Kelompok Gangster
Berubah Menjadi Pesamuan
Kolam Teratai
Dikutip Dari :
Judul :
黑社會變蓮池海會
Dipersembahkan Dengan Setulusnya Oleh :
www.smamituofo.blogspot.com
2
Daftar Isi
Hal
3
Bagian 3 – tamat………………………………………………...…..68
Tiga kalimat baik Song Jing-gong….................................................73
Membahas beberapa tradisi kepercayaan
Bagian 1…………………………..…………………………...…….76
Bagian 2………………………………….………………………….80
Bagian 3…………………………….……………………………….83
Bagian 4.…………………………………………………….………86
Kesukaan anda cocok dengan siapa?................................................94
Apakah sudi menjadi burung pemakan bangkai?………......…...97
Semua kejadian yang sesungguhnya, Buddha mengetahuinya...101
Bara api berubah menjadi teratai merah
Bagian 1.……………………………………………………………104
Bagian 2………………………………………………….………....111
Bagian 3……………………………………….…………………....118
Bagian 4…………………………………………………………….124
Bagian 5 – Tamat………………………………..………………….130
4
Panggilan Penghitung Digital
5
Kasus sadis menjadi adegan sukacita --- panggilan
nurani penghitung digital.
6
pemimpin sebuah kubu gangster, datang berterimakasih padanya, kami
jadi begitu penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Ternyata
pemimpin kubu gangster ini, dalam sebuah kesempatan yang begitu tiba-
tiba, bertemu dengan Bhiksu ini, Bhiksu ini menasehatinya agar melafal
Amituofo, juga membagi pengalaman nya di masa lalu, mereka berbincang
sampai larut, kemudian Bhiksu menghadiahkan sebuah “penghitung
digital lafalan Amituofo” kepada ketua gangster, dan ketua gangster
menyimpannya di dalam mobilnya.
Pada saat itu sungguh tak terduga, mobil milik ketua gangster
karena berjalan di jalanan yang tidak rata, sehingga mobil bergoyang-
goyang, penghitung digital lafalan Amituofo juga ikut melompat keluar,
seperti sedang memanggil “Sebutlah Amituofo! Sebutlah Amituofo!”,
ibarat juga maitri karuna Buddha sedang menuntun nya.
7
Mengapa saya masih berbuat jahat? Amituofo! Saya
tak ingin melakukannya lagi!
8
Berterimakasih atas nasehat yang diberikan Bhiksu,
melafal Amituofo mengubah senjata menjadi kain sutera
(tak perlu masuk penjara!)
10
Kisah Pasien Yang Diborgol (bagian 1)
11
Peluru berubah menjadi tasbih --- belenggu menjadi
kuntum teratai.
12
Sensasi Kaohsiung --- Otak pelaku kasus baku
tembak.
13
pikiran. Melakukan kebajikan atau kejahatan menuruti perubahan jalinan
jodoh, bagaikan air yang dapat menggerakkan perahu atau membalikkan
perahu. Manusia dapat menuruti jalinan jodoh berbuat kebajikan dan
mencapai KeBuddhaan, bersukacita tanpa kerisauan; namun juga bisa
mengikuti jalinan jodoh yang buruk dan menghabiskan nyawa orang lain,
merampok dan menikmati buah pahit yang tiada habisnya. Saya selalu
mengawasi pikiranku, jalan pemikiranku, kadang kala juga buruk, kadang
kala pula baik.
15
Kisah Pasien yang diborgol (bagian 2)
16
Kisah Pasien yang diborgol (bagian 2)
17
Beberapa hari kemudian, suatu malam kebetulan saya sedang
bertugas di ruang ICU, sambil menunggu laporan hasil pemeriksaan
pasien, saya pun duduk di meja dan melakukan kebaktian sore. Rekan-
rekanku para dokter dan suster, mengetahui kebiasaanku melakukan
kebaktian pagi dan sore, sehingga terkadang mereka akan
mendukungku, membantuku menyelesaikan tugas-tugas yang tidak
mendesak, agar saya memiliki waktu luang untuk membaca sutra dan
melafal Amituofo, untuk menenangkan hatiku yang galau, juga
melimpahkan jasa kebajikan kepada para pasien, memohon
pemberkatan dari para Buddha dan Bodhisattva. Dengan dukungan
dari semua rekan kerja sehingga kebaktian pagi dan sore dapat
berkesinambungan setiap hari tanpa terputus.
18
Ketika saya selesai melakukan kebaktian, dan membuka mata,
kebetulan melihat pasien itu, ternyata tempat tidurnya berhadapan
dengan meja suster, dia melambai-lambaikan tangannya sepertinya
sedang memanggil, saya bertanya padanya : “Apakah anda sedang
memanggil saya?”, dia mengangguk, saya bertanya lagi : “Adakah yang
bisa saya bantu?”. Dia menjawab : “Dapatkah~ anda~ tolong~
mengobati~ saya!”. Karena siksaan lukanya sehingga bicara pun sangat
susah. Sungguh pemberkatan dari Buddha Amitabha, akhirnya saya
memiliki kesempatan untuk memperkenalkan Buddha Dharma
kepadanya, kemudian saya segera membaca data riwayat klinis pasien,
memeriksa selang-selangnya, dan mendengarkan bunyi nafasnya,
tampaknya ada kemajuan, namun dengan dipasang selang dan tidur
dengan posisi duduk terus menerus, juga sangat tersiksa.
19
Air di sungai dapat memantulkan cahaya rembulan,
semua makhluk yang melatih diri pasti akan mencapai
KeBuddhaan.
20
sebagai air sungai memantulkan cahaya rembulan, asalkan tempat
yang berair tenang maka dapat memantulkan cahaya rembulan, kita
menyebutnya sebagai air di sungai pasti memantulkan cahaya
rembulan, di mana tiada awan yang menutupi maka di sana ada
pikiran yang cerah! Cahaya Buddha menerangi hati kita, ibarat
demikian, hati Buddha adalah yang paling maitri karuna dan setara,
tak peduli itu adalah lautan besar, sungai kecil atau hanya selokan air,
juga dapat memantulkan cahaya rembulan.
