Anda di halaman 1dari 25

8

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran Sains


Thorndike (2012) belajar yaitu segala proses interaksi antara stimulus dan
respon. Maka stimulus dalam hal ini yaitu segala hal yang dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar meliputi pemikiran, perasaan, atau hal-hal yang ditangkap oleh indra.
Sehingga menimbulkan adanya suatu gerakan/tindakan.Belajar ialah proses seseorang
untuk memperoleh pengetahuan, prinsip-prinsip belajar antara lain adanya perubahan
perilaku, belajar ialah proses secara sistematik dan dinamis, kontrustif serta organik,
belajar ialah sebuah bentuk bentuk dari pengalaman, yakni interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya. (Suprijono, 2010:4)
Pembelajaran ialah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. (Trianto,2011: 17). Definisi lain menjelaskan mengenai
pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang tidak
dapat terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen tersebut
sebagai berikut: tujuan, materi, metode dan evaluasi. (Rusman,2015: 21). Pembelajaran
disini adalah serangkaian proses yang ditempuh oleh seorang individu yang di dalam
proses pembelajaran tersebut melibatkan proses interaksi antara guru dengan siswanya
menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga tercapainya proses
pembelajaran dan meningkatkan berfikir kreatif siswa tersebut.
Hakikat IPA meliputi seluruh alam semesta baik yang dapat diamati oleh indra
maupun yang tidak mampu diamati oleh indra. Pandangan IPA Secara umum
pemahaman ilmu secara lahir serta berkembang melalui langkah-langkah observasi,
merumuskan permasalahan, menyusun hipotesis, pengujian hipotesis secara
eksperimen, menarik kesimpulan serta penemuan teori dan konsep. Dengan demikian
hakikat IPA ialah suatu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang terkenal dengan proses ilmiah yang terbangun atas dasar sikap
ilmiah serta hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang disusun atas tiga komponen
penting berupa konsep, serta teori yang berlaku secara universal. (Trianto,2014: 141).
Suriasumantri dalam Trianto (2014 : 136) menjelaskan Ilmu pengetahuan alam
(IPA) ialah bagian dari ilmu pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa
Inggris ‘Science’. Kata Science terdiri dari Social Sciences (ilmu pengetahuan sosial)
9

dan Natural Science (ilmu pengetahuan alam). Berarti IPA (ilmu pengetahuan alam)
bagian dari ilmu pengetahuan berasal dari kata Science. Pembelajaran sains merupakan
pembelajaran yang menjadikan sains (murni) sebagai metode atau pendekatan dalam
proses belajar-mengajar, sehingga pembelajaran menjadi lebih kreatif, serta siswanya
lebih aktif dalam proses belajar. (Putra, 2013). Pembelajaran sains ialah proses interaksi
antara guru dengan siswa dengan tidak melupakan karakter pendidikan sains yang
menghasilkan produk untuk mencapai proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
dengan objek sumber belajar berasal dari alam.
Menurut para ahli sepakat menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005)
untuk tujuan pembelajaran pengklasifikasian Bloom perilaku individu kedalam tiga
ranah kawasan antara lain:
1. Kawasan kognitif yaitu kawasan yang memiliki keterkaitan aspek-aspek
berfikir/nalar, meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (syntesis), penilaian
(evaluation),
2. Kawasan afektif yakni kawasan yang terkait aspek-aspek emosional, meliputi
perasaan, minat, sikap, ketaatan terhadap moral dan lain sebagainya didalamnya
meliputi: menerima (receiving), sambutan (responding), penilaian (valuing)
pengorganisasian (organization), karakterisasi (characterization).
3. Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang
melibatkan fungsi system syaraf, otot, serta psikis, diantaranya persiapan (set),
meniru (imitation), membiasakan (hibitual), penyesuian (adaptation),
menciptakan (orgination).
B. Pembelajaran Berbasis Sains Potensi Lokal
Sains asli yang berkembang pada masayarakat tradisional terbagi menjadi dua
kategori yaitu, sains asli yang mendapat penjelasan sains konsep barat (kategori I), serta
sains asli yang tidak berkaitan dengan konsep sains barat (kategori II). (Suastra, 2005:
395). Sains lokal ialah bagian dari keunggulan lokal atau salah satu aspek yang
dipunyai suatu daerah. Unggulan lokal (local genious) ialah kekayaann potensi yang
mampu untuk dikembangkan ialah khasanah kehidupan dewasa yang masih belum
diperdayakan secara optimal bahkan tidak sedikit yang ditinggalkan. Unggulan lokal
atau kandungan lokal ialah kondisi serta kekuatan yang ada dilokasi/daerah tertentu
satu sama lain memiliki perbedaan akan tetapi masih dalam keutuhan nasional dan
global (Engkoswara, 2007).
10

Potensi lokal diartikan sebagai sumber daya atau kekuatan yang dimiliki oleh
masing-masing daerah untuk dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Sains
potensi lokal sendiri ialah sebuah ilmu pengetahuan dalam proses pengembangannya
membutuhkan waktu yang lama dalam klasifikasi objek-objek dan aktivitas dengan
memanfaatkan sumberdaya yang ada di suatu daerah. (Asmani, Jamal Ma’mur. 2012.
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. h, 32).
Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis sains potensi lokal adalah agar
siswa mengetahui keunggulan lokal daerah tempat tinggal mereka , memahami
berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal tersebut. (Asmani, jamal
ma’mur. 2012: 41) landasan PBKL antara lain: Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
Tahun 2005 Bab III Pasal 14 Ayat 1 bahwa kurikulum untuk SMP/MTS/SMPLB atau
bentuk lain yang sederajat, dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
(Asmani jamal ma’mur. 2012:43). Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang
menjadikan sains (murni) sebagai metode atau pendekatan dalam proses belajar-
mengajar, sehingga pembelajaran menjadi lebih kreatif, serta siswanya lebih aktif
dalam proses belajar. (Putra, 2013). Pembelajaran sains potensi lokal ialah
pembelajaran yang menjadikan sains (murni) sebagai metode atau pendekatan didalam
proses belajarmengajar, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada pada suatu
daerah.
Menurut Dwitagama dalam Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (2012 :
29) adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi,
budaya, bahasa, teknologi, informasi, komunikasi, ekologi dan lain-lain yang semuanya
bermanfaat bagi pengembangan peserta didik. Mursal (2011) dalam Asmani (2012),
menerangkan bahwa strategi implementasi pembelajaran biologi berbasis sains lokal
dapat dilakukan dengan beberapa tahap antara lain:
a. Tahap inventaris keunggulan lokal
Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh keunggulan lokal yang
ada didaerah. Keunggulan lokal diinventarisasi dari setiap aspek sumber daya
manusia, sumber daya alam, kreasi seni, tradisi, dan sebagainya.
b. Tahap analisis kesiapan satuan pendidikan
Pendidik atau tim yang ditugaskan sekolah pada tahap ini menganalisis
semua kelebihan atau keunggulan internal dan eksternal suatu pendidikan yang
dilihat dari beragai aspek dengan cara pengelompokkan keunggulan yang saling
berkaitan satu sama lain.
11

