Anda di halaman 1dari 6

Nama : MELANI AYU ANISAK

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah


Fakultas : Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
Kelompok PBAK : Abdul Kadir

Potensi Desa Bermukimnya Banyak Pohon Ploso Di Masa Lalu

Demikianlah judul essay yang saya ambil. Sebuah judul yang mengarah pada
desa tempat saya berdomisili, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten
Blitar. Dimana menurut penuturan ayah saya, ketika saya bertanya, “Ayah, kenapa desa
kita bernama Desa Plosorejo?,” Kemudian ayah saya menjawab, “Itu dikarenakan pada
jaman dahulu, ada banyak Pohon Ploso yang tumbuh subur di desa kita,”. Begitulah
penuturan ayah saya. Saking banyaknya pohon Ploso dimasa lalu, maka dinamakan lah
Desa Plosorejo.

Sebuah nama yang kemudian melekat dari generasi ke generasi, memberikan


identitas bagi setiap penduduknya. Ketika ditanya, “Kamu orang mana?,” “Alamat
rumah kamu dimana?,” sehingga pasti ada nama Desa Plosorejo yang terselip dalam
setiap jawaban yang ada. Meskipun, sekarang sudah tidak banyak, bahkan jarang Pohon
Ploso ditemukan karena beberapa faktor, tetapi Desa Plosorejo tetaplah Desa Plosorejo.
Warna kemerahan bunga pohon Ploso yang laksana api, api itu kini melebur ke dalam
semangat setiap penduduk Desa Plosorejo yang menggelora.

Setiap penduduknya sebagai wujud dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang
hidup berdampingan, beriringan, dengan alam sekitarnya. Alam sekitar yang juga
memiliki beragam Sumber Daya Alam (SDA). Kemudian SDM maupun SDA tersebut
menciptakan apa yang dimaksud dengan potensi. Potensi sebagai sesuatu yang dapat
dimanfaatkan serta dikembangkan hingga menimbulkan dampak yang dapat dirasakan.

Jika membahas perihal dampak, tentunya kita mengenal dampak positif dan
dampak negatif. Apapun dampak itu baru bisa dirasakan apabila ada suatu aksi atau
perbuatan. Tepat, tidak tepat suatu tindakan kemudian mengarah pada dampak itu
sendiri. Jika tepat, dampak positif yang dirasakan misalnya dari segi perekonomian
masyarakat yang baik sehingga berpengaruh pada taraf sosial warga. Sebaliknya, jika
tidak tepat, maka tindakan itu akan menimbulkan kerugian di suatu hari nanti. Jadi,
selain tindakan juga diperlukan pemikiran dan pemahaman dari setiap individu maupun
kelompok yang terkait.

Potensi itu ada di setiap kawasan di dunia ini, mulai dari kota bahkan hingga ke
desa. Setiap tempat pasti punya potensi entah itu SDA ataupun SDM. SDA misalnya
kekayaan alam seperti pertanian, hasil ternak, mineral alam, dan lain-lain. SDM seperti
struktur kependudukan warganya yang mencangkup dominasi usia penduduk.

Berkaitan dengan SDM, setiap tempat memiliki SDM yang relatif. Mengapa
demikian? Karena dalam menilai SDM, umur bukanlah patokan melainkan kemampuan.
Menurut ilmu gerentologi juga dijelaskan bahwa tidak tepat hanya menilai umur
seseorang dari segi fisik (kelihatannya), melainkan kita harus memperhatikan aspek
psikologis juga. Terkadang kita menjumpai ada yang berusia lanjut tetapi semangatnya
masih sama dengan yang masih muda. Untuk itu dalam penilaian SDM, sekali lagi
kemampuan lah yang menjadi taraf ukur.

