1. Ba
Bara
rang
ngsia
siapa
perbuatan pa deng
dengan
an seng
sengaj
sebagaimana aja
a da
dan
n ta
dimaksudtanp
npaa ha
hak
dalam kPasal
me
mela
laku
kukan
2 kan
ayat
(1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang
Barangsia
siapa
pa denga
dengann sengaj
sengaja
a menyi
menyiark
arkan,
an,
memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ii
ISBN:
978-623-6992-12-8 (Print)
978-623-6992-17-3 (PDF)
Editor:
Tim Penulis
Desain Sampul:
M. Lukman Hakim
Tata Letak:
Tim the Journal Publishing
xi+134 Hlm; 15,5 Cm X 23 Cm.
Cetakan I, Februari 2021
Penerbit:
THE JOURNAL PUBLISHING
Jl. Patukan Gamping Tengah Tengah RT.004 RW. 015, 015,
Ambarketawang, Gamping Tengah, Sleman, DIY.
Cp. 0823-2679-6566
--------------------------
----------------------------------------
---------------------------
-------------------------
---------------
---
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang Memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan cara apa
pun tanpa izin tertulis dari penerbit.
iv
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
v
Awang Darumur
Darumurti
ti
Muhammad Eko Atmojo
Helen Dian Fridayani
Vindhi Putri Pratiwi
Muhammad Iqbal
vi
Buku Ajar
Sumber Tata
Daya Kelola
Manusia
Pemerintahan
D. Sumber
E. Soal Daya Manusia Pemerintahan
Latihan........................
Latihan......................................... .............. 13
...................................
.................. 19
BAB II PE
PERENCANAAN
RENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAHAN
PEMERINT AHAN .................
...................................
.................................
............... 20
A. Perencanaan Kebutuhan Masa Depan ............. .... ......... 22
B.
C. Perencanaan
Perencanaan Keseimbangan
Rekruitmen Seleksi ...............................
................. .............. 28
......................
.... .................. 26
D. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan........... 32
E. Soal Latihan.........................................
Latihan........................ ...................................
.................. 36
BAB III PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA . 38
A. Pola Rekruitmen ...................................
................. .................................
............... 38
B. Seleksi ................................................
.............................. ...................................
....................
... 46
C. Penempatan ..................................
................. ...................................
........................
...... 51
D. Analisis Jabatan .................................
............... ....................................
.................. 62
E. Analisis Beban Kerja ...................................
.................. ..........................
......... 66
F. Soal Latihan...................................
.................. ...................................
........................
...... 71
BAB IV PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA
MANUS IA PEMER
PEMERINTAHA INTAHAN N ..................
.............................
........... 72
A. Promosi Jabatan
Jabatan ................................
..................................................
.................. 72
B. Mutasi Jabatan
Jabatan ...................................
................. ....................................
.................. 81
C. Pendidikan dan Pelatihan..................................
................. ................. 86
vii
ix
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan
Perbedaan Model Model Tata Kelola SDM Pemerintahan
.................................................................................... 7
Tabel 2. Informasi
Informasi dalam
dalam Ana Analisislisis Jabatan
Jabatan ......................
................ ...... 64
Tabel 3. Formulir
Formulir SKP PNS ...................
....................................
...........................
.......... 109
Tabel 4. Penilaian SKP PNS Tahun 2016 Kabupaten
Buleleng ..................................
................. ....................................
...............................
............ 112
DAFTAR GAMBAR
Promosi Jabatan .........................
Gambar 2. Proses Promosi ....................................
........... 80
Gambar 3. Informasi Yang Dinilai, Pejabat Penila Penilai, i, dan
Atasan Pejabat Penilai ..............................
....................................
...... 113
karyawan
karyawan, dalam sebuahimbalan
memberikan institusi, mengembangkan
kepada kapasitas
karyawan atas usaha
mereka” (Bohlander & Snell: 2010).
2010).
Selain beberapa ilmuwan tersebut, beberapa
Peraturan Perundang–
Perundang–undangan di Indonesia secara
spesifik juga memberikan definisi tentang tata kelola atau
manajemen pegawai. Diantaranya adalah:
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
“ Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.” (UU Nomor 5 Tahun Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara)
“ Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan
pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.”” (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nepotisme.
Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil).
