Anda di halaman 1dari 24

Visi:

Pada 2028 menghasilkan Ners yang unggul dalam asuhan keperawatan lanjut usia dengan
menerpakan ilmu dan teknologi keperawatan.

Strategi Pemasaran

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Kelas :3B

Dosen Pengampu : Ibu Ns. Nurhalimah, SKM,Skep., MKep.Sp.Kep.J

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Annisa Nurul Jannah P3.73.20.2.20.054


2. Arifah Rizkyanti P3.73.20.2.20.056
3. Diah Fitriana Fauziah P3.73.20.2.20.064
4. Donna Leysa Telaumbanua P3.73.20.2.20.065
5. Farid Alhan P3.73.20.2.20.069
6. Hanifa Dhea Aditya P3.73.20.2.20.073
7. Hasna Alfina P3.73.20.2.20.075
8. Jihan Aulia Pramitha P3.73.20.2.20.079
9. Luthfiyah Alifah P3.73.20.2.20.085
10. Meliana P3.73.20.2.20.086
11. Shynta Ayu Setyaningtyas P3.73.20.2.20.098

PROGRAM SARJANA TERAPAN DAN PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur kita, kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan kepada kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Menentukan Peluang Usaha.
Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah
Kewirausahaan, tersusunnya makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Nurhalimah, SKM,Skep.,
MKep.Sp.Kep.J penanggung jawab mata kuliah Kewirausahaan serta selaku dosen
pengampu pada tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Jakarta, 17 Februari
2023

Kelompok 3B

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB 1.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4

1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................................4

BAB 2.........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

2.1 Konsep Pemasaran.........................................................................................................5

2.2 Kinerja Pemasaran........................................................................................................7

2.3 Tugas, Fungsi, dan Orientasi Pemasaran....................................................................7

2.4 Sasaran pemasaran......................................................................................................10

2.5 Strategi Pemasaran......................................................................................................12

2.6 Negosiasi dan Komunikasi..........................................................................................16

2.7 Segmentasi Pasar..........................................................................................................21

2.8 Strategi Komunikasi Pemasaran................................................................................21

2.9 Pemasaran Internasional.............................................................................................21

BAB 3.......................................................................................................................................22

PENUTUP...............................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran memiliki peranan penting bagi suatu perusahaan. Strategi pemasaran


merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Sebelum melakukan
berbagai macam promosi atau pendekatan pemasaran lainnya, perusahan harus terlebih
dahulu membidik pasar atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha terjadi
karena gagalnya perusahaan mendefenisikan pasar yang dituju dan bagaimana potensinya.
Dengan banyaknya jumlah pelanggan dan keanekaragaman keinginan pembelian
menyebabkan perusahaan tidak dapat memasuki semua segmen pasar, perusahaan harus
dapat mengidentifikasi segmen pasar yang dapat dilayani paling efektif, yaitu dengan
melakukan penelitian segmentasi.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Untuk memahami konsep pemasaran
1.2.2 Untuk memahami kinerja pemasaran
1.2.3 Untuk memahami tugas, fungsi, dan orientasi pemasaran
1.2.4 Untuk memahami sasaran pemasaran
1.2.5 Untuk memahami strategi pemasaran
1.2.6 Untuk memahami negosiasi dan komunikasi
1.2.7 Untuk memahami segmentasi pasar
1.2.8 Untuk memahami strategi komunikasi pemasaran
1.2.9 Untuk memahami pemasaran internasional