21
Kisah Pasien yang diborgol (bagian 3)
22
Kisah Pasien yang diborgol (bagian 3)
23
Dengan kesetiaan dan keberanian seorang gangster,
melatih Jalan Bodhisattva.
25
menenangkan diri kita, menanti diri kita. Di sebelah kiri Buddha
Amitabha adalah Bodhisattva Avalokitesvara, yang senantiasa
mendengar keluhan penderitaan para makhluk, menuruti suara dan
menyelamatkannya, di mana ada penderitaan, Bodhisattva segera
melakukan penyelamatan. Dalam diri setiap makhluk terdapat sebuah
mustika, karena berdebu maka dia tidak bisa memancarkan cahaya
terang. Dengan memandang rupang Buddha, adalah mengingatkan
kita untuk mengembalikan cahaya mustika tersebut.
Pada malam itu, karena masih ada pasien lain yang juga
memerlukan perawatan, maka saya mengakhiri perbincangan
dengannya, dia melanjutkan melafal Amituofo sendirian. Keesokkan
paginya, ketika suster yang menjaganya berganti giliran, terkejut dan
berteriak : “Aiya! 180 derajat berubah! Hari ini dia jadi begitu ramah!
Dia tak membentak lagi, namun berkata padaku “Amituofo!
Terimakasih”, sungguh membuatku jadi tersanjung!”
27
Kisah Pasien yang diborgol (bagian 4 -tamat)
28
Kisah Pasien yang diborgol (bagian 4-tamat)
Kemudian pada suatu hari ketika saya menaiki tangga ke lantai 10,
saat melewati kamar pasien di lantai 5, kebetulan melihat ada 2
bayangan manusia, begitu menghampiri mereka – ternyata adalah
polisi dan seorang tahanan yang kakinya diborgol, tangannya
menggenggam tasbih panjang, saya terus menatap kedua bayangan
yang terus melangkah menjauh, melihat tangannya yang menggengam
tasbih, menghitung sebutir demi sebutir, langkahnya yang begitu
tenang.
31
Melafal Amituofo – penjara jadi vihara
Bagi seorang insan yang telah kembali ke jalan yang benar, penjara
juga dapat dianggap sebagai tempat melatih diri, walau raga berada
dalam penjara namun dengan melafal Amituofo dan melampaui segala
ketidakpuasan dan kerisauan sehingga memperoleh kebebasan sejati.
Sebaliknya orang yang walaupun tinggal di tempat yang
berpemandangan indah, namun jika pikirannya penuh dengan
kerisauan, diikat oleh gosip orang lain, maka penderitaan nya sama
dengan masuk ke dalam penjara, tidak memperoleh kebebasan!
32
Kisah Bodhisattva Sukacita (Bagian 1)
33
Kisah Bodhisattva Sukacita (Bagian 1)
Belasan tahun yang lalu saya telah mengenal dirinya, saat itu dia
sedang mendampingi putrinya di kamar pasien, kala itu wajahnya
dipenuhi awan kerisauan, memikirkan putrinya yang baru berusia 15
tahun telah menderita kanker. Dia berangkat dari dusun bagian
34
selatan, menempuh perjalanan hingga sampai ke rumah sakit di
Taichung, dia harus menahan mabuk selama perjalanan yang jauh,
wajahnya yang pucat dan kelelahan. Dia memberitahu padaku : “Saya
mengayuh sepeda untuk membonceng putriku yang sedang menderita
penyakit parah, sepanjang perjalanan melewati ladang-ladang dusun,
saya tidak tahu harus ke mana memohon pengobatan, seluruh ragaku
terasa tak berdaya.... sepasang matanya tampak menahan
ketidakberdayaan kehidupan dan airmata seorang bunda.
Suatu hari ketika dia pergi ke toilet, kebetulan di kasur sebelah ada
seorang Oma yang kesulitan membalikkan badannya, putrinya melihat
hal ini, namun dia sendiri juga sedang diinfus sehingga tak leluasa
bergerak, maka dia berteriak memanggil : “Mama!”. Bodhisattva
Sukacita yang sedang berada di dalam toilet terkejut mendengar
panggilan anaknya, dia mengira telah terjadi sesuatu pada putri
kesayangannya, sehingga segera menerobos keluar, dan sangat panik
sampai kedua kakinya menjadi lemas. Begitu keluar dari pintu toilet,
kakinya terasa lemas, sehingga jatuh berlutut di atas lantai, akibatnya
kedua lututnya mengalami cedera.
35
mengherankan hewan ternaknya juga mati satu persatu sampai tak
tersisa.
Saat itu saya selalu mendapat giliran bertugas di malam hari, setiap
melewati kamar pasien putri kecil itu, selalu tersentuh oleh sepasang
mata bunda yang welas asih. Bayangan sang ayah yang hadir setiap
malam dan pergi sebelum mentari terbit, sungguh patut diberi
penghormatan.
37
Kisah Bodhisattva Sukacita (Bagian 2)
38
Kisah Bodhisattva Sukacita (Bagian 2)
41
Master Chan-yun memberikan ceramah pada mereka, Bodhisattva
Sukacita sangat menyesali perbuatannya di masa lalu akibat
ketidaktahuan nya, telah banyak membunuh ayam dan bebek. Sambil
menangis dia berkata : “Ketika melihat putriku menderita sakit parah
dan harus menjalani radioterapi sampai kulit lehernya jadi hangus,
sampai terkelupas dan sulit menelan makanan, dia baru menyadari di
masa lalu bagaimana penderitaan ketika pisaunya menancap di leher
ayam.
42
Kisah Bodhisattva Sukacita (Bagian 3 - tamat)
43
Kisah Bodhisattva Sukacita (Bagian 3 - tamat)
44
Amituofo, kemudian putrinya seperti tertidur dan tersenyum, dengan
damai terlahir ke Alam Sukhavati.
45
menjadi sekuntum teratai mustika, mengubah dunia yang kotor dan
kacau menjadi pesamuan kolam teratai.
........
Amituofo
Amituofo
Amituofo......
