Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK PABK


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus yang di ampuh oleh :
Bapak DR. H. MUHAMMAD BASRI, M. SI.

PENYUSUN

NUR RIFQAYANTI ARIF


105401101820

KELAS 5 A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2022
1. Anak Tunanetra
Individu yang mengalami kerusakan atau hambatan pada organ mata.
Selain itu tunanetra juga diartikan sebagai seseorang yang sudah tidak mampu
menfungsikan indra penglihatannya untuk keperluan pendidikan dan
pengajaran walaupun telah dikoreksi dengan lensa (Cahya, 2013).
Adapun jenis dari anak tunanetra yaitu kurang penglihatan dan buta total.
Kurang penglihatan atau low vision adalah suatu kondisi penglihatan yang
apabila melihat sesuatu maka harus didekatkan atau mata harus dijauhkan
dari objek yang dilihatnya atau memiliki pemandangan kabur ketika melihat
objek. Penderita tunanetra jenis low vision perlu menggunakan kacamata atau
kotak lensa. Sedangkan buta total adalah kondisi penglihatan yang tidak dapat
melihat dua jari di mukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya. Mereka
tidak bisa menggunakan huruf selain huruf braille.
Selain daripada hal tersebut diatas anak tunanetra dapat dibedakan
berdasarkan pada kemampuan daya penglihatan mereka yaitu ada Tuna netra
ringan, tuna netra setengah berat, dan tuna netra berat.
1. Tunanetra ringan (defective vision/low vision), yakni mereka yang
memiliki hambatan dalam penglihatan, tetapi mereka yang mengikuti
program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan
yang menggunakan fungsi penglihatan. 
2. Tunanetra setengah berat (partially sighted), yakni mereka yang
kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca
pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca
tulisan yang bercetak tebal. 
3. Tunanetra berat (totally blind), yakni mereka yang sama sekali
tidak bisa melihat. 
Adapun cara yang bisa digunakan dalam mengajarkan anak tunanetra
diantaranya yaitu dengan mengunakan benda nyata atau miniature.
Contohnya ketika mengajarkan berhitung, kita bisa mengambil benda seperti
batu kemudian anak memindahkan batu ke tempat yang ditentukan sambil
membilang. Selanjutnya bila batu sudah terkumpul langsung ditanya jumlah
batu tadi. Bila benar berikan pujian, bila belum benar ulangi memindahkan
batu. Dengan menggunakan miniature juga kita bisa mengajarkan tentang
seperti halnya tentang hewan. Jadi kita sebagai guru meminta anak meraba
miniature hewan seperti sapi sambil kita menjelaskan bahwa sapi ada
kepalanya, ada ekornya, Selain dari itu kita juga bisa menggunakan alat bantu
seperti halnya alat perekam suara. Dengan adanya alat perekam suara anak
tuna netra dapat dengan mudah melaksanakan pembelajaran dikelas dimana
anak tuna netra tidak perlu lagi membaca menggunakan buku Braille dan
anak tuna netra dapat dengan mudah menerima pembelajaran dengan cara
mendengarkan rekaman suara.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran untuk anak tunanetra
golongan berat dengan menggunakan media pembelajaran miniature yaitu
sebagai berikut :
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam kepada siswa.
2. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
3. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama menurut
kepercayaannya masing-masing.
4. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari “ Ciri-
ciri Makhluk Hidup”.
2. Guru menyampaikan tentang media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran “ Miniatur Hewan“.
3. Guru membagikan miniature hewan kepada siswa.
4. Guru menyampaikan kepada siswa tentang miniature yang
didapatkan siswa “ Gajah”.
5. Guru meminta siswa untuk meraba miniature tersebut sehingga
siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari.
6. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hewan gajah mempunyai
kaki empat, mempunyai kepala, mempunyai belalai, mempunyai badan
yang besar dan lain sebagainya.
7. Guru memberikan meniatur hewan lain sehingga siswa dapat
mengetahui cirri-ciri hewan lain.
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum di mengerti
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang
mereka dapatkan di kelas.
4. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama-sama.
Sedangkan untuk anak tunantra golongan ringan dan sedang adalah
seseorang yang dimana masih bisa menggunakan kemampuan indra
penglihatannya dan dapat mengikuti pendidikan seperti anak biasanya. Cara
menangani kelainan tersebut yaitu dengan cara menggunakan alat bantu
seperti hal kontak lensa atau kacamata untuk menunjak aktivitas belajar siswa
ketika mengikuti pembelajaran disekolah dan juga ketika siswa melakukan
aktivitas mereka sehari-hari