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pemasaran


Konsep pemasaran adalah filosofi yang mendorong perusahaan untuk mengembangkan
produk atau layanan berdasarkan kebutuhan dan preferensi pasar. Jadi, strategi yang
dijalankan oleh perusahaan akan dirancang dan diterapkan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, memaksimalkan keuntungan, memuaskan kebutuhan
pelanggan, serta mengalahkan pesaing bisnis mereka. Konsep pemasaran ini memiliki 5
konsep utama di dalamnya dan konsep tersebut telah berkembang selama beberapa
dekade. Perlu diketahui, bahwa tidak setiap konsep akan berguna untuk semua bisnis.
a. Konsep Produksi (Production)
Konsep produksi merupakan salah satu konsep pemasaran paling awal dimana
perusahaan berfokus pada efisiensi proses produksi. Seperti yang sudah kita ketahui,
pada umumnya konsumen akan menyukai suatu produk dengan kualitas yang baik
dengan harga yang terjangkau. Selain itu, konsep produksi ini juga fokus akan
ketersediaan produk. Jadi, untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan perlu
mengoptimalkan proses produksi yang akan dilakukan. Salah satu contoh dari
penerapan konsep pemasaran ini adalah ketika suatu perusahaan memutuskan untuk
memproduksi barang dagangannya di kota lain dengan biaya produksi yang rendah.
Hal ini dapat membantu perusahaan untuk bisa menawarkan barang atau produk
dengan harga yang lebih terjangkau.
b. Konsep Produk (Product)
Konsep produk mengusung gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk dengan
kualitas dan kinerja yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan akan mencari
alternatif yang inovatif dan selalu mencari yang terbaik dari apa yang saat ini tersedia
di pasar. Selain itu, dalam konsep ini, diasumsikan bahwa konsumen juga akan tetap
loyal jika mereka mendapat banyak pilihan dan memperoleh manfaat dari produk
yang digunakan. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan perlu
melakukan strategi pemasaran yang berfokus pada peningkatan dan inovasi produk
secara terus menerus. Salah satu contoh perusahaan yang rutin melakukan inovasi
akan produk yang mereka kembangkan adalah perusahaan yang bergerak di bidang

5
teknologi. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya akan mengupdate fitur,
fungsionalitas, atau bahkan menciptakan produk baru secara rutin. 
c. Konsep Penjualan (Selling)
Konsep pemasaran yang selanjutnya adalah konsep penjualan atau selling. Pada
konsep ini, perusahaan akan berorientasi pada penjualan. Artinya, perusahaan dapat
mengembangkan suatu produk dan menjualnya ke target market tanpa
mempertimbangkan kebutuhan atau keinginan konsumen. Konsep penjualan meyakini
bahwa pelanggan akan membeli produk saat perusahaan melakukan penjualan secara
agresif. Salah satu contoh perusahaan yang menjalankan konsep ini adalah perusahaan
yang menjual soda pop atau soft drink. Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa
Anda terus melihat iklan perusahaan soft drink meskipun minuman tersebut tidak
memiliki nutrisi atau bahkan buruk bagi kesehatan Anda. Perusahaan-perusahaan
tersebut mengetahui hal ini dan itulah sebabnya mengapa mereka mendorong
penjualan produk dengan menjalankan iklan yang agresif. Selain itu, konsep
penjualan biasanya juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual produk
atau barang yang tidak terpikiran untuk dibeli konsumen. Contohnya seperti asuransi
atau plot pemakaman.
d. Konsep Pemasaran (Marketing)
Perusahaan yang mempercayai konsep pemasaran ini, akan menempatkan konsumen
sebagai fokus utama mereka. Mereka akan memahami apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan konsumen serta menjalankan strategi pemasaran sesuai dengan riset
pasar mulai dari konsepsi produk hingga penjualan. Tidak hanya itu saja, ketika
penjualan sudah dimulai, perusahaan akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui feedback konsumen. Selain itu perusahaan juga akan mencari tahu apakah
perlu dilakukan suatu perbaikan untuk produk tersebut. Biasanya perusahaan yang
secara aktif memegang konsep pemasaran ini akan mendirikan departemen pemasaran
di dalam perusahaan mereka. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah agar
perusahaan dapat memahami dan memuaskan kebutuhan pelanggan mereka. Perlu
Anda ketahui, meskipun fokus utama pada konsep pemasaran ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, namun tujuan utama dari pendekatan ini adalah
untuk meningkatkan volume laba perusahaan.
e. Konsep Pemasaran Sosial (Societal Marketing)
Konsep pemasaran sosial adalah konsep pemasaran yang relatif baru. Sebagian besar
orang beranggapan bahwa konsep pemasaran sosial memiliki pemikiran yang
6
selangkah lebih maju daripada konsep pemasaran yang sebelumnya sudah kita bahas
di point 4. Anggapan tersebut muncul karena perusahaan yang mengusung konsep ini
tidak hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya namun juga
menekankan pada kesejahteraan masyarakat. Saat menjalankan konsep ini, maka
perusahaan diminta untuk memperhatikan tiga hal sebelum menetapkan kebijakan
pemasaran mereka yaitu keuntungan perusahaan, kepuasan dan keinginan konsumen,
kepentingan publik atau masyarakat.