46
Ketidakkekalan Dunia
47
Malapetaka berubah menjadi keselamatan ---
Melafal Amituofo terhindar dari kasus pemboman
Ketidakkekalan Dunia
Jika ada insan lain yang menasehati anda :”Dunia ini sungguh tak
kekal, nyawa manusia tiada jaminannya, anda sebaiknya sambil jalan
sambil melafal Amituofo agar senantiasa terhindar dari malapetaka.
Selesai mendengar ucapan ini, anda pasti akan membelalakkan mata
anda sejenak , menganggap orang itu kuno sekali.
Di sini saya ingin berbagi pengalaman saya yang sempat selamat dari
kasus pemboman, untuk mengingatkan lagi hadirin sekalian agar waktu
berjalan maupun sedang berkendara janganlah lupa untuk melafal
Amituofo.
48
satu lafalan “Amituofo”. Cara ini telah menyelamatkan nyawaku,
sehingga terlepas dari malapetaka pemboman!
Buddha berkata : “Dunia ini tidak kekal, kehidupan manusia ada pada
pernafasan”. Bila saja saya berjalan tidak sambil melafal Amituofo,
tentu saja akan mengikuti karma sendiri dan meneruskan melangkah
keluar dari gedung rumah sakit, dan tubuhku juga akan hancur lebur oleh
ledakan bom rakitan itu! Karena ledakan berasal dari salah sepeda motor
yang dipakir di depan rumah sakit, ini adalah teror yang dilakukan karena
emosi sesaat. Saya tidak memiliki kebiasaan membaca suratkabar jadi
tidak mengetahui lebih terperinci, hanya mendengar rekan-rekanku
bilang bahwa, di pabrik pupuk Taiwan ada seorang karyawannya yang
dulunya pernah menjadi tentara, makanya dia bisa merakit bom, dia tak
harmonis dengan rekan kerjanya, dalam hatinya timbul kebencian, maka
itu dia merakit beberapa bom, mengaitkan kabel bom ke lampu sepeda
motor, ketika lampu sepeda motor di nyalakan maka bom langsung
meledak, kekuatannya bisa menghancurleburkan tubuh manusia.
51
Buddha dan Bodhisattva hanya bisa mengalirkan airmata. Tanpa peduli
pada diriNya sendiri langsung mengejar anak-anaknya, walau harus
sampai ke neraka sekalipun, Dia juga tetap akan menyelamatkan anak-
anak Nya, takkan satu pun yang terabaikan, terus menerus menasehati
mereka, sampai mereka sudi mencapai pencerahan, meninggalkan
penderitaan mencapai kebahagiaan.
52
Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu
(bagian 1)
53
Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu (bagian
1)
54
Sebersit pikiran melafal Amituofo, hati pun jadi
bercahaya, hantu pun jadi terselamatkan.
56
Bila menggunakan pemikiran yang salah ini dan sikap yang salah
untuk melafal Amituofo, tentu saja tak sesuai dengan channel Buddha,
ini bukan karena Buddha Amitabha tidak memiliki kekuatan, namun ini
karena anda tidak memiliki keyakinan pada kekuatan Buddha, malah sudi
menerima ucapan yang tidak jelas asal usulnya. Maka ini berarti anda
mengarahkan channel anda ke arah kegelapan, dan tak terhubung dengan
cahaya.
57
unsur yin, maka jika unsur yin menimbulkan rasa seram maka janganlah
minum air lagi.
Contohnya aliran listrik ada unsur yang dan yin (positif dan negatif),
bila unsur yin harus disingkirkan, maka listrik tak bisa mengalir dan alat
elektronik juga harus dibuang.
Pemikiran awam adalah kehidupan adalah unsur yang dan mati adalah
yin. Karena takut mati maka takut pada unsur yin, tapi anehnya tiap hari
begitu banyak mayat ayam, bebek, babi yang berunsur yin, kenapa tidak
ditakuti? Kenapa tidak takut pada roh mereka?
58
Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu
(bagian 2)
59
Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu (bagian
2)
Pemikiran salah ini, serta rasa seram yang ada di pikiran, barulah
yang disebut “unsur yin dan kegelapan”, ini yang harus kita buang, jadi
bukan tanaman, namun pemikiran yang salah dan kegelapan batin.
Kita melafal Amituofo, hati kita harus terjalin dengan cahaya terang,
harus memahami : tak peduli unsur yin atau yang, dengan melafal
Amituofo semuanya jadi tersinari cahaya Buddha, semuanya dapat
terlahir di alam yang senantiasa bercahaya, maka itu apa lagi yang perlu
ditakuti?
60
Melafal Amituofo mendapat perlindungan dari para
Buddha di sepuluh penjuru.
Dalam Amitabha Sutra juga tertera bahwa jika ada putra berbudi,
putri berbudi, yang mendengar pembabaran Amitabha Sutra, menerima
dan mengamalkannya, dan juga pernah mendengar nama Buddha
Amitabha, maka semua Buddha di seluruh penjuru alam akan melindungi
praktisi ini. Sehingga dapat dikatakan praktisi yang melafal Amituofo
dikelilingi oleh semua Buddha dan Bodhisattva, senantiasa dilindungi
dan dituntun cahaya Buddha.
61
Hantu dan manusia serta hewan adalah sama-sama
makhluk di alam tumimbal lahir.
Alam Hantu juga termasuk dalam enam alam tumimbal lahir, makhluk
di enam alam ini memiliki rupa yang berbeda, misalnya televisi bisa
menampilkan tayangan yang berbeda ketika anda mengalihkan
channelnya. Masing-masing channel memancarkan gelombang pikiran
yang berbeda. Semakin bajik gelombang pikiran yang dipancarkan maka
alam yang dituju akan makin bahagia, sebaliknya semakin buruk
gelombang pikiran yang dipancarkan, maka alam yang dituju juga akan
semakin menderita.
Enam alam tumimbal lahir adalah Alam Surga, Alam Manusia, Alam
Asura, Alam Binatang, Alam Setan, Alam Neraka.
