Askeb Imunisasi Campak
Askeb Imunisasi Campak
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.2
Preparat antigenik yang digunakan sebagai vaksin.
Jenis antigen Contoh vaksin
Organisme hidup Alamiah Vaksinia (untuk cacat)
Dilemahkan Vaksin polio oral (sabin) campak,
parotitis, rubela, demam kunin,
naricela, zoster (human herpes
virus 3), BCG (untuk
tuberculosis)
Organisme utuh Virus Polio (salk), rabies, influenza,
hepatitis A, tifus (bukan demam
tifoid)
Bakteri Pertusis, demam tifoid, kolera,
pes
Fragmen subseluler Kapsul Pneumokokkus, meningokokus
Polisakorida haemophilus influenza
Antigen Hepatitis B
Permukaan
Toksoid Tetanus, dipteri
Berbasis Ekspresi Hepatitis B (dari rage)
Rekombinasi DNA Klongen
Sumber : Wahab, 2002
2.1.8 Efektivitas vaksin
Vaksin yang efektif harus memiliki hal-hal sebagai berikut :
1. Merangsang timbulnya imunitas yang tepat, antibodi untuk toksin
dan organisme, ekstra seluler seperti streptococeus pneumonia,
imunitas seluler untuk organisme intraseluler seperti hasil
tuberkulosis. Bila jenis respons imunitas yang paling sesuai untuk
suatu jenis infeksi tidak jelas seperti pada metona, lebih sulit pula
dibuat vaksin yang efektif untuk penyakit tersebut.
2. Stabil dalam penyimpanan
Hal ini sangat penting untuk vaksin hidup yang biasanya perlu
disimpan di tempat dingin atau memerlukan rantai pendingin yang
sempurna dari pabrik ke pabrik.
3. Mempunyai imunogeritas yang cukup
Imunogeritas vaksin bahan mati sering perlu dinaikkan dengan
anjuvan (bahan yang ditambahkan atau diesmudifikasikan pada
antigen untuk meningkatkan produksi antibodi).
2.1.9 Persyaratan pemberian vaksin
1. Pada bayi atau anak yang sehat.
2. Pada bayi yang sedang sakit.
a. Sakit keras.
b. Dalam masa tunas suatu penyakit.
c. Defisiensi imunologi.
3. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es suhu 2 – 8oC dan
belum lewat masa berlakunya.
4. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat.
5. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis
imunusasi yang telah diterima.
6. Meneliti jenis vaksin yang telah diberikan.
7. Memperhatikan dosis yang akan diberikan.
(Wahab, 2002)
3.1 Pengkajian
Tanggal : 17 – 04 – 2009 Jam : 17.00 WIB.
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By. “A”
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 8 Bulan
Status anak : Anak kandung
Nama ibu : Ny. “K” Nama bapak : Tn. “J”
Umur : 23 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S 1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : ± Rp.1.000.000/bln Penghasilan : ± Rp.1.000.000/bln
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Mancar Malang Alamat : Mancar Malang
Peterongan Jombang Peterongan Jombang
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan campak anaknya.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya berumur 8 bulan dan waktunya untuk
pemberian imunisasi campak dan sekarang dalam keadaan sehat,
hanya pilek.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah dirawat di rumah sakit,
tidak pernah menderita gabag, batuk serta diare biasa.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit campak, maupun dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), maupun penyakit
menurun (darah tinggi, jantung, DM, asma, ginjal).
6. Riwayat neonatal
a. Prenatal
Ibu hamil pertama UK 9 bulan, selama hamil ibu rutin periksa
ke bidan 6 x, keluhan mual muntah pada TM I, obat yang
didapat B6, tablet Fe, vitamin, antasit, kalk dan selama hamil
ibu tidak pernah sakit.
b. Natal
Ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama lahir spontan,
ditolong bidan, dengan usia kehamilan 9 bulan dan segera
menangis, BBL : 3200 gram, PBL : 49 cm, jenis kelamin
perempuan, tanggal lahir 1 September 2008.
c. Post natal
Setelah bayi lahir diberi ASI 8 x/hari atau jika bayi menangis.
7. Riwayat imunisasi
HB Sejak lahir
BCG 23-06-2008
DPT HB combo 11-07-2008 11-10-2008 11-11-2008
Polio 11-07-2008 11-10-2008 11-11-2008
b. Perkembangan
1. Motorik halus : Memegang jari-jarinya untuk dimasukkan ke
mulutnya, bermain dengan senang hati.
2. Motorik kasar : Dapat berjalan tetapi dengan cara dituntun
dan kadang-kadang memakai kursi roda,
merambat atau merangkak.
3. Personal sosial : Malu terhadap orang lain, marah jika
mainannya diambil, mengikuti apabila diajak
tepuk tangan.
4. Bahasa : Bayi bisa bicara, ibu, bapak, maem,
menirukan suara.
3.5 Intervensi
Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.
Tujuan :
Jangka pendek : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 45 menit di
harapkan imunisasi campak dapat dilakukan dengan baik.
Kriteria Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tenaga kesehatan
tidak terjadi pembengkakan pada daerah sekitar suntikan.
Jangka panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam
diharapkan bayi tidak mengalami demam.
Kriteria hasil : Keadaan umum bayi baik.
TTV dalam batas normal.
