Anda di halaman 1dari 3

“ALIRAN SESAT”

Siang itu Eden pulang sekolah seperti biasa. Dari jauh Eden melihat sekelompok anak yang
diketuai oleh Ethan, teman sekelas Eden yang menghampirinya, Eden hanya bisa pasrah karena dia
tahu bahwa mereka akan membuatnya babak belur seperti biasa, tetapi sepertinya hari ini berbeda,
disaat sekelompok anak itu sibuk memukuli Eden, seorang anak tiba-tiba berkata "tolong hentikan,
dia tidak punya salah kan? Kok kalian memukulnya?". "Dia salah karena terlalu lemah, anak yang
lemah pantas untuk dipukul" Ethan berkata lantas mengayunkan sebuah tinju ke anak tidak dikenal
tersebut. Anak tersebut menahan tinju Ethan dengan sigap lalu menatap tajam kearah Ethan, Ethan
dan teman-temannya ketakutan dengan tatapan anak tersebut seolah mengisyaratkan bahwa anak
tersebut jauh lebih kuat dari mereka "Baiklah aku lepaskan anak ini". Itulah awal pertemuan Eden
dengan Theo, sahabatnya.

Stela, Ibu Eden mengidap penyakit yang membuat mata-nya tidak dapat melihat dengan
baik, karena penyakitnya yang semakin hari semakin parah salon yang menopang perekenomian ibu
dan anak itu semakin hari semakin sepi. Beberapa bulan berlalu, Eden yang sudah berusia 15 tahun
membuka pintu rumah setelah pulang sekolah, tidak ada yang menyabut kepulangan Eden selain
penampakan ibunya yang berjalan secara terbalik, rambut acak-acakan, dan raut wajah yang aneh
juga menyeramkan itu. "Siapa itu?! Dasar anak iblis!! Pergilah ke neraka, domba suci tolong
selamatkan aku!!" ibu Eden berkata dengan suara serak.

"Kali ini tolong saya pak ustadz" Eden berkata. "Kalau begitu saya akan berusaha yang
terbaik untuk mencegah hal-hal yang tidak baik jika kita kesana" orang yang dikenal dengan nama
ustadz bagas itu berkata demikian dengan sedikit ragu. Ibu Eden sudah beberapa minggu ini
menunjukkan sifat yang aneh sejak bergabung ke "Aliran domba suci" yang menjanjikan
kesembuhan mata ibu Eden. Dan minggu ini Stella, ibu Eden diundang ke acara "perkemahan suci"
yang diadakan aliran domba suci.

"Apakah ini benar tidak apa-apa?" Eden membatin sebab ibunya terlihat sangat normal dan
sehat tidak teriak-teriak dan menunjukkan raut wajah aneh seperti kemarin kemarin. Pagi itu ustadz
Bagas menyopir mobil yang disewa olehnya, dibangku belakang terdapat ibu Eden, Eden ditengah,
dan Theo. Sejujurnya Eden bersikeras mencegah Theo untuk ikut, karena Eden tidak ingin
sahabatnya itu terlibat dalam situsi bahaya, tetapi Theo bersikeras ikut, Theo bahkan datang pagi
buta ke rumah Eden dan membantu menyiapkan sarapan.

Perkemahan itu terdapat di pegunungan dan di tengah hutan, Cuaca yang saat itu mendung
memberikan atmosfer dingin yang terkesan menegangkan. Kedatangan rombongan Eden disambut
oleh laki-laki berambut tipis, dengan kulit kecoklatan dan senyum yang terkesan menyeramkan.
"Selamat datang ibu Stella, perkemahan suci ini hanya boleh didatangi oleh orang-orang terpilih dan
kalian semua adalah orang-orang terpilih tersebut". Pria paruh baya itu berkata sesambi tersenyum.
Rombongan Eden dituntun ke perkemahan tersebut, setelah sampai ke dalam lokasi perkemahan,
pria itu segera menyita hp yang dimiliki oleh rombongan Eden, "hp dikumpulkan karena ini lokasi
suci dan kita harus fokus beribadah" "orang tua dan anak-anak dipisah, anak-anak akan dituntun
oleh pak galih" pria tersebut lalu segera menuntun ibu Eden dan ustadz, "hati-hati pak ustadz" kata
Eden.