Berbeda dengan SDM, SDA lebih mudah dibedakan antara satu tempat dengan
tempat yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh unsur geografis dan astronomis. Jika
masih dalam satu lingkup astronomis, maka kondisi geografis lah yang menjadi dasar
sebaran SDA, Sehingga berbeda-beda di setiap tempat. Bukan berarti unsur astronomis
tidak terlalu berpengaruh. Unsur astronomis dan unsur geometris saling mempengaruhi.
Sebagai contoh, dalam pertanian, unsur astronomis berpengaruh mulai dari
perkembangan tanaman hingga ke distribusinya.

Lantas apa saja potensi dari Desa Plosorejo?

1. Potensi SDA
Desa Plosorejo adalah desa yang kaya akan SDA nya. Masih terdapat banyak
lahan pertanian entah itu milik individu atau milik desa (Tanah Bengkok). Kegiatan
pertanian tersebut didukung oleh pengairan yang baik serta sistematika tanam yang
baik. Sejauh ini warga desa selalu melakukan mekanisme yang baik sehingga tidak ada
alasan merugi dikarenakan musim kemarau.

Mekanisme paling umum yang diterapkan adalah penyesuaian jenis tanaman.


Pada musim hujan, padi menjadi fokus utama pertanian. Sementara pada musim
kemarau, bisa dibilang cukup variatif. Biasanya cabai, jagung, serta tembakau menjadi
fokus para petani.

Adapun perkebunan, kiranya masih sedikit area kebun yang ada di Desa
Plosorejo. Kalaupun ada mungkin kebun adalah milik individu. Kebun atau yang oleh
warga Desa Plosorejo biasa disebut “tegalan”, sejauh ini hanya sebatas penanaman jenis
pohon tertentu, seperti Pohon Sengon dan Pohon Jati. Biasanya lahan yang dijadikan
kebun adalah lahan yang tidak memiliki akses pengairan dan kondisi tanahnya kurang
subur untuk tanaman-tanaman pertanian.

Dari segi keuntungan, otomatis keuntungan yang didapatkan dari pertanian lebih
cepat daripada perkebunan. Karena untuk pepohonan sendiri kurang lebih
membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun untuk dijual. Tetapi jika diamati lagi, dalam satu
kali jual untuk areal lahan dengan luas tertentu, keuntungannya juga lumayan. Tapi
kembali lagi pada masalah waktu juga faktor cuaca.

Terdapat pula mineral alam berupa bebatuan sungai serta pasir, mengingat di
sebelah Utara Desa Plosorejo, terdapat Sungai Brantas. Untuk aktivitas seperti budidaya
ikan, sejauh ini belum dilakukan oleh masyarakat di dekat Sungai Brantas. Karena
diperlukan biaya besar untuk memompa air dari Sungai Brantas. Budidaya perikanan
dilakukan oleh masyarakat di dekat Sungai Andil yang terhubung dengan Bendungan
Karangkates. Jadi, sejauh ini masyarakat memanfaatkan Sungai Brantas guna
memperoleh SDA mineral, atau mungkin penangkapan ikan secara manual.

Adapun di sebelah selatan Desa Plosorejo terdapat jajaran pegunungan yang


terlihat indah. Jika musim penghujan tiba, dari kejauhan pegunungan itu terlihat begitu
hijau dikarenakan dedaunan pepohonan disana yang rimbun. Banyaknya pepohonan
juga penting untuk kelangsungan hidup kita. Karena pepohonan menghasilkan Oksigen
untuk kita bernapas, menyerap air hujan disaat hujan deras, sehingga tidak
menimbulkan permasalahan yang tidak dikehendaki.

2. Potensi SDM
Diperkirakan dalam satu tahun ada banyak anak yang lahir di Desa Plosorejo.
Hal ini mengarah pada salah satu sekolah di Desa Plosorejo yang tiap tahunnya jumlah
muridnya mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan, dengan di dominasi anak-
anak dari Desa Plosorejo. Kemudian dari data abstrak ini, dapat diperkirakan bahwa di
suatu tahun yang akan datang akan banyak golongan dari generasi muda di Desa
Plosorejo.

