Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESUME

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :

ABSYA KHOIRY SARAH LUBIS, S.Kep

2210149011565

Mengetahui

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR

BUKITINGGI

TP 2023
KASUS I STEMI ANTEROSEPTAL

Seorang pasien laki-laki dengan inisial Tn. R berusia 40 tahun dirawat di ruang rawat inap
jantung dengan diagnosa stemi anteroseptal. Pasien datang ke IGD RSAM pada tanggal 05
Januari 2023 jam 18.30 WIB. Dengan keluhan nyeri pada dada, nyeri terasa seperti ditusuk -
tusuk, nyeri menjalar sampai ke punggung, sesak nafas, dan keringat dingin sejak siang hari.
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan KU sedang dan kesadaran compos
mentis dengan GCS 15 E4V5M6, TD 120/ 87 mmHg, pernafasan 30 x/i, nadi 112 x/i, saturasi
oksigen 96, dan suhu 36,4 . Hasil pemeriksaan laboratoriu, tanggal 05 Januari 2023
didapatkan hemoglobin 14,2, hematokrit 42, trombosit 292.000. Terapi yang telah diberikan
Oral (Aspilets & Atrovastatin ), IV ( RL Drip NTG & Lansoprazole), IVFD RL 8jam/500 cc.
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut (agen pencedera
fisiologis) ditandai dengan nyeri pada dada yang terjadi secara tiba-tiba dan nyeri terasa
seperti ditusuk-tusuk, pola nafas tidak efektif ( hambatan upaya nafas ) ditandai dengan
pasien tampak sesak, mengeluh dada terasa berat, pasien terpasang nasal kanul 5 Lpm,
penurunan curah jantung (perubahan irama jantung) ditandai dengan nyeri dirasakan pasien
menjalar ke punggung, mengeluh pusing, pasien tampak pucat. Implementasi dari diagnosa
nyeri akut (manajemen nyeri), pola nafas tidak efektif (pemantauan respirasi), dan penurunan
curah jantung (perawatan jantung).
KASUS II TB PARU

Seorang pasien laki-laki dengan inisial Tn. W berusia 64 tahun dirawat di ruang rawat inap
paru dengan diagnosa tb paru. Pasien datang ke IGD RSAM pada tanggal 03 Januari 2023
jam 15.00 WIB. Dengan keluhan sesak nafas, nafsu makan berkurang, nyeri pada dada saat
bernafas, batuk kering, BAB sesekali.
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan KU sedang dan kesadaran compos
mentis dengan GCS 15 E4V5M6, TD 125/89 mmHg, pernafasan 28 x/i, nadi 94 x/i, saturasi
oksigen 98, dan suhu 36,5 . Hasil pemeriksaan laboratoriu, tanggal 03 Januari 2023
didapatkan hemoglobin 14,0, hematokrit 42,6, trombosit 394.000. Terapi yang telah diberikan
Oral (Ambroxol), IV (fosfomin, farmafat, omeprazole, mecobalamin), nebulizer (combivent
& pulmicort), IVFD RL 8jam/500 cc.
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang diangkat yaitu bersihan jalan nafas (manajemen
jalan nafas) ditandai dengan sulit bicara, sputum berlebih, pasien tampak sesak, pola nafas
tidak efektif ( hambatan upaya nafas ) ditandai dengan pasien tampak sesak, mengeluh sesak
jika terbaring lurus di temoat tidur, pasien terpasang nasal kanul 5 Lpm, defisit nutrisi
(ketidakmampuan menelan makanan) ditandai dengan nafsu makan berkurang, cepat
kenyang, BB turun. Implementasi dari diagnosa bersihan jalan nafas (manajemen jalan
nafas), pola nafas tidak efektif (pemantauan respirasi), dan defisit nutrisi (manajemen nutrisi).
KASUS III EDEMA SEREBRAL

Seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. R berusia 64 tahun dirawat di ruang rawat inap
neuro dengan diagnosa edema serebral. Pasien datang ke IGD RSAM pada tanggal 03 Januari
2023 jam 15.30 WIB. Dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 10 hari yang lalu,
sebelumnya pernah kejang dirumah 2x, muntah ± 5 kali, pasien juga sudah bedrest sejak ± 4
tahun dan tidak pernah berbicara.
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan KU berat dan kesadaran samnolen
dengan GCS 9 E3V1M5, TD 135/115 mmHg, pernafasan 28 x/i, nadi 92 x/i, saturasi oksigen
86, dan suhu 36,3. Hasil pemeriksaan laboratoriu, tanggal 03 Januari 2023 didapatkan
hemoglobin 13,0, hematokrit 39, trombosit 286.000. Terapi yang telah diberikan IV
( citicolin, fentoin, ceftriaxone), IVFD Asering 3 x/kolf, amlodiphin.
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang diangkat yaitu resiko perfusi jaringan serebral
tidak efektif (aneurisma serebral) ditandai dengan mengalami penurunan kesadaran, pasien
tampak takipnea, bersihan jalan nafas tidak efektif ( disfungsi neuromuskular ) ditandai
dengan pasien tidak bercicara dan terpasang oropharingeal tube, terdengar ronchi di paru
kanan dan pasien tampak sesak, defisit nutrisi (ketidakmampuan menelan makanan) ditandai
dengan keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat makan lewat mulut, BB pasien turun,
serum albumin ( 2,3 g/dl) dan pasien terpasang NGT. Implementasi dari diagnosa resiko
perfusi jaringan serebral tidak efektit (manajemen peningkatan TIK), bersihan jalan nafas
(manajemen jalan nafas), dan defisit nutrisi (manajemen nutrisi).
KASUS IV SIROSIS HEPATIS