c. Menentukan tema dan jenis keunggulan lokal


Mempertimbangkan tiga hal yaitu:
1) Hasil inventarisasi potensi keunggulan lokal yang dihasilkan, dipilih keunggulan
lokal komparatif dan kompetitif,
2) Hasil analisis internal dan eksternal satuan pendidikan, dan
3) Minat dan bakat siswa
d. Tahap implementasi lapangan
Tahap implementasi lapangan harus disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing satuan pendidikan, mengacu pada hasil analisis faktor eksternal dan
internal, hasil invertarisasi potensi lokal, minat, serta bakat siswa. Maka proses
pembelajaran biologi berbasis potensi lokal ialah proses pembelajaran yang
berlandaskan kepada budaya sebagai ilmu pengetahuan yang diterapkan pada proses
pembelajaran.
Asmani (2012: 62 :63) strategi implementasi pembelajaran biologi berbasis
sains lokal menarik untuk diterapkan disekolah sehingga proses yang dilakukan benar-
benar memiliki kualitas, melibatkan elemen yang berkualitas serta berhasil untuk
melaksanakan, serta berpotensi meningkatkan hasil yang berkualitas.
Keunggulan pembelajaran biologi berbasis potensi lokal yang akan diterapkan
kesekolah memiliki keunggulan tersendiri antara lain relevansi pendidikan dengan
dunia nyata, membekali potensi lebih spesifik siswa secara keterampilan life skill.
Mendorong lahirnya kreativitas siswa, serta mendorong lahirnya entrepreneur
profesional pembelajaran biologi berbasis sains lokal dapat melahirkan entrepreneur
yang handal serta profesional, serta mendorong kerjasama dengan masyarakat.
a. Relevansi Pendidikan Dengan Dunia Nyata
Pembelajaran biologi berbasis sains lokal dapat mendekatkan dunia
pendidikan dengan yang selama ini dianggap sebagai keterkaitan dengan masalah
sosial yang berkaitan dengan jumlah populasi.Pembelajaran biologi berbasis sains
lokal menurut konseptor pendidikan, aktif mengamati permasalahan yang ada,
potensi-potensi yang produktif di masyarakat serta menformulasikan program yang
memiliki tujuan untuk menguatkan potensi yang ada. Dengan demikian proses
pembelajaran tersebut supaya mampu dekat dengan masyarakat, mengapresiasi,
menyapa serta mendukung penguatan potensi yang ada dimasyarakat, sehingga
mampu untuk memunculkan sebagai produk unggulan yang membanggakan serta
mampu untuk meningkatkan pendapatan secara signifikan.
12

Relevansi didalam dunia pendidikan dengan realitas empiris dalam


masyarakat, mampu mendorong partisipasi masyarakat, serta mampu menambahkan
semangat siswa didalam menimba ilmu pengetahuan serta pengembangan ilmu
penelitian untuk mengembangkan ilmu untuk melahirkan temuan gemuine didalam
rangka social engeneering sesuai dengan potensi lokal yang ada.
b. Membekali Potensi Lebih Spesifik Siswa Secara Keterampilan Life Skill
Suatu saat nanti siswa akan kembali ke lingkungan masyarakat serta
berjuang untuk meneguhkan identitas sebagai suatu symbol eksistensi didalam
peraturan social secara aktif. Setelah mengenal potensi yang ada pada suatu
masyarakat serta mampu mengolahnya sebagai produk keunggulan lokal, dengan
demikian secara otomatis mereka memiliki kemampuan kompetensi secara spesifik
seperti pengetahuan, memahamai, kemampuan (skill), sikap, nilai, serta minat yang
mampu memberikan survive serta memberikan kontribusi secara maksimal didalam
proses perjalanan kehidupan.
c. Mendorong lahirnya kreativitas Siswa,
Pembelajaran biologi berbasis sains lokal mampu mendorong lahirnya
kreativitas-kreativitas yang cemerlang serta spektakuler.siswa akan membiasakan
diri dengan kajian serta penelitian empiris yang sangat dibutuhkan dalam proses
identifikasi serta formulasi produk-produk yang baru yang mampu menjadi
keunggulan lokal.
aktivitas antara siswa dengan guru didalam momen yang menyenangkan,
benar-benar ilmiah, aplikatif, serta penuh dengan detak jantung, yang disebabkan
oleh temuan-temuan yang tidak terduga sebelumnya.
d. Mendorong lahirnya entrepreneur profesional
Pembelajaran biologi berbasis sains lokal mampu melahirkan entrepreneur
yang handal serta profesionalmelahirkan entrepreneur handal serta profesional.
Entrepreneur merupakan sosok yang mampu menciptakan serta memanfaatkan
peluang yang adasebagaipendulang keuntungan, baik secara finansial maupun
spiritual, serta secara individual mampu kolektif. Siswa mampu berpikir secara
teoritis serta praktis tentang cara penciptaan sebuah produk lokal yang mampu
bersaing secara nasional serta global, dalam hal pemasarannya, manajemen, inovasi
secara terus-menerus, didalam penguasaan pasar, diversifikasi usaha dan lain-lainya.
Sosok entrepreneur seperti itulah yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat.
Sebab, mentalitas semacam ini dapat melahirkan kemandirian, semangat berkarya,
13

serta selalu kreatif menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain.
Mereka merupakan tipe making job, bukan seeking job, sehingga terhindar dari
pengangguran dan sangat berpotensi menggapai kesuksesan materi dan sosial secara
berkecukupan
e. Mendorong kerjasama dengan masyarakat
Pembelajaran biologi berbasis sains lokal mampu mendorong adanya
semagat serta kerjasama dengan masyarakat sebagai stakes holders pada lembaga
pendidikan. Kerjasama yaitu pengembangan instrument yang terpenting untuk
melakukan suatu perubahan yang kecil maupun besar yang progresif serta
dinamis.Kerjasama mampu menunjukkan kerjasama emosional serta rasional
yangdimiliki oleh seseorang.Menghindarkan dari sentralisme, otoritasianisme serta
diktatorisme serta mampu memeupuk persaudaraan, belajar secara bersama
sekaligus menggalang kekuatan secara bersama-sama melakukan perubahan kearah
yang lebih baik.Semakin banyak kerjasama yang terjalin dengan pihak luar maka
bertambah maju sekolah tersebut.
C. Keunggulan Potensi Lokal Situs Gunung Jati
Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayananan,
sumberdaya, jasa dan lain-lain yang menjadi keunggulan suatu daerah. Keunggulan
yang terdapat pada suatu daerah. Berarti keunggulan lokal adalah segala hal yang ada
didaerah yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Sumber Daya Manusia didefinisikan
sebagai manusia dengan segenap potensinya yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif, serta mampu
mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan.
(Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Yogyakarta:
DIVA Perss. Halaman 34).Mukminan (2011) mengungkapkan bahwa potensi
keunggulan lokal di Indonesia antara lain adanya potensi SDA, budaya, potensi
historis,SDM, serta potensi budaya, sebagai berikut :
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam (SDA) ialah potensi yang terkandung didalam bumi, air,
dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk pemanfaatan kepentingan hidup.
Terdapat berbagai macam potensi sumber daya alam, yaitu:
a. Potensi Sumber Daya Alam bidang pertambangan, antara lain minyak bumi, gas,
batubara, emas, dan lain-lain.
14

