Makalah
Makalah
Oleh :
Sinyo April Dethan
2106080049
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah yang berjudul “Analisis Perbedaan antar umat beragama dari
Film "Selaras" Berdasarkan Pandangan Kristen” yang penulis buat ini dapat diselesaikan
sesuai batasan waktunya. Tersusunnya makalah ini adalah berkat dorongan, bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada
teman teman kelas yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini,
Terlepas dari semuanya itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga makalah tentang “Analisis Perbedaan
antar umat beragama dari Film "Selaras" Berdasarkan Pandangan Kristen” ini dapat
bermanfaat untuk proses pembelajaran khususnya bagi para pembaca umumnya. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 5
BAB II Pembahasan 5
A. Konsep Kerukunan Antar Umat Beragama 5
B. Bentuk-Bentuk Kerukunan Antar Umat Beragama 6
C. Sumber Alkitab tentang kerukunan antar umat beragama 7
D. Peran Umat Beragama dalam mengembangkan kerukunan antar umat beragama 7
BAB III 10
Analisis Film “Selaras” Dalam Perspektif Kristen Mengenai Kerukunan Antar Umat Beragama 10
A. Sistematika 10
B. Isi Film 10
C. Pandangan Kristen 11
BAB IV 13
Penutup 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
Daftar Isi 14
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki
keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi
juga termasuk agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam
agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai
kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-masing dan berpotensi konflik.
Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural
masyarakat Indonesia tidak saja karena keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras tapi
juga agama. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Kristen
protestan, katolik, hindu, budha dan kong hu chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah
perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan
tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat
beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan
kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong.
Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi setiap
golongan antar umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan dan
memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari suatu golongan umat beragama
telah berhubungan baik dengan anggota dari golongan agama-agama lain, akan terbuka
kemungkinan untuk mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk kerja sama dalam
bermasyarakat dan bernegara.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini kerukunan antar umat beragama dapat kita
belajar dan teladankan dari berbagai sumber salah satu yang sering kita lakukan adalah
dengan menonton film toleransi antar umat beragama. Dengan gambaran diatas maka
penulis tertarik untuk membuat makalh tentang “Analisis Perbedaan antar umat beragama
dari Film "Selaras" Berdasarkan pandangan Kristen”
B. Rumusan Masalah
a) Apa itu konsep kerukunan antar umat beragama
b) Apa saja bentuk-bentuk kerukunan antar umat beragama
c) Apa saja sumber alkitab tentang kerukunan antar umat beragama
d) Apa peran antar umat beragama dalam mengembangkan kerukunan antar umat
beragama
e) Menganalisis film “Selaras” dalam perspektif Kristen mengenai kerukunan antar
umat beragama
C. Tujuan
a) Mengetahui konsep kerukunan antar umat beragama
b) Mengetahui bentuk-bentuk kerukunan antar umat beragama
c) Mengetahui sumber alkitab tentang kerukunan antar umat beragama
d) Mengetahui peran antar umat beragama dalam mengembangkan kerukunan antar
umat beragama
e) Menganalisis film “Selaras” dalam perspektif Kristen mengenai kerukunan antar
umat beragama
BAB II Pembahasan
A. Konsep Kerukunan Antar Umat Beragama
Kerukunan yang kita kehendaki adalah kerukunan yang otentik dan dinamis.