2. Anak Tunarungu
Anak tunarungu adalah seorang individu yang mengalami gangguan alat
pendengaran yang menyababkan seorang individu tidak bisa menangkap
berbagai macam rangsangan suara atau rangsangan lain melalui
pendengarannya. Anak tunarungu dapat dibedakan menjadi anak tunarungu
ringan (Kurang Dengar), tuna rungu sedang (Tuli) dan tuna rungu berat (Tuli
Total).
1. Kurang dengar, namun masih bisa menggunakannya sebagai
sarana/modalitas utama untuk menyimak suara cakapan seseorang dan
mengembangkan kemampuan bicara. 
2. Tuli (Deaf), yaitu mereka yang pendengarannya sudah tidak dapat
digunakan sebagai sarana utama guna mengembangkan kemampuan
bicara, namun masih dapat difungsikan sebagai suplemen pada
penglihatan dan perabaan. 
3. Tuli total (Totally Deaf), yaitu mereka yang sudah sama sekali
tidak memiliki pendengaran sehingga tidak dapat digunakan untuk
menyimak atau mempersepsi dan mengembangkan bicara.
Adapun cara mengajarkan anak tunarungu yaitu kita sebagai guru dapat
menjelaskan materi pembelajaran dengan cara menjelaskan di depan kelas
menggunakan papan tulis atau Power Point. Dimana kita bisa menuliskan hal
penting yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan diajarkan. Kita juga
bisa menggunakan media gambar dimana kita sebagai guru memperlihatkan
gambar yang berkaitan dengan pembelajaran dengan menuliskan hal-hal yang
berkaitan dengan gambar tersebut. Selain itu pula agar anak tunarungu dapat
melakukan pembelajaran dengan baik dikelas perlu didukung dengan alat
bantu dengar dengan begitu anak yang tunarungu dapat mendengarkan suara
yang ada disekitar mereka melalui alat bantu pendengaran tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran untuk anak tunarungu
golongan sedang dengan menggunakan media gambar.
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam kepada siswa.
2. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
3. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama menurut
kepercayaannya masing-masing.
4. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari “ Ciri-
ciri Makhluk Hidup”.
2. Guru menyampaikan tentang media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran “ Gambar “.
3. Guru menampilkan gambar hewan pada papan tulis.
4. Guru menjelaskan mengenai gambar yang ada pada papan tulis
kepada siswa dengan volume suara yang besar sehingga siswa bisa
mendengarkan materi yang dipelajari dengan jelas.
5. Guru menanyakan kepada siswa terkait gambar yang ditampilkan
6. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri makhluk hidup kepada siswa
7. Guru memberikan gambar hewan lain kepada siswa sehingga siswa
bisa paham cirri-ciri makhluk hidup lain
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan siswa kesempatan untuk bertanya terkait materi
yang belum di mengerti
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang
mereka dapatkan di kelas.
4. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama-sama.
Sedangkan untuk anak tunarungu yang termasuk kedalam golongan
ringan yaitu dimana anak tunarungu golongan ringan dapat mengikuti
pendidikan di sekolah seperti anak biasanya karena, anak tunarungu golongan
ringan masih bisa menfungsikan alat pendengarannya untuk dapat
berkomunikasi dengan orang disekitarnya. Tetapi anak tunarungu dengan
golongan ringan apa bila kita ingin berkomunikasi dengannya harus
menggunakan volume suara yang besar agar anak tunarungu yang golongan
ringan bisa menangkap pembicaraan dengan baik. Sedangkan anak tunarungu
golongan berat dapat dilakukan dengan cara memberikan anak tersebut
sebuah alat bantu pendengaran. Dengan adanya alat bantu pendengaran yang
digunakan siswa maka siswa dapat mendengarkan suara yang ada
disekitarnya dengan jelas sehingga anak tunarungu golongan berat dapat
menjalankan aktivitasnya dengan baik. Untuk pendidikan anak tunarungu
golongan berat bisa menjalankan dengan homeschooling atau juga belajar
disekolah seperti anak biasanya