b. Potensi Sumber Daya Alam bidang pertanian, antara lain padi, jagung, ubi, buah-
buahan sayur dan lain sebagainya.
c. Potensi Sumber Daya Alam bidang perkebunan, antara lain karet, kelapa sawit,
cokelat, dan kopi.
d. Sumber Daya Alam bidang peternakan, antara lain sapi, kambing, dan unggas.
e. Sumber Daya Alam di bidang perikanan tambak, ikan laut, ikan tawar, rumput
laut dan lain sebagainya.
Potensi sumber daya alam diatas sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
manusia di sekitarnya untuk itu potensi ini perlu dikembangkan agar dapat
memajukan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia.
2. Potensi Budaya
Budaya adalah sikap,sumber sikap ialah berasal dari sebuah kebudayaan.
Supaya kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan
antara idealisme dengan realisme yang hakekatnya ialah perpaduan antara budaya
serta seni. Ciri menjadi khas budaya masing-masing di daerah tertentu (yang
berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya) ialah sikap menghargai
kebudayaan daerah yang menjadi keunggulan lokal.
2. Potensi Historis
Keunggulan lokal dalam konsep historis merupakan potensi sejarah dalam
bentuk peninggalan benda-benda purbakala serta tradisi yang masih tetap lestari
sampai saat ini. Konsep historis jika dimaksimalkan dengan baik dalam
pengelolaannya untuk menjadi tujuan wisata yang bisa menjadi asset, hinga
menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu.
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia (SDM) Wikipedia (2006) didalam mukminan (2011)
mendefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang
mampu dimanfaatkan serta dikembangkan sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara
seimbang dan berkelanjutan.
Sumber daya alam (SDA) ialah potensi yang terdapat dalam bumi, air, serta
dirgantara yang mampu didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Terdapat
berbagai macam potensi sumber daya alam, salah satu contohnya dalam bidang
perkebunan antara lain adanya perkebunan pohon jati, pohon melinjo serta kearifan
15

lokal antara lain kearifan lokal ritual prosesi pemandian yang tetap dilakukan sampai
saat ini.
Potensi lokal yang terdapat didalam Situs gunung jati antara lain adanya
pemanfaatan pohon jati, perkebunan pohon melinjo, serta kearifan lokal rituas
prosesi mandi bunga sebagai potensi sumber daya alam serta kearifan lokal yang
ada didesa Astana.Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) atau dalam bahasa Sunda disebut
Tangkil adalah suatu tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) Melinjo dikenal
dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago
(bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), Khalet (Bahasa Kamboja). Melinjo banyak
ditanam di daerah pekaranganbahkan kebun belakang rumah sebagai peneduh atau
pembatas pekarangan sertapemanfaatan buah serta daun tersebut. Pemanfaatan
Melinjo masih jarangdibudidayakan secara intensif, kayunya dapat dipakai sebagai
bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so
dalam bahasa Jawa) digunakan untuk bahan sayuran (misalnya pada sayur asem).
Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang dijadikan sebagai sayuran, biji
melinjo juga menjadi bahan baku emping, kulitnya bisa dimanfaatkan sebagai abon
kulit melinjo.
Nutrisi melinjo Penelitian yang pernah dilakukan pada melinjo menujukkan
bahwa melinjo memiliki manfaat senyawa antioksidan, radikal bebas yang
menyebabkan berbagai macam penyakit, serta memperkuatdaya ingat. Tanaman
melinjo dapat tumbuh di tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, akan
tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi
dan dapat tumbuh dari ketinggian, lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka
atau terkena sinar matahari. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai
tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang
bernutrisi tinggi atau iklim khusus (Anonimouse, 2017).
Pohon jati ialah salah satu pohonyang menghasilkan kayu berkualitas tinggi.
Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun
besar, yang luruh di musim kemarau. Penyebaran jati meluas mulai dari India,
Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, sampai ke Jawa. Jati tumbuh di
hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun dimusim kemarau. Tanah yang sesuai
dengan karakteristik tumbuhnya pohon jati dengan kontur tanah agak basa, Jati
tidak tahan tergenang air. Pemanfaatan daun jati secara tradisional di Jawa sebagai
pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus menggunakan
16

daun jati terasa lebih nikmat. Salah satu contohnya nasi jamblang yang terkenal dari
daerah Jamblang, khas Cirebon. Daun jati juga banyak digunakan untuk
pembungkus tempe.(Anonimouse, 2017).
Hal ini diperkuat dengan pernyataan hasil wawancara salah satu narasumber
yang didapatkan bahwa Potensi Sumber Daya Alam bidang perkebunan, pohon
melinjo yang terdapat dibelakang perkebunan rumah warga tanaman melinjo dapat
tumbuh ditempat yang berpasir dengan tetap mendapatkan penyinaran teriknya sinar
matahari serta mampu Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis
sesuai dengan desa Astana yang berada dekat dengan laut, pohon melinjo yang
mampu untuk dimanfaatkan oleh warga antara lain melinjo daun muda (disebut
sebagai so dalam bahasa jawa) dimanfaatkan sebagai bahan sayuran (misalnya pada
sayur asem). bunga (jantan maupun betina) serta bijinya yang masih kecil-kecil
(pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. biji melinjo yang
sudah tua menjadi bahan baku emping yang menjadi salah satu ciri khas makanan
yang ada didaerah situs gunung jati, pemanfaatan kayu sebagai rang, untuk kayu
bakar serta bahan bangunan, pemanfaatan pohon jati tersendiri antara lain
pemnafaatan daun jati sebagai pembungkus makanan nasi jamblang yang menjadi
ciri khas makanan Asli Cirebon, kayu jati untuk meubel, serta alternative pengganti
warna merah.
Potensi sumber daya alam diatas sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
manusia di sekitarnya oleh karena itu potensi ini mampu untuk dikembangkan
sehingga mampu memajukan kelangsungan hidup masyarakat desa Astana.
D. Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar adalah pencapaian yang dihasilkan dari suatu proses
penilaian atau evaluasi yang berlangsung pada satuan waktu tertentu. Penilaian
merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari kegiatan
pendidikan dan pengajaran secara umum. Ngalim Purwanto memberikan penjelasan
bahwa: “ Hasil belajar adalah prestasi yang dapat digunakan oleh guru untuk menilai
hasil pelajaran yang diberikan pada siswa dalam waktu tertentu”(Ngalim Purwanto,
1982). Pada kesempatan lain Sudjana juga menegaskan bahwa “Hasil belajar adalah
sebagian kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar,
yang berupa penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar yang disebut
kemampuan”(Sudjana, 1992). Kegiatan penilaian yang dilakukan hanya dengan
mengandalkan teknik observasi saja kiranya sangat riskan karena subyektifitas peneliti
17