2.2 Kinerja Pemasaran


a. Pengertian Kinerja Pemasaran
Kinerja adalah konsep yang cukup luas, dan perubahan yang berarti sesuai dengan
perspektif dan kebutuhan pengguna. Kinerja pemasaran adalah ukuran prestasi yang
dihasilkan sebuah perusahaan atau organisasi dari kegiatan pemasaran secara
keseluruhan. Kinerja pemasaran diartikan pula sebagai sebuah konsep yang menjadi
ukuran sampai seberapa jauh pencapaian. Kinerja pemasaran menggambarkan hasil
penerapan strategi perusahaan seperti kepuasan pelanggan, kesuksesan produk baru,
pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas. Oleh karena itu, pengukuran kinerja
pemasaran perusahaan menggunakan unit-unit seperti penjualan, pertumbuhan
pelanggan, dan perputaran pelanggan untuk lebih menggambarkan kinerja pemasaran
dan persaingan (Puspitasari, 2015).
b. Indikator Kinerja Penasaran
Kinerja pemasaran merupakan kinerja perusahaan ditinjau dari aspek pemasarannya.
Iskandar, dkk, (2018) menyebutkan bahwa kinerja pemasaran dapat diukur melalui
beberapa indikator, yaitu:
a) Omset penjualan, merupakan hasil penjualan produk perusahaan dalam jangka
waktu tertentu
b) Peningkatan penjualan, yaitu kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun
atau dari waktu ke waktu.
c) Sales return, yaitu jumlah penjualan produk yang return (dikembalikan).
d) Jangkauan wilayah pemasaran, yaitu jangkauan wilayah pelanggan yang dapat
dilayani oleh perusahaan.
2.3 Tugas, Fungsi, dan Orientasi Pemasaran
a. Tugas Pemasaran

