9-accessibility.html pada fasilitas publik. Menurut American
diakses pada tanggal 8 Mei 2020). Selain itu, Occupational Therapy Association (1996), hal
menurut UN-ESCAP dengan program dekade tersebut penting bagi orang dengan disabilitas
orang dengan cacat (1983-1992 dan 1993- karena dapat meningkatkan partisipasi aktif
2002); Deklarasi Sapporo (200) dan Biwako mereka di komunitas dan mempermudah
Milenium (2003), pemberian jaminan dan mereka dalam ikut berkontribusi secara sosial
perlindungan hak-hak orang dengan disabilitas maupun ekonomi. Istilah "aksesibilitas"
dapat dilaksanakan melalui kesempatan yang mengacu pada lingkungan yang dapat
setara untuk menikmati lajunya pembangunan dijangkau, dimasuki, digunakan secara aman
guna meningkatkan kehidupan dan oleh orang dengan disabilitas (Chiluba dan
penghidupannya (Setyaningsih, 2005). Njapawu, 2019:55).
Aksesibilitas merupakan karakteristik Menurut data yang dikeluarkan oleh The
penting dalam ruang lingkup geografi. World Health Organization (WHO) pada tahun
Aksesibilitas sering termasuk menjadi tujuan 2011, dari seluruh populasi manusia di dunia,
penting dari merencanakan transportasi, sekitar 15%-nya memiliki bentuk dari segala
rencana penggunaan lahan, dan desain jenis disabilitas, di mana 2-4% dari total
bangunan (Church dan Marston, 2002:83). tersebut mengalami kesulitan yang signifikan
Salah satu aksesibilitas yang penting adalah dalam berfungsi. Hal tersebut sama saja
aksesibilitas secara publik. Arti dari publik jumlahnya dengan satu dari tujuh orang di
dalam konsep konsep adalah sebagai 1) seluruh dunia yang memiliki disabilitas
keseluruhan dan 2) populasi pada sebuah (sumber:
negara, dan masyarakat. Oleh karena itu, https://www.who.int/disabilities/world_report
kualitas penting dalam sebuah aksesibilitas /2011/report/en/, diakses pada tanggal 18 Mei
ruang publik adalah keterbukaannya terhadap 2020).
keseluruhan populasi (Kosova dalam Yılmaz, Adapun salah satu jenis disabilitas
2018:2). adalah disabilitas fisik yang di dalamnya
termasuk disabilitas fisik. Disabilitas fisik