Eden dan Theo tiba di rumah kecil berbentuk kotak setelah diantar pak Galih. "Kau sudah tau
kan bahwa kita bukan datang kesini untuk berkemah, melainkan untuk menyelidiki aliran sesat ini,
aku bahkan sudah memperingatkanmu untuk tidak ikut, kita tidak tahu apa yang akan terjadi
kedepannya setelah ini!" Bisik Eden. "Aku ikut untuk membantu lagi pula akan sangat berbahaya
juga jika kau datang tanpa aku hihi" Theo menjawab dengan santai. "Ayo anak-anak silahkan masuk"
pak Galih menuntun Eden dan Theo masuk lalu segera meninggalkan mereka. Didalam rumah itu
tidak terdapat perabot, disana terdapat 5 anak yang sepertinya sudah menunggu kehadiran mereka.
"Haloww, anak sma ya? Karena kalian sudah jauh-jauh datang kesini mari kita lakukan perayaan
sederhana untuk kalian" ucap seseorang yang cukup gemuk dan berkepala botak. "Perayaan apa?
Ada makanan? Kebetulan laper nih" ucap Theo dengan polos. Eden hanya bisa menghela nafas
karena kepolosannya sambil sesekali memperingatkan Theo agar tetap waspada. Anak gemuk itu
lalu segera menuntun mereka ke ujung ruangan disana. Bau busuk semakin kuat ketika mereka
melihat di ujung ruangan terdapat kotak penyimpanan yang berisi banyak kecoa, disekeliling kotak
itu juga terdapat banyak kaki kecoa yang sudah terpisah dari tubuhnya diikuti dengan cairan-cairan
busuk yang berceceran. Theo dan Eden sontak merasa kaget sekaligus jijik dengan pemandangan di
depannya itu, "Kalian berhak memberi hukuman pada kecoa-kecoa tersebut" Beberapa orang
mengatakan hal yang sama sambil menyeringai. Eden ingin berlari keluar namun tanganya ditahan
oleh sekelompok anak kecil yang berada di ruangan itu, "THEO LARI DAN SELAMATKAN IBU JUGA
PAK USTADZ" Eden berteriak. Theo yang tidak mendengarkan kata-kata Eden lantas menghajar
orang-orang yang menghalangi mereka kabur lalu membawa Eden keluar dari ruangan itu. "Kunci
pintu itu sekarang!!" Perintah Theo kepada Eden.

Eden dan Theo segera berlari untuk menyelamatkan ibu Eden dan ustadz Bagas. Di sebuah
bagunan yang mirip gereja itu semua orang berada di sana untuk menyembah "Domba suci". Eden
dan Theo memasuki bangunan itu diam-diam, Ustadz bagas berada di pojok ruangan paling belakang
jadi sangat mudah untuk menemuinya, "Ustadz ayo segera kabur dan melapor" ucap Eden. "Kita
bahkan tidak punya bukti yang cukup, bagaimana cara melapor?" Ustadz Bagas ragu. "Theo
menyelundupkan handphone dalam hoodienya" Ucap Eden. Ustadz bagas, Theo dan Eden kabur
diam-diam, mereka memutuskan untuk meninggalkan ibu Eden karena mustahil untuk
membawanya dengan kondisi yang sekarang. Di tengah jalan tiba-tiba... "buugh" Theo pingsan, Eden
yang saat itu lari paling depan lantas menoleh, "kenapa ustadz melakukan ini?" Eden gemetar. "Sejak
awal pendiri aliran sesat ini aku, Aku menghasut ibumu untuk bergabung ke aliran ini melalui
seseorang, jadi orang-orang tidak akan curiga dan karena kau sudah tau fakta ini..malam ini kau akan
dieksekusi" kepala sekte Bagas menyeringai, Buughh.. Hantaman itu sukses membuat Eden pingsan.