62
misalnya Dewa Bumi, dan dewa lainnya yang banyak disembah, sebagian
orang menyebutnya sebagai malaikat. Maka itu banyak orang yang
memohon berkah dari alam setan, sungguh sesat. Ini umumnya keluar
dari mental orang yang suka menyogok, kebiasaan yang suka mengambil
keuntungan dari orang lain. Hanya dengan biskuit, potong ayam potong
bebek sebagai hadiah persembahan dan mengharapkan kekayaan dari
setan.
Hantu juga demikian, hanya ingin mendapat uluran tangan yang tulus,
mereka juga takut terluka dan dibenci. Mereka juga tidak ingin kita sogok,
mereka hanya butuh kita melafal Amituofo buat mereka, melimpahkan
jasa melatih diri untuk mereka, agar mereka dapat secepatnya terlepas
dari alam setan dan terlahir ke Alam Sukhavati. Maka itu bila kita
63
melewati kelenteng, kita boleh beranjali melafal Amituofo, memohon
agar mereka juga ikut melafal Amituofo, memohon Buddha Amitabha
menyelamatkan semuanya, bersama-sama lahir ke Alam Sukhavati,
menikmati kebahagiaan buat selama-lamanya.
64
namun tak perlu menyogok dan meminta berkah padanya, juga tak perlu
berhubungan atau berteman dengannya. Dapat melimpahkan jasa
kebajikan agar dirinya terlepas dari penderitaan, inilah yang paling baik.
65
Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu
(bagian 3 - tamat)
66
Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu (bagian
3 - tamat)
67
Merasakan apa yang dirasakan makhluk lain, jangan
ada sikap penolakan/benci
Mari kita mengambil contoh lagi, bila bunga dan rerumputan ada
hantunya, apakah dengan menyingkirkan bunga tersebut, maka hantu
jadi bisa lenyap? Bila kita tidak membangkitkan maitri karuna pada
hantu, hanya ingin menyingkirkannya jauh-jauh, hantu pun akan berbalik
membenci kita, kita harus merasakan perasaan makhluk lain, bila orang
lain ingin menyingkirkan kita, kita juga merasa tak senang.
68
Dengan pikiran maitri karuna melafal Amituofo,
setan jadi sukacita dan akan melindungi.
Jika kita dapat melafal Amituofo dengan hati maitri karuna, hantu
yang ada di sekeliling kita, juga akan memperoleh pancaran cahaya
Buddha, sehingga terlepas dari penderitaan dan mendapatkan
kebahagiaan. Hantu juga memilki benih KeBuddhaan, jadi juga bisa
mencapai KeBuddhaan, kita seharusnya berdoa dengan tulus agar
mereka juga memiliki kesempatan untuk mendengarkan Dharma, ber-
Trisarana dan membangkitkan Bodhicitta, dan menerima penyelamatan
dari Buddha Amitabha, berkat kekuatan Buddha terlahir ke Alam
Sukhavati, melepaskan penderitaan memperoleh kebahagiaan buat
selama-lamanya, melatih diri dan mencapai KeBuddhaan. Lagipula, setan
juga akan menghormati dan melindungi praktisi Nian-fo, kita melafal
Amituofo dan melimpahkan jasa kebajikan ini kepada semua makhluk,
setan juga akan memperoleh manfaat, membangkitkan pikiran bajik
untuk melindungi kita.
Jadi tak peduli adanya hantu atau tidak, atau bertemu dengan unsur
yin atau yang, seharusnya tetap membangkitkan keyakinan melafal
69
Amituofo, jangan menggunakan kehidupan yang sungguh berharga ini
untuk mempercayai pemikiran yang tak masuk akal. sehingga menjadi
panik dan ketakutan, sampai-sampai terbawa ke alam mimpi menjadi
mimpi buruk, bukankah ini disebut sudah jatuh tertimpa tangga pula?
70
Tiga kalimat baik Song Jing-gong, usianya
diperpanjang 21 tahun.
71
Tiga kalimat baik Song Jing-gong, usianya
diperpanjang 21 tahun.
Dalam kitab “Shi-ji” tertera tentang tiga kalimat baik dari Kaisar
Song Jing-gong (tiga pikiran bajik yang besar) sehingga memperpanjang
usianya 21 tahun. Pada waktu itu ahli perbintangan Negeri Song melihat
ramalan bintang bahwa akan terjadi malapetaka pada Kaisar Song Jing-
gong, yakni ajalnya akan tiba. Song Jing-gong sendiri juga amat gelisah.
Ahli bintang mengusulkan cara agar malapetaka ini beralih menimpa
perdana menteri. Namun begitu mendengar hal ini Song Jing-gong yang
tidak egois, malah berkata : “Perdana menteri ibarat tangan dan kakiku,
mana boleh melukainya?” Dia rela menanggung nasibnya ini. Ahli bintang
mengusulkan lagi, mengalihkan bencana ini kepada rakyat, namun Song
Jing-gong yang hampir mendekati ajal tetap masih memiliki welas asih,
dia segera berkata :”Keberadaan seorang kaisar adalah berkat dukungan
dari rakyatnya, bertanggungjawab pada rakyatnya, mana boleh
mencelakai mereka?” Dia rela menanggungnya sendiri.
73
Membahas beberapa tradisi kepercayaan
(bagian 1)
74
Membahas beberapa tradisi kepercayaan (bagian 1)
(3) menandakan dia begitu percaya pada kekuatan daun dan rumput,
sehingga mengandalkan kekuatan daun dan rumput.
76
benar melafal Amituofo, maka takkan berkhayal dan sembarangan
berpikir, maka hantu juga takkan muncul.
77
Membahas beberapa tradisi kepercayaan
(bagian 2)
Apakah ketika anda hendak minum air dan masuk toilet juga
harus memilih waktu baik terlebih dahulu? Kalau memang hebat,
harusnya saat mati juga harus pilih hari baik dan waktu
keberuntungan.
78
Membahas beberapa tradisi kepercayaan (bagian 2)
Banyak orang yang memilih hari baik dan waktu keberuntungan ; saat
peresmian, pernikahan, apakah ketika anda hendak minum air dan masuk
toilet juga harus memilih waktu baik terlebih dahulu? Kalau memang
hebat, harusnya saat mati juga harus pilih hari baik dan waktu
keberuntungan.