B. TUJUAN TATA KELOLA SDM
Tata kelola sumberdaya manusia mempunyai
beberapa tujuan diantaranya adalah tujuan organisasional,
tujuan fungsional, tujuan kemasyarakatan, dan tujuan
personal. Tujuan organisasional maksudnya adalah tata
dibutuhkan, maka
bekerja dengan pegawai
baik, tersebut
sehingga berpotensi
efektivitas untuk bisa
organisasi bisa
ditingkatkan.
Tujuan fungsional maksudnya adalah tata kelola
SDM yang dilakukan dengan baik oleh Biro/Bagian SDM
akan menunjukkan kontribusi Biro/Bagian SDM pada
organisasi secara keseluruhan. Proses perencanaan SDM
yang baik akan memberikan peluang yang besar terhadap
4
informasi.
Sedangkan tujuan personal adalah tata kelola SDM
yang baik harus mampu memberikan manfaat untuk
pegawai. Setiap pegawai tentu saja memiliki keinginan
personal yang diharapkan bisa diperoleh atas kontribusi
mereka terhadap institusi, seperti kenaikan pangkat,
tambahan tunjungan kinerja ataupun jaminan kesehatan.
Tata kelola SDM yang baik seharusnya bisa
mengakomodasi keinginan pegawai tersebut dengan
Dimulai
misalnya, dari
untuk proses rekruitmen
mendapatkan pegawaidan seleksi
baru maka pegawai
proses
yang dijalankan harus memenuhi beberapa unsur yakni,
kapasitas, transparansi, keadilan yang berpedoman
kepada aturan yang telah dibuat oleh pusat. Demikian juga
dengan proses manajemen yang lainnya bahwa
pelaksanaannya telah diatur oleh pusat. Model tradisional
dalam tata kelola SDM akan menciptakan pegawai yang
mempunyai karakter administratif man dengan ciri utama
bahwa pegawai tersebut kecenderungannya akan mentaati
segala aturan yang telah dibuat oleh pusat.
Dengan kondisi tersebut, maka model tradisional
mempunyai kelemahan yakni hanya akan menciptakan
birokrat yang bersifat administratif tanpa mampu
menciptakan inovasi dalam pelayanan kepada
masyarakat. Peluang inovasi oleh birokrat juga terbatasi
karena aturan yang sangat kaku yang telah dibuat oleh
pusat. Model birokrat yang tanpa inovasi seperti itu akan
sangat sulit untuk bisa menyesuaikan dengan
8
10
yang
dicobainovatif.
untuk Kelebihan masing-masing
diakomodasi oleh model model tersebut
strategik. Jika
model tradisional menggunakan pola sentralisasi dan
model reformasi menggunakan pola desentralisasi, maka
model strategik menggunakan model kolaboratif.
11
12
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
13
dalamSelanjutnya
rangka melaksanakan
berdasarkantugas
berdasarkan pasalpemerintahan”.
pemerintahan
3 UU Nomor”.
5 Tahun
2014 dijelaskan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan
pada prinsip sebagai berikut:
a) nilai dasar;
b) kode etik dan kode perilaku;
c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab
pada pelayanan publik;
d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas;
e) kualifikasi akademik;
f) jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas; dan
g) profesionalitas jabatan.
Selain memenuhi beberapa prinsip diatas, ASN juga
memiliki fungsi yang sangat signifikan. Berdasarkan pasal
14
Buku Ajar
Sumber Tata
Daya Kelola
Manusia
Pemerintahan
2014, bahwa
beberapa dalam
tugas, m elaksanakan
melaksanakan
diantaranya tugasnya ASN memiliki
adalah:
a) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
b) memberikan pelayanan publik yang profesional
dan
c) berkualitas; dan
d) mempererat persatuan dan kesatuan Negara
e) Kesatuan Republik Indonesia
Tugas yang dilakukan oleh ASN harus diperkuat
dengan peran yang melekat pada pegawai ASN. Dalam
Pasal 12 UU Nomor 5 tahun 2014 disebutkan bahwa
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Jika mencermati tugas yang melekat pada
birokrat/pegawai pemerintah di Indonesia tersebut, maka
16
17
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
c) perlindungan; dan
d) pengembangan kompetensi
Di dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 pasal 23
dijelaskan bahwa Pegawai ASN wajib:
a) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
b) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan
pejabat pemerintah yang berwenang;
d) menaati ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab;
f) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
g) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
h) bersedia
Kesatuanditempatkan di seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia.