7
1. Mengubah orang yang tidak suka terhadap suatu produk menjadi suka
(conversional marketing).
2. Mendorong kebutuhan orang yang tidak berminat atau mengetahui (stimulational
marketing).
3. Mengembangkan pemenuhan kebutuhan yang belum terpenuhi (developmental
marketing).
4. Mengaktifkan keinginan atas produk yang stabil atau permintaan terhadap produk
yang menurun (remarketing).
5. Menyelaraskan pola permintaan agar sesuai dengan pola penawaran (synchro
marketing).
6. Memelihara tingkat penjualan yang sudah ada terhadap suatu produk
(maintenance marketing).
7. Mengurangi tingkat penjualan yang sudah ada terhadap suatu produk tertentu
(demarketing).
8. Merintangi permintaan atau keinginan terhadap suatu produk tertentu (counter
marketing).
b. Fungsi Pemasaran
1. Fungsi perdagangan (merchandising)
Perencanaan yang berkenaan dengan pemasaran produk (barang dan/atau jasa)
yang tepat, dalam jumlah yang tepat, serta harga yang selaras, termasuk di
dalamnya faktor-faktor lain seperti bentuk, ukuran, kemasan dan sebagainya.
2. Fungsi Pembelian (buying)
Peranan perusahaan dalam pengadaan bahan sesuai dengan kebutuhannya.
3. Fungsi Penjualan (selling)
Meyakinkan orang untuk membeli suatu produk (barang dan/atau jasa) yang
mempunyai arti komersial baginya.
4. Fungsi Transportasi (transportation)
Perencanaan, seleksi dan pengerahan semua alat pengangkutan untuk
memudahkan produk (barang dan/atau jasa) dalam proses pemasaran.
5. Fungsi Pergudangan (storage)
Menyimpan barang selama waktu produk tersebut dihasilkan dan dijual.
6. Fungsi Standarisasi (standardization)
Penetapan batas-batas elementer berupa perincian-perincian yang harus dipenuhi
oleh produk, termasuk di dalamnya grading, yakni memilih kesatuan dari suatu
8
produk yang dimasukkan ke dalam kelas-kelas dan derajat-derajat yang sudah
ditetapkan dengan standarisasi.
7. Fungsi Keuangan (financing)
Merupakan usaha untuk mencari dan mengurus modal dan kredit yang langsung
bersangkutan dengan transaksi dalam mengalirkan produk (barang dan/atau jasa)
dari produsen ke konsumen.
8. Fungsi Komunikasi (communication)
Segala sesuatu yang dapat memperlancar hubungan di dalam perusahaan dan di
luar perusahaan.
9. Fungsi Risiko (risk)
Fungsi untuk menangani atau menghadapi risiko kerugian karena kerusakan,
kehilangan atau anjloknya harga di pasaran.
c. Orientasi Pemasaran
Market orientation adalah strategi bisnis yang berorientasi pada kebutuhan dan
keinginan pasar. Menurut Market Business News, market orientation adalah kebalikan
dari product orientation. Investopedia berpendapat bahwa market
orientation merupakan strategi yang memastikan kepuasan pelanggan terpenuhi.
Dengan pendekatan ini, brand loyalty dan word of mouth advertising dapat
ditingkatkan dengan mudah.

Akan tetapi, market orientation juga memiliki kekurangan.Salah satu


keterbatasan dari strategi ini adalah menurunnya inovasi produk. Pasalnya, barang
yang diproduksi oleh sebuah perusahaan harus dibuat sesuai dengan kemauan pasar.
Bagi perusahaan yang berpedoman pada market orientation, market research yang
dilakukan berfokus pada mencari kebutuhan utama dari konsumen. Selain itu,
informasi tentang preferensi serta permasalahan yang sering dihadapi juga menjadi
penting. Tentunya, jika bisnismu ingin menggunakan pendekatan market orientation,
kamu juga harus selalu tahu tren yang ada di pasar.

Contoh market orientasi seperti Beberapa perusahaan besar yang tidak asing
lagi ternyata adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan pendekatan market
orientation.Salah satu contohnya adalah Coca-Cola. Coca-cola mengalokasikan dana
besar untuk melakukan riset pada konsumennya mengenai rasa apa yang mereka sukai
dan inginkan. Dengan informasi tersebut, perusahaan minuman ini terus
mengembangkan produk-produk yang diinginkan para konsumennya, seperti Minute

9
Maid dan lain-lain. Intel juga adalah contoh lain perusahaan yang berorientasi pada
pasar. Produk-produknya selalu disesuaikan dengan permasalahan yang sering
dialami konsumen, contohnya seperti virus dan crash. Setelah mengetahui kedua
permasalahan itu sering terjadi, produk-produk Intel dikembangkan lebih tahan virus
dan crash.