sangat berperanan. Tak jarang terjadi bahwa  antara apa yang dilihat mata, diobservasi,
misalnya tingkah laku hasil belajar siswa, tidak mencerminkan keadaan atau
kemampuan yang sebenarnya. Jika demikian halnya, berarti telah terjadi kekeliruan
dalam memberikan pertimbangan dalam menafsirkan hasil belajar siswa karena
informasi yang diperoleh pun tidak dapat dipercaya.
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk
menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor lain, diantaranya
kegiatan-kegiatan pengajaran itu sendiri. Anggapan bahwa kurang berhasilnya siswa
mencapai hasil belajar yang diinginkan berarti selalu siswa yang gagal menempuh mata
pelajaran tersebut kini perlu diluruskan. Kurang berhasilnya siswa mencapai hasil
belajar yang telah ditargetkan belum tentu kesalahan semata-mata ada pada pihak
siswa, mungkin justru pada pihak guru yang mungkin kurang tepat dalam menerapkan
strategi dalam kegiatan belajar mengajarnya, atau mungkin faktor lain yang menjadi
pendukung atau mungkin penghambatnya. (anonimouse, 2014)
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).
Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita
(Sudjana, 2004 : 22). . Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasilbelajar
adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah
ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri
siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam
diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh
Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi
oleh  kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor
dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
Belajaradalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya"
(Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari
interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan
demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu.
18

Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan
berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh
guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap
(afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).Suleman (2012) menyatakan bahwaHasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki sebagai hasil kegiatan pembelajaran. Gagne
Menyatakan prestasi belajar ada lima kemampuan ditinjau dari hasil belajar, yaitu
kemampuan intelektual, pengetahuan (kognitif), informasi verbal, sikap dan
kemampuan motorik. Sedangkan Bloomdalam Dahar (1989), membedakan hasil
belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah efektif (sikap),
ranah psikomotor (keterampilan motorik). Secara etimologi, hasil belajar berasa dari
kata hasil dan belajar.Hasil artinya pelajaran yang di peroleh dari kegiatan belajar di
sekolah atau di tingkat penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan
mata pelajaran (Anonim, 1997).Belajarartinya berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu. penting dalam mengungkapkan pengertian hasil belajar, yaitu perubahan taraf
pengetahuan terhadap sesuatu, dan perubahan tersebut akan diketahui melalui proses
pengukuran. Ini sesuai dengan yang dikemukakan Mappa (1986) bahwa hasil belajar
merupakan indikator kualitas dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Menurutnya
belajar itu merupakan makna sebagai kegiatan yang secara sadar dilakukan seseorang
untuk sebuah perubahan pengetahuan.
Sudjana (2004) menyatakan dalam proses belajar mengajar, kita tidak dapat
melepaskan diri dari tes, tes juga merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan
membimbing siswa dalam belajar. Sebagai pengajar percaya tes yang sering dilakukan
akan menghasilkan kebiasaan dan hasil belajar yang baik. Hasil belajar dapat diukur
dengan angka-angka yang bersifat pasti. Sehingga dapat dikatakan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman
belajarnya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari
luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang
dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan
19

penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku
secara kuantitatif.
Hamalik (1983) mengemukakan bahwa hasil belajar mengemukakan bahwa
hasil belajar seorang merupakan perilaku yang dapat diukur, hasil belajar menunjukkan
kepada individu sebagai perilakunya, hasil belajar dapat dievaluasi dengan mengunakan
standar tertentu baik berdasarkan kelompok atau norma yang telah ditetapkan.Menurut
Sumartono (1987) bahwa,Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu nilai yang
menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar, yang dicapai menurut kemampuan anak
dalam mengajarkan sesuatu pada saat tertentu.
Slameto dalam Suwardi (2010:54) ada dua faktor mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam belajar, yaitu faktor intern (dari dalam diri siswa) meliputi : faktor
jasmaniah (seperti : kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (seperti : intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan), dan keaktifan siswa dalam
bermasyarakat, serta faktor ektern yang meliputi: faktor keluarga (meliputi : cara orang
tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah
(meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan
siswa dan disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), faktor masyarakat (meliputi
: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat).
E. Spermathophyta
Tumbuhan berbiji (Spermathophyta)
Tumbuhan biji adalah jenis tumbuhan yang paling sempurna, baikalat tubuh
maupun alat perkembangbiakannya. Tumbuhan biji memilikialat tubuh yang lengkap
yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tiap-tiapalat tubuh tersebut mempunyai
fungsi yang jelas. Alatperkembangbiakannya berupa bunga dan biji.
Akar berfungsi untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.Akar berasal dari
titik tumbuh akar yang terdapat pada jaringan embrional. Akar merupakan bagian
bawah suatu tanaman yangumumnya tumbuh dan berkembang di bawah permukaan
tanah. Adadua sistem perakaran pada tumbuhan tingkat tinggi, yaitu akar
tunggangdan akar serabut. (Sulistryorini, 2006:161).
20

Pada tumbuhan berkeping dua (dikotil) sistem perakarannya merupakan


tunggang. Akar terdiri atas satu akar pokok yang tumbuh membesar dan memanjang.
Dapat diperhatikan bahwa bagian tanaman yang tumbuh keatas permukaan tanah
disebut batang dan yang tumbuh keatas disebut akar. Merupakan . Contoh yang
memiliki akar tunggang adalah mangga, jambu dan cabai. Pada tumbuhan berkeping
satu (monokotil) sistem perakjarannya merupakan akar serabut. Contoh tanaman yang
berakar serabut adalah jagung, opisang, dan rerumputan . Batang merupakan bagian
tanaman yang berfungsi untuk menopangdedaunan yang menghasilkan pangan dan
menghubungkannya denganakar yang menyerap air dan uns ur hara. Selain itu, batang
juga berfungsisebagai alat penyimpan makanan. (Sulistryorini, 2006:161).
Daun yang banyak mengandug klorofil berfungsi sebagai tempat pembuatan
makanan bagi tumbuhan melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses
pembentukan karbohidrat atau energi oleh klorofil. Bunga merupakan organ yang
penting untuk perkembangbiakan pada tumbuhan. Perhiasan bunga terdiri atas dua
bagian, yaitu mahkota bunga dan kelopak bunga.mahkota bunga biasanya berbentuk
seperti lembaran dengan warna yang. Mahkota bunga terletak dilingkaran
mengelilingi benang sari dan putik. Kelopak bunga biasanya sangat penting karena
pada saat bunga kuncup, kelopak bunga ini dapat melindungi bagian dari tubuh bunga
didalamnya. Alat reproduksi berupa putik dan jantan berupa benang sari.
(Sulistryorini, 2006:161).
Menurut letak bakal bijinya, tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
a. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Tumbuhan berbiji terbuaka adalahg tumbuhan yang letak bakal bijinya
terlindungi oleh buah. Akarnya ada yang serabut ada juga yang tunggang. Bunganya
tidak mempunyai perhiasan bunga, tetapi hanya mempunyai alat perkembangbiakan
yang disebut sporofil. Tumbuhan biji terbuaka terbagi menjadi 3 ordo sebagai berikut.
1) Cycadinae
Ordo ini divirikan dengan bentuk dan susunan yang mirip dengan pohon palem.
Batangtidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti
daun pakis haji muda. Contohnya pakis haji yang banyakdimanfaatkan untuk
tanaman hias.
2) Gnetinae
21