Kewajiban dan hak tersebut menjadi pegangan bagi
pegawai pemerintah dalam menjalankan fungsi, peran dan
tugas mereka. Keseimbangan antara kewajiban dan hak
harus mampu dijaga dengan baik, sehingga kinerja
pegawai bisa tetap terjaga. Dimana ada bab-bab
selanjutnya akan dibahas proses tata kelola SDM
18
20
untuk
bahwamencapai
pengertiantujuan
dari tertentu. Menurut
prencanaan (Siagian,
adalah 2012)
keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara mendalam dan
menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Secara lebih sempit perencanaan sumber daya
manusia adalah mengestimasi secara sistematik
permintaan (kebutuhan) dan suplai pegawai dari satu
organisasi dimasa yang akan datang (Notoatmodjo, 2009).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam proses perencanaan
sumber daya manusia mempunyai beberapa unsur
diantaranya adalah unsur proses dan tujuan. Akan tetapi
berdasarkan (Zaenuri, 2015) bahwa perencanaan
mempunyai setidaknya empat unsur diantaranya adalah:
a) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, b)
adanya proses, c) hasil yang ingin dicapai, 5) menyangkut
masa depan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu,
berdasarkan pengertian dan unsur tersebut maka
21
pemerintah,
akan mengalamimengingat hampir
pasang surut atausemua organisasi
naik serta pasti
turun. Maka
dari itu, pada sebuah perencanaan sumber daya manusia
harus melakukan perencanaan masa depan. Mengingat di
era revolusi industry 4.0 ini banyak sekali perubahan dan
penggunaan teknologi. Sehingga sebuah organisasi harus
memikirkan bagaimana mendapatkan sumber daya
manusia yang bisa sesuai kebutuhan saat ini.
Tentu dalam merencanakan sumber daya manusia
baik untuk kebutuhan masa depan ataupun kebutuhan
yang lain ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
instansi pemerintah, salah satunya harus melakukan
penghitungan analisis jabatan dan beban kerja. Hal ini
dilakukan guna mendapatkan sumber daya manusia yang
sesuai baik secara kualitas maupun kuantitas ataupun
kebutuhan serta kompetensi pegawai yang diinginkan.
Menurut (Zaenuri, 2015) bahwa tahap awal proses
perencanaan sumber daya manusia dengan melaksanakan
inventarisasi persediaan sumber daya manusia yang
sudah ada, serta melakukan penilaian apakan sumber
daya manusia yang ada cakap dalam hal keterampilan,
22
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
melakukan analisis mengenai pegawai yang ada. Sehingga
ketika merencanakan perekruitmen pegawai baru harus
mengerjakannya;
c) Menghindari terjadinya miskomunikasi atau
mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas;
23
24
25
26
datang.
Sedangkan untuk pelaksanaan forecast ini ada
beberapa teknik yang bisa digunakan, salah satunya
menurut (Zaenuri, 2015) bahwa ada dua jenis forecasting
yang bisa digunakan untuk perencanaan sumber daya
manusia, diantaranya adalah:
a) Forecasts sumber daya manusia, dimana pada sisi
permintaan berupaya untuk memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja atau pegawai organisasi
di waktu yang akan datang;
b) Forecast ahli, dimana keahlian forcasters
tergantung pada orang-orang yang ahli untuk
mengestimasikan kebutuhan sumber daya
manusia pada intanasi atau organisasi tersebut.
Pada proses pelaksanaan forecasts tersebut terdapat 2
cara yang bisa digunakan, diantaranya adalah analisis
anggaran dan analisis perencanaan. Dengan kedua
pendekatan tersebut perencanaan sumber daya manusia
bisa berjalan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
organisasi. Sehingga orang keseimbangan organisasi atau
27
untuk menduduki
Sedangkan jabatan
menurut yang kosong
(Meldona, (Yullyanti, 2016).
2009) Rekruitmen juga
sebagai proses mencari, menemukan dan menarik para
pelamar yang memiliki kapabel untuk dapat dipekerjakan
dalam dan oleh suau organisasi. Rekruitmen pegawai
dilakukan untuk mencari seseorang yang kompitabel
dalam suatu jabatan yang akan ditempati sesuai dengan
kebutuhan suatu organisasi. Karena rekruitmen
merupakan salah satu cara dalam menjaring sumber daya
manusia dan begitupun dengan organisasi perlu adanya
keterbukaan dalam rekruitmen.