4 tahap market orientasi:

1. Tentukan tujuan
Tentunya, kamu harus mulai dari menentukan tujuan. Tujuan ini harus bisa
dicapai dan masuk akal sehingga dapat disetujui semua pihak yang terlibat. Saat
menentukan tujuan, penting untuk selalu mencoba melihat dari perspektif
konsumen untuk memahami apa kebutuhan mereka.
2. Riset konsumen
Langkah selanjutnya untuk menyusun strategi market orientation adalah mencari
informasi tentang konsumen. Informasi ini bisa berupa data kualitatif maupun
kuantitatif. Semua temuan yang didapatkan harus didokumentasikan secara
lengkap.
3. Susun tim
Tentunya, market orientation perlu melibatkan banyak fungsi dan departemen
dalam bisnis. Oleh karena itu, buatlah tim dari berbagai fungsi bisnis, mulai
dari business development, sales, marketing, hingga customer service. Dengan
keahlian dari masing-masing departemen yang berbeda, kamu bisa
mengumpulkan informasi yang semakin banyak dan berguna untuk perancangan
produk atau jasamu.
4. Buat customer journey map
Customer journey map adalah alat bantu untuk memahami interaksi pengguna
dengan produkmu. Dengan menggunakan customer journey map, kamu akan lebih
bisa melihat perjalanan konsumen serta permasalahan yang mereka alami. Dari
informasi tersebut, kamu bisa menawarkan solusi yang lebih baik dan sesuai
dengan kebutuhan mereka sesuai dengan market orientation.

2.4 Sasaran pemasaran


Sasaran adalah apa yang hendak capai, sementara tujuan adalah sasaran dalam bentuk
yang lebih detail yang merupakan langkah-langkah aksi. Baik sasaran maupun tujuan

10
harus dibatasi oleh waktu, yaitu kapan sasaran dan tujuan itu harus dicapai. Dengan
penetapan waktu,akan mengarahkan usaha secara lebih terorganisir.

Terdapat tiga tingkatan strategi, yaitu manajemen strategi pemasaran, strategi


pemasaran, dan taktik pemasaran. Untuk mengembangkan manajemen strategi
pemasaran,dan dapat menggunakan matriks portofolio produk yang mengukur produk
berdasarkan kekuatan bisnis dan daya tarik pasar.

Sedangkan Sasaran pemasaran adalah ukuran kuantitas dari apa yang dijual (produk)
suatu organisasi dan kepada siapa dijual. Sasaran perusahaan tidak lain merupakan tujuan
didirikannya perusahaan tersebut,sama halnya dengan Target pemasaran merupakan suatu
kelompok konsumen yang menjadi sasaran pendekatan bisnis untuk membeli produk
yang hendak ditawarkan. Dengan kata lain, target pemasaran adalah kelompok yang akan
dilayani sebagai konsumen, dan biasanya mempunyai rentan usia, sifat dan karakter yang
hampir sama. Penentuan target pasar dapat membantu dalam mengarahkan kegiatan
pemasaran terhadap kelompok konsumen tertentu. Oleh sebab itu target pemasaran
menjadi bagian penting dalam mengukur, meningkatkan dan menentukan potensi
kesuksesan dalam membangun bisnis.

Cara menentukan target pasar secara tepat dan sesuai dengan usaha yang sedang
dirintis, bisa dilakukan dengan cara:

a. Mengamati persaingan pasar


Setiap bisnis entah di bidang apa pun itu, sudah pasti memiliki kompetitor. Dalam hal
ini, dibutuhkan usaha ekstra dalam mengamati karakter sebuah produk dan strategi
yang dilakukan. Tujuannya tidak lain untuk memudahkan pebisnis dalam
menciptakan atau mengembangkan produk yang sebelumnya telah dikembangkan
oleh kompetitor.
b. Mulai berasumsi terhadap target pasar yang potensial
Jika produk yang akan dipasarkan berupa produk tas dengan model kekinian, desain
yang menarik dan harga yang terjangkau, maka target konsumen adalah anak muda
yang ingin tampil stylish dan menjadi pengguna aktif media sosial. Sasaran ini sangat
sesuai mengingat anak muda era sekarang  ingin selalu eksis, instagramable tidak mau
dianggap ketinggalan zaman, namun tentunya dengan menghemat pengeluaran. Selain
itu, anak muda yang aktif di media sosial memiliki peluang besar dalam membantu

