Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BERFIKIR KRITIS

LANGKAH-LANGKAH DALAM PEMECAHAN MASALAH


MENURUT ANDERSON

Disusun Untuk Memenuhi Tugas BERFIKIR KRITIS


Dosen Pengampu : Dr.Runjati,M.Mid

Disusun oleh :

Nama : SITI MARYANTI

NIM : P1337424822315

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI BIDAN
KELAS IBI BANJARNEGARA
TAHUN 2023
DAI: Kasus Campak di Indonesia Melonjak 32 Kali Lipat

RIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Kasus Campak kembali meningkat di Indonesia


bahkan beberapa provinsi telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Ketua UKK
Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Anggraini Alam SpA
(K) mengungkapkan telah terjadi pelonjakan kasus suspek Campak hingga 32 kali lipat.
Peningkatan hingga 32 kali lipat berdasarkan pemantauan di minggu pertama hingga minggu ke-
52 di tahun 2022 dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Hal ini ditengarai karena cakupan vaksinasi Campak yang terus menurun. "Semakin
banyak yang tidak divaksinasi, semakin rentan risiko terinfeksi. Kekebalan pada infeksi juga bisa
'lupa' karena tidak melanjutkan vaksinasi, atau dinamakan immunological amnesia. Bahkan pada
2021 ada 132 kasus suspek, di 2022 ada 3.341 kasus," sebut dr Anggraini dalam Konferensi Pers
secara daring, Kamis (19/1/2023). Selain itu, masyarakat dinilai sudah menganggap infeksi
campak sudah hilang.

Sejak 2015 cakupan vaksinasi terus menurun hingga 2021 menyusut drastis, salah
satunya efek pandemi Covid-19."Artinya memang bukan main," lanjutnya. Ia pun meminta
masyarakat mewaspadai gejala dan pemicu penularannya. Bila terinfeksi campak, virus akan
masuk ke tubuh kemudian ke darah.

Gejala campak tidak cukup di kulit saja, karena bisa juga muncul di mata, hingga saluran
pencernaan."Yang paling buruk ke sistem imun, memang kalau dilihat kulitnya muncul lah ruam
setelah demam, dia punya 3 fase gejalanya," jelas dr. Anggraini Alam.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti
Nadia Tarmizi mengatakan, sampai Desember 2022 sudah ada 3.341 kasus yang dilaporkan di
223 kabupaten dan kota dari 31 Provinsi. Dari 31 provinsi tersebut, 12 provinsi telah menetapkan
status KLB. "12 provinsi yang KLB, namun 31 Provinsi yang melaporkan. Saya meminta semua
untuk waspada dengan penyakit Campak ini," ujar Nadia saat dikonfirmasi, Kamis (19/1/2023).
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah menurut Andeson:

1. Pengenalan dan pendefinisian masalah


a. Pengertian
Peyakit campak merupakan salah satu penyakit yang cukup terkenal di
masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus akut, yakni virus RNA beruntai
tunggal dari keluarga Paramyxovirus dari genus morbillivirus. Virus campak hanya
menginfeksi manusia, dimana virus ini tidak aktif oleh panas, cahaya, PH asam, eter, dan
tripsin (enzim). Karena penyebab penyakit campak ini adalah virus, maka hal ini
berkaitan erat dengan ketahanan tubuh. Bila tubuh kita sedang lemah dan daya tahan
tubuh menurun akan mudah sekali tertular penyakit ini. Virus ini memiliki waktu
kelangsungan hidup yang singkat di udara, atau pada benda dan permukaan.
b. Penyebaran Penyakit Campak
Virus campak berada dalam lendir di hidung dan tenggorokan orang yang
terinfeksi. Penularan campak dapat terjadi ketika bersin atau batuk. Lendir yang
terinfeksi dapat mendarat di hidung orang lain atau tenggorokn ketika mereka
bernafas atau memasukkan jari-jari mereka di dalam mulut atau hidung setelah
menyentuh permukaan yang terinfeksi. Virus tetap aktif dan menular pada permukaan
yang terinfeksi sampai 2 jam. Transmisi campak terjadi begitu mudah kepada siapapun
c. Gejala Penyakit Campak
Orang rentan yang terpapar virus campak akan mengalami gejala campak
setelah tujuh sampai empat belas hari kemudian. Tanda dan gejala yang menjadi
ciri-ciri campak meliputi:
1) Demam
2) Batuk kering
3) Hidung ingusan (pilek)
4) Mata merah meradang (konjungtivitis)
5) Peka terhadap cahaya
6) Diare
7) Kopliks spot (bintik-bintik kecil berwarna putih dengan warna putih kebiruan
di tengahnya, ditemukan pada lapisan dalam pipi)
8) Ruam kulit berwarna merah kecil-kecil rapat dan merata, hampir seluruh tubuh
2. Penentuan sejumlah solusi alternatif
a. Meratakan imunisasi dasar pada masyarakat
b. Turut ikut seta dalam pengendalian dan penanganan masalah campak
3. Penentuan kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi solusi alternatif
Penentuan kriteria sebagai bidan
a. Penanganan sesuai dengan wewenang bidan
4. Evaluasi solusi alternatif
a. Meratakan imunisasi dasar pada masyarakat
(+) Dapat membantu perlindungan anak dari penyakit campak, sehingga dapat
meminimalisir penyebarannya
(-) Tidak sedikit masyarakat yang menolak mengimunisasikan anak dikarenakan
pendapat golongan tertentu
b. Turut ikut serta dalam pengendalian dan penanganan masalah campak
(+) Dapat secara aktif membantu pemerintah dalam pengendalian dan penanganan
(-) Membutuhkan waktu diluar ruangan
5. Pemilihan solusi alternatif terpilih
Berdasarkan evaluasi solusi alternatif dapat dipilih yaitu “meratakan imunisasi dasar
masyarakat”
6. Implementasi solusi alternatif terpilih
a) Melakukan konseling kepada masyarakat pentingnya imunisasi dasar pada anak untuk
mencegah penyakit pada termasuk penyakit campak
b) Memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan imunisasi dasar
7. Evaluasi hasil yang diperoleh untuk menentukan diperolehnya solusi yang memuaskan
a) Setiap bulan melakukan evaluasi apakah sudah semua sasaran imunisasi terpenuhi
b) Jika belum memenuhi sasaran, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain
dan tokoh masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tribunnews.com/kesehatan/2023/01/20/idai-kasus-campak-di-indonesia-melonjak-
32-kali-lipat

Anda mungkin juga menyukai