Anda di halaman 1dari 9

PERPAJAKAN

MATERI
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK, JENIS – JENIS
PAJAK, DAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI
INDONESIA

DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 2

NUNI MUTHMAINNAH
ZALFADHILAH
ARVIA RAMADHANI
SALSABILA ADE MULYANI PUTRI
ADLAN STEVEN BALA
MUHAMMAD RESKI RAMADHAN
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK .......................................................................................... 2
JENIS-JENIS PAJAK ....................................................................................................... 3
A. PAJAK LANGSUNG ....................................................................................... 3
B. PAJAK TIDAK LANGSUNG ..................................................................................... 3
C. PAJAK NEGARA ..................................................................................................... 3
D. PAJAK DAERAH ................................................................................................... 3
JENIS-JENIS PAJAK BERDASARKAN SIFATNYA ......................................................... 4
A. SUBJEKTIF ........................................................................................................... 4
B. OBJEKTIF .............................................................................................................. 4
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ....................................................................................... 5
PENUTUP .......................................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 7

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
tentang ‘’ PERPAJAKAN ‘’ ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi kami dan umumnya bagi
kita semua yang membacanya.

1
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

Pemungutan pajak pada prinsipnya harus memerhatikan keadilan dan


keabsahan. Adapun asas-asasnya sebagai berikut.

a. Asas equality yang menekankan pentingnya keseimbangan berdasarkan


kemampuan tiap subjek pajak. Tidak ada diskriminasi di antara sesama wajib
pajak. Pemungutan pajak yang dilakukan terhadap semua subjek pajak harus
sesuai dengan batas kemampuan masing-masing. Setiap orang yang
mempunyai kondisi yang sama harus dikenakan pajak yang sama.

b. Asas certainty yang menekankan pentingnya kepastian pemungutan pajak,


kepastian objek pajak, dan kepastian tata cara pemungutannya. Kepastian ini
menjamin setiap orang untuk tidak ragu-ragu dalam menjalankan kewajiban
membayar pajak karena segala sesuatunya sudah jelas.

c. Asas convenience of payment yang menekankan pentingnya saat dan


waktu yang tepat dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Sangat bijaksana
jika pemotongan pajak dilakukan pada saat wajib pajak menerima
penghasilan dan yang sudah memenuhi syarat objektifnya, yaitu penghasilan
di atas penghasilan minimumnya.

d. Asas economics, yang menekankan pentingnya prinsip ekonomi dalam


pemungutan pajak. Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan
pemungutan pajak tidak boleh lebih besar daripada jumlah Pajak yang
dipungut.

2
JENIS-JENIS PAJAK

Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan atas pajak langsung dan pajak
tidak langsung.

a. Pajak langsung (direct tax). Adalah pajak yang dikenakan secara berkala terhadap
seseorang atau badan usaha berdasarkan ketetapan pajak. Contoh pajak langsung
adalah Pajak Penghasilan (PPH) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Pajak tidak langsung (indirect tax). Adalah pajak yang dikenakan atas perbuatan
atau peristiwa. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak pertambahan nilai, pajak
penjualan, dan cukai. Pada pajak pertambahan nilai, pajak penjualan dan cukai,
yang memungut adalah perusahaan dan yang menaggung adalah konsumen.

Berdasarkan lembaga pemungut, pajak dibedakan atas pajak negara (pemerintah


pusat) dan pajak daerah (pemerintah daerah).

a. Pajak negara. Adalah pajak yang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah


pusat. Pajak yang termasuk pajak negara adalah pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah.

b. Pajak daerah. Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik oleh
daerah tingkat I maupun oleh pemerintah daerah tingkat II. Contoh pajak daerah
antara lain adalah pajak pemotongan hewan, pajak radio, pajak reklame, pajak
kendaraan bermotor, dan pajak hiburan.

3
JENIS-JENIS PAJAK
BERDASARKAN SIFATNYA

a. Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan keadaan subjeknya.


Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) karena dikenakan apabila subjek pajak telah
memenuhi persyaratan tertentu antara lain mempunyai penghasilan di atas
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan ketentuan batas waktu tinggal selama 183
hari dalam kurun waktu satu tahun bagi orang asing.

b. Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan ada tidaknya objek pajak,
tanpa memperhatikan keadaan wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PPN dikenakan atas konsumsi barang dan/
atau jasa. PBB dikenakan atas pemanfaatan dan/ atau kepemilikan atas tanah dan/
atau bangunan

4
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

Berdasarkan sejarah, ada beberapa sistem pemungutan pajak yang pernah


dilaksanakan di Indonesia. Sistem-sistem itu adalah sebagai berikut :

a.) Official assessment system. Sistem official assessment dilaksanakan sampai


pada tahun 1967. Dalam sistem ini, wewenang pemungutan pajak pada
fiscus(pemungut pajak). Fiscus berhak menentukan besarnya utang pajak orang
pribadi maupun badan dengan mengeluarkan surat ketetapan pajak. Surat ini
menjadi bukti timbulnya suatu utang pajak.

b.) Semi self assessment system dan withholding system. Sistem semi self
assessment dan with holding dilaksanakan pada periode 1968-1983. Semi self
assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang pelimpahan
wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh seseorang
berada pada kedua belah pihak, yaitu wajib pajak dan fiscus. Mekanisme dalam
pelaksanaan sistem ini berdasarkan suatu anggapan bahwa wajib pajak pada akhir
tahun menaksir sendiri besarnya utang pajak yang harus dibayar pada akhir tahun
pajak.di Indonesia, sistem semiself assessment diterapkan dengan sistem
witholding yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan tata cara MPS (menghitung
pajak sendiri) dan MPO (menghitung pajak orang). With holding merupakan suatu
sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh seseorang berada pada pihak ketiga dan bukan fiscus maupun
oleh wajib pajak itu sendiri.

C.) Full self assessment system. Sistem full self assessment dilaksanakan secara
efektif pada tahun 1984 atas dasar perombakan perundang-undangan perpajakan
pada tahun 1983. Sistem pembayaran pajak yang berlaku saat ini dilandasi oleh
sistem pemungutan di mana wajib pajak boleh menghitung dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus disetorkan. Sistem full assessment adalah wajib pajak
5
harus aktif menghitung dan melaporkan jumlah pajak terutangnya tanpa campur
tangan dari fiscus.

6
PENUTUP

Kesimpulan
• Asas-asas pajak adalah equality, certainty, convenience of payment, and
economics. Pajak yang ditetapkan atas kendaraan roda empat berbeda
dengan kendaraan roda dua. Hal ini menunjukkan adanya asas equality.
• Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan atas pajak langsung
dan pajak tidak langsung. Kemudian, berdasarkan lembaga pemungut, pajak
dibedakan atas pajak negara (pemerintah pusat) dan pajak daerah
(pemerintah daerah).
• Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan atas pajak subjektif dan pajak
objektif.
• Sistem pemungutan pajak antara lain Official Assesment System, Semi Self
Assesment dan Withholding System, serta Full Self Assesment System.

Anda mungkin juga menyukai