11
mempromosikkan produk yang akan dijual. Dengan begitu produk yang akan
dipasarkan dapat secara mudah dikenal oleh banyak anak muda. 
c. Menjalin komunikasi dengan konsumen
Poin yang satu ini dapat dilakukan dengan melakukan riset ataupun mengambil data
secara langsung, yaitu dengan bertanya kepada konsumen. Data-data yang diperoleh
dapat digunakan untuk menganalisa kebutuhan, kritik dan saran dari konsumen
sehingga pebisnis dapat memahami serta mengembangkan produk ataupun layanan
yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.Hal ini sekaligus
dapat membangun usaha yang dirintis menjadi lebih berkembang dan membuktikan
bahwa asumsi mengenai  target konsumen yang dibuat ternyata sesuai dengan kondisi
yang ada dilapangan.
d. Melakukan branding (pengenalan produk/jasa)
Branding (pengenalan produk/jasa) dilakukan oleh pebisnis dalam meningkatkan
komunikasi dengan penggunanya, untuk menciptakan karakter, citra, kesan dari
sebuah perusahaan atau produk, serta dikenal lebih luas. Branding dapat dilakukan
dengan membuat atau mengadakan event ataupun bazaar yang dapat disesuaikan
dengan usaha yang sedang dijalankan. Selain itu, iklan dapat dibutuhkan dalam
membangun brand hal ini dapat meningkatkan ketertarikan konsumen serta dapat
membangun identitas usaha yang sedang dirintis.
e. Memanfaatkan teknologi dalam membangun usaha
Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk membangun sebuah bisnis. Salah
satunya dengan memanfaatkan media sosial ataupun google trend untuk mengetahui
hal apa saja yang menjadi ketertarikan konsumen dalam membeli suatu produk atau
layanan.

2.5 Strategi Pemasaran


2.5.1 Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan

Dalam konsep strategi bersaing dalam kewirausahaan terdapat istilah bauran


pemasaran (marketing mix). Dalam manajemen strategis yang baru, Mintzberg
mengemukakan 5P yang sama artinya dengan strategi, yaitu :

1. Strategi Adalah Perencanaan


Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak
langkah perusahaan untuk mencapai tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak

12
selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan.
Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya,
misalnya pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau.
2. Strategi Adalah Pola
Menurut Mintzberg strategi adalah pola yang selanjutnya disebut sebagai
intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan atau
disebut juga sebagai realized strategy, karena telah dilakukan oleh perusahaan.
3. Strategi Adalah Posisi
Yaitu memposisikan produk tertentu ke pasar tertentu. Strategi sebagai posisi
cenderung melihat ke bawah, yaitu ke satu titik bidik dimana produk tertentu
bertemu dengan pelanggan dan melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek
lingkungan eksternal.
4. Strategi Adalah Perspektif
Jika dalam arti pola dan posisi cenderung melihat kebawah dan keluar, maka
sebaliknya dalam perspektif cenderung lebih melihat ke dalam, yaitu ke dalam
organisasi, dan ke atas, yaitu melihat visi utama dari perusahaan
5. Strategi Adalah Permainan
Strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing.
Suatu merek, misalnya meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap kukuh dan
tidak tersentuh karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan
merek kedua tadi.
Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan strategi
sebagai berikut:
1. Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang
diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi
adalah banyak peniru (imitator) memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa
untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha
perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi
segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang.
2. Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi.
Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, Strategi
ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara berikut:
a. Menciptakan manfaat.
b. Meningkatkan nilai inovasi.
13
c. Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
d. Menyajikan apa yang dianggap bernilai oleh pelanggan.

Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa
pertumbuhan, maka strateginya:

1. Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha


harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan
reputasi terbaik di mata pelanggan.
2. Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi ini, setiap departemen
secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat
membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang dipilih untuk bersaing.
3. Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki
tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu
mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan
strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan pesaing.
Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader) yang
baru.

Strategi yang Lain:


1. Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan produk dan
perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan memposisikan
perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus selalu inovatif dan
memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang
pertama kali dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar.
2. Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar ”, dan tidak berkonsentrasi
pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan
seperti 3M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui
pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
3. Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli
teknik profesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan
perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan in-
dividual yang cakap. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang cakap dan
dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan.
2.5.2 Strategi The New ‘7-S’s (D’Aveni)

14
Richard A. D’Aveni (1994: 253) mengemukakan suatu ide dasar bahwa
perusahaan harus menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan
kompetensi inti, pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud untuk menciptakan
keunggulan. Oleh karena itu, D’Aveni mengajukan tujuh kunci keberhasilan
perusahaan dalam lingkungan persaingan yang sangat dinamis yang dikenal dengan
The New 7-S’s.
Konsep The New 7-S ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut:
a. Positioning for speed, adalah strategi dalam memosisikan perusahaan secara
cepat di pasar. Perusahaan harus segera mengomunikasikan produk yang
dihasilkannya ke pasar agar segera dikenal konsumen.
b. Positioning for surprise, adalah membuat posisi yang mencengangkan melalui
barang dan jasa-jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai
tambah baru sehingga konsumen lebih menyukai barang dan jasa yang diciptakan
perusahaan.
c. Superior stakeholder satisfaction, bertujuan memberikan kepuasan yang
istimewa kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap perusahaan, tidak
hanya pemegang saham, namun juga pemasok, karyawan, manajer, konsumen,
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
d. Signaling strategic intent, adalah mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan
para karyawan, relasi, dan konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
e. Simultanous and sequential strategic thrusts, adalah mengembangkan faktor-
faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan dan berurutan melalui
penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada konsumen.
f. Soothsaying, adalah strategi yang berfokus pada sasaran, artinya perusahaan
harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan jasa-jasa yang dihasilkan
perusahaan.
g. Shifting the role of the game, adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan
yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
Kunci utama dari The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut
persaingan. Menurut D Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan sesuatu yang
baru dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi ini dimaksudkan untuk
membatasi strategi dinamis yang dimilki oleh pesaing.  D’Aveni, mengelompokkan

15
New 7-S’s di atas menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu
pasar serta meliputi visi, kemampuan, dan taktik.
Kerangka kerja The New 7-S’s berdasar pada strategi penemuan dan
pengembangan keunggulan melalui gangguan pasar, bukan berdasarkan keunggulan
yang berkesinambungan dan keseimbangan yang sempurna. Tujuan dari The New 7-
S’s adalah menciptakan gangguan melalui penciptaaan keunggulan-keunggulan baru
yang berkesinambungan.

2.6 Negosiasi dan Komunikasi


2.6.1 Negosiasi

1. Definisi Negosiasi

Negosiasi adalah suatu kegiatan yang terencana apa yang harusdicapai,


bagaimana, dan dengan pengorbanan apa. Sebuah negosiasi tidak akan terjadi
tanpa adanya komunikasi. Proses negosiasi juga merupakan sebuah proses
komunikasi yang melibatkan emosi, persepsi, dan permainan kata-kata. Negosiasi
antar perusahaan, antar kelompok, dan antar individu umumnya terjadi karena
salah satu pihak mempunyai sesuatu yang diinginkan pihak lain, dan pihak lain
tersebut bersedia melakukan tawarmenawar untuk mendapatkannya. Proses tawar-
menawar tersebut juga merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Dalam konteks
proses komunikasi, negosiator memiliki peran sebagai komunikator yang
mengawali proses terjadinya komunikasi dalam negosiasi. Oleh karena itu sebagai
komunikator, negosiator harus dapat memahami kliennya yang di pihak lain ia
berperan sebagai komunikan.
Colquitt dalam bukunya Organizational Behavior menerangkan Negosiasi
adalah proses di mana dua atau lebih individu saling tergantung membahas dan
mencoba untuk mencapai kesepakatan tentang preferensi yang berbeda.
Sementara itu Phil Baguley dalam bukunya Teach Yourself Negotiating
menjelaskan negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. Begitu juga Robbins
menjelaskan bahwa Negosiasi adalah sebuah proses dimana dua pihak atau lebih
melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai
tukarnya. Sedangkan Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata negosiasi

