Anda di halaman 1dari 4

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)

(Gambar 1 : Tanaman Belimbing Wuluh)

 Taksonomi
Nama latin : Averrhoa bilimbi
Famili : Oxalidaceae
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L
 Informasi umum
Belimbing Wuluh merupakan salah satu spesies dari keluarga Belimbing (Averrhoa).
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah jenis pohon kecil yang diperkirakan
berasal dari Kepulauan Maluku dan dikembangbiakkan serta tumbuh di Indonesia.
Tanaman ini terkadang dipelihara di pekarangan dan terkadang secara liar tumbuh
diladang atau hutan.
Masyarakat jarang mengkonsumsi Belimbing Wuluh segar, hanya orang tertentu
yang menyukainya. Tetapi bagi ibu-ibu rumah tangga, Belimbing Wuluh sangat berguna
sebagai bahan untuk penyedap makanan. Misalnya untuk penyedap gulai, sayur asem,
garang asem dan campuran sambal (Purwaningsih, 2007). Selain sebagai bumbu masakan
Belimbing Wuluh memiliki khasiat sebagai penurun glukosa darah (Candra dan Widodo,
2012).
Belimbing Wuluh banyak digunakan untuk pengawet ikan dan mengurangi bau amis
pada ikan (Razali, 2017). Buah Belimbing Wuluh mengandung berbagai senyawa aktif
yang berperan sebagai antimikroba seperti flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin
(Lathifa,2008). Senyawa flavonoid dan saponin berfungsi merusak membran sitoplasma
dan Alkaloid berfungsi merusak dinding sel, dan tanin mampu mengerutkan dinding sel
bakteri sehingga dapat mengganggu permeabilitas sel (Saputra dan Anggraini, 2016).
Belimbing wuluh memiliki nama lokal diantaranya: Limeng, Selimeng, Thilimeng
(Aceh); Selemneg (Gayo); Asom, Belimbing, Balimbingan (Batak); Malimbi (Nias);
Balimbieng (Minangkabau); Belimbing Asam (Melayu); Balimbing (Lampung);
Calingcing, Balingbing (Sunda); Bhalingbhing Bulu (Madura); Blingbing Buloh (Bali);
Limbi (Bima); Balimbeng (Flores); Libi (Sawu); Belerang (Sangi) (Herbie, 2015).
 Morfologi
Belimbing Wuluh yaitu pohon yang tingginya mencapai 10 m dengan batang yang
tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Tumbuh di dataran
rendah sampai 500 m dpl. Belimbing Wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol,
percabangan sedikit, yang cenderung mengarah ke atas. Cabang muda berambut halus
seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa majemuk menyirip ganjil dengan
21-45 pasang anak daun, pucuk daun berwarna coklat muda. Anak daun bertangkai
pendek, bentuknya bulat telur sampai lonjong, 8 ujung runcing, pangkal membundar, tepi
rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar,
bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya berbentuk bulat
lonjong bersegi hingga seperti kapsul, panjangnya 4-10 cm. Warna buah ketika muda
yaitu hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel pada ujungnya. Apabila buah sudah
matang akan berwarna kuning atau kuning pucat. Daging buahnya berair banyak dan
rasanya asam (bervariasi hingga manis sebetulnya). Kulit buahnya berkilap dan tipis. Biji
bentuknya bulat telur dan gepeng. Perkembangbiakannya melalui biji dan cangkok (Iptek,
2014; Latifa, 2008).
 Zat berkhasiat utama (kandungan)
Menurut hasil skrining fitokimia Hasanuzzaman, Ramjan, Marjan, dan Islam (2013)
kandungan kimia yang terdapat pada buah Belimbing Wuluh yaitu alkaloid, tanin,
saponin, flavonoid, glikosit, triterpen, fenol dan karbohidrat. Hal ini didukung Syamsir
(1994) protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Dari
hasil penapisan fitokimia jus Belimbing Wuluh oleh, Surialaga, dkk (2013) Belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan kuinon seperti
pada Tabel 1. Hasil identifikasi Pino, Marbot dan Bello (2004) 47,8% total senyawa
volatil yang terdapat dalam buah Belimbing Wuluh merupakan asam alifatik, asam
heksadekanoat (20,4%), dan asam yang paling dominan adalah (Z)-9-oktadekanoat.
Sedangkan senyawa ester yang dominan adalah butil nikotinat (1,6%) dan heksil
nikotinat (1,7%)
 Manfaat / kegunaan
Belimbing wuluh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Di dalam buah tersebut
terkandung antioksidan dan memiliki efek astringen karena kandungan asamnya yang
tinggi. Berikut manfaat belimbing wuluh untuk kesehatan:
1. Mengatasi tekanan darah tinggi
2. Mengobati diabetes
3. Menjaga kekuatan tulang dan gigi
4. Membantu mengobati batuk, pilek, dan demam
5.  Mengatasi alergi
6. Mengobati infeksi akibat gigitan serangga
7.  Mengobati penyakit gondongan
8. Menurunkan berat badan
9. Meredakan nyeri
10. Mengobati penyakit menular seksual
11. Mengobati jerawat
12. Mencerahkan wajah, mengurangi flek hitam, dan menjaga kulit tetap kencang
13. Membuat lebih awet muda

 Daftar pustaka
1. (2023). Retrieved 24 February 2023, from
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/411/3/BAB%20II.pdf
2. (2023). Retrieved 24 February 2023, from http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10164

3. FKp, T., FKp, FKp, P., Penelitian & Pengabdian Masyarakat Struktur UP3 Ners
Unair Info Penelitian Info Pengabdian Masyarakat Info Publikasi Data Publikasi, P.,
Data Publikasi, P., & Ners E-Office, L. et al. (2021). Belimbing Wuluh : Si Masam
yang Baik untuk Kesehatan. Retrieved 24 February 2023, from
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/980-belimbing-wuluh-si-
masam-yang-baik-untuk-kesehatan
4. (2023). Retrieved 24 February 2023, from
http://ejournal.uajy.ac.id/13131/3/BL013442.pdf

Anda mungkin juga menyukai