Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KELAHIRAN TERNAK

OLEH:

RIRIN ANANDA (211016022)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat taufik dan hidayah-Nya sehingga SAYA
dapat berada di titik sekarang, Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW, beserta sahabat-sahabatnya dan kepada pengikut setianya Insya Allah.
Penyusun berharap adanya masukan dan saran yang positif demi perbaiakan makalah ini. Saya
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah ilmu
pengetahuan tentang peternakan khususnya tentang kelahiran pada ternak.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Sumbawa,14 januari 2023

RIRIN ANANDA

PENYUSUN
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................. ............i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 1
1.3 TUJUAN ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

1. PENGERTIAN PARTUS ATAU KELAHIRAN PADA TERNAK SAPI ............................. 2


2. PERIODE DAN TANDA-TANDA UMUM KELAHIRAN PADA TERNAK SAPI .............. 2
3. PERSIAPA MENJELANG KELAHIRAN .................................................................... 2
4. GEJALA KHUSUS DALAM KELAHIRAN ................................................................. 3
5. PERTOLONGAN KELAHIRAN PADA TERBAK SAPI ................................................ 4

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 5

KESIMPULAN ....................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 5


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelahiran pada pada ternak menjadi hal yang penting dipelajari dan dipahami oleh
semua peternak. Kelahiran merupakan hasil dari tingginya produktivitas dari hewan ternak.
Semakin tinggi kelahiran ternak, maka semakin banyak produksi ternak tersebut dan
semakin memberikan keuntungan bagi peternak dan sebaliknya, peternak akan rugi bila
tingkat kelahiran ternak mereka rendah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud kelahiran pada ternak?
2. Bagaimana periode kelahiran dan tanda-tanda umumnya?
3. Bagaimana persiapan menjelang kelahiran?
4. Apa saja gejala khusus dalam kelahiran?
5. Bagaimana fase persiapan dalam kelahiran?
6. Bagaimana fase pengeluaran fetus dalam ternak.?
7. Bagaimana fase pengeluaran plasenta pada ternak?
8. Bagaimana pertolongan kelahiran pada ternak?

1.3 TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan di atas maka makalah ini bertujuan untuk
1. Mengetahui pengertian, priode dan tanda-tanda umum kelahiran
2. Mengetahui fase persiapan dalam kelahiran
3. Mengetahui fase pengeluaran fetus dan plasenta dalam ternak
4. Mengetahui pertolongan kelahiran pada ternak
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian partus atau kelahiran pada ternak sapi


Kelahiran (parturition, partus, delivery, mise bas) merupakan akhir dari periode
kebuntingan (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Kelahiran merupakan proses
melahirkan yang dibagi dalam tiga tahap, yang diawali dengan dilatasi/pelebaran serviks
bersamaan dengan kontraksi uterus dan diakhiri dengan pengeluaran fetus serta membran
plasenta. (Yusuf, Muhammad : 2012). Kelahiran adalah proses fisiologik dimana uterus yang
bunting mengeluarkan anak dan plasenta, melalui saluran kelahiran. Proses kelahiran
ditunjang oleh perejanan kuat dari urat daging uterus, perut dan diafragma. Sebelum
kelahiran itu terjadi telah dikenal beberapa tanda-tanda akan datangnya kelahiran
(Partodihardjo, 1982). Menurut Madjid (2007), menyatakan bahwa melahiran merupakan
proses membuka dan menipisnya serviks, dan di mana janin dan ketuban turun ke dalam
jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir. Secara umum kelahiran adalah
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran anak yang cukup bulan, lahir
spontan, tanpa komplikasi baik pada induk maupun janin, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh induk. Partus adalah proses kelahiran dan
menandakan akhir kehamilan. Meskipun lama kebuntingan bervariasi, (Ayrshire 278 hari,
Kaus 278 hari , Holstein 279 hari ,Guernsey 284 hari , dan Brown Swiss 290 hari), tapi
peristiwa yang menyebabkan partus serupa.