407
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

didefinisikan sebagai ketidakmampuan dengan tujuan dari tulisan ini yaitu untuk
anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya melihat gambaran secara umum mengenai
yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan kondisi fasilitas publik bagi pengguna kursi
anggota tubuh untuk menjalankan fungsi roda di beberapa negara. Negara-negara yang
secara normal yang dapat disebabkan oleh menjadi gambaran umum pada tulisan ini
luka, penyakit, maupun pertumbuhan yang adalah negara-negara yang berada di benua
tidak sempurna (Effendi, 2008:114). Asia, Amerika, Eropa, dan juga Afrika.
Salah satu bentuk bantuan bagi orang Literatur didapatkan melalui jurnal, tulisan
dengan disabilitas disabilitas fisik adalah berisikan informasi kredibel secara daring.
dengan menggunakan kursi roda. Kursi roda
(wheelchair) merupakan alat yang digunakan PEMBAHASAN
oleh orang dengan disabilitas fisik, pasien Penyandang Disabilitas
rumah sakit yang tidak diperbolehkan untuk Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016
melakukan banyak aktivitas fisik, orang tua, tentang Penyandang Disabilitas sebagai setiap
lanjut usia, dan orang-orang yang memiliki orang yang mengalami keterbatasan fisik,
resiko tinggi untuk terluka bila berjalan sendiri intelektual, mental dan/atau sensorik dalam
untuk meningkatkan kemampuan mobilitasnya jangka waktu lama yang dalam berinteraksi
(Wakhid, dalam Pradita et. al, 2018:54). dengan lingkungan dapat mengalami
Bagi pengguna kursi roda, lingkungan hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
fisik sering menjadi faktor yang penting untuk secara penuh dan efektif dengan warga negara
menentukan kemampuan mereka di lainnya berdasarkan kesamaan hak.
masyarakat. Integrasi dari individu pengguna Berdasarkan Undang-Undang yang sama, jenis
kursi roda ke dalam masyarakat membutuhkan disabilitas dibagi menjadi empat yaitu
aksesibilitas ke bangunan apapun, terutama disabilitas fisik, intelektual, mental, dan/atau
bangunan publik di bagian dunia manapun. sensorik. Disabilitas fisik adalah terganggunya
Namun, bagaimanapun juga, pengguna kursi fungsi gerak seperti amputasi, lumpuh layu
roda yang sudah memiliki kursi roda yang atau kaku, paraplegia, celebral palsy, akibat
cocok dan terpasang dengan baik, stroke, dan kusta. Disabilitas intelektual adalah
kegunaannya akan berkurang ketika terganggungnya fungsi pikir karena tingkat
aksesibilitas publik bagi pengguna kursi roda kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain
tidak memadai (Hamzat dan Dada, 2005). Satu lambat belajar, disabilitas grahita, dan down
beban umum di lingkungan pengguna kursi syndrome Disabilitas mental merupakan
roda bergerak dapat menyebabkan resiko bagi keadaan di mana fungsi pikir, emosi, dan
pengguna kursi roda untuk dapat terbalik atau perilaku terganggu yang terbagi ke dalam dua
jatuh dari kursi roda (Bennet et. al: 2009:17). jenis antara lain:
Salah satu bentuk penerimaan bagi orang a. psikososial yang di antaranya adalah
dengan disabilitas fisik di masyarakat adalah skizofernia, bipolar, depresi, anxietas, dan
dengan tersedianya aksesibilitas yang gangguan kepribadian; dan
memadai bagi mereka di fasilitas publik. Hal b. disabilitas perkembangan yang
ini juga termasuk ke dalam hak asasi manusia berpengaruh pada kemampuan interaksi
bagi mereka. Maka dari itu, perlu dipastikan sosial di antaranya autis dan hiperaktif.
bahwa di setiap fasilitas publik tersedia akses Terakhir, disabilitas sensorik adalah
yang dapat digunakan oleh para pengguna orang dengan disabilitas yang salah satu fungsi
kursi roda. panca inderanya terganggu antara lain:
a. disabilitas netra (penglihatan);
METODE b. disabilitas rungu (pendengaran); dan/atau
Tulisan ini akan menggunakan metode c. disabilitas wicara (berbicara).
studi literatur. Studi literatur yang akan Menurut model The International
digunakan dalam tulisan ini akan disesuaikan Classification of Functioning, Disability, and