Ordo ini dicirikan dengan batang pohon yang lurus kira-kira 2 meter dan bercabang.
Akarnya tunggang. Tulang daun menyirip, tipisdan melebar. Contohnya, tanaman
melinjo (Gnetumgnemon) yang daun, buah, dan bijinya dapat dimakan,
sedangkankayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali,dan
perabot rumah tangga.
3) Coniferae
Ordo ini mempunyai alat perkembangbiakan berbentuk runjung yang terletak pada
strobilus. Runjung jantan berbentuk kerucut sebagai penghasil sperma.
(Sulistryorini, 2006:162:163).
b. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup adalah tumbuhan yang telah memiliki akar, daun, batang
yang sesungguhnya. Menurut jumlah keping bijinya dibedakan menjadi berkeping satu
(monokotil) dan tumbuhan biji berkeping dua (dikotil).
a) Tumbuhan berkeping satu (monokotil)
Adalah tumbuhan yang mempunyai keping satu daun lembaga pada bijinya.
Tumbuhan monokotil sebagai berikut:
1) Graminae (suku rumput-rumputan)
Jagung, padi, dan gandum yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan pokok.
2) Musaceae (suku pisang-pisangan)
Pisang ambon, pisang kipas, dan pisang raja. Ciri-cirinya daun berpelepah,
tulang daun menyirip, bentuk daun seperti lancet, dan lain-lain.
3) Palmae (suku pinang-pinangan)
Palmae ini mempunyai ciri daun menyirip atau berbentuk kipas, batang tidak
bercabang, berakar serabut, dan lain-lain. Contoh tanaman ini yaitu sagu,
kelapa. Dan lain-lain.
b) Tumbuhan berkeping dua (dikotil)
Tumbuhan dikoltil ini merupakan tumbuhan yang mempunyai dua daun
lembaga. Cirinya akar tunggang, batang tidak bercabang dengan ruas-ruas batang
yang tidak tampak, daun mempunyai tulang daun menyirip atau menjari dengan
letak batang menyebar.
1) Papilonaceae (suku kacang-kacangan)
22

Ciri-ciri suku kacang-kacangan adalah bunga bernbentuk kupu-kupu yang


terdiri atas lima mahkota (bendera terdiri atas satu lembar daun mahkota, serta
benag sari ). Contohnya kacang, kedelai.
2) Solanaceae (suku terung-terungan)
Ciri-ciri suku terung-terungan adalah mahkota bunga berbentukterompet atau
bintang yang berjumlah lima buah, memiliki kelopak, satuputik, dan lima
benang sariContoh tanaman yang termasuk suku terung-terungan adalah tomat
danterung yang dimanfaatkan sebagai bahan sayur- sayuran.
3) Euphorbiaceae (sukujarak-jarakan)
Suku jarak-jarakan juga disebut suku getah-getahan. Suku ini mempunyai ciri
antara lain, batang mengandung getah, tulang daun menjari, dan mempunyai
buah kotak. Contohnya jarak.
4) Mhrteceae (suku jambu-jambuan)
Suku ini merupakan tanaman perdu. Letak daun berhadapan, mahkota kecil
dengan jumlah benang sari banyak dan buah berupa buah buni. Contohnya
jambu biji, cengkih, salam, dan kayu putih. Jambu bermanfaat sebagai
buah-buahan. (Sulistryorini, 2006:165:167).
F. Tanaman Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan salah satu tanaman tahunan
yang mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan. Daun dan buah melinjo yang
muda dapat diolah sebagai sayuran dan buah melinjo yang sudah tua dapat diolah
sebagai bahan baku pembuatan emping. Emping merupakan produk olahan melinjo yang
terkenal digemari masyarakat, juga merupakan komoditi sektor industri kecil yang
potensial dan berprospek besar dalam pengembangan ekspor non migas (Tim Penulis
Penebar Swadaya, 1999).
Melinjo (Gnetum gnemon L.) dikemukakan oleh seorang peneliti mengenai
tanaman yang banyak dijumpai serta tumbuh di Asia Tenggara, khususnya diIndonesia.
Selain itu, tanaman tersebut banyak diteliti terkait dengan beberapa komponen-
komponen kandungan bioaktifnya. Tanaman yang kali ini banyak sekali manfaatnya
dijumpai antara lain, seperti mampu untuk menurunkan kadar gula dalam darah,
mencegah kanker, bersifat antioksidan, bergizi tinggi, serta mamapu menghambat
penuaan. Resveratrol yaitu salah satu dari beberapa komponen bioaktif dalam melinjo
yang diketahui dapat menghambat penuaan. (Baur et al., 2006). Ramdhani (2014)
23

megemukakan mengenai Tanaman melinjo (Gnetum Gnemon L) merupakan biji-bijian


hampir dari seluruh bagian tanaman mempunyai manfaat.
Tumbuhan melinjo mengandung senyawa kimia yang berfungi sebagai antifeedant.
Menurut Asikin dan Thamrin (2002), kandungan berbagai bahan kimia pada tumbuhan
melinjo secara umum ialah saporin, flavonoid serta tanin. Rosyidah (2007)
mengemukakan bahwa senyawa tersebut flavonoid dan saponin dapat mengakibatkan
kelemahan akhirnya mati. Senyawa flavonoid yaitu senyawa aktif yang memiliki banyak
aktivitas yang mampu menghambat makan terhadap berbagai jenis hama (Schmutterer,
1995). Saponin tersebut bersifat sebagai dampak dari racun serta antifee pada kutu, larva,
kumbang serta berbagai jenis serangga lain. Menurut Vincent (1995), mengemukakan
pendapat mengenai aponin juga mampu menghambat pernafasan serangga. Siswoyo
(2007) juga mengemukakan bahwa fungi lain melinjo sebagai berikut yaitu antimikroba
alami. Oleh sebab itu, fungsi dari mikroba mampu menghambat laju dari tanaman
melinjo tersebut, sehingga melinjo juga mampu diguanakan untuk pengawet secara alami
makanan.
Melinjo (Gnetum gnemon) termasuk kedalam tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dengan ditandainya dengan biji yang tidak tertutup dengan daging,
tetapi hanya terbungkus yang terluar. (Hatta Sunanto, 2001). Selain dari bagian yang lain
yang dimiliki tanaman melinjo, daun serta kulit merupakan bagaian penting dari melinjo
karena tanaman terebut dapat diolah dengan berbagai cara antara lain dengan cara
dikeringkan, memasak, atau diawetkan menjadi emping melinjo. Selain hal yang lain dari
pada yang telah dijabarkan diatas, memiliki pula kandungan antara lain, kandungan
likopen serta karoten. Oleh karena itu, tanaman yang mempunyai keberagaman varietas
yang sama dengan tanaman melinjo, memiliki banyak manfaat serta keberagaman
tanaman yang sama speciesnya dengan tanaman tersebut.
Tanaman-tanaman yang dapat tumbuh dengan baik didaerah yang terasa panas,
tetapi dapat tumbuh didaerah yang terasa sejuk atau terkenal dengan daerah pegunungan.
Agar mampu untuk membedakan tanaman jantan dan tanaman betina dapat terlihat dari
bentuk bulir bunganya, bulir bunga jantan lebih kecil serta penuh dengan tepung sari
yang biasanya mampu dimanfaatkan untuk berbagai sayur-sayuran.
Daun melinjo (Gnetum gnemon L.) serta buahnya mengandung saponin, tanin, dan
flavonoid. Diketahui kandungan tanin dalam daun melinjo sebesar 64,55% (Lestari,
2013). Menurut Ummah (2010), secara umum kandungan tanin tertinggi terdapat pada
daun muda. Tanin yang terdapat dalam daun melinjo dapat dijadikan sebagai pengawet
24