2. Periode dan tanda-tanda umum kelahiran pada ternak sapi


Tanda-tanda akan datangnya suatu kelahiran pada hewan ternak, pada umumnya
hampir sama dari spesies ke spesies. Tanda-tanda itu misalnya: induk hewan gelisah,
ligament sacrospinosum et tuberosum (ligament pada daerah sekitar panggul dan pangkal
ekor) merileks, eodema pada vulva, lendir sumbat serviks mencair, kolostrum telah menjadi
cair dan mudah dipencet keluar dari puting susu. Namun demikian, saat dan intensitas
tanda-tanda yang disebutkan itu dari hewan ke hewan tidak selalu sama, demikian pula saat
dan intensitas tanda-tanda akan datangnya kelahiran pada hewan muda, yang baru pertama
kali akan beranak dengan induk yang telah kerap kali beranak, banyak berbeda. Perbedaan
tanda-tanda kelahiran mengakibatkan tanda yang tampak tersebut tidak dapat dipakai
sebagai pegangan untuk meramalkan saat datangnya suatu kelahiran dengan tepat
(Partodihardjo, 1982). Tanda-tanda kelahiran pada sapi diantaranya adalah:
a. Vulva membengkak lunak dan elatis.
b. Kelenjar susu membengkak dan kolostrum sudah mulai mencair dan akan keluar bila
putting susu dipijat.
c. Cervix membuka dan lendir yang keluar menjadi lebih encer seperti madu dan keluar
dalam jumlah yang banyak.

3. Persiapan menjelang kelahiran

Umumnya waktu melahirkan sudah bisa diperhitungkan atau diperkirakan. Selain


itu, sapi yang akan melahirkan juga akan menunjukkan sejumlah ciri tertentu. Tanda sapi
akan melahirkan di antaranga ekornya naik (mengarak ke atas) dan bergoyang-goyang.
Tanda lainnya, induknya buang air sedikit-sedikit serta ambing mulai membesar. Agar
kelahiran pedet berjalan lancar terdapat sejumlah persiapan dan proses yang perlu diketahui
(Ikapi, 1995). Agar proses kelahiran sapi berjalan lancar serta anak dan induknya yang
dilahirkan selamat dan sehat, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan menjelang
kelahiran. Penjabarannya adalah sebagai berikut (Hariyanto, 2011): Induk yang akan
melahirkan sebaiknya berada dalam kandang yang higienis dan bersih serta kondisi
lingkungan nyaman dan tenang sehingga kelahiran dapat berjalan lancar. Kadang yang
bersih dan higienis dapat menghindarkan induk dan anakan yang dilahirkan terkena infeksi.
Hindari suara atau aktivitas yang dapat mengejutkan indukan. Ukuran kandang sebaiknya
mencukupi agar induk dapat bergerak dengan bebas saat melahirkan.

4. GEJALA KHUSUS DALAM KELAHIRAN


Gejala-gejala Khusus Kelahiran dapat dibagi menjadi tiga fase, terdiri atas:
A. Fase Persiapan
· Relakssi simfisis pubis
· Kontraksi uterus
· Dilatasi serviks uteri (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014).

Lama fase persiapan pada beberapa ternak berbeda-beda. Pada sapid an domba kurang dari
6 jam, pada kuda kurang dari 4 jam, sedangkan pada babi kurang dari 12 jam. Apabila fase
persiapan melebihi waktu tersebut, berarti terjadi abnormal dari kedudukan fetusnya bisa
karena perubahan presentasi (situs), posisi atau sikap (postur) nya (Soeparna; Solihati,
nurcholidah: 2014).

Relaksasi Simfisis Pubis


Simfisi pubis merupakan pertautan 2 (dua) pasang tulang pelvis kiri-kanan.
Pertautan ini menjelang partus merenggang atau relaksasi. Relaksasi simfisis pubis
merupakan pengaruh hormone dan enzim. Enzim diproduksi dalam korpus luteum,
palasenta, uterus. Relaksasi simfisis pubis akan merenggang pelvis kiri-kanan, sehingga
memperbesar gerbang pelvis dan memungkinkan proses pengeluaran fetus (Soeparna;
Solihati, nurcholidah: 2014).
Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus pada periode kelahiran merupakan kontraksi dari miometrium
(otot uterus). Miometrium terdiri atas miometrium sirkular dan longitudinal. Pada akhir
masa kebuntingan, hipofise posterior mengeluarkan hormone oksitosin yan berperan untuk
merangsang miometrium sehingga sel-sel otot tersebut mensintesis protein kontraktil
(aktomiosin) yang dapat menyebabkan kontraksi uterus (Soeparna; Solihati, nurcholidah:
2014).
Kontaksi usus terjadi secara periodic setiap lima belas menit selama 20 detik,
merupakan hasil kontraksi ritmik miometrium sirkular dan longitudinal uterus yang
menyebabkan getaran peristaltic dan menimbulkan gerakan ekspulsi (pengeluaran) fetus ke
arah serviks (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014).