408
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Health (ICF) oleh WHO pada tahun 2011, Aksesibilitas pada Fasilitas Publik bagi
penyandng disabilitas didefinisikan Orang dengan Disabilitas Fisik Pengguna
berdasarkan dasar konsepsual untuk mengukur Kursi Roda
kesehatan dan disabilitas yang dibedakan Aksesibilitas menjadi salah satu masalah
antara ketidakmampuan fungsi dan struktur utama yang dihadapi oleh orang dengan
tubuh, pembatasan aktivitas dan kapasitas, disabilitas fisik. Menurut hasil penelitian dari
serta pembatasan partisipasi. Pierce (2012), pengguna kursi roda memiliki
Ketidakmampuan dan pembatasan merujuk perasaan frustasi terkait aksesibilitas yang
kepada perilaku menyimpang atau fungsi mereka harus lewati. Empat hal yang
seseorang dalam pembandingannya dengan meningkatkan rasa frustasi tersebut adalah isu
apa yang secara dasar diterima sebagai kemandirian, sikap orang lain terhadap orang
perilaku normal atau paling sering terjadi di dengan disabilitas, kurangnya pemahaman
masyarakat. Aspek yang penting dalam model masyarakat mengenai situasi orang dengan
ICF ini adalah hubungan antara seseorang dan disabilitas, serta kurangnya keterlibatan orang
lingkungannya. Disabilitas tidak lagi dilihat dengan disabilitas pada pemilihan yang
sebagai keadaan abnormal atau cacat berkaitan dengan pengembangan fasilitas bagi
seseorang, namun disabilitas mungkin berasal orang dengan disabilitas.
dari kurangnya kesesuaian antara individu dan Aksesibilitas dapat didefinisikan dan
juga lingkungannya. Pada pemahaman baru dioperasionalisasikan dalam berbagai cara dan
mengenai disabilitas ini, tidak ada seseorang oleh karena itu aksesibilitas memiliki beberapa
yang memiliki ketidakmampuan secara tubuh arti. Aksesibilitas adalah atribut pada manusia
ataupun fungsi yang cacat, namun mereka (dan barang) dalam bentuk moda transportasi
hanya berada di lingkungan yang tidak dapat atau penyediaan layanan. Aksesibilitas
menyesuaikan kekurangan pada kemampuan memiliki karakteristik yang dapat dipahami
dan kapasitas seseorang (Vornholt et. al, dalam tiga istilah litah kalimat tanya
2018:42). "siapa"/"di mana", "apa", dan "bagaimana".
Apa dan di mana adalah bentuk aksesibilitas
Orang dengan Disabilitas Fisik Pengguna sebagai atribut dari manusia atau tempat.
Kursi Roda Selanjutnya, "apa" adalah kesempatan yang
Disabilitas fisik menurut Karyana dan dapat dicapai, penggunaan lahan, titik pasokan
Widiati (2013) adalah jenis orang dengan atau sumber daya kegiatan (termasuk orang)
disabilitas yang memiliki bentuk kelainan pada yang memungkinkan orang atau sebuah tempat
sistem otot, tulang, dan persedian sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka.
dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, Sedangkan "bagaimana" adalah faktor yang
komuniksi, adaptasi, mobilisasi, dan gangguan memisahkan orang dan sebuah tempat dari titik
perkembangan keutuhan pribadi. Murdiyanti pengadaan persediaan. Istilah dalam
(dalam Jefri, 2016:18) menyebutkan bahwa "bagaimana" dapat mengaju pada jarak, waktu,
disabilitas fisik yang menggunakan kursi roda biaya, informasi, dan faktor-faktor lain yang
disebut dengan Wheelchair-bound disabled. bertindak untuk menghalangi atau membebani
Kategori wheelchair-bound disabled adalah sebuah akses untuk dapat bekerja (Halden,
kategori orang dengan disabilitas fisik yang 2005).
memilki keterbatasan untuk mobilisasi dari Black (dalam Sukriswanto, 2012)
satu tempat ke tempat yang lain. Oleh karena mendefinisikan aksesibilitas sebagai suatu
itu, mereka harus menggunakan alat bantu ukuran kenyamanan atau kemudahan tentang
kursi roda untuk melakukan kehidupan sehari- cara tata guna lahan berinteraksi satu sama lain
hari. dan mudah sulitnya sebuah lokasi tersebut
dapat dicapai melalui sistem jaringan
transportasi.

409
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Menurut PBB, secara umum Pengguna Kursi Roda di Berbagai Berbagai