Seorang pasien perempuan dengan inisial Ny.R berusia 41 tahun dirawat di ruang rawat inap
interne dengan diagnosa sirosis hepatis. Pasien datang ke IGD RSAM pada tanggal 23
Januari 2023 jam 13.15 WIB. Dengan keluhan mual muntah mulai jam 08.00, muntah darah,
batuk sejak pagi, lemas, sesak nafas, serta BAB hitam sejak 3 hari yang lalu.
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan KU berat dan kesadaran samnolen
dengan GCS 15 E4V5M6, TD 87/57 mmHg, pernafasan 18 x/i, nadi 81 x/i, saturasi oksigen
96, dan suhu 36,3. Hasil pemeriksaan laboratoriu, tanggal 03 Januari 2023 didapatkan
hemoglobin 11,4, hematokrit 38,5, leukosit 71.000. Terapi yang telah diberikan Oral
(propanolol &sukralfat), IV (omeprazole, kalnex, vit K), IVFD Aminofusin hepar.
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut (agen pencedera
fisiologis) ditandai dengan pasien mengatakan nyeri di ulu hati jika ditekan dan nyeri terasa
seperti diremas-remas, resiko pendarahan ditandai dengan pasien muntah darah 7-8 kali,
darah yang dimuntahkan darah segar, dan akral dingin. Implementasi dari nyeri akut
(manajemen nyeri), dan resiko pendarahan (pemantauan pendarahan).
KASUS V TUMOR INTRA ABDOMEN

Seorang pasien laki-laki dengan inisial Tn. D berusia 45 tahun dirawat di ruang rawat inap
bedah dengan diagnosa tumor intra abdomen (TIA). Pasien datang ke IGD RSAM pada
tanggal 21 Januari 2023 jam 08.00 WIB. Dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri, mual
muntah dan penurunan nafsu makan. Pasien juga mengeluh letih .
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan KU sedang dan kesadaran compos
mentis dengan GCS 15 E4V5M6, TD 103/93 mmHg, pernafasan 20 x/i, nadi 145 x/i, saturasi
oksigen 98, dan suhu 36,5 . Hasil pemeriksaan laboratoriu, tanggal 02 Februari 2023
didapatkan hemoglobin 8,1, hematokrit 23,5, trombosit 676.000. Terapi yang telah diberikan
IV (ceftriaxone & ranitidine), IVFD NaCL 8jam/500 cc.
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut (manajemen nyeri)
ditandai dengan nyeri di perut bagian kiri, nyeri terus-menerus, pasien meringis, resiko
pendarahan ditandai dengan pasien megatakan BAB berdarah sejak 5 hari yang lalu, pasien
lemas dan akral dingin, defisit nutrisi (ketidakmampuan menelan makanan) ditandai dengan
nafsu makan berkurang, serum albumin (2,0 g/dl), BB turun. Implementasi dari diagnosa
nyeri akut (manajemen nyeri), resiko pendarahan (pencegahan pendarahan), dan defisit
nutrisi (manajemen nutrisi).
KASUS VI ADHF

Seorang pasien perempuan dengan inisial Ny.A berusia 72 tahun dirawat di ruang rawat inap
jantung dengan diagnosa ADHF. Pasien datang ke IGD RSAM pada tanggal 03 Februari
2023 jam 06.00 WIB. Dengan keluhan sesak nafas sejak 8 hari yang lalu, batuk sejak 2 hari
yang lalu, dada berdebar-debar.
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien dalam keadaan KU sedang dan kesadaran compos
mentis dengan GCS 15 E4V5M6, TD 120/ 87 mmHg, pernafasan 30 x/i, nadi 112 x/i, saturasi
oksigen 96, dan suhu 36,4 . Hasil pemeriksaan laboratoriu, tanggal 04 Februari 2023
didapatkan hemoglobin 13,1, hematokrit 41,1, trombosit 208.000. Terapi yang telah diberikan
Oral (Lansoprazole, nitrocap, simfastin), IV (ceftriaxone), IVFD RL 8jam/500 cc, NaCL
8jam/500 cc, Nebulizer ( ventolin 2 x 1 ).
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang diangkat yaitu pola nafas tidak efektif ( hambatan
upaya nafas ) ditandai dengan pasien tampak sesak, pasien tampak letih dan batuk, pasien
terpasang nasal kanul 5 Lpm, penurunan curah jantung (perubahan irama jantung) ditandai
denganpasien mengeluh sesak & pasien tampak pucat, gangguan pola tidur ditandai dengan
pasien mengeluh sulit tidur dan sering terbangun. Implementasi dari diagnosa nyeri akut
(manajemen nyeri), dan penurunan curah jantung (perawatan jantung), gangguan pola tidur
(dukungan tidur)

Anda mungkin juga menyukai