alami untuk industri pengolahan makanan. Daun melinjo memberikan efek yang baik
sebagai pengawet makanan, dari inhibitor rasa dan peningkat rasa (Santoso, 2008).
Melinjo (Gnetum gnemon L) merupakan tanaman yang tumbuh dan tersebar di
berbagai tempat, serta banyak ditemukan di tanah-tanah pekarangan penduduk desa
maupun penduduk perkotaan. Tanaman ini banyak tumbuh di Kepulauan Talaud dan
dijadikan salah satu produk yang dapat meningkatkan nilai ekonomi daerah tersebut.
Produk yang dihasilkan dari melinjo adalah emping melinjo. Berikut ini cara proses
penyortiran anatara tanaman melinjo yang sudah berumur dengan tanaman melinjo yang
belum berumur, perbedaan melinjo yang sudah mendekati masa panen anatara lain kulit
berwarna merah serta daun melinjo yang berwarna cenderung kuning atau masih
berwarna hijau muda yang belum mendekati masa panen. Dari berbagai daun melinjo
yang akan disertakan dibilas sampai bersih. Pada sampel kali ini biji melinjo terlebih
dahulu dikupas sebelum akhirnya dihancurkan. Proses pengelupasan biji melinjo
membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya bagian dari biji serta daun
melinjo akan terpisahkan dengan sendirinya. Proses pengecilan biji hingga bagian
lainnya menggunakan peralatan antara lain sebagai berikut batu, cobek, blender, serta
mortar dan alu sesuai dengan volume yang dibutuhkan, sehingga partikel-partikel sampel
lebih homogen. Kemudian langkah selanjutnya ialah proses penjemuran dibawah sang
mentari, hingga membutuhkan waktu 3-4 hari musim panas, musim hujan membutuhkan
waktu 7-14. Tahapan selanjutnya yaitu penyortiran biji melinjo yang kering dengan
melinjo yang masih basah, hingga akhirnya proses pemanasan biji melinjo membutuhkan
waktu 2-3 jam. Bagian biji melinjo yang belum kering mengalami proses penjemuran
kembali hingga proses tersebut terjadi lagi. Tahapan berikutnya ialah proses pengemasan
serta sebelumnya proses pemanasan hingga membutuhkan suhu diatas 90 hingga proses
tersebut membutuhkan waktu cukup lama tergantung dari jumlah biji melinjo yang
tersedia, serta komoditi kiriman dari berbagai dari termasuk pasokan dari luar kota yang
sering dilakukan oleh pihak pengusaha tersebut. Tahapan yang terakhir kali dilakukan
oleh berbagai industri emping melinjo antara lain, proses pengepakan yang telah dilalui
sebelumnya hingga akhirnya proses pemasaran kemudian sampai ditangan pihak oknum-
oknum komodity berbagai luar kota/konsumen yang datang secara langsung.
Emping melinjo adalah sejenis kripik yang dibuat dari biji melinjo tua dan
merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki harga tinggi, makanan ini
banyak diproduksi oleh industry skala kecil tetapi masih dalam pengolahan secara
tradisional. Emping memiliki kandungan gizi seperti energy sebesar 345 Kkal, protein 12
25

g, karbohidrat 71,5 g, lemak 1,5 g, kalsium 100 mg, fosfor 400 mg, dan zat besi 5 mg
dalam 100 emping (Haryoto 1998).
Menurut Tri Tutti (2013) menyebutkan bahwa bagian tanaman melinjo yang
bermanfaat untuk kesehatan adalah pada bagian biji, daun dan akarnya. Komponen
utama yang ada pada biji melinjo adalah senyawa stilbene. Pada daunya, banyak terdapat
senyawa C-glikosiflavon. Sedangkan, pada akarnya juga banyak terdapat senyawa
stilben oligomer. Senyawa stilben dan senyawa flavon tersebut merupakan salah satu
jenis senyawa polifenol. Selain tanaman tersebut, melinjo merupakan salah satu tanaman
yang mengandung tanin, kandungan kimia melinjo terutama pada biji dan daunnya antara
lain mengandung saponin, flavonoida dan tanin (Sintia et al., 2004). Melinjo (Gnetum
gnemon L.) merupakan salah satu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) yang
tumbuh di daerah tropis (Masdiana, 2007). Ilmuwan Jepang (Mori et al., 2008)
menemukan bahwa melinjo (Gnetum gnemon L.)
Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah
suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal
dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo,
mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa
Tagalog), Khalet (Bahasa Kamboja). Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai
peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah dan daunnya.
Berbeda dengan anggota Gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana, melinjo
berbentuk pohon.
Diaz (2007) dilaporkannya bahwa melinjo dapat menghasilkan buah hingga 100 kg
per tanaman per tahun serta pemanfaatan buah tersebut pada tanaman melinjo selama ini
baru terbatas pada sayur serta biji sampai bahan baku emping, sedangkan kulit buah
dalam melinjo selama ini belum mampu dimanfaatkan serta dibuang sebagai limbah
industri. Menurut pengujian ekstrak yang telah dilakukan secara bertahap kasar kulit
buah melinjo memiliki banyak aktivitas protase 55.24 × 10-2 mol tir.ml-1.min-1. Pada
proses penelitian yang akan dilakukan lebih mendalam sekiranya perlu dilaksanakan
penelitian lebih mendalam, mengenai penelitian tersebut.
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang
berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus
daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak
menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang
26

dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang
berdaging. Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen
raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, bila tidak dipangkas bisa
mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah Tanaman melinjo dapat diperbanyak
dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Biji melinjo dapat diketahui mengandung berbagai macam senyawa yang memiliki
berbagai manfaat baik berupa makromolekul berupa protein maupun mikromolekul
berupa senyawa fenolik serta flavonoid. Menurut Siswoyo (2011) mengemukakan bahwa
pada biji melinjo tertemukannya fraksi protein yang memiliki berbagai aktivitas
antioksidan yang efektif menangkal radikal bebas.
Kadar antiokidan yang tinggi terdapat pada biji melinjo dapat menghambat radikal
bebas serta juga sebagai anti aging. Berdasarkan berbagai penelitian yang telah
dilakukan lebih mendalam, pada biji melinjo terkandung bermacam senyawa polifenol
(fenol sederhana, flavonoid, serta tanin), senyawa gnemonoside oleh karena itu salah
satu golongan stilbenoid yang memiliki peran sebagai senyawa antioksidan yang dapat
menangkal berbagai radikal bebas. Selain itu, terkandung pula senyawa vitamin C dan
tokoferol (Santoso, et al.2010). Likopen ialah salah satu dari berbagai senyawa yang
didalamnya buah dan sayur yang memiliki peran penting dari berbagai antioksidan.
Kandungan likopen sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan serta perbedaan beragam
varietas (misalnya varietas yang memiliki warna merah mengandung lebih banyak
likopen dengan kandungan terendah yang berwarna kuning. Kandungan serta kualitas
likopen cenderung menurun dengan adanya proses pemanasan .(ColleM,C,
etc.2010:2015).
Xantin oksidase memiliki peranan terpenting didalam proses pembentukan asam
urat dengan menimbulkan katalisis berturut-turut hipoxantin hingga akhirnya menjadi
xantin kemudian asam urat. Pada proses reaksi tersebut dihasilkan pula radikal
superoksida yang saling bereaksi yang ditimbulkan oleh adanya air membentuk asam
peroksida. Xantin oksidase dapat tertemukan didalam kandungan susu sapi segar pada
sela-sela yang memiliki kaitan dengan membran-membran di sekitar globula lemak.
Membran tersebut memiliki proses yang tertimbulkan dari berbagai membran sel yang
keluar sehingga berbentuk konsentrat (Briley, M.S. & Eisenthal, R. 1974: 417).
Kulit melinjo memiliki berbagai kandungan antara lain, asam askorbat, tokoferol,
serta polifenol yang dimiliki berbagai aktivitas sebagai antioksidan juga memerlukan
berpotensi sebagai pertanda inhibitor xantin oksidase (Santoso dkk., 2010: 522). Segala
27

proses yang meningkatkan aktivitas antioksidannya. Beberapa kandungan senyawa


antioksidan yang dimiliki oleh potensi sebagai inhibitor xantin oksidase karena mampu
menangkap adanya berbagai elektron. Penyebaran Tanaman Melinjo Tanaman melinjo
dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan
terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari
ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena
sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 x 60 x 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.
Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan
berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus.
Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan
melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena
tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon) adalah tanaman penghasil buah melinjo dan
jenis tanaman yang memiliki banyak manfaatnya, dari berbagai jenis tanaman gnetum,
terdapat enam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan buahnya. Tanaman ini sudah
sangat dikenal di seluruh Indonesia, karena hampir seluruh bagian dari tanaman melinjo
ini sangat bermanfaat baik sebagai bahan makanan (bunga, buah, dan daun) maupun
batang melinjo sebagai bahan perkakas rumah tangga. Dari hasil tanaman melinjo, biji
melinjo yang sudah tua merupakan bagian yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat
tinggi, karena biji melinjo yang sudah tua merupakan bahan utama untuk membuat
emping melinjo (Imelda, 2007). Di Jawa, melinjo banyak ditanam untuk diambil daun,
buah, dan bunganya. Salah satu produk dari tanaman melinjo yang telah di kenal secara
luas di Indonesia adalah emping melinjo yang merupakan makanan khas Indonesia yang
biasa dikonsumsi sebagai makanan ringan atau dapat dimakan bersama dengan nasi.
Dalam proses produksi industri emping melinjo, kulit melinjo sering dipisahkan dan
dibuang sebagai limbah pertanian. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kulit
melinjo mengandung asam askorbat, tokoferol, dan polifenol memiliki aktivitas sebagai
antioksidan juga berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase (Santoso dkk., 2010).
Xantin oksidase memiliki peranan penting dalam proses pembentukan asam urat dengan
mengkatalisis berturut-turut hipoxantin menjadi xantin kemudian asam urat.
Melinjo merupakan tanaman asli di Indo-Malaya dengan ukuran 50 kaki dan
sering ditemukan di Indonesia1. Masyarakat mengolah banyak produk dari melinjo.
Manfaat tumbuhan melinjo diantaranya, daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua)
biasa diolah menjadi sayur. Bagian-bagian tumbuhan melinjo tersebut mengandung
28

senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa penelitian


menunjukkan bahwa tumbuhan melinjo baik daun maupun kulit biji mengandung senyawa
antioksidan seperti likopen dan karotenoid2,3.
Selain daun dan kulit biji, bagian penting dari melinjo adalah biji karena biji
melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (emping). Biji
melinjo berbentuk oval, pada saat masih muda, kulit buah berwarna hijau, dan seiring
dengan pertambahan usia kulit buah melinjo berubah menjadi kuning, oranye, dan merah,
setelah tua bijinya berwarna kuning gading. Sama halnya dengan daun dan kulit biji, biji
melinjo diduga juga mempunyai kandungan likopen dan karoten.
Likopen merupakan senyawa dalam buah dan sayur yang berperan sebagai
antioksidan. Kandungan likopen sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan dan
perbedaan varietas (misalnya varietas yang berwarna merah mengandung lebih banyak
likopen dibandingkan yang berwarna kuning. Kandungan dan kualitas likopen menurun
dengan adanya pemanasan4,5,6.
Karoten adalah pigmen utama yang ditemukan dalam sayuran klorofil a, b dan c.
Klorofil a mengkonversi cahaya energi menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis.
Kandungan pigmen klorofil bervariasi menurut spesies. Pigmen karotenoid dapat
ditemukan di kromoplas, berkontribusi terhadap warna sayuran dan buah-buahan, atau
dalam kloroplas. Bersama dengan klorofil, terlibat dalam ekstraksi klorofil dan jumlah
karotenoid dari sayuran. Pigmen karotenoid dengan 40 atom karbon diidentifikasi dalam
sayuran dan buah-buahan, β - karoten adalah yang paling populer dan tersebar luas.
Likopen dan karoten merupakan senyawa fitokimia yang bermanfaat bagi
kesesahatan tubuh7,8,9. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa likopen dan
karotenoid berperan sebagai senyawa antioksidan yang dapat mengurangi risiko berbagai
penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung koroner10. Senyawa karotenoid yang
terkandung dalam biji melinjo juga bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan. Namun saat ini,
melinjo banyak dikonsumsi dalam bentuk sediaan olahan. Proses pengolahan dapat
mempengaruhi kadar likopen dan karoten pada sayuran atau buah-buahan11,12,13.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan secara tepat agar kandungan likopen
dan karoten dalam melinjo tidak berkurang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh proses
pengolahan terhadap kadar likopen dan karoten biji melinjo. (Wiyata, 2015).Gnetum
gnemon dikenal dengan nama lokal melinjo tersebar luas di Indonesia. Penyebaran pohon
melinjo di daerah Andaman, Sumatra dan pulau Jawa. Hampir semua bagian pohon
29

