Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIK BAIK

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE MIND MAPING


DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI KELAS VI SD NEGERI 32 TANJUNG BERINGIN
KECAMATAN LUBUK SIKAPING

OLEH :

MIMI SUHARTI, S. Pd
BIOGRAFI

Nama : MIMI SUHARTI, S. Pd


Tempat, Tanggal Lahir : Padang Pariaman, 15 Juli 1967
Agama : Islam
Unit Kerja : SDN 32 Tanjung Beringin
Hobby : Traveling
Alamat : Jl. Pelita Blok D No. 14 – Tanjung Beringin
Kecamatan Lubuk Sikaping – Kabupaten Pasaman
Prov. Sumatera Barat

Motto :

“Mengabdi Sepenuh
Hati”
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE MIND MAPING
DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS VI
SD NEGERI 32 TANJUNG BERINGIN
KECAMATAN LUBUK SIKAPING

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang mesti dipahami siswa.
Keterampilan yang dimaksud adalah : keterampilan mendengar (menyimak), berbicara, menulis, dan
membaca. Menulis merupakan suatu proses menyampaikan informasi secara tertulis kepada pihak lain dan
tergolong keterampilan berbahasa yang bersipat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa
yang paling rumit diantara jenis jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar
menyalin kata kata dan kalimat kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran pikiran
dalam suatu struktur tulis yang teratur. Menulis juga diartikan sebagai kegiatan mendokumentasikan
informasi kedalam suatu sarana tulis.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada aspek keterampilan menulis hendaknya guru
harus membimbing siswa dalam meningkatkan keterampilan menulisnya. Dengan berkembangnya media
sosial, hampir semua orang menuliskan kegiatannya sebagai ekpresi diri. Tak salah lagi, keterampilan
menulis kini dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai Walaupun pada abat ini sudah
ada komputer tetapi keterampilan menulis harus tetap dilatih pada siswa ditiap jenjang pendidikan, karena
pada keterampilan menulis dituntut siswa mampu menuangkan ide ide atau pendapatnya dalam bentuk
tulisan. Sehingga ide ide tersebut dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Keterampilan menulis diajarkan
dengan tujuan agar siswa mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman,
dan pendapat dengan benar.

Dari pengamatan penulis selama mengajar di kelas VI SD Negeri 32 Tanjung Beringin, kemampuan
siswa dalam menulis masih rendah. Beberapa siswa masih belum mampu menguraikan ide idenya kedalam
tulisan. Kalimat kalimat yang dibuat siswa kurang lengkap dan sulit dipahami. Sewaktu siswa diberi tugas
membuat karangan melalui gambar seri, ternyata hanya beberapa siswa saja yang mampu membuat cerita
tersebut. Siswa kesulitan membuat kalimat demi kalimat sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.Ternyata
masih ditemukan kesalahan kesalahan siswa dalam menulis karangan. Kesalahan kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyusun karangan merupakan indikasi kesulitan siswa dalam mengarang.

Adapun kesulitan siswa dalam menulis karangan adalah sebagai berikut:

a. Siswa kesulitan dalam menentukan tema untuk mengarang.


b. Siswa kurang terampil dalam menuliskan kata kata untuk judul karangan.
c. Siswa belum mampu membuat kerangka karangan.
d. Tidak mampu mengurutkan waktu terjadiannya peristiwa (kronologis).
e. Ketidak mampuan menjabarkan ide kedalam kalimat dan paragraf.
f. Ketidak mampuan memilih kata atau diksi.
g. Ketidak mampuan menata ide pokok dan ide penjelas.
h. Ketidak mampuan menggunakan tanda baca dan huruf kapital.
i. Tulisan siswa belum rapi dan tinggi rendah huruf tidak tepat
j. Banyak terdapat coret coretan pada tugas siswa.

Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka dalam pembelajaran mengarang penulis mencoba
menerapkan metode mind maping dan pendekatan kontekstual. Metode mind maping merupakan metode
pembelajaran yang menerapkan cara berpikir secara runtut pada sebuah permasalahan, bagaimana terjadinya
serta penyelesaiannya. Melalui metode ini siswa bisa meningkatkan daya analisis dan berpikir kritis agar
memahami masalah sejak awal sampai akhir. Sedangkan pada pendekatan kontekstual guru akan memberi
gambaran tentang materi pelajarannya dengan mencontohkan kejadian didunia nyata. Tujuannya adalah
untuk mendorong siswa agar bisa menemukan suatu hubungan antara pengetahuan dalam materi pelajaran
dengan kehidupan sehari hari. Pendekatan ini memerlukan daya pikir yang kritis dari siswa sehingga secara
tidak langsung dapat membantu menemukan potensi diri mereka. Dengan penerapan metode dan pendekatan
tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Sebelum belajar, siswa penulis bawa keluar kelas. Siswa diajak berkeliling di sekitar sekolah. Siswa
laki laki diberi tugas mengamati hewan hewan peliharaan di rumah rumah penduduk dan siswa perempuan
mengamati bunga bunga yang ada dihalaman rumah disekitar sekolah. Siswa juga boleh melakukan
wawancara kepada tuan rumah jika dibutuhkan.Melalui WA mesjid, penulis sudah minta izin tentang
kedatangan siswa kerumah rumah penduduk. Serta memohon kesediaan tuan rumah untuk memberi
imformasi jika ada siswa yang dibutuhkan siswanya.

Selesai melakukan pengamatan, siswa kembali kekelas dan mulai mempersiapkan diri untuk menulis
karangan tentang pengalaman diluar. Langkah awal yang dilakukan siswa adalah menentukan tema dan
membuat kerangka karangan.Siswa terlihat bersemangan menceritakan tentang apa yang dilihatnya. Siswa
begitu bersemangat dalam menulis karena baru segar dalam ingatannya tentang apa yang ditemukannya
dilapangan. Walaupun kalimat siswa ada yang belum sempurna, tetapi dia sudah mampu mengembangkan
tema kedalam kalimat kalimat secara runtut.

Metode mind maping dan pendekatan kontekstual dipandang mampu meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis karangan.

Anda mungkin juga menyukai