Menurut (Meldona, 2009) Pelaksanaan rekruitmen
pegawai pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan
pegawai suatu organisasi, akan tetapi tujuan lainnya yaitu
antara lain:
a) Menentukan kebutuhan rekruitmen perusahaan
atau organisasi di masa sekarang dan di masa
depan;
b) Terciptanya konsistensi dengan strategi
perusahaan atau organisasi;
c) Upaya koordinasi rekruitmen dengan progam
seleksi;
d) Sebagai dukungan dalam mengurnagi
kemungkinan keluarnya pegawai yang belum
lama bekerja;
29
e) Sebagai proses monitoring dan evaluasi
keefektifan berbagai Teknik dan sumber
rekruitmen bagi semua jenis pelamar kerja.
Pada dasarnya rekrutmen guna untuk mendapatkan
pegawai dalam pengisian lowongan jabatan pada unit-unit
organisasi yang membutuhkan. Adanya lowongan jabatan
ini juga dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu
(Nurmansyah, 2011):
a) Adanya mutasi pegawai
b) Pensiun
c) Meninggal dunia
d) Penyesuaian organisasi
Menurut (Handoko, 2008), proses rekrutmen dapat
digambarkan seperti gambar dibawah :
30
31
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
Pegawai Negeri Sipil, mengenai rekrutmen, seleksi,
pengangkatan CPNS dan penempatan. Rekrutmen yang
diselenggarakan oleh pemerintah berupaya untuk
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut
serta dalam mengajukan lamaran sebagai calon pegawai
negeri sipil dan rekrutmen tersebut harus bersifat terbuka.
Setelah adanya rekrutmen maka dilaksanakan
seleksi bagi calon pegawai negeri sipil. Seleksi merupakan
kegiatan untuk memilih atau menyaring tenaga-tenaga
yang bermutu diantara para pelamar yang mengikuti
proses pengadaan. Sehingga perlu adanya seleksi
kompetensi dasar, nilai minimal yang harus dipenuhi
setiap peserta. Proses rekrutmen dan seleksi yang
memenuhi prosedur adalah di mana proses tersebut
berjalan secara prosedural dan bersifat objektif serta dapat
membawa implikasi dalam pencapaian tujuan perusahaan
(Yullyanti, 2016).
32
33
34
35
36
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
5. Ada berapa jenis pendidikan dan pelatihan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000?
37
38
diindentifikasi dalam
Simamora menekankan perencanaan kepegawaian.
bahwa, rekrutmen adalah
aktivitas memikat pelamar untuk menutupi kekurangan
yang diindetifikasi dalam perencanaan pegawai.
Armstrong (Utomo, Mardiyono, & Rochmah, 2015)
menyatakan bahwa, rekrutmen merupakan jumlah dan
kategori pegawai yang diperlukan, yang di tetapkan
dalam perencanaan pegawai atau pengelolaan SDM secara
formal. Rekrutmen disusun melalui perencanaan
rekrutmen yang terperinci, persyaratan jabatan disajikan
dalam bentuk tuntutan pemerintaan yang ditunjukan bagi
pegawai yang disebabkan oleh adanya lamaran pekerjaan
baru, ekspansi terhadap area atau wilayah kerja
ke rja yang baru
atau kebutuhan penggantian pegawai, tuntutan jangka
39
Menurut
Walintukan, Ivancevich
2016), recruiting dan
adalahGlueck (Fendy
serentetan L.
kegiatan
yang digunakan oleh organisasi untuk menarik calon
pegawai yang memiliki kemampuan dan sikap yang
dibutuhkan untuk membantu mencapai tujuannya.
Ivancevich dan Glueck dalam pendapatnya diatas
menekankan bahwa, rekrutmen sebagai serentetan proses
kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk menarik
calon pegawai yang dibutuhkan untuk membantu
mencapai tujuannya.
Pengertian lain yang kurang lebih sama
dikemukakan oleh Malthis (Suryanto, 2020) yang
menyatakan bahwa, penarikan (rekrutmen) adalah
merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan
oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai
melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan
evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja,
menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan
40
41
berdasarkan standar
didapatkan tenaga kerjakualifikasi
yang dapat organisasi sehingga
menyelesaikan tugas
dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan cara
seefisien mungkin guna tercapainya tujuan organisasi.