Ada pepatah yang mengatakan : “Orang baik tidak memilki waktu sial,
orang jahat tidak memiliki hari baik”. Insan baik menggunakan hati yang
bajik, malapetaka akan berubah menjadi sejahtera, karena itu orang baik
tidak memiliki hari sial. Orang yang sering berpikiran jahat, memancarkan
pikiran negatif, maka itu orang jahat tidak memilki hari baik. Asalkan
memperlakukan orang lain dengan pikiran benar dan hati yang tulus, tak
perlu memilih hari, setiap hari adalah hari baik, setiap detik adalah waktu
keberuntungan. Jika berhati jahat, maka walaupun memilih hari dan
79
menghamburkan banyak uang mengundang orang pandai melihat hari,
maka tak mungkin terpilih hari baik. Karena waktu tidak memiliki
ketetapan, tergantung dari cara manusia menggunakannya, bila
menggunakan waktu dengan baik, bisa melatih diri, maka hari pun jadi
baik, namun sebaliknya tidak menggunakan waktu dengan baik, berbuat
jahat, tentunya diri sendiri telah menciptakan “waktu sial”.
80
Membahas beberapa tradisi kepercayaan
(bagian 3)
81
Membahas beberapa tradisi kepercayaan (bagian 3)
82
makhluk, dapat membawa pengaruh buruk pada sebuah vihara, mengapa
harus percaya lagi pada Buddha yang tidak memiliki kekuatan
penyelamatan? (Bukan Buddha tidak memiliki kekuatan, namun
keyakinan anda yang tidak memiliki kekuatan!). Terhadap Buddha
sedikitpun tidak memiliki pemahaman, juga tidak memilki keyakinan,
harusnya mengkaji diri kembali seperti kisah tanaman bonsai itu,
mengkaji kembali mengapa anda harus percaya pada Buddha yang tidak
berdaya? (Sesungguhnya bukan Buddha yang tidak memiliki kemampuan,
namun keyakinan anda yang bermasalah!)
83
Membahas beberapa tradisi kepercayaan
(bagian 4)
84
Membahas beberapa tradisi kepercayaan (bagian 4)
Banyak praktisi Nian-fo yang suka percaya pada ramalan nasib dan
feng-shui. Mendengar kabar burung di jalanan, segera membantu
menyebarkannya. Kepercayaan yang membabi buta ini, sesungguhnya
adalah karena “tidak memiliki keyakinan yang benar”. Kami tidak
menyangkal bahwa nasib bisa diramal, lalu mengapa ada nasib orang yang
bisa diramal? Ini dikarenakan adanya hukum sebab akibat, dari sebab
masa lampau, bisa meramal akibat yang akan datang, ibarat petani yang
sudah berpengalaman, bisa meramalkan dari benih yang ditebar dan
faktor cuaca, meramalkan kapan masa panen.
Namun dengan adanya hukum sebab akibat, maka nasib pun bisa
diubah, dengan mengubah sebab dan faktor pendukung, maka dapat
mengubah buah akibatnya. Kita melafal Amituofo adalah sedang
memperbaiki “benih sebab”, dalam nasib yang terpenting adalah benih,
yakni “niat pikiran”, dengan mengubah niat pikiran, maka mengubah
85
ucapan dan sikap. Anda jangan meremehkan bahwa dengan mengubah
sebuah ucapan dan sebuah sikap, maka nasib pun ikut berubah, bila tak
percaya, anda boleh melakukan eksperimen berikut ini.
Ketika bos anda menyalahkan diri anda, cobalah memakai sikap yang
tulus mengucapkan : “Maafkan saya, ini adalah kesalahan saya, terimakasih
atas petunjuk anda, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk
memperbaikinya”. Bagaimana pula sebaliknya bila anda menggelengkan
kepala dan dengan muka yang tidak ramah mengucapkan : “Saya telah
berusaha keras, bila tidak, anda coba lihat saja, anda sendiri juga tidak
bisa mengerjakannya dengan baik”. Dua macam niat pikiran yang berbeda
ini, ucapan dan sikapnya, langsung akan berakibat pada nasib yang berbeda.
Maka itu disebut nasib diciptakan dari pikiran, rupa berubah menuruti
perubahan hati. Juga karena dapat diciptakan, dapat dialihkan, maka
melafal Amituofo jadi lebih bermakna, jika tidak maka semuanya akan jadi
sebuah ketetapan, tidak memiliki cara untuk mengubahnya, maka melatih
diri jadi tiada gunanya lagi.
86
Sebaliknya bila ada tempat yang biasa-biasa saja, andaikata dihuni
oleh insan yang memiliki jasa kebajikan, menjaga kelestarian alam,
memupuk jasa kebajikan, sehingga tetangganya juga ikut meneladani
kebajikannya, maka lama-kelamaan tempat itu pasti akan berubah
kondisinya, sehingga feng-shui juga akan berubah.
Sebuah rumah kosong yang hendak dijadikan bar atau vihara, niat
pikirannya berbeda, karena niat pikiran berbeda maka gelombang pikiran
yang dipancarkan juga berbeda, sehingga kondisinya juga akan berbeda,
maka ini juga yang disebut feng-shui yang berbeda. Dan lagipula benih
sebab dari feng-shui adalah niat pikiran (gelombang pikiran), maka itu
untuk meramal feng-shui tidak perlu memohon bantuan orang lain, namun
dengan pikiran benar, maka kondisi dan feng-shui akan berubah.
Sebaliknya bila pikiran tidak benar, maka feng-shui yang sebagus apapun
juga akan menjadi rusak.
Jujur saja, banyak vihara yang dibangun diatas tempat yang memiliki
feng-shui terbaik, namun banyak insan yang tidak bisa bertahan lama
tinggal di sana, mereka malah sudi lari ke tempat yang memiliki feng-shui
yang jelek, yakni tempat judi, dan tempat maksiat yang gelap gulita,
serta mall yang berpolusi tinggi, mereka suka feng-shui yang demikian.
