Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial
selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus mengahadapi
tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS
memSaudarang manusia dari berbagai sudut pSaudarang. IPS melihat bagaimana manusia hidup
bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh.
Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia maupun
lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya.
A. Hakikat IPS
Setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu
yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Selanjutnya setelah usia taman Kanak-kanak ia
akan berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan
bertambahnya umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat
pengalaman dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari pengalaman
tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara
seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai
anggota masyarakat harus mentaati aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang
baik dan buruk, maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat dikatakan sebagai
“pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadar yang berbeda,
sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum kita kenal
dan dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah.
Selanjutnya saudara pahami pula dalam kehidupan bermasyarakat itu banyak kegiatan atau
aspek yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan masing-masing
aspek tersebut saling kait mengkait. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia dibatasi oleh
aturan-aturan yang berlaku di dalam lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat, kita harus
mentaati aturan atau norma, misalnya cara berpakaian kita harus sopan bahkan jenis pakaian ada
aturan pemakaiannya, misalnya pakaian sehari-hari, pakaian dinas, pakaian pesta, pakaian
berkabung. Walaupun aturan ini tidak tertulis tetap dipatuhi oleh semua anggota masyarakat.
Manusia butuh makan untuk mempertahankan hidup sehingga kita dapat melakukan kegiatan dan
berhubungan dengan orang lain. Tidak kalah pentingnya manusia butuh rumah sebagai tempat
berlindung, sehingga kita tidak kedinginan dan kepanasan. Namun dengan adanya perkembangan
jaman, fungsi pakaian, makan, dan rumah menjadi berubah karena hal itu tidak sekedar memenuhi
kebutuhan pokok melainkan karena ada nilai sosialnya. Dengan memakai pakaian yang mewah
maka kedudukan sosial seseorang akan naik peringkatnya, makan tidak sekedar makan nasi
melainkan makan makanan produk instant, roti, hamburger, kentuky, pizza. Begitu juga tempat
tinggal tidak sekedar sebagai tempat berteduh melainkan sudah merupakan istana tempat
melakukan segala kegiatan. Dengan bertindak seperti itu manusia merasa status sosialnya tinggi.
Dari kenyataan di atas dapat kita ketahui bahwa antara aspek-aspek kehidupan itu saling
ada keterkaitan, aspek ekonomi terkait dengan aspek psikologi dan sosial budaya. Kebutuhan hidup
manusia tidak sekedar memenuhi aspek ekonomi tetapi manusia juga perlu untuk menambah
pengetahuan, seperti yang saudara lakukan sekarang ini. Tanpa penambahan pengetahuan kita
akan tersisih oleh orang-orang yang berpengatahuan tinggi, coba hayati bagaimana jika Saudara
hanya lulusan SD, SMP, atau SMU. Tentu akan tersaing oleh mereka yang berpendidikan S1 dan
S2 bahkan S3. Apalgi Saudara sebagai guru SD yang sekarang dituntut harus berpendidikan S-I,
bagaimana jika Saudara hanya lulusan D-II PGSD atau bahkan hanya lulusan SPG? Jelas bahwa
pengetahuan akan membantu manusia memanfaatkan sumber daya bagi kesejahteraan. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan ungkapan kemampuan manusia memanfaatkan akal,
pikirannya dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Aspek kehidupan tersebut merupakan
aspek kehidupan budaya.
Perkembangan Iptek yang sangat cepat nampak pada penggunaan komputer dan satelit.
Dengan teknologi, sekarang orang dapat dengan cepat dapat menghimpun informasi dunia dengan
rinci tentang segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan, Pengembangan situasi politik suatu
negara, dan peristiwa-peristiwa aktual lainnya. Dengan kemajuan Iptek yang begitu kuat
pengaruhnya sehingga dapat mengubah sikap, pandangan, dan perilaku sesorang. Dengan
kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka
berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi
antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan
demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya.
Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan
menguasai dunia”. Cobalah amati keadaan lingkungan Saudara baik lingkungan desa, kelurahan,
kecamatan, kabupaten, propinsi, maupun negara, apa yang terjadi? Betapa cepatnya perubahan
lingkungan sebagai akibat pemanfaatan dan penerapan Iptek. Semua kegiatan manusia telah
didominasi tenaga mesin, misalnya bidang pertanian, menebang pohon, membangun rumah dan
gedung, jembatan, jalan, dan sebagainya. Coba bandingkan keadaan sekarang dengan ketika
Saudara masih kecil apa yang telah terjadi? Dalam kehidupan bermasyarakat, urutan waktu dengan
peristiwa sangat bermakna dalam menelaah perkembangan serta kemajuan.