melinjo dapat dimanfaatkan, terutama bagian buah dan daunnya digunakan sebagai bahan
makanan. Biji melinjo biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan emping dan bahan
tambahandalam sayur.
Daerah penghasil emping melinjo tersebar di Pandeglang-Banten, Batang-Jawa
Tengah dan Bantul-Yogyakarta. Pemanfaatan biji melinjo menyisakan kulit melinjo yang
belum dimanfaatkan secara sempurna. Kulit melinjo lebih banyak dimanfaatkan dalam
bentuk basah atau segar, diolah menjadi sayuran atau digoreng menjadi kripik (Imelda
2007). Tetapi biasanya bahan yang masih Pemanfaatan Ekstrak Kulit Melinjo Siregar,
et.al. mengandung air (dalam bentuk basah) tidak awet dan mudah busuk. Oleh sebab itu,
dicari pemanfaatan lain yang bisa lebih tahan lama yaitu dengan cara dikeringkan. Kulit
luar buah melinjo sedikit lunak dan berwarna kuning hingga merah keunguan atau jingga
kemerahan. Berdasarkan sifat fisik ini, dapat diketahui bahwa kulit melinjo memiliki
kandungan warna alami yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada makanan,
obat dan kosmetik. (Siregar,2014)
G. Plantae
Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan menghasilkan biji untuk
perkembang biakannya (kormofita berbiji) sedang alat perkembangbiakannya tampak
jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai Phanerogamae. Tumbuhan berbiji
meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki arti penting
bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak yang berasal
dari tumbuhan berbiji. Dapatkah kamu menyebutkan biji-bijian yang menjadi makanan
hewan dan manusia? Untuk dapat mengenal keanekaragamannya kita harus
mempelajari berbagai ciri, daur hidup dan habitatnya.
Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan berbiji digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae), didalam divisi Angiospermae terbagi menjadi dua yaitu
dicotyledoneae (Magnoliopsida) dan monocotyledoneae (Liliopsida)
1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
a. Ciri-ciri umum
Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon. Semua
tumbuhan berbiji terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem.
Tumbuhan berbiji terbuka, tumbuhanpaku dan tumbuhan berbiji tertutup
merupakan kelompok tumbuhan Tracheophyta, yaitukelompok tumbuhan yang
memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Yang membedakan tumbuhan
30

ini dengan tumbuhan berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar
permukaanmegasporofilnya atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji,
yang berkelompok menjadistrobilus berkayu dan disebut runcing, kecuali pada
tanaman pakis haji (Cycas rumphii).Tumbuhan ini tersebar luas di hutan-hutan
dan pegunungan berupa pohon berkayuyang tingginya sampai lebih dari 30 cm
pernahkah kamu melihat pohon pinus? pohon yangselalu hijau sepanjang masa
kini banyak di tanam di halaman-halaman rumah. Disebuttumbuhan biji
terbuka karena bijinya tidak di lindungi kulit buah.Bunga sesungguhnya tidak
ada, alat perkembangbiakan berupa badan yang di sebutstrobilus (rujung).
Strobilus jantan merupakan kumpulan kantung-kantung sari yang
berisiserbuk sari yang mengandung sel sperma. Strobilus betina mengadung
bakal biji yang berisi seltelur. Bakal biji terbuka langsung di datangi oleh
serbuk sari yang terbawa angin.
Manfaat Gymnospermae, beberapa manfaat gymnospermae yaitu:
a) Untuk industri (Pinus dan Agathis), b). Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra,
Juniperus), c). Untuk makanan (Gnetum gnemon) , d). Tanaman hias
(Thuja, Cupressus, Araucaria), dan lain-lain.
2. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
a. Ciri-ciri umum
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur
yang tertutup yangdisebut daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh
alat khusus yangmembentuk strukturpembiakan majemuk yang disebut
bunga. Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu,semak, liana, atau
herba. Di antara Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang
semusim,berumah satu atau berumah dua. Angiospermae berarti biji
diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu bakal buah.
Namun, sekarang tumbuhan ini disebut jugatumbuhan bunga yang merupakan
anggota dari divisio Anthophyta. Tumbuhan bunga merupakan tumbuhan
yang paling dikenal, lebih dari 95% tumbuhan biji yang ada di bumi adalah
tumbuhan bunga. Ukuran tubuhnya bervariasi mulai dari jenis tumbuhan
Eucalyptus yang tingginya dapat mencapai 100m sampai pada rumput-rumput
kecil. Manfaat tumbuhan ini, antara lain:
a) biji-bijian sebagai makanan, b) sayuran, c) bahan pakaian, d) makanan ternak,
dan e) bahan obat-obatan.
31

b. Reproduksi Angiospermae secara seksual/generative


Bunga merupakan organ utama bagi tumbuhan ini, melalui warna, bau,
serta bentuknya,bunga dapat memikat serangga, burung, dan mamalia yang
berguna sebagai perantara didalam penyerbukan. Bentuk serta susunan bunga
beragam, tetapi memiliki bagian-bagian dasar yang sama, yaitu perhiasan
bunga (tajuk bunga) yang mampu untuk membedakan antara mahkota dan
kelopak, alat perkembangbiakan yang terdiri dari putik dan benang sari. Putik
tersusun atas kepala putik, tangkai putik, serta bakal buah yang berisi bakal
biji. Benang sari yang terdiri dari tangkai sari serta kepala sari yang terdiri
dari dua kotak sari yang didalamnya terkandung serbuk sari. (Neil, A dan
Recee, B jane, 2008:171).
H. Keterkaitan Materi Spermatophyta Dengan Potensi Lokal
Berikut ini adalah keterkaitan materi spermatophyta dengan potensi lokal
sehingga mampu untuk dijelaskan didalam proses pembelajaran.
Tabel 2.1 Keterkaitan materi spermatophyta dengan potensi lokal
No Materi Indicator Potensi lokal
1 SDA yang ada didesa Astana Tahap Pendahuluan Mampu menciptakan
tercipta secara alami (Mempertinggi rasa syukur yang
dimasyarakat mampu Antisipasi) berlimpah terhadap
dimanfaatkan dengan baik oleh Tahap Penanamaan kekayaan alam yang
warga serta bermanfaat untuk Konsep ada
alam menjaga keseimbangan (Mempertemukan hal-
berkaitan dengan peran hal yang diharapkan
tumbuhan dan tidak diharapkan
dan yang amat
diharapkan)
2 Mengambarkan ciri-ciri divisio C8. Memperdalam Hasil-hasil dari
spermatophyta yaitu pada kreatif penggalian perkebunan melinjo
tumbuhan berbiji terbuka serta secara kreatif serta serta jati dapat
tumbuhan berbiji tertutup membangun dijadikan sebagai
C9. Memperdalam alat peraga untuk
penggalian diluar membedakan
jangkauan serta klasifikasi dari
penerimaan spermatophyta

3 Menggambarkan divisio C8. Memperdalam Hasil dari


spermatophyta yaitu dengan kreatif penggalian perkebunan melinjo
menunjukkan adanya secara kreatif serta berupa biji melinjo
perkebangbiakan secara membangun dapat dijadikan
generative C9. Memperdalam sebuah produk
penggalian diluar olahan khas yaitu
jangkauan serta emping
32

penerimaan
C3. Mengakui potensi
khas

Anda mungkin juga menyukai