87
Melatih pikiran menciptakan feng-shui yang baik
(Gratis!)
89
Coba pikirkan, bila cara itu bisa membuahkan hasil, bukankah peramal
itu telah menjadi orang terkaya di dunia? Cara tersebut hanya memiliki
satu hasil saja yakni lantai jadi bersih!
Kemudian kami bertanya lagi pada umat lainnya, banyak yang tidak
memiliki keyakinan yang sedemikian, bila mendengar ucapan peramal,
mereka akan langsung ketakutan akan mengalami kecelakaan, maka itu
lebih baik menuruti anjuran peramal, memakai cincin tersebut, mereka ini
tidak memilki keyakinan yang benar, juga tidak memahami bahwa
segalanya tercipta dari pikiran. Juga telah mengabaikan kekuatan
Buddha tak sebanding dengan sebuah cincin, juga tak sebanding dengan
kekuatan si tukang ramal. (Benar-benar telah meremehkan Buddha!)
90
Masalah besar diantara masalah kecil
91
Kesukaan anda cocok dengan siapa?
92
Kesukaan anda cocok dengan siapa?
Ada seekor burung yang tidak berminat pada buah semanis apapun di
dunia, juga tak berminat pada air yang seharum apapun di dunia ini. Dia
hanya suka makan bangkai tikus, bau bangkai barulah kesukaannya. Ada
sejenis serangga yang disebut “ngengat”, hamparan angkasa nan luas,
rimba nan indah, dia juga tak berminat, dia lebih suka menerobos ke
dalam api sehingga hangus terbakar. Apakah anda juga mengamatinya,
tak peduli sekotor apapun tumpukan tinja, sayuran yang telah
membusuk, ikan yang telah membusuk, di dalam tempat sampah banyak
serangga menghinggapi, melekat di sana, menikmati, tak sudi
meninggalkan tempat tersebut, inilah bau yang sedang mereka nikmati.
93
Mengkaji diri sendiri, apa yang dapat menarik minat
kita?
Apakah kita pernah mengkaji diri kita sendiri, dalam hidup keseharian
apa yang dapat menarik minat kita? Setiap hari kita terjalin dengan apa?
Dalam ajaran Buddha ada tertera kalimat : “Setiap lafalan Amituofo
saling terjalin tak terputus”. Sesungguhnya dalam keseharian ada
berapa niat pikiran kita yang terjalin dengan Buddha, tertarik oleh
Buddha dan mengarah ke Buddha Amitabha?
94
Apakah sudi menjadi burung pemakan bangkai?
Jika emosi ini tidak bisa reda, maka ini menandakan bahwa minat
anda adalah untuk memenangkan persaingan di alam saha! Atau
dihanyutkan oleh khayalan! Anda tidak memiliki minat untuk
pulang ke kampung halaman Alam Sukhavati!
95
Mengkaji diri sendiri, apakah sudi menjadi burung
pemakan bangkai?
Mengapa sudi menghamburkan “uang nyawa”,
menonton tayangan tak berkelas?
Minat anda menentukan dimana anda akan dilahirkan, bila anda suka
buah manis, maka dengan sendirinya anda akan terfokus untuk makan
buah manis terus, maka apakah bangkai tikus dapat menarik minat anda?
Mungkin bangkai tikus akan membuat anda bersedih? Ketika saya
bertanya pada diri sendiri, terasa amat melucukan, maka hatiku yang
pedih menjadi tiada bernilai.
97
Semua kejadian yang sesungguhnya, Buddha
mengetahuinya.
98
Semua kejadian yang sesungguhnya, Buddha
mengetahuinya.
Benda yang sama, bila anda tidak menghendakinya lagi, maka bukan
masalah jika diberikan kepada orang lain, tentunya takkan bersedih hati;
sebaliknya bila di hati masih ada sedikit tak rela, maka berarti masih ada
“cinta” dan “kemelekatan”. Maka itu “nama baik tanpa fitnahan”, bila
anda tidak menginginkannya lagi, maka diberikan kepada orang lain juga
bukan masalah, benarkan? Bila anda tidak merelakannya, maka akan
mengkhawatirkan orang lain akan menfitnah dirimu, dan merasa
tertekan, takut bahwa orang lain tidak mengetahui kejadian yang
sebenarnya. Kejadian yang sesungguhnya, walaupun manusia tidak
mengetahuinya, apakah para Buddha dan Bodhisattva juga takkan
mengetahuinya? Jika anda yakin bahwa Buddha adalah maha tahu, maka
di dunia ini adakah yang disebut fitnah?
99
pergi ke Alam Sukhavati, lebih tak perlu lagi membawa serta! (berbagai
masalah dan gosip dapat diibaratkan sebagai bangkai tikus, bau dan tak
berguna). Di dunia ini bila semuanya harus dijelaskan, harus diperebutkan,
apakah dapat terjalin dengan Buddha? Kita harus berpikir dengan baik,
sebenarnya minat kita terjalin dengan siapa, jika suka terjalin dengan
manusia awam, suka membawa bangkai tikus, maka Alam Sukhavati
tidak sesuai dengan anda, karena sampai di sana juga tidak ada yang
memiliki minat yang sama dengan anda, di sana juga tidak ada bangkai
tikus!
100
Bara api berubah menjadi teratai merah
(bagian 1)
101
Bara api berubah menjadi teratai merah (bagian 1)
Hati dan pemikiran kita dapat mengubah kehidupan dan nasib, bisa
menyebabkan kita menjadi insan awam yang menderita dan suka
mengeluh, atau Bodhisattva yang bersukacita.
102
Demi memohon Dharma memotong lengan sendiri
Pada jaman dahulu ada seorang sesepuh Zen yang bernama Hui-ke,
dia ingin memohon Dharma pada Master Zen Bodhidharma, sehingga rela
memotong satu lengannya. Hari ini pula saya mendengar bahwa ada yang
berkata padaku rela memotong satu kaki demi mendengar Buddha
Dharma, sungguh mengharukan, malah menganggap diri sendiri sungguh
beruntung, sehingga saya merasa amat malu, saya belajar Buddha
Dharma, kesempatan mendengar Buddha Dharma datangnya begitu
mudah, maka itu saya tidak memiliki hati yang serupa dirinya.