3. Anak Autistik
Anak autis adalah seseorang yang mengalami gannguan pada sistem
sarafnya dan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Ciri-ciri dari anak autis
yaitu anak tersebut akan mengalami gangguan berkomunikasi seperti dalam
halnya sulit bicara, menulis, membaca dan memahami bahasa isyarat, anak
autis juga adalah anak yang memiliki gangguan dalam hubungan social
dimana anak autistic sering kali terlihat dengan dunianya sendiri, sehingga
sulit terhubung dengan orang-orang disekitarnya.
Anak autis terdiri dari beberapa klasifikasinya yaitu autis ringan, autis
sedang, dan autis berat.
1. Autis ringan adalah kondisi dimana menunjukkan adanya kontak
mata walaupun tidak berlangsung lama. Anak autis dapat memberikan
sedikit respon ketika dipanggil namanya, menunjukkan ekspresi-ekspresi
muka, dan dalam berkomunikasi dua arah meskipun terjadinya hanya
sesekali.
2. Autis sedang adalah kondisi dimana anak autis masih menunjukkan
sedikit kotak mata namun tidak memberikan respon ketika namanya
dipanggil. Tindakan agresif atau hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh,
dan gangguan motorik yang stereopik cenderung agak sulit untuk
dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.
3. Anak autis berat menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat tidak
terkendali. Biasanya anak autis memukul-mukulkan kepalanya ke
tembok secara berulang-ulang dan terus menerus tanpa henti. Ketika
orang tua berusaha mencegah, namun anak tidak memberikan respon dan
tetap melakukannya, bahkan dalam kondisi berada di pelukan orang
tuanya, anak autis tetap memukul-mukulkan kepalanya. Anak baru
berhenti setelah merasa kelelahan kemudian langsung tertidur.
Anak autis dapat diajarkan dengan cara menggunakan kartu gambar, dan
puzzle. Cara menggunakan media kartu gambar yaitu dimana anak autis
diminta untuk mencari gambar yang seperti halnya gambar pisang setelah itu
kita menanyakan kepada anak tersebut gambar tersebut adalah gambar apa
dan menanyakan kembali hal tersebut berulang kali sampai anak tersebut bisa
melafalkan kosa kata tersebut dengan benar. Sedangkan dalam media
pembelajaran puzzle kita dapat meminta anak autis tersebut untuk menyusun
puzzle tersebut menjadi gambar yang utuh dan menanyakan anak tersebut
bahwa gambar tersebut adalah gambar apa dari puzzle yang sudah disusun
menjadi gambar yang utuh. Dalam penyusunan puzzle anak autis dapat
mengetahui bentuk dan warna yang ada pada puzzle tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran untuk anak tunarungu
dengan menggunakan media puzzle.
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam kepada siswa.
2. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
3. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama menurut
kepercayaannya masing-masing.
4. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari “ Ciri-
ciri Makhluk Hidup”.
2. Guru menyampaikan tentang media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran “Puzzle“.
3. Guru membagikan Puzzle yang bergambar hewan kepada siswa.
4. Guru menjelaskan serta memberikan arahan kepada siswa cara
menggunakan media tersebut.
5. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan puzzle yang sudah
diacak untuk menjadi gambar yang utuh..
6. Guru menjelaskan kepada siswa tentang gambar hewan yang ada
pada puzzle tersebut dengan menyebutkan ciri-ciri hewan tersebut
dengan menunjukkan bagian-bagian dari hewan tersebut.
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum di mengerti
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang
mereka dapatkan di kelas.
4. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama-sama.