Tentu saja hal ini adalah sesuatu yang patut menjadi poin perhatian. Mengingat
generasi muda kelak menjadi pemangku estafet keutuhan bangsa, dan peran itu dimulai
dari pengembangan area tempat tinggal masing-masing, yakni desa. Jangan sampai
potensi tersebut justru malah menjadi boomerang dan bom waktu. Untuk itu
peningkatan mutu SDM sangatlah diperlukan baik dari segi intelektual maupun
spiritual.

3. Interaksi Potensi SDA dan SDM


SDA dan SDM mengalami interaksi dimana SDM merupakan pengelola SDA.
Sebelumnya telah disebutkan di atas mengenai kegiatan pertanian dan perkebunan yang
merupakan contoh dari interaksi tersebut. Banyak interaksi-interaksi lain, di Desa
Plosorejo sendiri salah satu wujud dari interaksi itu adalah sektor pariwisata. Dimana
dalam sektor pariwisata tidak hanya SDA sebagai landasan ide tetapi juga SDM sebagai
sebagai pengelola.

Di Desa Plosorejo terdapat dua tempat wisata yang sudah dikenal oleh khalayak
umum, yakni Kampung Coklat dan Gua Jedog. Kampung Coklat adalah tempat wisata
yang cocok untuk edukasi dan wisata keluarga. Begitupula Gua Jedog, gua yang berada
di area pegunungan selatan Desa Plosorejo tersebut, selain cocok untuk wisata edukasi,
juga cocok bagi penggemar wisata alam. Dan tidak menutup kemungkinan kelak akan
ada ikon-ikon wisata lainnya di Desa Plosorejo, mengingat belum semua potensi yang
ada dikembangkan.

Dari ketiga potensi yang telah dijelaskan, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
dengan pengelolaan yang baik, potensi-potensi yang ada akan mendatangkan
keuntungan tersendiri. Tetapi jika sembrono, malah akhirnya mengalami kerugian. Apa-
apa saja yang direncanakan pastinya memerlukan pemikiran yang matang. Dan
beberapa masalah nyatanya sudah membayang di pikiran terlebih jika berkaitan dengan
kelestarian alam sekitar.

Mengenai pertambangan pasir dengan menggunakan disel, tanpa sadar


dilakukan secara berlebihan. Kerusakan lingkungan yang mulai terasa adalah abrasi
pinggiran Sungai Brantas serta menurunnya populasi ikan di sungai. Warga sekitar
Sungai Brantas juga merasakan imbasnya dimana ketika musim kemarau datang,
mereka khawatir akan sumur yang mengering. Sementara air bersih adalah kebutuhan
yang penting dan tidak bisa dipisahkan

Maka dari itu, untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan dari
kegiatan pengembangan potensi diperlukan management yang baik dari setiap
pengelolaan yang ada. Berkaitan dengan pengembangan potensi SDA kita dapat
melakukan analisis sebelumnya yakni Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Dan berkaitan dengan pengembangan potensi SDM kita bisa meningkatkan
kemampuan melalui pendidikan, pendidikan yang bersifat formal seperti sekolah, begitu
pula dengan pendidikan keagamaan.

Dengan demikian SDM dituntut unggul tidak hanya dalam intelektual melainkan
juga dituntut memiliki jiwa yang religius. Pribadi yang mengetahui dan menerapkan apa
yang benar dan apa yang salah. Sehingga menciptakan tatanan etika dalam
bermasyarakat. Tatanan yang kemudian membawa kedamaian serta rasa aman.
Kemudian terbentuklah SDM yang mampu memberi manfaat bagi sekitar, sebagai misal
dalam pengelolaan SDA sehingga seperti yang saya tuliskan sebelumnya, hal tersebut
menimbulkan interaksi. Sebuah interaksi yang bersifat positif.

Anda mungkin juga menyukai