aksesibilitas fasilitas publik bagi orang dengan Negara
disabilitas harus memiliki setidaknya satu Studi pertama adalah studi yang
pintu masuk pada fasilitas yang dapat diakses dilakukan di Benua Asia yaitu pada negara
oleh pengguna kursi roda. Selain itu, pada area Saudi Arabia, Emirat Arab, dan Indonesia.
tunggu atau area pelayanan, loket tiket harus Studi yang diangkat dalam penulisan ini yang
tersedia secara aksesibel bagi orang dengan berasal dari Riyadh, Saudi Arabia adalah studi
disabilitas khususnya bagi pengguna kursi mengenai aksesibilitas pengguna kursi roda
roda. Pada kamar mandi umum, setidaknya ada pada masjid-masjid di Riyadh. Keterikatan
satu kamar mandi umum yang bersifat unisex dalam aktivitas religi dan spiritual penting bagi
yang dapat digunakan oleh pengguna kursi sebagian orang. Beribadah di dalam masjid
roda. Selanjutnya, pada seting restoran, ruang merupakan salah satu komponen besar dalam
makan pada setiap meja harus memiliki dasar beribadah bagi orang Muslim. Riyadh
aksesibilitas yang memungkinkan bagi memiliki populasi lebih dari enam juta orang
pengguna kursi roda. Penyediaan meja rendah dan lebih dari 17 ribu masjid. Hasil penelitian
juga lebih dibutuhkan bagi pengguna kursi menunjukan bahwa 86% pengguna kursi roda
roda karena meja yang tinggi tidak cocok bagu mengalami ketidakpuasan dengan aksesibilitas
pengguna kursi roda yang panjang kursi masjid bagi pengguna kursi roda. Masjid
rodanya tidak terlalu tinggi (sumber: ditemukan tidak aksesibel bagi pengguna kursi
https://www.un.org/esa/socdev/enable/design roda. Situasi saat ini memaksa pengguna kursi
m/AD3-01.htm, diakses pada tanggal 19 Mei roda untuk beribadah di rumah masing-
2020). masing, mencegah mereka dalam
Keerthirathna et. al (2010) menyebutkan berpartisipasi di bagian utama dari keyakinan
dalam penelitiannya ada beberapa hambatan mereka (Tariah et. al, 2018).
yang dialami orang dengan disabilitas fisik Kemudian selanjutnya adalah studi yang
pengguna kursi roda dalam mengakses fasilitas berasal dari bangunan fasilitas publik di Al
umum yaitu: 1) perubahan permukaan vertikal Ain, Emirat Arab. Studi ini adalah studi
yang tidak terduga pada trotoar, tangga, dan mengenai aksesibilitas bagi pengguna kursi
selokan, menghindari jalur perjalanan yang roda yang diambil berdasarkan tujuh belas
dapat diakses secara terus menerus; 2) bangunan yang dipilih secara acak. Area
kemiringan yang berlebihan melintasi arah aksesibilitas yang digunakan dalam studi ini
perjalanan dengan jalan setapak yang adalah tempat parkir, jalur yang landai, pintu
membuat kontrol kursi roda menjadi sulit; 3) masuk, rute yang aksesibel, toilet, elevator,
penyediaan ruang yang tidak memadai ke pintu telepon umum, dan air mancur. Hasil studi ini
dan di dalam ruangan untuk memungkinkan menyebutkan bahwa kelengkapan pada
dimensi kursi roda dan lingkaran berputar; 4) fasilitas umum yang aksesibel bagi pengguna
tidak memberikan perhatian khusus pada kursi roda di tujuh belas gedung di Al Ain,
langkah-langkah dan desain pegangan untuk Emirat Arab adalah dengan angka tertinggi
memastikan dukungan yang memadai; 5) yaitu 73% dan terendah 13%. Aksesibilitas
tempat duduk yang tidak terdiri dari ruang yang paling tinggi tingkat kelengkapannya
tunggu, di konter, dan sepanjang jalan setapak adalah rute atau jalan yang dapat dilalui
yang panjang untuk mengurangi kelelahan; pengguna kursi roda sebanyak 76%,
dan 6) akses kerentanan yang terkait dengan sedangkan yang terendah adalah tempat parkir
pintu, termasuk kebutuhan untuk yaitu dengan angka 19%. Kesimpulan dari
memanipulasi pegangan saat menggunakan hasil tersebut adalah, di Al Ain, pengguna
alat bantu berjalan dan kesulitan bergerak. kursi roda masih dapat mengalami kesusahan
untuk mengakses beberapa fasilitas umum di
Gambaran Aksesibilitas pada Fasilitas bangunan publik (Rivano-Fischer, 2007).
Publik bagi Orang dengan Disabilitas Fisik

