JUDUL PERCOBAAN 4
(PENGARUH KOSENTRASI DAN SUHU TERHADAP LAJU REAKSI)
Oleh :
Nama : Fadhil Alwa Faridy Tgl Praktikum : 13-05-2022
NIM : F1061211020 Dikumpulkan Tgl : 17-05-2022
Prodi : Pendidikan Kimia Diterima Oleh :
Kelompok :4 Dikoreksi Tgl :
Nilai : Nama Asisten
a. Disiplin :( )
b. Sistematika :( )
c. Isi :( )
Total :(100) ( FADDAL KASWANTO)
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
PERCOBAAN 4
( PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU TERHADAP LAJU REAKSI )
A. TUJUAN
1. Menyelidiki pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
2. Menyelidiki pengaruh suhu terhadap laju reaksi
B. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kecepatan reaksi yang
dinyatakan bahwa kecepatan reaksi kimia sebanding dengan konsentrasi
reaksi. Diamati perubahan larutan yang direaksikan sehingga terjadi dua
tahap reaksi sehingga dapat dinyatakan kecepatan konstanta reaksi dan
energi aktivasi. Reaksi berlangsung secara cepat atau lambat.
C. DASAR TEORI
Laju reaksi merupakan suatu laju pengurangan konsentrasi molar
preaksi atau laju pertambahan dari konsentrasi molar hasil dari suatu reaksi
dalam suatu satuan waktu. Laju reaksi sendiri menyatakan bahwa molaritas
pada saat zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan setiap detik. Reaksi kimia
sendiri berlangsung dengan laju yang berbeda. Hubungan kuantitatif sendiri
antar konsentrasi antara pereaksi dengan laju reaksi dinyatakan oleh suatu
persamaan yaitu persamaan laju reaksi.
Kecepatan laju reaksi sendiri yang berbading lurus pada suatu
konsentrasi dengan satu atau dua pengikut yang memiliki pangkat dua akan
disebutkan sesuai dengan jumlah pangkat yang dimiliki. Reaksi semacam
ini disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan
kosentrasi pangkat tiga. Biasanya juga laju reaksi tidak memiliki
ketergantungan pada orde reaksi, suatu reaksi yang merupakan suatu proses
yang memiliki satu tahap didefinisikan dengan berdasarkan reaksinya yaitu
reaksi dasar
Molaritas sendiri menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap
liter larutan. Normalitas juga menyatakan bahwa jumlah ekuivalen zat
terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas juga menyatakan jumlah mol zat
terlarut setiap 1000 g pelarut murni. Sedangkan fraksi mol menyatakan
bahwa perbandingan mol merupakan salah satu komponen yang memiliki
jumlah mol dari semua komponen.
Dan juga berdasarkan teori tumbukan yang dimana menyatakan
bahwa sebelum terjadinya reaksi molekul, pereaksi haruslah saling
bertumbuk karena pada Sebagian molekul pada tumbukan akan membentu
suatu bentukan molekul. Dan molekul yang mampu mengaktivasi dirinya
secara langsung. Kemudian molekul tersebut akan berubah menjadi hasil
reaksi agar reaksi dapat membentuk kompleks yang akan aktif. Walaupun
demikian, molekul sendiri akan mempunyai energi minimum yang disebut
sebagai energi aktivasi.
Laju reaksi sendiri dapat ditinjau dari perubahan konsentrasi
molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap satuan waktu.
Laju reaksi sendiri kerap berubah seiring dengan perubahan suatu
konsentrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai
berikut:
1. Luas Permukaan
Luas permukaan dapat memengaruhi kecepatan pada laju reaksi.
Dan juga zat yang berbentuk serbuk akan lebih cepat bereaksi
dari zat yang berbentuk suatu kepingan. Hal ini dikarenakan
bidang sentuh yang luas yang dimana menyebabkan tumbukan
akan terjadi lebih sering.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada suatu zat yang direaksikan tentu memiliki
perbedaan. Konsentrasi sendiri menyatakan pengaruh kepekatan
dan perannya dalam suatu proses pereaksian. Apabila semakin
besar konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini
sendiri dikarenakan zat yang konsntrasinya besar memiliki
partikel yang banyak, sehingga partikel itu sendiri akan bersifat
lebih rapat disbanding zat yang konsentrasi rendah. Hal ini
dikarenakan sifat dari partikel yang tersusun rapat akan
mengalami tumbukan yang lebih sering disbanding partikel yang
bersifat renggang.