103
Hati yang gelisah, ingin bunuh diri, sel kanker
menyebar dengan cepat.
Saat itu dia belum pernah mendengar Buddha Dharma, karena itu
pemikirannya selalu buntu pada pikiran sempit tersebut. Dia berpikir :
“Karena sakit maka harus terbaring di rumah sakit, satu sen pun tak
bisa kuhasilkan, tubuhnya sendiri juga tak bisa leluasa bergerak, hidup
pun terasa tak bermakna!. Kemudian dia berusaha keluar dari rumah
sakit, namun akhirnya masuk kembali ke rumah sakit lainnya, hanya
dalam waktu beberapa bulan saja, karena pikirannya sangat risau, maka
sel kanker menyebar dengan cepat, sehingga harus segera dilakukan
operasi.
106
bersukacita segera melunasi hutangnya pada anda, bukankah kita juga
tak ingin mendesaknya bukan? Dalam kebersamaan dengan makhluk lain,
adalah “dengan pikiran saling mempengaruhi satu sama lainnya”, yakni
pikiran kita dapat mempengaruhinya, pikirannya juga dapat
menggerakkan pikiranku, maka itu kita harus menggunakan pikiran yang
baik, hati yang bersukacita dan maitri karuna, untuk menuntun pikiran
maitri karuna dan sukacita insan lain.
107
Bara api berubah menjadi teratai merah
(bagian 2)
108
Bara api berubah menjadi teratai merah (bagian 2)
Dia berusaha bangkit dari tempat tidurnya, duduk di atas kursi roda,
kemudian berusaha bangkit dari kursi roda lagi, dengan menopang pada
tongkat dia berusaha berdiri dan berjalan keluar, kemudian melakukan
apa yang merupakan kewajiban seorang ibu rumah tangga, bahkan dia
dapat merawat mertuanya yang sedang sakit-sakitan dan ibundanya
sendiri. Ketika pertama kali dia ke pasar membeli sayur, dimana dia
harus menggunakan usaha yang begitu keras, namun malah mendapat
tawa ejek dari orang lain, pertama kali dia ditertawakan orang, dia tidak
109
dapat menahannya dan kemudian menangis sambil berjalan pulang ke
rumah!
Pernah suatu kali ketika dia berbelanja ke pasar, dia bertemu lagi
dengan adik kecil, yang bertanya kepadanya :”Tante, mengapa kakinya
hilang sebelah?” Dia menggunakan kesempatan ini untuk menasehati adik
kecil itu : “Ini dikarenakan saya terlalu banyak berbuat jahat, makanya
ketika karma berbuah saya harus kehilangan satu kaki, makanya adik
kecil, ingatlah selalu jangan berbuat kejahatan, berbaktilah pada
ayahbundamu dan rajinlah sekolah”. Dia juga menasehati adik kecil untuk
melafal “Amituofo”.
110
Ternyata sebelumnya ada yang pernah mendengar bahwa makan lipan
(kelabang) bisa menyembuhkan kanker, maka menganjurkan dia untuk
mencobanya, agar bisa meringankan penyakitnya. Kita tahu bahwa bila
meramu lipan ke dalam obat-obatan tentunya dengan menggunting kaki-
kakinya terlebih dulu. Suatu hari dia menatap lipan yang sudah tak
berkaki, dia sangat terharu dan perasaannya bergejolak: “Bukankah ini
serupa dengan diriku? Satu kaki dioperasi belasan kali, akhirnya juga
harus diamputasi”. Penderitaan lipan serupa dengan yang dialaminya,
penderitaannya juga adalah penderitaan lipan. Kita jangan meremehkan
nyawa hewan kecil lainnya menganggapnya kecil dan tak bernilai, mereka
sama dengan kita yang memiliki tulang daging dan kulit, maka itu
pepatah kuno mengatakan :
Syair ini menasehati kita untuk tidak menembak burung kecil yang di
atas ranting pohon, karena burung kecil juga mempunyai anak yang
sedang menanti kepulangannya.........Setelah Wang Xue-qin merenungkan
secara mendalam, dia juga tidak sanggup meminum ramuan obat
tersebut, dia memilih bersukacita dan ikhlas membayar hutang-
hutangnya, menerima penderitaan, namun tetap tak sudi menyakiti lipan
tersebut, karena buah akibat pasti akan kembali menimpa diri sendiri.
Dan kenyataannya, andaikata dia bersedia minum ramuan lipan tersebut,
atau makan daging lainnya, juga takkan menjamin dia bebas dari segala
penyakit, atau berusia panjang, buat apa dalam perjalanan tumimbal
lahir ini harus saling mencelakai!
111
Menopang pada tongkat, menahan kesakitan
memberi motivasi kepada pasien lain.
Setelah melalui berbagai cobaan dan rintangan, rasa iba yang muncul
secara tak terduga ini, sehingga dia dengan menopang pada sebatang
tongkat, menahan kesakitan pada rongga dada karena menjalani operasi
paru-paru, dan detak jantung yang cepat, namun dengan semangatnya
yang menggebu-gebu, berjalan mengunjungi pasien yang senasib
dengannya, dengan pengalamannya dia memberi motivasi pada mereka.
Bahkan dia juga memasak makanan ringan untuk disajikan kepada para
pasien, menasehati mereka untuk membangkitkan keyakinan dan
kegigihan untuk melafal Amituofo, menembusi semua kesulitan.
112
Memang benar banyak orang yang seperti perkataannya “walaupun
mempunyai kaki namun tak ingin berjalan”, juga banyak insan yang “walau
memiliki kaki, namun tidak menjalani kehidupan dengan baik”, mereka ini
sungguh kasihan!