410
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Terakhir dari Benua Asia adalah sebuah publik di central business districts (CBD) di
studi dari Lustiyati dan Rahmuniyati (2019) di Istanbul, Turki terhadap aksesibilitas kursi
Yogyakarta, Indonesia. Studi yang dilakukan roda sebagai pedoman dari instrumen dan
di tempat transportasi di Yogyakarta ini, mengidentifikasi beban arsitektural yang
mengambil kasus pada terminal Giwangan, dihadapi oleh pengguna kursi roda. Hasil dari
stasiun Yogyakarta (Tugu), stasiun studi ini mengungkapkan bahwa pengguna
Lempuyangan, stasiun Wates, stasiun kursi roda masih mengalami masalah dalam
Maguwoharjo, dan bandar udara Adisutjipto. mengakses fasilitas banguna publik di
Hasil studi memperlihatkan bahwa Istanbul. Penelitian ini melihat aksesibilitas
aksesibilitas di tempat transportasi umum DIY pada bangunan publik di Istanbul berdasarkan
memiliki kategori baik. Asas aksesibilitas aspek mulai dari transportasi publik, akses
sarana yang mencangkup keselamatan, untuk menapai sebuah bangunan, pintu masuk
kegunaan, kemudahan, dan kemandirian ke bangunan, akses pada sirkulasi vertikal
sebagian besar telah terpenuhi sesuai dengan dalam gedung (elevator atau eskalator),
standar. Namun, ada beberapa indikator yang aksesibilitas di dalam bangunan, aksesibilitas
belum terpenuhi yaitu keberadaan tombol pada toilet, aksesibilitas pada telepon publik,
darurat dan rampa lantai terlalu tinggi (asas dan aksesibilitas pada area parkir motor.
keselamatan), serta ruangan toilet yang Berdasarkan beberapa aspek tersebut, akses
memanjang mengurangi kemampuan difabel yang sudah paling memadai adalah hanya
secara mandiri mengakses toilet. akses pintu masuk ke dalam sebuah bangunan
Selanjutnya adalah aksesibilitas dengan persentase rata-rata 79& Sedangkan
pengguna kursi roda di Benua Amerika. aspek yang paling rendah adalah transportasi
Pertama adalah studi pada restoran di Amerika publik sevesar 25% Evcil (2009).
Serikat. Hasil studi ini didesain untuk Studi lain mengenai aksesibilitas
menentukan kelengkapan rumah makan bagi pengguna kursi roda juga datang dari Benua
aksesibilitas pengguna kursi roda berdasarkan Afrika yang diawali oleh studi pada Ibadan,
standar yang ditetapkan oleh the Uniform Nigeria. Studi ini mengasesmen aksesibilitas
Federal Accessibility Standards. Data pengguna kursi roda dari bangunan publik
dikumpulkan dari 210 situs dalam tiga negara terpilih di Ibadan, Nigeria. Sebanyak 38
bagian barat tengah. Bagi mereka yang bangunan publik seperti rumah sakit, sekolah,
menggunakan kursi roda, tempat parkir sering pusat rekreasi, serta pemerintahan disurvei.
menjadi kendala untuk makan di luar. Hanya Hasil membuktikan bahwa hanya 18.4% atau
53% restoran yang tersurvei menyediakan tujuh dari 38 bangunan yang aksesibel bagi
tempat parkir bagi orang dengan disabilitas. pengguna kursi roda dengan sebaran sebesar
Memasuki bangunan juga mungkin menjadi 45.1% pada pintu masuk dan 19.4% rute yang
salah satu masalah. Hanya 66% yang aksesibel bagi pengguna kursi roda. Bangunan
menyediakan pintu masuk bagi orang dengan yang paling aksesibel bagi pengguna kursi
disabilitas. Di dalam restoran, masalah utama roda adalah rumah sakit dengan persentase
adalah pada aksesibilitas kamar mandi dan 66.7%. Sebaliknya tidak ada yang aksesibel
ketinggian meja makan. Studi ini menyediakan bagi pengguna kursi roda di pusat rekreasi.
komparasi antara restoran di kota dan di (Hamzat dan Dada, 2005).
pedesaan serta antara restoran konvensional Selanjutnya adalah pembahasan dari
dan restoran cepat saji. Tidak ada perbedaan hasil studi mengenai aksesibilitas pengguna
penting muncul dari komparasi ini (McClain kursi roda pada bangunan publik di pusat
et. al, 1993). bisnis di Harare, Zimbabwe. Studi ini
Studi selanjutnya adalah studi dari bertujuan untuk mengevaluasi aksesibilitas
Benua Eropa yaitu pada aksesibilitas bangunan pengguna kursi roda dalam bangunan publik di
pubilk di Istanbul, Turki. Studi ini bertujuan central business district (SBD) di Harare,
untuk menentukan kelengkapan dari bangunan Zimbabwe dan untuk mengidentifikasi beban