Dilatasi Serviks Uteri


Dilatasi serviks merupakan tahap akhir fase persiapan. Serviks merupakan
saluran/kanal antara vagina dan korpus uteri. Dilatasi serviks uteri merupakan hasil
rangsangan hormone relaksin (hormone plasenta). Untuk petunjuk praktik di lapangan dapat
digunakan patokan sebagai berikut.
· Apabila dilatasi serviks dapat dimasuki oleh suatu jari (telunjuk), kelahiran akan terjadi
sekitar tiga hari kemudian.
· Apabila dilatasi serviks dapat dimasuki oleh dua jari (telunjuk dan jari tengah), kelahiran
akan terjadi dua hari kemudian.
· Apabila dilatasi serviks dapat dimasuki oleh tiga jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis),
kelahiran akan terjadi sekitar satu hari kenudian.
Dilatasi uteri akan menyebabkan fetus terdesak, khorioalantois menuju ke arah
pelvis, selanjutnya selaput khorioalantois pecah dan cairan alantois keluar mengalir dari
vagina ke vulva. Ketiga proses pada fase persiapan yaitu relaksasi simfisis pubis, kontraksi
uterus dan dilatasi serviks uterus terjadi serentak.
Lama fase persiapan pada beberapa ternak berbeda-beda. Pada sapi dan domba
kurang dari 6 jam, pada kuda kurang dari 4 jam, sedangkan pada babi kurang dari 12 jam.
Apabila fase persiapan melebihi waktu tersebut, berarti terjadi abnormal dari kedudukan
fetusnya bisa karena perubahan presentasi (situs), posisi atau sikap (postur) nya (Soeparna;
Solihati, nurcholidah: 2014).
B. Fase Pengeluaran Fetus
Tahapan kedua adalah pengeluaran fetus. Tahap kedua ini membutuhkan lebih
sedikit waktu disbanding dengan pada tahap pertama pada semua spesies, dimana
biasanya berlangsung tidak lebih dari 2 jam pada sapi dan domba. Waktu yang sama
dibutuhkan pada babi, namun variasi waktu bisa tejadi dengan perbedaan litter size
(banyaknya jumlah anak) Pada kuda, tahap ini lebih cepat dan berlangsung sekitar 15
sampai 20 menit. Tahap ketiga adalah pengeluaran plasenta. Tahap ini dapat terjadi
sekitar 30 menit setelah pengeluaran fetus, namun lebih cenderung terjadi antara 3
sampai 5 jam kemudian. Proses kelahiran ini diatur oleh sistim endokrin. Tabel di bawah
ini menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tiga tahapan kelahiran pada
spesies yang berbeda.
C. Fase Pengeluaran Plasenta
Tahap ketiga adalah pengeluaran plasenta. Tahap ini dapat terjadi sekitar 30 menit
setelah pengeluaran fetus, namun lebih cenderung terjadi antara 3 sampai 5 jam
kemudian. Proses kelahiran ini diatur oleh sistim endokrin. Tabel di bawah ini
menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tiga tahapan kelahiran pada
spesies berbeda.
Pertumbuhan pada kelenjar susu dapat dilihat pada akhir kebuntingan yang
disebabkan oleh kerja sinergis antara estrogen dan progesteron yang menstimulasi
perkembangan saluran dan jaringan sekresi pada kelenjar susu. Mendekati kelahiran,
kelenjar susu membesar yang berisi susu, dimana sintesis susu ini merupakan fungsi
prolaktin dalam senergitasnya dengan hormon-hormon lain. Perubahan lain adalah
ketika mendekati kelahiran, relaksin bersinergi dengan estrogen yang menyebabkan
pelebaran pelvis, memperbesar saluran kelahiran untuk memfasilitasi jalannya fetus
keluar.
Vulva akan kelihatan lembut dan membengkak dan rangkaian mucus/lendir dapat
dilihat dari vulva sebagai pengaruh estrogen yang menyebabkan sel-sel epitel serviks
mengeluarkan lender. Sekitar dua hari sebelum kelahiran, perubahan cepat pada level
hormon terjadi pada fetus dan induk.
5. Pertolongan kelahiran pada ternak sapi
Kelahiran adalah suatu proses yang sangat rumit dan distokia dapat muncul apabila
beberapa bagian dari proses tersebut mengalami kegagalan atau menjadi tidak
terkoordinasi. Penyebab distokia dibedakan menjadi 2 yakni, penyebab dasar dan
penyebab langsung. Penyebab langsung distokia pun terbagi menjadi dua, yakni :
penyebab maternal dan fetus. Aspek maternal yang dapat mengakibatkan distokia
diantaranya kegagalan untuk mengeluarkan fetus akibat gangguan pada rahim yaitu
rahim sobek, luka atau terputar, gangguan pada abdomen (rongga perut) yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk merejan, tersumbatnya jalan kelahiran, dan
ukuran panggul yang tidak memadai. Aspek fetus yang dapat mengakibatkan distokia
diantaranya defisiensi hormon (ACTH/cortisol), ukuran fetus yang terlalu besar, kelainan
posisi fetus dalam rahim serta kematian fetus dalam rahim. Ukuran fetus yang terlalu
besar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang yaitu keturunan, faktor pejantan yang
terlalu besar sedangkan induk kecil, lama kebuntingan, jenis kelamin fetus yaitu fetus
jantan cenderung lebih besar, kebuntingan kembar (Jackson, 2007).
Distokia adalah suatu gangguan dari suatu proses kelahiran atau partus, yang mana
dalam stadium pertama dan stadium kedua dari partus itu keluarnya fetus menjadi lebih
lama dan sulit, sehingga menjadi tidak mungkin kembali bagi induk untuk mengeluarkan
fetus kecuali dengan pertolongan manusia. Umumnya kejadian distokia lebih sering
terjadi pada sapi perah dibanding sapi potong (Sunarko, 2009).
Riyanto (2006) menyatakan bahwa apabila terjadi kesulitan melahirkan untuk
menyelamatkan induk biasanya dilakukan fetotomi. Fetotomi (sering diistilahkan
“embriotomi”) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan metode
pemotongan fetus, yang tidak bisa dikeluarkan. Fetotomi dilakukan pada fetus yang
diketahui sudah mati. Selain fetotomi, dapat juga dilakukan beberapa cara untuk
menyelamatkan fetus yang masih hidup, diantaranya adalah:

1. Melakukan pengikatan menggunakan tali pada bagian pergelangan kaki depan


atau kaki belakang.
2. Selain pada kaki pengikatan dapat juga dilakukan pada bagian rahang bawah
ataupun lekuk mata.
3. Setelah dilakukan pengikatan dapat dilakukan penarikan fetus dengan sangat
hati-hati.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Kelahiran (parturition, partus, delivery, mise bas) merupakan akhir dari
periode kebuntingan
 Tanda-tanda utama menjelang kelahiran berhubungan dengan perubahan
ligamentum pelvis, pembesaran dan adanya oedema vulva dan aktifitas
kelenjar mammae.
 Fase persiapan terdiri dari relaksasi simfisis publis, kontraksi uterus, dilatasi
serviks uterus.
 Fase pengeluaran fetus merupakan reflex dari kontraksi miometrium uterus,
otot diafragma dan otot perut.
 Kelahiran selalu diperlihatkan dari sejumlah tanda-tanda menjelang
kelahiran. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius. Apabila
terjadi kesulitan dalam melahirkan, maka secepatnya dibutuhkan
pertolongan manusia untuk menyelamatkan fetus dan induknya.

DAFTAR PUSTAKA

https://wsejati.wordpress.com/2015/04/18/kebuntingan-kelahiran-dan-pertolongan-kelahiran-
pada-ternak/

Anda mungkin juga menyukai