Nadi : 120 – 160 x/menit
Suhu : 36,5 oC – 37,5 oC
RR : 20 – 40 x/menit
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada bayi dan ibu dengan melakukan komunikasi
secara terapeutik.
Rasional : Menjalin hubungan dan menciptakan kepercayaan terhadap
petugas serta ibu dapat kooperatif dengan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Jelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.
Rasional : Berbagi pengetahuan dengan ibu tentang imunisasi campak.
3. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu mengetahui keadaan dan kebutuhan bayinya saat ini.
4. Persiapkan alat dan posisi.
Rasional : Alat dan posisi yang benar mendukung keberhasilan imunisasi.
5. Periksa label kadaluawarsa.
Rasional : Label kadaluarsa menunjukkan batas pemakaian vaksin dapat
digunakan.
6. Tentukan dosis vaksin dan cara pemberian.
Rasional : Dosis dan cara pemberian yang tepat mendukung proses
kekebalan yang efektif.
7. Berikan vaksin campak secara SC pada 1/3 lengan bagian atas.
Rasional : Imunisasi campak membentuk kekebalan terhadap virus
campak.
8. Jelaskan pada ibu tentang efek samping imunisasi campak.
Rasional : Ibu mengetahui kebutuhan anaknya dan segera datang ke
palayanan kesehatan jika terjadi panas lebih dari 10 hari.
9. Berikan obat penurun panas.
Rasional : Dengan pemberian obat akan mengurangi dan mengatasi
gejala panas akibat imunisasi.
10. Jelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan.
Rasional : Efektivitas vaksin dapat berkurang.
11. Anjurkan pada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan sekali atau
bila ada keluhan.
Rasional : Deteksi dini gangguan pertumbuhan bayi.
12. Anjurkan ibu membawa anaknya ke petugas kesehatan jika panas tidak
turun-turun selama 3 hari.
Rasional : Untuk menghindari komplikasi lebih kompleks.
13. Catat hasil atau tanggal pemberian imunisasi campak pada KMS.
Rasional : Dokumentasi agar tidak terjadi penyuntikan ulang vaksin yang
sama.
3.6 Implementasi
Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.
Tanggal : 17 – 04 – 2009
1. Jam 17.30 WIB.
Melakukan pendekatan pada bayi atau ibu dengan melakukan komunikasi
secara terapeutik sambil melakukan anamnesa.
2. Jam 17.34 WIB.
Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi campak.
Imunisasi campak berfungsi untuk membentuk kekebalan terhadap virus
campak. Imunisasi campak diberikan 1 x.
3. Jam 17.37 WIB.
Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dan menunjukkan bayi dalam
keadaan sehat tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Suhu : 36,7 oC
4. Jam 17.40 WIB.
Mempersiapkan alat dan posisi bayi.
Alat : Vaksin campak yang sudah dilarutkan.
Kapas DTT
KMS
Bolpoint
Spuit 5 cc dan jarum
Bengkok.
Posisi : Dudukkan bayi pada pangkuan ibunya.
Lengan kanan bayi di lipat di ketiak ibunya.
Tangan kiri ibu memegang tangan kiri bayi.
5. Jam 17.46 WIB.
Memeriksa label kadaluarsa vaksin campak dan memastikan bahwa
vaksin masih bisa digunakan.
6. Jam 17.50 WIB.
Menentukan dosis vaksin campak 0,5 cc, memperhatikan cara pemberian
vaksin sesuai dengan langkah yang ditetapkan.
7. Jam 17.54 WIB
Menyuntikkan vaksin campak secara subcutan pada 1/3 atas lengan kiri
bagian luar dengan sudut 45o.
8. Jam 18.00 WIB.
Menjelaskan pada ibu efek samping yang mungkin timbul yaitu
kemerahan di daerah suntikan dan panas, jika terjadi reaksi tersebut yang
harus di lakukan adalah kompres dengan air hangat.
9. Jam 18.04 WIB.
Memberikan obat penurun panas parasetamol 500 ml 3x ¼ /hari jika suhu
badan panas 38oC.
10. Jam 18.06 WIB.
Menjelaskan pada ibu agar tidak menggosok daerah suntikan karena dapat
menurunkan efektivitas vaksin, jadi hanya ditekan saja.
11. Jam 18.09 WIB.
Menginformasikan pada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan
sekali untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik
di posyandu atau pelayanan kesehatan lain.
12. Jam 17.13 WIB
Menganjurkan ibu membawa anaknya ke petugas kesehatan (Puskesmas,
Rumah Sakit atau BPS) jika panas tidak turun-turun selama 3 hari.
13. Jam 18.15 WIB.
Mencatat tanggal pemberian imunisasi campak pada KMS dan register
bayi (tanggal : 17 – 04 – 2009)
3.7 Evaluasi
Tanggal : 17 – 04 – 2009 jam : 18.15 WIB.
Dx : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.
S : Ibu mengatakan bayinya telah di imunisasi campak.
O : Keadaan umum baik.
Ibu mengerti dan menyadari tentang efek samping dari imunisasi
campak.
A : Bayi “A” Umur 8 Bulan Dengan Imunisasi Campak.
P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan obat penurun panas parasetamol 500 ml 3 x ¼ / hari jika
panas tidak turun-turun 38oC.
Membawa anak ke petugas kesehatan jika panas tidak turun selama 3
hari.