3. Temperatur
Suhu atau temperature sendiri juga dapat mempengaruhi energi
potensial pada suatu zat. Zat yang energi potensialnya kecil akan
sukar menghasilkan tumbukan yang efektif . Hal ini dikarenakan
zat tidak mampu melewati energi dari energi aktivasi. Dengan
menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi
potensial sehingga tumbukan akan menghasilkan lebih banyak
energi
4. Katalis
Katalis sendiri merupakan suatu zat yang memiliki fungsi untuk
mempercepat terjadinya reaksi, tetapi dapat diperoleh kembali
pada akhir reaksi Katalis sendiri memiliki fungsi yaitu untuk
menurunkan energi aktivasi sehingga jika suatu reaksi
ditambahkan katalis maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal
ini dikarenakan zat yang bereaksi akan dengan mudah
melampaui energi dari energi aktivasi.
2. Konsentrasi
a. Alat
NO Bahan Ukuran Jumlah
1. Pipet tetes Standar 1
2. Gelas Standar 2
3. Sendok Standar 1
b. Bahan
NO Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Soda kue 0,1 M 1 gr
2. Cangkang telur - Ukuran sama
3. Air 0,3 M 3 Ml
3. Katalis
a. Alat
NO Bahan Ukuran Jumlah
1. Lesung Standar 1
2. Gelas Standar 3
3. Rice cooker Standar 1
b. Bahan
NO Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Daging sapi 0,1 M 10 gr
2. Daun papaya - 1 lembar
3. Air 0,01 M 100 ml
4. Nanas - 1 buah
E. SKEMA KERJA
1. Luas Permukaan
Soda kue
Terdapat potongan
cangkang telur yang
berbeda (kecil dan
sedang)
2. Konsentrasi
Soda Kue
Terdapat potongan
cangkang telur
ukuran yang sama
Daging sapi
Terdapat potongan
daging sapi telah
dibungkus dengan
daun pepaya
Dihaluskan nanas dengan
menggunakan lumpang dan alu
Terdapat nanas
yang telah halus
Terdapat potongan
daging sapi telah
dibalur dengan
nanas yang telah di
haluskan
Terdapat potongan
daging sapi telah
dilepas bungkusan
dari daun pepaya
Terdapat potongan
daging sapi telah
dibersihkan pada
baluran nanas
Ditambahkan air secukupnya
pada wajan yang berada diatas
kompor
Terdapat air tidak
berwarna di wajan
2. Konsentrasi
NO Perlakuan Hasil
1. Masukkan soda kue setiap Terdapat soda kue berada setiap
kedalam gelas sebanyak 1 gr didalam gelas sebanyak 1 gr
dan 0,2 gr menggunakan dan 0,2 g
sendok makan
2. Masukkan air sebanyak 60 tetes Terdapat air didalam gelas
menggunakan pipet tetes
3. Diaduk soda kue hingga Terdapat soda kue tercampur
tercampur dengan air
4. Potong cangkang telur dengan Terdapat cangkang telur sudah
ukuran sama dipotong dengan ukuran sama
3. Katalis
NO Perlakuan Hasil
1. Potong daging menjadi 3 Terdapat daging yang sudah
bagian dengan ukuran sedang dipotong 3 bagian
2. diberi label 1,2 dan 3 pada Gelas telah diberi label 1,2 dan
gelas 3
3. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yang berjudul pengaruh konsentrasi dan
suhu pada laju reaksi yang dimana memiliki tujuan yaitu agar penyelidik
dapat menyelidiki pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan pengaruh
suhu terhadap laju reaksi dan juga memiliki prinsip yaitu adalah
menentukan kecepatan reaksi yang dinyatakan bahwa kecepatan reaksi
kimia sebanding dengan konsentrasi reaksi. Diamati perubahan larutan yang
direaksikan sehingga terjadi dua tahap reaksi sehingga dapat dinyatakan
kecepatan konstanta reaksi dan energi aktivasi. Reaksi berlangsung secara
cepat atau lambat.