Kerukunan yang otentik adalah kerukunan yang lahir dan penghaytan iman masing-
masing. Kerukunan yang dinamis adalah kerukunan yang secara aktif dan kreatif berjalan
bersama mengupayakan kesepakatan-kesepakatan baru. Selain itu, kerukunan yang kita
kehendki adalah kerukunan yang berada dalam interaksi yang seimbang dengan
kebebasan, kerukunan dan kebebasan saling mengidupi. Hanya apabila ada kerukunan,
kebebasan terpelihara. Hanya dalam kebebasan, ada kerukunan yang sejati. Kerukunan
beragama dan kebebasan beragama dalam arti kebesan untuk memeluk agama,
menyiarkan, dan berpindah agama perlu di perjuangkan bersama-sama. Ukuran bagi
kedewasaan kita beragama dan kesiapan kita untuk menyambut positif kepelbagian
agama-agama adalah kemampuan untuk mencipatakan kerukunan di samping mengormati
terhadap kebebasan agama. Kerukunan tidak dikorbankan untuk kebebasan, dan
sebaliknya kebebasan tidak di korbankan untuk kerukunan. Kerukunan yang kita
kehendaki adalah kerukunan yang tidak membatasi atau mengurangi, melainkan malah
justru mengembangkan kebebasan di tanah air. Artinya harus dalam keseimbangan
dinamis, kebebasan tidak memastikan kerukunan dan sebaliknya kerukunan tidak
memastikan kebeasan.
Kerukunan yang tidak dikehendaki adalah kerukunan yang tidak dipahami sebagai
keadaan tanpa konflik. Konflik tidak dengan sendirinya buruk. Misalnya konflik antara
yesus dan orang farisi, paulus dan petrus, elia dan ahab, dan lain-lain. Kerukunan yang
harus dilandasi pada kebenaran, dan tidak boleh dipakai sebagai alasan untuk menindas
kebenaran. Kerukunan sejati terjadi ketika semua pihak dalam interaksi intens terus
mencari pemahaman kebenaran yang lebih tinggi. Dalam proses itu, bisa terjadi perbedaan
yang tajam, bahkan ketegangan, namun tidak perlu merusak kerukunan selama segala
sesuatu bisa dan dibicarakan dengan terbuka, bukan basa basi dalam semangat, terus
menerus berusaha mencapai kesepakatan yang lebih maju
Kerukunan yang tidak dikehendaki adalah bila kerukunan dipahami sebagai tujuan
pada dirinya kerukunan penting dan dikehendaki Allah sejak awal karya penciptaannya,
bukan yang terpenting. Kerukunan bukan satu-satunya dan segala-galanya dan tidak boleh
dijadikan tujuan akhir dan satu-satunya pada dirinya. Nilai-nilai kehidupan yang lain tidak
boleh dikorbankan demi kerukunan. Yang benar adalah sebaliknya ketika kebenaran
dijunjung tinggi, ketika keadilan diperjuangkan dan diwujudkan secara tulus dan murni
dan ketika kebebasan asasi dialami, disitulah kerukunan yang sejati dengan sendirinya
terjadi.
Kerukunan yang tidak kita kehendaki adalah bila kerukunan hendak dipaksakan dari
luar. Kerukunan yang sejati harus tumbuh secara bebas dan sadar dalam diri masing-
masing. Tidak bisa dipaksakan oleh pemerintah. Tidak bisa diwujudkan dengan undang-
undang. Kerukunan harus menjadi urusan masing-masing agama. Kekuatan-kekuatan
eksternal dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi perangsangnya dan saran dari
dalam. Sebaliknya, kekuatan eksternal juga bisa merusak kemungkinan itu. Sikap berpihak
dan pilih kasih, misalnya, amat merusak. Kerukunan dapat dorong dari luar namun harus
tumbuh dari dalam. Kerukunan yang dipaksakan atau disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal, biasanya akan tipis dan sementara saja.
Kerusakan yang tidak dikehendaki adalah bila kerukunan harus dibayar dengan
hilangnya perbedaan dan kebebasan. Usaha untuk menghilangkan perbedaan dan
kebebasan itulah yang justru merusak kerukunan. Menekan ketegangan dan
menyembunyikan konflik ke bawah permukaan
B. Bentuk-Bentuk Kerukunan Antar Umat Beragama
Untuk mencapai kerukunan antar umat beragama, pemerintah telah melakukan
berbagai program antara lain program pembinaan kerukunan hidup beragama yang dalam
pelita I-V mengambil dalam bentuk-bentuk kegiatan dialog, studi kasus, kerja sama sosial,
kunjungan silaturahmi dan lain-lain. Pembentukan wadah musyawarah antar umat
beragama pada tanggal 30 juni 1980.