4. Anak Hiperaktif
Anak Hiperaktif adalah kondisi dimana anak tidak bisa gerak saatau
bahkan sulit untuk focus. Anak pun ciri-ciri dari anak Hiperaktif yaitu
berlarian dan bergerak sangat cepat sehingga menyebabkan cedera serius
berupa jahitan meski setelah diminta untuk berhenti, sering sekali memanjat
meski ketika tidak diminta, lebih berisik disbanding teman bermainnya, dan
tidak takut pada situasi yang membahayakan anak. Anak hiperaktif dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu anak hiperaktif ringan dan anak
hiperaktif berat.
Dalam mengajarkan anak hiperaktif kita sebagai guru harus
menunjukkan sikap tegas dan tidak perlu marah, konsisten terhadap janji dan
ucapan, dan jika kita berkata tidak, maka kita sebagai guru harus memberikan
penjelasan tehadap hal tersebut. Selain itu apabila kita sebagai guru perlu
untuk melaporkan kepada orang tua siswa tekait perkembangan anak di
sekolah.
Selain cara tersebut diatas kita sebagai guru dapat menggunakan media
pembelajaran visual gambar. Dimana dengan visual gambar, Power Point dan
Papan bintang, pusat perhatian siswa saat belajar akan lebih focus kepada
pembelajaran berlangsung. Selain itu kita bisa menggunakan video animasi
saat pembelajaran sehingga anak bisa lebih semangat dalam belajar.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran untuk anak tunarungu
dengan menggunakan media Power Point dan Papan Bintang.
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam kepada siswa.
2. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
3. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama menurut
kepercayaannya masing-masing.
4. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari “ Ciri-
ciri Makhluk Hidup”.
2. Guru menyampaikan tentang media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran “Power point dan Papan Bintang“.
3. Guru meminta siswa untuk mempehartikan materi yang
ditampilkan, materi yang ditampilkan tersebut berupa bentuk video.
4. Guru menjelaskan materi tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan
siswa memperhatikan video tersebut.
5. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang
dipelajari.
6. Jika siswa mampu menjawab pertanyaan guru memberikan bintang
kepada siswa.
7. Siswa menempelkan bintang yang didapatkan pada papan bintang.
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum di mengerti
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang
mereka dapatkan di kelas.
4. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama-sama.
5. Anak Slow Learning
Slow learning adalah kondisi dimana anak mengalami lambat belajar,
dan lambat dalam memahami suatu informasi yang diperoleh sehingga
membutuhkan waktu yang lama dalam menerima sebuah pembelajaran. Ciri-
ciri dari anak slow learning dimana anak slow learning memiliki prestasi
belajar yang kurang dari 6, dalam menyelesaikan tugas akademik sering
terlambat dibandingkan teman seusianya, kecepatan menulis yang lambat dan
tata bahasa yang sulit dimengerti.
Cara mengatasi anak slow learnig yaitu selalu memberikan apresiasi pada
siswa, memberikan perhatian kepada siswa sehingga anak bisa merasakan dan
melakukan kerja sama antara orang tua siswa. Kita sebagai guru juga dapat
melakukan metode pembelajaran tanya jawab, ceramah, diskusi dan games.
Dengan metode pembelajaran seperti hal tersebut dapat meningkatkan
kemampuan daya berpikir siswa dalam pembelajaran dan juga dengan metode
seperti tersebut siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran untuk anak tunarungu
dengan menggunakan metode tanya jawab dengan media gambar.
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam kepada siswa.
2. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
3. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama menurut
kepercayaannya masing-masing.
4. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari “ Ciri-
ciri Makhluk Hidup”.
2. Guru menampilkan gambar hewan di depan papan tulis.
3. Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar tersebut .
4. Guru menjelaskan cirri-ciri makhluk hidup sambil menunjukkan
bagian-bagian hewan tersebut.
5. Guru melakukan tanya jawab bersama siswa dengan meminta
siswa untuk berada didepan kelas.
6. Guru memberikan apresiasi terhadap siswa
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum di mengerti
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang
mereka dapatkan di kelas.
4. Guru mengajak siswa untuk melakukan doa bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai