Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV

1. SRI WAHYUNI.P
2. AMELIA ROMADHONA
3. DWI MARISYAH
4. ANDI ARISTIAN

MAN TAPANULI UTARA


T.P 2022/2023

DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................3
A.Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia................................................................4
B.Objek dan Cara Perhitungan Pajak........................................................................5
1.Pajak Penghasilan...........................................................................................................5
a.Subjek PPH.......................................................................................................................5
b.Tidak termasuk subjek PPH.............................................................................................5
c.Objek PPH........................................................................................................................6
d.Tidak termasuk objek PPH...............................................................................................6
e.Penghasilan kena pajak.....................................................................................................7
f.Penghasilan tidak kena pajak............................................................................................7
2.Pajak Bumi dan Bangunan............................................................................................9
a.Subjek PBB.......................................................................................................................9
b.Objek PBB........................................................................................................................9
c.Pengecualian objekPBB....................................................................................................10
d. Tarif PBB.........................................................................................................................10
3.Pajak Pertambahan Nilai...............................................................................................11
a.Objek PPN........................................................................................................................11
b.Tarif PPN..........................................................................................................................11
c.DPP PPN...........................................................................................................................11
d.Menghitung PPN..............................................................................................................12
4.Pajak Penjualan Barang Mewah...................................................................................12
Kesimpulan.........................................................................................................................13
Daftar Pustaka.....................................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kepada kita sekalian sehingga kami dapat menyelaisaikan makalah
ini dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam semoga Allah tetap curahkan kepada nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.
Aamiin.

Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna untuk kami mohon maaf sebesar-
besarnya jika ada kekeliruan-kekeliruan dan kata-kata yang salah, saran dan kritik kami
harapkan.

Penyusun

KELOMPOK IV

3
A.SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA

Ada tiga sistem pemungutan pajak di Indonesia, yaitu official assesment


system, self assesment syistem, dan with holding system.

1.Official Assesment System

Merupakan sistem pemungutan pajak yang wewenang untuk


menentukan besarnya pajak yang terutang atas wajib pajak terletak pada fiskus
atau aparat pemungut pajak. Sistem ini pada umumnya diterapkan pada
pengenaan pajak langsung. Dalam hal ini wajib pajak bersifat pasif karena
utang pajak baru timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

2. Self Assesment System

Merupakan sistem pemungutan pajak dengan wewenang untuk


menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terletak pada
pihak wajib pajak yang bersangkutan. Dalam sistem ini wajib pajak aktif
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri, sedangkan fiskus
hanya memberi penerangan, atau sebagai verifikasi.

3. With Holding System

Merupakan sitem pemungutan pajak yang menyatakan jumlah pajak


yang terutang dihitung oleh pihak ketiga (bukan wajib pajak dan bukan aparat
pajak/fiskus). Dengan demikian, yang banyak melakukan tanggung jawan
adalah pihak ketiga. Hal seperti ini dapat dilihat pada pajak penghasilan pasal
21 dimana pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dan dana pensiun
diserahi tangung jawab untuk memotong pajak atas penghasilan yang mereka
bayarkan. Sebagai bukti atas pelunasan pajak ini biasanya berupa bukti potong
atau bukti pungut.

4
B. OBJEK DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

1. Pajak Penghasilan (PPH)

Pph adalah pajak negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.

a. Subjek Pajak Penghasilan

Menurut UU No.36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, subjek pph


adalah sebagai berikut.

1.Orang pribadi adalah mereka yang telah mempunyai penghasilan di atas


penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai batasan PTKP yang telah ditentukan
oleh UU pajak penghasilan.

2.Warisan yang belum terbagi sebangai satu kesatuan, menggantikan yang


berhak.

3.Badan berupa sekumoulan orang dan / odal yang merupakan kesatuan, baik
yang melakukakan usaha maupun yang tidak melakukan usaha.

b. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan

Yang tidak termasuk subjek pajak penghasilan menurut pasal 3 UU No.36


Tahun 2008 tentang pajak penghasilan penghasilan yaitu

1.Pejabat perwakilan diplomatik, dan atau konsulat atau pejabat – pejabat lain
dari negara asing dan orang – orang yang diperbantukan kepada merekayang
bekerja pada dan bertempat bersama sama mereka, dengan syarat bukan
warga negara Indonesia dan tidak menerima penghasilan lain diluar
pekerjaannya tersebut.

2.Organisasi - organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan


Menteti Keuangan dengan syarat Indonesia menjadi anggota organisasi
tersebut, tidak menjalankan usaha untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia.

5
3.Pejabat – pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan
warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha untuk mendapat
penghasilan dari indonesia.

c.Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan


ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan. Beberapa jenis penghasilan yang menjadi objek
pajak, yaitu

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa


yang diterima atau diperoleh termasuk gaji,upah ,tunjangan ,dsb.
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.
3. Laba usaha
4. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak
5. Sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
6. Penerimaan / perolehan bayaran berkala
7. Premi asuransi

d. Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan

1.Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
.2.Warisan.
3.Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.
4.Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, dan auransi
beasiswa.
5.Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang
tertentu yang diterapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
6.Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

6
e. Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan kena pajak adalah penghasilan wajib pajak yang menjadi


dasar untuk menghitung pajak penghasilan. Pajak adalah dana yang
dikumpulkan dari masyarakat yang digunakan pemerintah untuk membiayai
negara atau APBN.

f. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan tidak kena pajak merupakan pengurangan penghasilan


netoyang diperkenankan oleh UU No.36 Thn 2008 tentang pajak penghasilan.
Penghasilan tidak kena pajak hanya diberikan wajib pajak orang pribadi /
perseorangan sesuai pasal 6 Ayat (3) UU pph.

g.Menghitung Pajak Penghasilan

Besar kecilnya PPh juga tergantung dari besarnya penghasilan yang Anda
dapatkan. Semakin banyak pendapatan maka beban pajak yang harus
ditanggung juga semakin tinggi. Untuk menghitungnya, berikut langkah-langkah
yang perlu Anda pahami.

Pertama, Anda wajib menghitung penghasilan bersih dalam satu tahun


terlebih dahulu. Lalu cari tahu berapa besaran PTKP dan juga PKP Anda. Setelah
semuanya terhitung, barulah Anda bisa mengetahui berapa PPh yang wajib
dibayarkan.

Cara Menghitung Penghasilan Bersih dalam Satu Tahun

Menurut UU No. 36/2008 Pasal 6, cara menghitung PPh pribadi mengacu pada
pendapatan Anda dalam satu tahun, termasuk juga tunjangan di dalamnya.
Semua total pendapatan tersebut termasuk dalam penghasilan kotor atau
bruto.

Sebelum menghitung, dari bruto tersebut perlu ditemukan berapa penghasilan


bersih dalam waktu satu tahun tersebut. Penghasilan bersih didapatkan dari
total bruto dikurangi biaya-biaya wajib seperti, biaya pensiun, kredit atau
hutang lainnya.

Cara Menghitung PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

7
Setelah ditemukan berapa penghasilan bersih Anda dalam satu tahun, maka
langkah selanjutnya adalah mengetahui PTKP. kemudian nantinya PTKP ini akan
digunakan untuk menghitung PKP (Penghasilan Kena Pajak).

Besaran PTKP setiap orang berbeda, tergantung dari berapa jumlah anggota
keluarga yang menjadi tanggungannya. Dirjen Pajak menetapkan tingkat
besaran PTKP per tahunnya sebagai berikut:

Wajib Pajak orang pribadi, sebesar Rp54 juta.


Tambahan Wajib Pajak yang telah kawin, sebesar Rp4,5 juta.
Tambahan untuk anggota keluarga sedarah (maksimal 3 orang), sebesar Rp4,5
juta.

Cara Menghitung PKP (Penghasilan Kena Pajak)

Cara menemukan PKP cukup sederhana. Setelah diketahui jumlah PTKP yang
sesuai, Anda tinggal mengurangi jumlah penghasilan bersih dengan jumlah
PTKP tersebut. Dengan demikian, Anda bisa melanjutkan ke cara menghitung
PPh final.

Cara Menghitung PPh (Pajak Penghasilan)

Setelah berhasil menemukan setiap poinnya, langkah terakhir adalah


menghitung pajak penghasilan. Cara menghitung PPh final didasarkan pada
persentase yang telah diatur oleh Dirjen Pajak, sebagai berikut.

PKP dibawah Rp50 juta dikenakan PPh sebesar 5%.


PKP antara Rp50 juta - Rp250 juta dikenakan PPh sebesar 15%.
PKP antara Rp250 juta - Rp500 juta dikenakan PPh sebesar 25%.
PKP diatas Rp500 juta dikenakan PPh sebesar 50%.

Dari perhitungan di atas, cara menghitung PPh hanya perlu mengalikan


penghasilan bersih dengan persentase yang sesuai. Misalnya, pendapatan
bersih Anda dalam satu tahun adalah Rp100 juta, maka PPh yang dikenakan
adalah sebesar 15% dari total pendapatan.

8
2.Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan
bangunan karena adanya keuntungan / kedudukan sosial ekonomi yang lebih
baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau
memperoleh manfaat dari padanya.

a.Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Subjek PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata

1. Mempunyai suatu hak atas bumi atau tanah dan atau


2. Memperoleh manfaat bumi/ tanah
3. Memiliki , menguasai atau bangunan dan/atau
4. Memperoleh manfaat atas banguna

b.Objek Pajak Bumi dan Bangunan

PBB dikenakan atas objek pajak yang berupa bumi atau bangunan yang
dimiliki atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan. Yang dimaksud
sebagai bumi adalah

1. Permukaan bumi, meliputi tanah dan perairan pedalaman sera laut


wilayah Indonesia
2. Tubuh bumi yang ada dibawahnya

Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atai dilekatkan secara tetap
pada tanah dan / perairan, seperti rumah, gedung,kantor, hotel,pabrik,dan
lain-lain . Termasuk dalam pengertian bangunan adalah

1. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti


hotel, pabrik dan emplasemennya dan lain-lain yang merupaka satu
kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.
2. Jalan tol.
3. Kolam renang.
4. Tempat olahraga
5. Fasilitas lain yang memberikan manfaat

9
c.Pengecualian Objek PBB

Bumi dan bangunan dikecualikan atau tidak dikenai PBB adalah bumi dan
bangunan yang

1. Digunakan semata –mata untuk melayani kepentinganumum di bidang


ibadah, sosial,dan lain –lain yang tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan
2. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata milik negara
3. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas
perlakuan timbal balik

4. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang


ditentukan oleh Menkeu

d.Tarif Pajak PBB

1). Tarif pajak PBB menurut UU No. 12 Tahun 1994.

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5% dikalikan
dengan dasar perhitungan pajak (DPP). Dalam perhitungan PBB yang dimaksud
dengan DPP adalah nilai jual kena pajak (NJKP) yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari nilai jual objek pajak (NJOP).
Berikut adalah rumus perhitungan tarif pajak menurut UU No.12 Tahun 1994.

PBB Terutang = Tarif (0,5% x %NJKP x NJOP)

a. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Merupakan harga rata –rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang
terjadi secara wajar.

b.NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) dan NJOPTKP

NJKP adalah dasar perhitungan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa


pembuat UU PBB tidak menggunakan istilah baku yang berlaku secara
internasional. Nilai jual yang digunakan sebagai dasarperhitunan pajak, yaitu
suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.

2) Tarif Pajak PBB menurut UU No.28 Tahun 2009

10
Besarnya NJOP ditetapkan oleh Kepala Daerah setiap tiga tahun, dan satu
tahun untuk obek pajak tertentu sesuai dengan perkembangan wilayahnya.
Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak ditetapkan paling tinggi 0,3% yang
ditetapkan dengan peraturan daerah. Berikut adalah rumus perhitungan tarif
pajak menurut UU No.28 Thn 2009
PBB Terutang = Tarif pajak x (NJOP Tanah per mm 2 x Luas tanah) + (NJOP
Bangunan per mm2 x Luas bangunan) – NJOPTKP Bangunan

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari
barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.

a.Objek PPN

Objek PPN atau peristiwa atau transaksi yang menyebabkan rakyat harus
menbayar PPN adalah sebagai berikut.

1. Penyerahan barang kena pajak didaerah pabean yang dilakukan oleh


pengusaha
2. Penyerahan jasa kena pajak didaerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
3. Impor barang kena pajak
4. Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak

b. Tarif PPN

Tarif umum 10%, tarif khusus atas ekspor BKP = 0%. Tarif PPN ini bersifat
proporsional atau sepadan, tidak progresif ( berlapis ) seperti tarif PPH.

c. DPP PPN

DPP PPN (Dasar Pengenaan Pajak PPN) yang diatur dipasal 9 ayat (1) sebagai
berikut.
Untuk penyerahan BKP atau pemanfaatan BKP tidak berwujud, DPP-nya
adalah harga jual. Untuk pengimporan BKP DPP-nya adalah niai impor. Untuk
pengeksporan BKP DPP-nya adalah nilai ekspor.

11
d. Menghitung PPN

Rumus menghitung PPN terutang = DPP PPN x Tarif PPN atau 10% xDPP.
Contoh,
Eka merupakan PKP yang menjual BKP pada PT. Indah dengan harga
Rp.20.000.000. maka PPN terutang yangperlu disetorkan adalah :
PPN Terutang = 10% x DPP
= 10% X 20.000.000
= 2.000.000.
Jadi, PPN Rp.2.000.000 menjadi pajak keluaran yang dipungut PT Eka dari PT
Indah.

4. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM)


PPn-BM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam
undang – undang pajak pertambahan nilai. Berdasarkan pasal 5 ayat (!) UU
PPN, pajak penjualan atas barang mewah dikenakan terhadap beberapa barang
berikut.
a. Penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak yang tergolong
mewah di dalam daerah pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
b. Impor barang kena pajak yang tergolong mewah.

Adapun pihak yang memungut PPn-BM tentu saja pabrikan BKP mewah pada
saat melaukan penyerahan atau penjualan BKP mewah. Sementara itu, PPn-BM
atas impor BKP mewah akan dilunasi oleh importir bersamaan dengan
pembayaran PPN impor dan pph pasal 22 impor. Cara menghitung PPn-BM
terutang adalah sebagai berikut.
PPn-BM terutang = DPP PPn-BM x tsrif PPn-BM.
Mekanisme pemungutan PPn-BM dilakukan dengan faktur pajak sebagaimana
diisyaratkan dalam pemungutan PPN. Hanya bagi PPn-BM tidak dikenal istilah
pajak masukan, sehinnga tidak dikenal sistem pengkredika seperti dalam PPN.

12
Kesimpulan

Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara berdasarkan undang –
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.

13
Daftar Pustaka

Ilmu Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu – Ilmu Sosial
www.quipper .com >....campus life
pajaknesia.id.>cara menghitung ppn
www.online-pajak.com
repository.uin – susta.ac.id>....

14
15

Anda mungkin juga menyukai