1) WULAN SUCI RAMADHANI 2) KHOLIFATUR ROSYIDAH 3) DINAS IRIANDANA 4) TJIPTO PRASTOWO 5) EKO HARIYONO
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan
yang berada diantara dua samudera dan dua benua yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta Benua Asia dan Benua Australia (Badan Koordinasi Keamanaan Laut RI, 2009). Secara geologis Indonesia terletak di antara dua sirkum, yaitu: Gambar 1. Gunung Berapi Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik; tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Pasifik, IndoAustrali dan Eurasia, serta sebagian besar gunung yang ada di Indonesia termasuk dalam kategori aktif. Mengingat sebagian besar gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung aktif, maka sudah pasti akan sering terjadi letusan gunung berapi dan memungkinkan memakan korban terutama bagi yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Tren bencana kebumian gunung meletus di Indonesia dari tahun 2001-2021 terlihat semakin meningkat (BNBP, 2021). Hal ini menandakan keberadaan gunung api di indonesia tidak boleh dianggap sepele agar tidak memakan korban semakin banyak setiap tahunnya. Jika berkaca pada kondisi di atas, tentu sebagai seorang yang berkecimpung dalam bidang ilmu pengetahuan alam tidak akan buta dalam melihat situasi alam yang ada di indonesia. Maka sebagai pendidik sains, sudah sepatutnya guru mengajarkan siswa pengetahuan mengenai mitigasi bencana. Pengetahuan mitigasi bencana tidak hanya berperan untuk meningkatkan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana alam saja, namun juga untuk memberikan pemahaman tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Pengetahuan tersebut akan berguna bagi siswa terutama yang tinggal di sekitar area gunung api agar tanggap dalam menghadapi bencana gunung meletus. Mitigasi bencana kebumian terdiri dari tiga tahap, yaitu sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan sesudah bencana. Guru sebagai pendidik dan edukator, dalam hal ini bisa mengambil mitigasi bagian sebelum terjadi bencana dimana fokus utamanya yaitu mengajarkan kepada siswa apa hal yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, tanda-tanda bencana kebumian akan datang, dan masih banyak lagi. Guru bisa menyampaikan materi tersebut pada pembelajaran IPA. Pada permulaan, dilakukan pengenalan terlebih dahulu terhadap lingkungan sekitar sekolah. Selanjutnya berdiskusi tentang bagaimana sekolah dalam menghadapi ancaman bencana jika gunung mengalami erupsi. Materi tentang gunung berapi mengantarkan peserta didik pada pemahaman tentang bagaimana terbentuknya gunung yang terbentuk akibat proses subduksi lempeng Indonesia-Australia pada Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa. Setelah siswa paham kondisi lingkungan yang rawan bencana, maka guru dapat menyampaikan mitigasi bencana gunung meletus. Guru juga bisa bekerja sama dengan pihak sekolah agar dapat mengadakan simulasi ketika terjadi gunung meletus dalam kurun waktu tertentu. Hal ini untuk membiasakan seluruh warga sekolah agar selalu siaga terhadap kemungkinan terjadi bencana.