Dari antara bentuk-bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kerukunan antar umat
beragama, bentuk dialog adalah bentuk yang paling awal dilaksanakan dengan praaksara
pemerintah dan telah dilakukan di berbagai kota Indonesia. Dialog adalah sesuatu
percakapan yang menolak pada upaya untuk megerti mitra percakapn dengan baik, saling
mendengarkan pendapat mitra percakapan. Dialog menunjukan pada adanya percakapan
antara dua orang atau lebih mengenai berbagai permasalahan yang menyangkut
kepentingan bersama. Dialog antar umat adalah pertemuan yang sengaja dilakukan untuk
mbertukar pikiran, informasi dan pengalaman tentang kayakinan masing-masing tanpa
prsentasi menganggap diri lebih benar. Yang berdialog adalah manusia. Oleh sebab itu,
dalam konteks kepelbagaian agama yang ada di Indonesia, bukan dialog agama, tapi
dialog antar orang beragama. Banyak pemikiran yang disumbangkan oleh umat beragama
seandainya ada wadah dialog. Ada banyak kecurigaan yang tidak wajar dalam hubungan
antar umat akan lenyap, akan berganti dengan pergaulan yang akrab
Dialog antar umat beragama di indonesia mulai mendapat perhatian sejak tahun 1960
an khususnya setelah berdiri masa orde baru. Musyawarah kerukunan beragama yang
diprakarsai oleh departemen agama telah berlangsung pada tahun 1967. Kemudian
berbagai pertemuan tingkat pemuka agama berlangsung di banyak daerah, sekitar masalah
kerukunan dan toleransi beragama. Mukti ali semasa menjabat menteri agama yang paling
digencar untuk mengupayakan terciptanya dialog antar umat beragama .
Dari sifatnya dialog dapat dibagi menjadi dialog formal dan nonformal. Dialog formal
adalah sesuatu dialog yang membahas suatu tema tertentu dalam suatu pertemuan yang
pembahasannya bertolak dengan visi teologis masing-masing. Dialog informal adalah
suatu dialog yang terjadi dalam bentuk-bentuk pergaulan, kerjasama, dan hubungan sosial
antar umat beragama yang berbeda melalui kesempatan itu mereka saling mengenal satu
sama lain.
Dalam dialog informal Inilah warga gereja banyak terlibat karena mereka sehari-sehari
bertemu serta bergaul dengan umat dari berbagai agama. Untuk melakukan dialog, ada 4
hal yang harus diperhatikan. Pertama, kita memerlukan pendalaman tentang isi
kepercayaan atau agama kita sendiri. Kita mesti mampu menjelaskan dengan jujur pokok-
pokok iman kita, tradisi gereja kita dan lain-lain yang berkaitan dengan agama kita sendiri.
Kedua, kita memerlukan tentang pemahaman tentang agama mereka. Ketiga, kita harus
bersikap saling menghormati tanpa memandang latar belakang mayoritas dan minoritas
dan lain-lain. Keempat, dialog tidak berarti merelatifkan kebenaran injil untuk menuju
sinkretisme.
C. Pandangan Kristen
Murtad atau pindah agama sudah menjadi perdebatan bagi para ahli teologi sejak
dulu. Definisi murtad masih diperdebatkan sampai sekarang. Ada pihak yang bilang bila
pindah dari denominasi Katolik ke Protestan sudah dianggap murtad. Ada juga yang
menganggap kalau itu bukanlah murtad. Dalam artikel ini, kita tidak membahas murtad
dalam definisi pindah denominasi, melainkan murtad dalam artian pindah agama. Negara
membebaskan warga negaranya untuk memeluk agama apapun. Meskipun begitu, warga
negara, selain diikat oleh peraturan negaranya, juga diikat oleh norma yang berlaku dalam
agama yang dianut, kecuali ateis.
