Anda di halaman 1dari 2

Pengalaman unik di Pesantren UBK Plus

Sudah hampir tiga tahun saya menjalani kehidupan sebagai santri di pesantren UBK
Plus. Ada banyak pengalaman yang saya dapatkan selama di UBK plus, tetapi ada satu
pengalaman yang menurut saya cukup unik karena berhubungan dengan tugas syarat
kelulusan kelas 12 yaitu KTI.

Sudah lama sejak saya mulai mempersiapkan diri untuk menyelesaikan tugas akhir di
UBK plus. Saya sangat senang karena aku akan dapat menyelesaikan salah satu syarat
penting untuk lulus dari UBK plus. Namun, saya juga merasa cemas karena tugas akhir yang
harus dikerjakan adalah sebuah karya tulis ilmiah (KTI).

Saya merasa khawatir karena saya belum pernah menulis sebuah KTI sebelumnya dan
saya tidak tahu bagaimana cara memulai. Saya juga merasa khawatir karena aku tidak
memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan KTI karena saya harus menyelesaikan berbagai
tugas lain sekaligus.

Namun, saya berusaha untuk tidak panik dan memutuskan untuk mulai dengan
mencari informasi tentang KTI. Saya mencari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan
internet untuk belajar tentang cara menulis KTI yang baik. Kadang-kadang saya juga
berbicara dengan dosen pembimbing saya untuk mendapatkan saran dan bantuan.

Setelah saya merasa cukup yakin dengan pengetahuan dan persiapan yang saya miliki,
saya mulai menulis KTI dengan judul “Pengaruh Westernisasi Terhadap Masyarakat
Indonesia Dalam Bidang Pendidikan”. Saya memulai dengan menulis bab pertama, yang
berisi latar belakang masalah dan perumusan masalah. Kemudian, saya melanjutkan dengan
menulis bab selanjutnya, yang berisi tinjauan pustaka dan metode yang akan digunakan
dalam penelitian.

Setelah itu saya mulai melakukan penelitian dengan data yang sudah di dapat dan
selanjutnya menganalisis data yang sudah di dapat dari penelitian. Kemudian, saya menyusun
hasil penelitian dan memberikan simpulan dari karya tulis yang saya buat.

Setelah membuat kesimpulan, saya dan kawan-kawan sekelas pergi keluar dari
pesantren hanya untuk memfotokopi dan menjilid KTI, tetapi kami pun menghabiskan
banyak waktu hingga kembali ke pesantren saat malam hari dan pada hari itu banyak yang
kami korbankan baik itu uang, tenaga dan waktu hanya semata-mata untuk melengkapi syarat
kelulusan kami.
Walaupun proses penulisan dan penjilidan KTI ini sangat melelahkan dan memakan
waktu yang lama, tapi saya sangat senang karena saya berhasil menyelesaikan KTI dengan
baik. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya pribadi.

Setelah KTI saya diserahkan dan diterima oleh dosen pembimbing saya, saya harus
mengikuti tahap akhir. Tahap akhir ini berupa presentasi dan sesi tanya jawab seputar KTI
saya. Saya sangat gugup saat harus presentasi di depan dosen penguji dan rekan-rekan
sekelas. Namun, saya berusaha untuk tidak panik dan mempersiapkan diri dengan baik
sebelumnya dengan latihan presentasi dan menjawab pertanyaan yang mungkin ditanyakan.

Setelah presentasi selesai, saya merasa lega karena saya berhasil menjawab
pertanyaan dosen penguji dengan cukup baik dan mendapatkan masukan yang positif dari
para dosen penguji.

Setelah lulus tahap akhir, saya merasa sangat senang dan bangga karena berhasil
menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Ini merupakan momen yang sangat berharga dalam
hidupku dan aku berterima kasih kepada semua orang yang telah membantuku dalam proses
penyelesaian KTI ini.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa meskipun kita mungkin merasa cemas atau
tidak yakin tentang sesuatu yang harus kita lakukan, kita harus tetap berusaha untuk belajar
dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dengan melakukan persiapan yang cukup dan
berusaha untuk belajar sebanyak mungkin, kita dapat mengatasi rasa cemas kita dalam
menyelesaikan tugas dengan baik dan juga jangan pernah menyerah, meskipun prosesnya
melelahkan dan memakan waktu yang lama. Karena pada akhirnya, hasil yang di dapat dari
usaha yang keras akan selalu berharga dan menentukan masa depan kita.

Anda mungkin juga menyukai