Anda di halaman 1dari 4

SISTEM KEKERABATAN

Untuk Mememnuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi dan Sosiologi

Dosen Pengampu :

Nurul Hikmah

Oleh Kelompok 3 :

1. Dila Oktaviana / 22040704022


2. Han Satria Pratama / 22040704025
3. Sylvia Damayanti / 22040704113
4. Siti Nur Fauziah / 22040704115
5. Tiara Pyta Dinova / 22040704116
6. Dandy Irvandy / 22040704121
7. Afifatus Nur F.U. / 22040704125
8. Tirza Adeline P.Y. / 22040704130
9. Aldaffa Syammaera H / 22040704131
10. Excha Sakina W.M / 22040704247
11. Esa Jati Wicaksono / 22040704248
12. Muhammad Ali Gilbran / 22040704249
13. Bagus Adrianto K. / 22040704256

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


Pengertian Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan merupakan suatu kondisi ketika suatu keluarga besar memiliki
aturan tertentu terkait posisi seseorang berdasarkan garis keturunan. 
dalam kajian antropologi, pengertian sistem kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan yang
dilandasi oleh perkawinan. istilah kerabat, mengutip Kamus Antropologi (1985:196), bisa
dimaknai sebagai orang sedarah atau dekat sehingga hubungan di antara mereka disebut
dengan kekerabatan. Hubungan kekerabatan bisa dibangun dari pihak istri maupun suami. 

Sistem kekerabatan ada 3 yaitu :

1. Sistem Kekerabatan Parental


Sistem ini berlaku ketika terjadi tali perkawinan yang dilakukan oleh ayah dan
ibu. Mengutip dari buku Antropologi Kelompok Kompetensi B (2021:13-14), sistem
kekerabatan ini hampir ditemukan di seluruh suku yang ada di Indonesia. Bagian
terkecilnya adalah satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak.
Hasil keturunannya memiliki posisi sederajat baik anak laki-laki ataupun anak
perempuan tanpa ada perbedaan karena sistem kesukuan. Kekerabatan parental bisa
ditemukan di suku yang berada di Kalimantan, Madura, Sulawesi, Jawa, Aceh, dan
suku lainnya.

Bagan sistem kekerabatan Parental

Posisi anak perempuan dan laki-laki sederajat.


2. Sistem Kekerabatan Patrilineal
Sistem kekerabatan patrilineal menarik garis keturunan hanya dari satu pihak:
bapak. Jadi, anak menghubungkan diri dengan ayahnya, atau berdasar garis keturunan
laki-laki. Sistem kekerabatan patrilineal juga menghubungkan anak dengan kerabat
ayah berdasarkan garis keturunan laki-laki secara unilateral. Dalam sistem
kekerabatan Patrilineal, laki-laki memeiliki posisi lebih tinggi dibandingkan
perempuan.
Sehingga, dalam sistem ini hanya pihak laki-laki yang dapat meneruskan
keturunan sebagai bagian dari suku tersebut, jika ada keluarga yang hanya memiliki
anak perempuan saja maka dia keluarga tersebut akan mengangkat seorang anak laki-
laki sebagai penerusnya kelak.
Adapun suku di Indonesia yang menganut sistem patrilineal adalah Batak,
Bali, Lampung.

Bagan Sistem Kekerabatan Patrilineal

Kedudukan seorang laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dan garis


keturunan di tarik dari keturunan ayah.
3. Sistem Kekerabatan Matrilineal
Dalam sistem kekerabatan ini, pihak perempuan atau keturunan dari garis ibu
memiliki kedudukan lebih tinggi ketimbang laki-laki. Di masyarakat penganut sistem
kekerabatan matrilineal, anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu
berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Oleh karena itu, keturunan
dari garis ibu sering kali memiliki kedudukan penting, termasuk dalam pembagian
warisan.
Jika perempuan dari masyarakat matrilineal melangsungkan pernikahan, pada
umumnya akan berlaku perkawinan semenda. Jadi, laki-laki yang menikah dengan
perempuan dari suku matrilineal akan mengikuti pihak istri, tetapi ia tidak masuk
dalam kerabat keluarga pihak perempuan. Namun hal ini tidak berlaku bagi anak-
anaknya, karena akan menjadi bagian dari kerabat Ibu.

Bagan Sistem Kekerabatan Matrilineal

Kedudukan seorang perempuan lebih tinggi daripada laki-laki dan garis


keturunan di tarik dari keturunan ibu.

Anda mungkin juga menyukai