43
syarat-syarat
sehingga kerja yang
dapat harus dipenuhi
melaksanakan suatu
pekerjaan/jabatan.
b) Jumlah pegawai yang diperlukan
diperlukan harus sesuai dengan
job yang tersedia untuk mendapatkan hal tersebut
perlu dilakukan:
1) Peramalan kebutuhan tenaga kerja.
2) Analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja
(work force analysis)
c) Biaya yang diperlukan diminimkan.
44
45
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
B. SELEKSI
Proses seleksi dimulai setelah kumpulan para
pelamar yang memenuhi syarat didapatkan melalui
perekrutan, yang melibatkan serangkaian tahap yang
menambah kompleksitas dan waktu sebelum keputusan
rekrutmen SDM diambil. Dengan kata lain, proses seleksi
adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan
untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak.
46
49
dilakukannya seleksikualifikasi
yang sesuai dengan adalah memperoleh tenagaDalam
yang diinginkan. kerja
praktiknya hampir semua organisasi pemerintah yang
melakukan seleksi memiliki tujuan yang sama. Namun
sering kali seleksi memiliki tujuan khusus dalam rangka
untuk memenuhi strategi organisasi pemerintah.
50
Buku Ajar Tata Kelola
Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
C. PENEMPATAN
Sebagai sebuah proses yang berjalan terus menerus,
maka rekrutmen pegawai belum berakhir
penyelenggaraan manajemen sumber daya manusia
(MSDM). Proses selanjutnya setelah selesai rekrutmen
pegawai, maka suatu instasi akan melakukan seleksi dan
penempatan pegawai. Dari sejumlah pelamar yang ada
kemudian akan menjalani proses seleksi pegawai, seleksi
yang dilakukan suatu instasi biasanya melalui prosesdur
tes yang telah ditetapkan, seleksi dan penempatan ini
merupakan fungsi manajemen yang menetukan
penyediaan tenaga kerja atau pegawai. Berdasarkan
pernyataan (Zahari, Yamali, & Irfani, 2020) bahwa,
penempatan adalah menempatkan pegawai pada
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan atau
pengetahuannya atau dengan kata lain proses mengetahui
karakter atau syarat-syarat yang diperlukan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan (tugas) selanjutnya menjadi
seorang pegawai yang cocok dengan pekerjaan yang ada
51
52
Sastrohadiwiryo diataspembagian
penempatan itu proses lebih menekankan bahwa,
tugas dan pekerjaan
kepada tenaga kerja yang lulus seleksi serta
mempertanggungjawabkan segala resiko yang terjadi
(Siahaan & Syaiful Bahri, 2019).
Menurut UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara ditegaskan keharusan jabatan disesuaikan dengan
kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dimiliki
seorang pegawai, Pasal 68 ayat 2 yang berbunyi:
pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki
oleh pegawai. Pasal tersebut mengisyarakat bahwa
ketentuan pertama dalam menempatkan pegawai ke
dalam jabatan tertentu adalah dengan membandingkan
53
menentukan
tertentu maka pengangkatan
perlu disusun pegawai dalam tentang
sebuah pedoman jabatan
klasifikasi jabatan yang disesuaikan dengan karakteristik,
mekanisme dan pola kerja. Hal ini saya nilai merupakan
langkah yang cemerlang, karena dengan melakukan
pengklasifikasian jabatan maka pegawai akan memiliki
kepastian apakah ia sesuai dengan jabatan tertentu atau
sebaliknya. Dengan kepastian ini maka ia memiliki
jaminan terhadap masa depan karirnya yang akan
menuntut dia ke dalam proses pelaksanaan tugas yang
efektif.
Kualifikasi yang dimaksud meskipun tidak
dijelaskan dalam ketentuan undang-undang namun
sangat berkaitan erat dengan pengklasifikasian yang
diamanatkan dalam Pasal 68. Setelah dilakukan
pengklasifikasi jabatan maka tentunya akan mengerucut
pada ketentuan jabatan tertentu yang hanya dapat diisi
oleh pegawai dengan kualifikasi tertentu. Pegawai yang
tidak sesuai dengan kualifikasi jabatan tersebut otomatis
gugur dan tak dapat menempati jabatan tersebut.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa penempatan
pene mpatan
54