Walaupun negara tidak berhak untuk menghukum orang yang murtad dari hukum
pindah agama dalam Kristen, orang tersebut tentu akan mendapatkan sanksi sosial dan
tentunya akan mendapat ganjaran yang setimpal di hari penghakiman nanti. Lalu,
bagaimana Agama Kristen memandang murtad atau pindah agama. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, murtad adalah berbalik belakang. Maksud dari makna “berbalik
belakang” adalah seorang individu tidak lagi menghadap imamnya dan memunggungi
imamnya alias keluar dari sebuah komunitas. Kita tahu bahwa memunggungi orang yang
sedang berbicara dengan kita adalah hal tidak beretika sama sekali. Jadi, murtad adalah
pindahnya seseorang ke agama lain, seperti orang yang beragama Islam pindah ke Agama
Kristen atau orang yang beragama Kristen pindah ke Agama Islam.
Begitulah hukum pindah agama dalam Kristen, setiap orang pernah berdosa, termasuk
Rasul Paulus dan Rasul Petrus. Rasul Paulus yang merupakan Ahli Taurat akhirnya pindah
agama dari Yahudi ke Kristen setelah diperingatkan oleh Yesus Kristus melalui sebuah
penglihatan. Sebelumnya Paulus adalah sosok yang sangat suka melakukan pembunuhan
terhadap umat-umat Kristen di Syria Palestina.
Rasul Petrus pernah melakukan penyangkalan terhadap Yesus Kristus saat ditanya
apakah Petrus mengenal Yesus. Petrus merasa bersalah setelah melakukan penyangkalan
tersebut. Walaupun begitu, Yesus justru tidak mengutuk Petrus. Yesus justru memilih
Petrus menjadi pemimpin gereja perdana. Kuatkanlah imanmu. Minta bantuan Roh Kudus
supaya dirimu tidak menjadi domba tersesat yang tidak tahu arah jalan pulang.
Nah berdasarkan materi di atas tentunya jika kita memperhatikan film "Selaras" maka
di situ dapat dilihat bahwa anak dari Ibu Dini memutuskan untuk pindah menjadi seorang
mualaf. Nah tentunya segala konsekuensi akan ia dapatkan baik itu secara sosial yaitu
pastinya namanya akan di perbincangkan di tengah masyarakat ataupun konsekuensi
rohani seperti pemaparan materi di atas. Namun tentunya semua orang mempunyai
keputusan untuk melakukan sesuatu hal. Begitu juga dengan Daud, ia juga seorang
manusia dan ia memilih untuk menjadi seorang mualaf adalah keputusannya. Sebagai
teman, Orang tua dan sahabat kita hanya bisa memperingatkan tapi pilihan ada di tangan
orang tersebut. Tapi ingat jangan sampai dengan berpindahnya teman atau sahabat kita ke
agama lain jangan sampai kerukunan itu juga hilang. Namun mari kita jaga terus
kerukunan itu apapun keadaan teman kita.
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Kerukunan antar umat beragama harus selalu diterapkan dalam kehidupan kita
sebagai manusia. Melihat dengan keberagaman agama yang ada di Indonesia, sudah
sepatutnya mengharuskan kita agar selalu saling hidup rukun antar sesama umat manusia.
Sebagai seorang Kristen yesus mengajarkan kita agar selalu mengasihi semua orang.
Baik itu mereka berbuat salah kepada kita ataupun berbuat baik kepada kita. Karena itu
sebagai Kristen yang Patuh, kita harus berusaha untuk selalu mengasihi sesama kita.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih kurang sempurnanya dalam penulisan makalah ini
oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka akan menerima baik itu kritikan maupun
saran dari para pembaca agar kedepannya jauh lebih baik lagi
Daftar Isi
Hari agung bandara. 2016, 11 Juni. SELARAS - Short Film (kisah satu keluarga tetapi
berbeda agama) [video]. You Tube. https://youtu.be/UOoR-ZJwpXE