Urutan waktu dan peristiwa di atas merupaka aspek sejarah yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Dengan mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu kita dapat mengambil
hikmahnya, mengambil hal-hal yang baik dan menguntungkan, sebaliknya kita dapat menghindari
pengalaman buruk yang mengakibatkan malapetaka bagi manusia. Selanjutnya kita dapat membuat
keputusan untuk apa yang akan kita perbuat di masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan
manusia juga terkait dengan aspek tempat atau ruang dan waktu, misalnya kita bertemu dengan
orang baru maka yang akan ditanyakan tentunya “siapa namanya?” kemudian “dimana tempat
tinggalnya” Begitu juga jika terjadi peristiwa kerusuhan pasti yang akan ditanyakan adalah “kapan”
dan “dimana” Ini menunjukkan bahwa antara waktu dan tempat mempunyai kaitan yang erat. Suatu
tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi
iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya.
Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah
pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya.
Dengan demikian hubungan keruangan antara keadaan alam dan faktor manusia, (kualitas,
mata pencaharian, dan penguasaan Iptek memberikan corak atau karakter kehidupannya
masyarakat setempat. Keadaan seperti itu dalam kehidupan manusia termasuk aspek geografi.
Aspek ini dapat dijadikan petunjuk tentang karakteristik setempat yang berhubungan dengan
kehidupan manusia yang terkait dengan kondisi setempat. Apabila Saudara amati dengan cermat,
apakah ungkapan tersebut tepat jika kita melihat perkembangan Iptek sekarang ini? Karena jika
Saudara amati masyarakat daerah pantai tidak tentu mata pencahariaanya sebagai nelayan, tetapi
mereka ada yang menjadi pegawai negeri, wiraswata, atau yang lainnya. Berikutnya cobalah
Saudara cermati juga, mengapa di masyarakat itu terjadi suatu keutuhan, dan kemantapan
kehidupan. Kondisi seperti ini tidak lain karena di dalam masyarakat tersebut ada norma, nilai, dan
kepemimpinan.
Agar hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang
diharapkan, maka dirumuskanlah norma-norma yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan
untuk mencapai suatu tata tertib. Mula-mula norma tersebut terbentuk tidak disengaja, namun lama-
kelamaan norma tersebut dibentuk secara sadar. Misalnya, dahulu dalam jual beli seorang
perantara tidak perlu diberi bagian dari keuntungan. Tetapi lama kelamaan terjadi kebiasaan bahwa
perantara harus mendapat bagian keuntungan, sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung,
pembeli atau penjual? Contoh lain masalah utang piutang yang menggunakan perjanjian tertulis, hal
ini dahulu tidak pernah dilakukan. Semuanya itu tidak lain bahwa norma sangat penting dalam hidup
bermasyarakat untuk mencapai ketertiban. Selanjutnya apabila Saudara amati dalam kehidupan
berkeluarga, mengapa keutuhan dapat tetap terjaga, tidak lain karena ada norma-norma tertentu.
Ada nilai yang menjadi pegangan dan ada kepemimpinan yang dikendalikan oleh kepala
keluarga (ayah atau suami). Walaupun norma tidak tertulis, namun menjadi aturan main dalam
menggariskan kepemimpinan, hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga. Di dalam
keluarga terdapat pengembangan kebijakan yang mengatur keluarga untuk menciptakan keamanan,
ketenteraman, dan kesejahteraan keluarga. Kebijakan mengatur seperti ini, bagaimana jika terjadi
dalam “pemerintahan” atau “negara”? Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk aspek politik.
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas.
Setelah kita pelajari ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek :
1. hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-
faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi
2. ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
3. psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
4. budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
5. sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu
sejarah
6. geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia
dipelajari dalam ilmu geografi
7. politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.
B. Tujuan Pendidikan IPS
Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, barulah pendidik dapat menentukan
usaha apa yang akan dilakukannya dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada
anak didiknya. Demikian juga di dalam negara kita telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional
dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, seperti digariskan dalam
GBHN. Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional menurut Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang
akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan
tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut,
kurikulum 2013 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam
kurikulum 2013), bertujuan untuk :
1. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan,
pedagogis, dan psikologis.
2. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan sosial
3. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik
secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja.
2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”.
Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada
tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-
nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan dasar IPS (Oemar hamalik. 1992).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga
menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas
dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di
masyarakat.
Sementara itu sebutan Masa berkelompok dan Masa Penyesuaian Diri dikaitkan dengan
keinginan anak-anak untuk diterima teman-teman sebayanya sebagai anggota kelompok, serta
pentingnya penyesuaian diri di dalam kelompoknya. Setiap anak adalah pelajar yang unik, memiliki
kepribadian singular, latar belakang pengalaman, dan cara belajar tertentu.
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik,1992), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia sekitarnya.Anak
secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada
disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan tersebar di sekitar lingkungnnya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri
hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin aktif, belajar,
dan berbuat
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang seringkali kurang
penting/bermakna
5. Anak kaya akan imajinasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-pengalaman seni
yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya.
Misalnya pula dapat dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Saudara sebagai guru harus memahami ciri-ciri anak tersebut dalam rangka kesiapan suatu
pembelajaran. Untuk dapat menghadapi bahan belajar dengan baik, siswa dituntut menunjukkan
adanya perhatian. Perhatian seseorang terhadap sesuatu dapat ditunjukkan dari gerak-geriknya.
Sebagai contoh seorang guru memberi tugas kepada siswanya untuk mengamati lalu lintas di dekat
sekolahnya, ternyata semua siswa tampak serius mencatat, berdiskusi dengan temannya dengan
wajah ceria. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswa menjalankan tugas guru dengan baik dan
penuh perhatian. Tetapi jika terjadi hal yang sebaliknya, misalnya anak-anak hanya main sendiri,
tidak mau mancatat dan berdiskusi, berarti siswa kurang atau tidak ada perhatian. Perhatian
menjadi titik awal yang mengarah kepada belajar, perhatian merupakan prasarat dalam belajar.
Dengan perhatian akan timbul ketertarikan terhadap sesuatu yang dihadapi, selanjutnya diharapkan
akan terjadi peristiwa belajar. Dengan uraian di atas berarti betapa pentingnya kedudukan perhatian
dalam belajar. Kemudian bagaimana perhatian anak itu sebenarnya? Maka tidak kalah pentingnya
pula Saudara sebagai guru atau calon guru mengenal sifat-sifat atau karakteristik anak usia SD.
Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada
siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
e. Suka meremehkan orang lain.
2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6)
a. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d. Anak memSaudarang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit.
Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang
tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian
anak pada tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu perhatian
anak dapat tertarik kepada banyak hal, tetapi waktu tertentu pula perhatian anak berpindah-pindah.
Sifat lain bahwa perhatian anak sering berfokus pada lingkungan terdekat. Kedekatan ini
dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Bersifat langsung, misalnya dalam melihat pesawat
terbang akan lebih tertarik pada bentuk dan warnanya dari pada fungsinya, artinya dalam
memahami suatu konsep anak-anak lebih tertarik pada ujud benda konkritnya. Begitu juga
pengalaman yang termediasipun akan membawa anak kepada perhatian, misalnya bahan bacaan
atau ceritera, sajian TV dapat mendekatkan anak pada dunia yang lebih luas. Pada umumnya anak
lebih tertarik kepada benda yang bergerak, akibatnya anak ingin mengetahui sebab-sebab
terjadinya sesuatu. Rasa ingin tahu tersebut sebenarnya merupakan gerak awal untuk belajar dan
dorongan untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya.Tindakan eksplorasi akan memacu anak untuk
terus mencari sampai keingintahuannya terpuaskan. Dengan sifat ini, anak biasanya mempunyai
kemampuan tinggi dan mempunyai wawasan yang luas. Anak usia SD mempunyai kecenderungan
banyak bergerak.
Agar gerak yang merupakan kebutuhan anak mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu perencanaan yang baik. Perlu diketahui bahwa gerak tidak hanya
bersifat fisik saja tetapi gerak atau keaktifan pikiran merupakan hal yang penting pula. Keaktifan
berfikir dapat disertai gerak fisik dan juga disertai gerak berpikir, misalnya siswa yang sedang
mencari data di lapangan memerlukan banyak gerak fisik. Sedangkan siswa yang sedang
mengerjakan soal tidak perlu membaca dengan suara nyaring, tetapi ia aktif berfikir dengan
tenang. Ini sebenarnya anak mengalami keaktifan mentalnya. Dengan demikian keaktifan atau
pengalaman sangat bermanfaat dalam belajar. Pengalaman merupakan persiapan dalam
kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.