Anda di halaman 1dari 2

Laporan Refleksi Kasus Komuda

Nama dan No. Mhs : Lutfiana Arifah/20140310080


Rumah Sakit : RSUD Wates

1. Pengalaman
Seorang wanita berusia 86 tahun datang ke IGD dengan keluhan perut terasa sakit mulai dari
pagi. Muntah 1 hari yang lalu, setelah makan. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati. Demam
sejak kemaren siang. Pasien tidak mengeluhkan mual dan tidak keringat dingin. Pasien juga
membantah BAB TAR. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tanda vital tekanan darah:
130/80, nadi: 82 x/menit, respirasi: 24 x/menit, suhu: 37,5o. GCS: E4, V5, M6.
Dokter mendiagnosis Abdominal pain et causa gastritis. DD: Anoreksia geriatri. Tindakan
dan pengobatan di IGD yaitu ventilasi O2, Ranitidin 1 amp, Tetradoc 1 amp, ketorolac,
ondancetron, dan omeprazole.
Dokter melakukan rawat inap untuk pasien tersebut, dengan rencana pengobatan rawat inap
yaitu: infus RL 20 tpm, makro+drip ketorolac 20 tpm, SPO2 98%, injeksi omeprazole 1 amp/24
jam, ketorolac 1 amp/8 jam, ceftriaxone, lasix, KSR, dan OBH sirup.

2. Masalah yang dikaji


Apakah pemberian omeprazole pada pasien ini sudah tepat?

3. Analisa kritis
Pasien ini mengeluhkan nyeri ulu hati, muntah setelah makan, dan demam. Dokter
mendiagnosis yaitu Abdominal pain et causa gastritis. Gastritis adalah peradangan pada mukosa
dan submukosa lambung karena mekanisme protektif mukosa dirusak oleh bakteri atau bahan
iritan. Adanya asam lambung tinggi yang mengenai mukosa dan submukosa lambung
menyebabkan peradangan terasa sakit. Sehingga dibutuhkan obat untuk menghambat keluarnya
asam lambung. Pemberian injeksi Omeprazole dalam kasus ini sudah tepat karena Omeprazole
merupakan golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) untuk menghambat sekresi asam lambung.
Mekanisme kerjanya adalah menghambat pompa proton dengan cara memblokir enzim K+ H+
ATPase sehingga HCL tidak dikeluarkan dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung.
Tidak keluarnya HCL ke lumen lambung ini menyebabkan berkurangnya rasa sakit pasien,
mengurangi aktifitas faktor agresif pepsin dengan PH >4, dan meningkatkan efek eradikasi oleh
regimen triple drugs. Omeprazole tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul (10 mg, 20 mg, dan 40
mg), dan serbuk (omeprazole natrium) untuk injeksi intravena. Dosis yang diberikan 2 x 20 mg
atau 1 x 40 mg dalam tablet atau kapsul.
4. Dokumentasi
Nama pasien: R
Jenis kelamin: Perempuan
Usia: 86 tahun

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: kelihatan sakit
Status nutrisi: sedang
Kesadaran: kompos mentis
GCS: E4, V5, M6
Nyeri di regio epigastrik dan lumbal kiri. Kuantitas nyeri 8

Vital Sign:
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Frekuensi denyut nadi: 82 x/menit
Frekuensi pernafasan: 24 x/menit
Suhu: 37,5o C

Pemeriksaan penunjang:
Elektrokardiogram(EKG)
Ro: Abdomen 3 posisi

5. Referensi
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45963/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 31
Januari 2017)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31383/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada


31 Januari 2017)
eprints.undip.ac.id/44204/3/BAB_2.pdf (diakses pada 31 Januari 2017)

Dosen Pembimbing Refleksi

(dr. Hidayatul Kurniawati, M.Sc)

Anda mungkin juga menyukai