Dia tidak hanya menopang tongkat untuk membantu orang lain, juga
pergi mendengar ceramah, dengan satu kakinya dia masih bisa bekerja di
rumah untuk menghasilkan sedikit uang, kemudian dengan uang
tersebut dia memperbanyak kaset ceramah Dharma untuk dibagikan
kepada orang lain. Dan yang perlu dipuji adalah dia bisa berpikir : “Apakah
hanya dengan satu kaki maka saya tidak bisa melakukan namaskara
pada Buddha? Saya tidak percaya! Saya harus melatihnya!” Langkah
pertama yang dilakukannya adalah menggunakan kesempatan di malam
hari ketika semua orang telah tidur, kemudian bangun diam-diam dan
menopang pada tongkatnya dia melakukan namaskara pada Buddha,
hanya tiga kali dia sudah sangat kelelahan, kepalanya pusing sampai tak
kuat berdiri lagi, namun dia tetap melanjutkan usahanya itu setiap hari.
113
Akhirnya suaminya yang welas asih, setiap hari menemaninya
berlatih, setiap hari memperpanjang waktu untuk bernamaskara pada
Buddha. Ketika saya melihatnya melepaskan tongkatnya dan dengan
mantap berdiri diatas satu kakinya, beranjali dan kemudian berlutut,
kemudian perlahan melakukan namaskara, saya tidak sanggup menahan
rasa sukacita yang mengalir dari dalam sanubariku, mengkaguminya,
memujinya, dan airmata yang bercampur dengan beragam perasaan.........
114
Bara api berubah menjadi teratai merah
(bagian 3)
115
Bara api berubah menjadi teratai merah (bagian 3)
116
dia berdiri kembali, kemudian dengan satu kaki dia melompat selangkah
ke depan, kemudian melakukan namaskara lagi, dia bernamaskara dengan
sangat bersukacita, namun karena rute gunung semakin meninggi, ada
sebagian jalan yang agak curam, dan tidak rata, dengan menggunakan
satu kaki melompat ke depan sungguh merupakan hal yang sulit,
sehingga kemudian dia terjatuh! Para Bodhisattva lainnya yang melihat
dia begitu berusaha keras, begitu tulus, sejak tadi airmata telah
membanjiri wajah masing-masing! Master Dao-xiang melihatnya
terjatuh, segera menghampirinya, mengangkatnya berdiri, dia semakin
tegar dan gigih, bersukacita melanjutkan namaskara hingga ke puncak
gunung. Kemudian dia melimpahkan jasa kebajikan dari bernamaskara ini
kepada semua makhluk agar terbebas dari penderitaan dan
mendapatkan kebahagiaan, juga melimpahkan jasa kebajikan ini kepada
para pasien kanker, agar juga memperoleh kekuatan kegigihan,
ketabahan dan kebahagiaan!
Wang Xue-qin memiliki 2 orang anak, yang satu putra dan satunya
lagi putri, baru duduk di bangku sekolah dasar. Suatu hari, dia pergi ke
sekolah anaknya untuk mengikuti sebuah acara, teman anaknya
menertawai dirinya juga mengejek anaknya : “Hahaha, mamamu pincang!”
Anaknya jadi begitu sedih, pulang ke rumah kesedihan berubah menjadi
emosi, agar mamanya lain kali jangan ke sekolahnya lagi sehingga
menyebabkan dia kehilangan muka. Siksaan ini juga bisa dia lampaui
dengan melafal Amituofo. Setelah mengetahui hal ini saya memotivasi
anaknya dengan berkata : “Mamamu adalah seorang Bodhisattva,
117
walaupun dia kehilangan satu kakinya, namun dia menjalani jalan yang
baik dengan menggunakan sebelah kakinya serta kegigihan memotivasi
pasien lain, mamamu lebih mulia bila dibandingkan dengan orang sehat
yang memiliki dua kaki namun tidak memanfaatkannya dengan baik, kamu
harus menghargai mama yang begitu mulia, dia menopang pada tongkat
untuk membesarkan dirimu, sampai ke sekolah untuk memberi perhatian
pada dirimu, dia lebih layak dihormati daripada banyak bunda yang tidak
bertanggungjawab pada anaknya. Lain kali bila mama ke sekolah, kamu
boleh amat berbangga hati memperkenalkan beliau pada teman-teman
sekolahmu : ini adalah mama saya yang penuh kegigihan, kemuliaan, dan
welas asih. Kamu tak perlu merasa minder karena mama kehilangan satu
kakinya!”
119
Suaminya dapat berpikir demikian, maka dapat menerimanya dengan
sukacita, dapat menenangkan dirinya, dengan ikhlas menerimanya, inilah
yang disebut “memiliki kebijaksanaan”.
120
Bara api berubah menjadi teratai merah
(bagian 4)
121
Bara api berubah menjadi teratai merah (bagian 4)
Dengan tujuan awal untuk melimpahkan jasa kebajikan pada para guru
yang menuntun dirinya, namun dengan sebuah niat pikiran baik yang
timbul, ditambah melafal Amituofo, maka dirinya sendiri yang duluan
mendapat manfaat yakni ketenangan dan kebahagiaan.
124
Dia berkata : “Walaupun kami tidak banyak uang, namun keluarga
kami kini lebih harmonis daripada ketika kakiku belum diamputasi”.
Praktisi Nian-fo dalam kelahiran ini juga dapat hidup di Alam Sukhavati”,
dalam kondisi kebahagiaan Alam Sukhavati.
125
saya tegar dan bersukacita merawat diriku sendiri, memberikan kepada
insan lain ketenangan dan keyakinan!”
126
Bara api berubah menjadi teratai merah
(bagian 5 - Tamat)
127
Bara api berubah menjadi teratai merah (bagian 5 -
Tamat)
128
ajaran Buddha, mengubah bara api menjadi bunga teratai merah yang
harum dan suci, sebuah teladan bagi semua insan yang menderita.
129
Melihat sepasang suami istri yang dapat menaklukkan setiap cobaan
yang menimpa diri mereka, juga merasa iba ingin membantu pasien lain,
bayangan mereka, sehingga kita dapat merenungkan :
Kami sangat ingin berbagi dengan anda sekalian syair berikut ini ~~
Tamat
130
Gatha Pelimpahan Jasa
131
Daftar Pustaka
《黑社會變蓮池海會》~ 道證法師 講述
http://book.bfnn.org/books2/1340.htm
132