Eden terbangun dengan badan diikat ke papan, disampingnya terdapat Theo yang sepertinya
sadar lebih cepat dari Eden. "Sepertinya kita akan dieksekusi malam ini" kata Theo pasrah. Disisi lain
Ibu Eden yang melihat Eden diikat, berkata dalam hati "Itu Eden? Eden anakku? Bukankah aku
melakukan ini agar mataku pulih dan agar aku juga Eden dapat hidup dengan nyaman?...kenapa
Eden diikat?" Setelah beberapa menit Stella, ibu Eden tenggelam dalam pikirannya, ibu Eden lantas
berlari ke arah Eden dan melepas ikatan tali yang mengikat tubuh anak semata wayangnya
tersebut,"Eden? Syukurlah kau masih selamatt" kata ibu Eden gemetar. Eden juga langsung melepas
ikatan Theo, setelah ikatan Theo terlepas..Ternyata mereka tidak sadar, mereka sedang dikeroyok
oleh anggota aliran sesat itu!!..Theo mencoba bertahan sebisa mungkin dengan kemampuan tinju
yang ia miliki, sedangkan disisi lain ibu Eden sebisa mungkin melawan tapi naas dia malah dikepung
dan dipukuli, Eden yang melihat ibunya dipukuli ingin melawan tapi dia sadar ia terlalu lemah untuk
melawan, Eden marah dengan dirinya sendiri, Kemarahan itu makin memuncak saat ia melihat
sahabatnya sudah terkapar lemah karena dipukuli. Eden marah, Eden sangat marah, mungkin karena
kemarahanya itu ia tanpa sadar memukul salah satu anggota aliran sesat, tapi anehnya pukulan eden
kali ini sangat kuat bahkan anggota aliran sesat yang dipukul Eden sampai terpental jauh, semua
anggota aliran sesat tertuju ke Eden,mereka lantas mengepung dan mengeroyok Eden tapi tiba-tiba
ledakan besar muncul cahaya merah seperti sihir itu melindungi Eden dan lebih tampak ke sebuah
perisai di film-film fiksi ilmiah, Eden lantas berlari dan membawa ibunya pergi tapi saat ibu Eden
ingin berlari tiba-tiba saja ada pisau yang menancap ditubuhnya...darah segar itu keluar dari perut
ibu Eden.."ibuuu.." suara eden bergetar..Eden mencoba menggopoh ibunya itu tapi sebuah pukulan
melayang ke arah pipi Eden. Pukulan itu berasal dari pemimpin aliran sesat yang sebelumnya kita
kenal dengan nama ustadz Bagas, "kalian tidak akan pernah bisa kabur dari tempat ini" kata Bagas.
"Larilah nak, lari secepat mungkin, ibu mohon" suara Stella bergetar, "tapi..." Eden ragu, "didalam
tubuhmu terdapat kekuatan sihir yang hebat jika kau latih itu, berjanjilah pada ibu untuk memakai
sihir itu untuk membantu orang lain" "...." "sekarang turuti kata ibu dan lari" Eden tidak
mengucapkan sepatah kata pun kemudian dengan segera ia lari membawa Theo yang sekarat itu.

Beberapa minggu kemudia aliran sesat itu dibubarkan oleh polisi dan pak Bagas selaku
pemimpin aliran sesat dihukum mati karena menggunakan kekuatan sihir terlarang untuk
mencelakai dan mengendalikan orang lain. Selepas kejadian itu Eden menghilang secara tiba-tiba,
tidak tahu apa yang terjadi padanya selepas kejadian itu.

Anda mungkin juga menyukai