Adapun alat-alat yang digunakan pada 3 percobaan kali ini yaitu
adalah pipet tetes, gelas, sendok, lesung, gelas dan rice cooker. Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah soda kue, cangkang
telur, air, daging sapi, daun papaya, air dan nanas. Yang dimana alat diatas
memiliki fungsi yang berbeda yaitu ada beberapa alat yang digunakan untuk
percobaan pertama dan kedua seperti gelas, pipet tetes dan sendok dan
bahan yang digunakan seperti soda kue, cangkan telur, dan air. Adapun pada
percobaan ketiga terdapat tambahan alat yang digunakan yaitu adalah
lesung, dan rice cooker dan tambahan bahan yang digunakan ialah dagin
sapi, daun papaya, air dan nanas. Yang dimana memiliki fungsi yaitu pada
percobaan 1 dan 2 untuk membuktikan pengaruh konsentrasi dan luas
permukaan pada kecepatkan suatu laju reaksi. Sedangkan pada percobaan
ketiga yang bertujuan untuk membuktikan pengaruh katalis atau suhu
terhadap kecepatan suatu laju reaksi.
Pada percobaan pertama Langkah pertama yang harus dilakukan
ialah memasukkan soda kue setiap kedalam gelas sebanyak 3 gr
menggunakan sendok makan dengan hasil yaitu terdapat soda kue berada
disetiap gelas sebanyak 3 gr. Selanjutnya adalah masukkan air sebanyak 100
tetes menggunakan pipet tetes dengan hasil yaitu terdapat air didalam gelas.
Selanjutnya yaitu adalah diaduk soda kue hingga tercampur dengan hasil
terdapat soda kue tercampur dengan air. Selanjutnya adalah potong
cangkang telur dengan ukuran berbeda dengan hasil terdapat cangkang telur
sudah dipotong dengan ukuran berbeda. Selanjutnya adalah masukkan
cangkang telur yang sudah dipotong kedalam gelas yang berbeda ukuran
dengan hasil yaitu terdapat cangkang telur yang sudah dipotong didalam
gelas. Selanjutnya adalah air dan soda kue memisah dan cangkang telur
tenggelam dengan hasil yaitu terdapat 2 gelas yang dimana air dan soda
memisah dan cangkang telur tenggelam
Pada percobaan kedua Langkah pertama yang harus dilakukan ialah
memasukkan soda kue pada setiap gelas sebanyak 1 gr dan 0,2 gr
menggunakan sendok makan dengan hasil yaitu terdapat soda kue berada
pada setiap gelas sebanyak 1 gr dan 0,2 g. Selanjutnya dalah memasukkan
air sebanyak 60 tetes menggunakan pipet tetes dengan hasil yaitu terdapat
air didalam gelas. Selanjutnya adalah diaduk soda kue hingga tercampur
dengan hasil yaitu terdapat soda kue tercampur dengan air. Selanjutnya
potong cangkang telur dengan ukuran sama dengan hasil yaitu terdapat
cangkang telur sudah dipotong dengan ukuran yang sama. Selanjutnya dalah
masukkan cangkang telur yang sudah dipotong dengan ukuran sama
didalam gelas dengan hasil terdapat cangkang telur yang ukuran sama
didalam gelas. Selanjutnya adalah air dan soda kue memisah dan cangkang
telur mengapung dengan hasil yaitu terdapat 2 gelas yang dimana air dan
soda memisah dan cangkang telur mengapung.
Pada percobaan 3 langkah pertama yang harus dilakukan ialah
memotong daging menjadi 3 bagian dengan ukuran sedang dengan hasil
terdapat daging yang sudah dipotong 3 bagian. Selanjutnya adalah memberi
label 1,2, dan 3 pada gelas dengan hasil yaitu gelas yang sudah diberi label.
Selanjutnya adalah dihaluskan nanas dengan menggunakan penumbuk
hingga halus dengan hasil yaitu didapatkan nanas yang sudah dihaluskan.