411
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

arsitektual yang dihadapi oleh pengguna kursi fasilitas bangunan publik di berbagai negara
roda di bangunan publik. Berdasarkan dua menunjukkan bahwa orang dengan disabilitas
puluh bangunan publik, hasilnya menyebutkan fisik pengguna kursi roda hanya beberapa
bahwa elevator sebagai rata-rata tertinggi yang fasilitas yang aksesibel yang dapat mereka
memiliki aksesibilitas dengan persentase nikmati karena ketersediaan fasilitas yang
sebesar 83%. Sedangkan rata-rata terendah aksesibel rata-rata belum secara merata sudah
jatuh kepada area parkir sebesar 18% (Useh et. terpenuhi.
al, 2001).
Kemudian studi mengenai aksesibilitas SARAN
pada pengguna kursi roda juga datang dari Ketersediaan aksesibilitas pada fasilitas
salah satu negara di Benua Afrika yaitu Ghana bangunan publik bagi pengguna kursi roda
tepatnya di kota metropolis Kumasi. Studi ini sudah merupakan hal yang baik untuk terus
dilakukan untuk mengasesmen aksesibilitas dipertahankan. Hanya saja, kedepannya lebih
pada infrastruktur fisik atau fasilitas umum baik jika setiap aspek yang harus aksesibel
pada bangunan publik di Kota Metropolis bagi pengguna kursi roda dapat merata untuk
Kumasi setelah pengesahan Ghanaian tersedia sehingga para pengguna kursi roda
Disability Law pada tahun 2006. Studi ini dapat secara penuh menikmati setiap fasilitas
dilakukan pada 48 fasilitas pada bangunan yang ada di bangunan publik tanpa adanya
publik antaranya adalah fasilitas untuk hambatan.
edukasi, fasilitas kesehatan, kementrian,
ketinggian anak tangga, kemiringan landai, DAFTAR PUSTAKA
bak cuci, pintu masuk ke kamar kecil, toilet, Bennett, S., Lee Kirby, R., Bennett, S., Lee
dan mesin teller otomatis. Hasil dari studi ini Kirby, R., & Macdonald, B.
menyebutkan bahwa hanya 34 dari total 84 (2009). Wheelchair accessibility:
bangunan yang memiliki fasilitas yang Descriptive survey of curb ramps in an
aksesibel bagi pengguna kursi roda. urban area. Disability and
Kesimpulan dari hasil studi tersebut adalah Rehabilitation: Assistive Technology,
fasilitas pada bangunan publik di Kota 4(1), 17–
Metropolis Kumasi belum dapat mendukung 23. doi:10.1080/17483100802542603
orang dengan disabilitas fisik dalam Brian Chanda Chiluba and Wana Gift
mengakses fasilitasnya secara penuh (Yarfi et. Njapawu. Barriers Of Persons With
al, 2017). Physical Disability over Accessibility
and Mobility to Public Buildings in
KESIMPULAN Zambia. Indonesian Journal of Disability
Salah satu jenis disabilitas yang dialami Studies (IJDS).2019: Vol. 6(1): PP 53 -
oleh manusia adalah disabilitas fisik. Orang 63.
dengan disabilitas fisik dapat dibagi menjadi Church, R. L., & Marston, J. R. (2003).
dua yang salah satunya adalah wheelchair- Measuring accessibility for people with
bound disabled atau orang dengan disabilitas a disability. Geographical
fisik pengguna kursi roda. Tentunya orang Analysis, 35(1), 83-96.
dengan disabilitas fisik pengguna kursi roda Daniel Rivano-Fischer (2004) Wheelchair
memiliki hak yang sama sebagai seorang accessibility of public buildings in Al
individu. Salah satunya adalah hak dalam Ain, United Arab Emirates
menikmati aksesibilitas pada fasilitas publik. (UAE), Disability and
Aksesibilitas pada fasilitas publik adalah hal Rehabilitation, 26:19, 1150-
yang sangat penting bagi orang dengan 1157, DOI: 10.1080/096382804100017
disabilitas pengguna kursi roda untuk dapat 214843
ikut berpartisipasi di masyarakat. Kesimpulan Evcil, A. N. (2009). Wheelchair accessibility
lainnya menunjukan bahwa aksesibilitas pada to public buildings in Istanbul. Disability

412
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 7, No: 2 Hal: 406 - 413 Agustus 2020
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

and Rehabilitation: Assistive


Technology, 4(2),
Hamzat, T. K., & Dada, O. O. (2005).
Wheelchair accessibility of public
buildings in Ibadan, Nigeria. Asia
Pacific Disability Rehabilitation
Journal, 16(2), 115-124.
Mohammad Efendi, Pengantar
Psikopedagogik Anak Berkelainan,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h.114.
Pradita, A. A., Priadythama, I., & Susmartini,
S. (2018). Perancangan ulang kursi roda
manual menggunakan kriteria standar
ISO 7176-5. Performa: Media Ilmiah
Teknik Industri, 17(1).
Setyaningsih W, 2005. Policy and regulation
supporting inclusion in Indonesia.
Perwujutan Elemen Aksesibilitas
Bangunan Gedung dan Lingkzmgan.
UNS, Unit Kajian Aksesibilitas
Arsitektur.
Vornholt, K., Villotti, P., Muschalla, B.,
Bauer, J., Colella, A., Zijlstra, F., ... &
Corbière, M. (2018). Disability and
employment–overview and highlights.
European journal of work and
organizational psychology, 27(1), 40-
55.
Yılmaz, M. (2018). Public space and
accessibility. Iconarp International
Journal of Architecture and Planning, 6,
01-14.

413

Anda mungkin juga menyukai