Selanjutnya adalah dimasukkan daging kedalam masing-masing gelas yang
sudah diberi label 1,2 dan 3 dengan hasil yaitu gelas 1 terdapat daging sapi
yang dibungkus dengan daun papaya, gelas 2 terdapat daging sapi kemudian
dibalurkan dengan nanas yang sudah dihaluskan, gelas 3 terdapat daging
sapi saja. Selanjutnya adalah tunggu hingga 10 menit dengan hasil yaitu
terdapat waktu 10 menit lamanya. Selanjutnya adalah lepaskan bungkusan
daun papaya dengan hasil yaitu daun papaya yang sudah dibungkus
dilepaskan. Selanjutnya adalah Bersihkan daging yang dibalurkan dengan
nanas dengan hasil yaitu terdapat daging sapi yang sudah dibalurkan dengan
nanas. Selanjutnya adalah tambahkan air secukupnya pada setiap gelas
dengan hasil gelas 1,2,3 terdapat air. Selanjutnya adalah panaskan ketigas
kedalam rice cooker selama 10 menit dengan hasil yaitu Gelas 1 daging
lebih empuk, gelas 2 daging sapi empuk, Gelas 3 daging sapinya tidak
empuk dan liat.
Pada daging yang dilumuri nanas terdapat enzim yang merupakan
senyawa protein yang berfungsi katalisator. Katalisator adalah suatu zat
yang mempercepat reaksi kimia, tetapi tidak mengubah kesetimbangan
reaksi atau tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi. Zat itu sendiri tidak ikut
dalam reaksi sehingga bentuknya tetap atau tidak berubah. Enzim pada buah
nana adalah Bromelin, enzim ini menurunkan energi aktivasi yang
dibutuhkan, sehingga waktu yang diperlukan hingga dagingnya menjadi
empuk dapat dilakukan dalam waktu 10 menit. Energi aktivasi adalah energi
yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Enzim bromelin
merupakan enzim yang paling efektif untuk digunakan dalam pengempukan
daging, terlihat dari hasil pengamatan jika daging yang dilumuri nanas
memiliki sifat yang empuk tetapi tidak memiliki tingkat keempukan
melebihi dari daun papaya. Bromelin termasuk dalam golongan protease
yang dihasilkan dari ekstraksi buah nanas yang dapat mendegradasi kolagen
daging, sehingga dapat mengempukkan daging.
Pada daging pada gelas kimia berlabel 1 dibungkus menggunakan
daun papaya. Daun ini sendiri mengandung enzim papain yang merupakan
enzim proteolitik golongan protease yang memerlukan substrat protein
dengan titik serangnya pada bagian ikatan-ikatan peptide. Enzim papain
bertindak sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi. Fungsi
enzim papain adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang
diperlukan untuk mencapai status transisi dalam suatu reaksi kimiawi.
Daging sapi yang di katalisis oleh enzim papain mempunyai energi aktivasi
yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih sedikit energi
untuk berlangsungnya reaksi pengempukan daging. Enzim papain ini
mempercepat reaksi kimiawi secara spesifiki tanpa pembentukan hasil
samping.
Pada daging gelas kimia ke 3 yang tidak diberikan apapun,
merupakan daging yang memiliki keempukan paling rendah. Ini terjadi
karena pada saat pemasan daging tidak mendapatkan katalisator guna
mempercepat laju reaksi dalam pemutusan ikatan antar serat. Sehingga
energi aktivasi yang dibutuhkan saat pemanasan terbilang lebih tinggi
dengan demikian membutuhkan lebih banyak energi untuk berlangsungnya
reaksi pada pengempukan daging sehingga waktu yang dibutuhkan juga
lebih.
G. KESIMPULAN
1. Laju reaksi merupakan suatu laju pengurangan konsentrasi molar
preaksi atau laju pertambahan dari konsentrasi molar hasil dari suatu
reaksi dalam suatu satuan waktu.
2. Luas permukaan dapat memengaruhi kecepatan pada laju reaksi
3. Konsentrasi pada suatu zat yang direaksikan tentu memiliki perbedaan
4. Suhu atau temperature sendiri juga dapat mempengaruhi energi
potensial pada suatu zat
5. Katalis sendiri merupakan suatu zat yang memiliki fungsi untuk
mempercepat terjadinya reaksi, tetapi dapat diperoleh kembali pada
akhir reaksi
DAFTAR PUSTAKA
Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, Bambang Supriadi. 2017. Pengaruh
konsentrasi larutan terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika,
Vol 6 No. 2.
Sunarya, Y. Agus. 2004. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : Grafindo
Media Pratama.
Suyatno, dkk. 2007. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Grasindo
LAMPIRAN
sapi
Cangkang telur di dalam Gelas diberi label Dimasukan 3 gram Dihaluskan nanas
masing-masing gelas dengan lesung
1,2 dan 3 soda kue