16
adalah: “Proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) yang lain.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, negosiasi adalah proses untuk
menyerahkan dan mempertimbangkan penawaran-penawaran sampai suatu
penawaran itu diterima. Negosiasi juga bisa berarti pertimbangan, diskusi, atau
konferensi dengan mengacu kepada suatu rancangan perjanjian. Bisa juga berarti
tindakan untuk menyelesaikan atau mengurus ketentuan-ketentuan serta
syaratsyarat bagi suatu tawar-menawar, jual beli, atau transaksi bisnis lainnya.
Jadi proses negosiasi mencakup proses tawar menawar antara sebuah perusahaan
dengan pelanggannya. Bernegosiasi juga dapat diartikan sebagai proses
komunikasi dalam suatu transaksi bisnis dengan tujuan untuk mencapai
kesepakatan. Dapat juga diartikan sebagai proses komunikasi dengan pihak lain
untuk mencapai sebuah kesepakatan.
2. Strategi dan konsep negosiasi
Strategi negosiasi menurut Purwanto dan Lantang, dalam bukunya
Komunikasi Bisnis, Perspektif Konseptual Dan Kultural yaitu:
1. Win-Lose (kalah –menang) dalam pengertian bentuk negosiasi dengan asumsi
hanya salah satu pihak yang akan memperoleh keuntungan dari kepentingan
yang dinegosiasikan.
2. Win – win Solution (menang - menang) yaitu bentuk negosiasi dengan asumsi
bahwa semua pihak yang bernegosiasi memperoleh keuntungan dimana
mengedepankan kompromi.
3. Comprimized (kompromi) dalam pengertiannya, pengambilan satu pilihan
yang dilandasi oleh pertimbangan daripada berada dalam posisi kalah –
menang atau kalah – kalah maka jalan tengah yang dipilih.
3. Tahapan Negosiasi
Dalam melakukan negosiasi terdapat enam tahapan yang penting yang harus
dilakukan:
1. Persiapan meliputi: Mengumpulkan informasi, Menentukan tim negosiasi,
Mengusahakan lebih banyak mengenal profil pihak lawan, tujuannya adalah
menumbuhkan kepercayaan diri dan kesiapan dalam melakukan negosiasi;
2. Kontak pertama, Tahap ini adalah tahap pertemuan secara langsung antara
kedua belah pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. - Tahap penilaian yang
17
berlangsung diantara para negosiator dan biasanya pada tahap ini akan
memunculkan kesan pertama antara kedua belah pihak.
3. Konfrontasi, Tahap ini adalah tahap dimana sering terjadinya adu argumentasi
antara kedua pihak terhadap segala sesuatu yang dinegosiasikan. - Pada tahap ini
terdpat perbedaan dan potensi perdebatan yang semakin memanas dan biasanya
tidak terkendali disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.
4. Konsiliasi Bentuk konsoliasi adalah melakukan tawar menawar untuk
memperoleh titik temu atau kesepakatan yang betul-betul disepakati dan
bermanfaat bagi kedua belah pihak. Seperti halnya proses tawar menawar antara
penjual dan pembeli.
5. Solusi tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan memberi,
atau dimana para negosiator mulai menemukan titik kesepakatan bagi kedua
belah pihak dengan cara mereka masing-masing dengan mengembangkan sikap
relasional yaitu sikap yang selalu berorientasi untuk menanggung bersama dan
selalu menumbuhkan sikap saling member solusi terbaik bagi kedua belah
pihak.
6. Pasca Negosiasi Tahap ini adalah tahap terakhir dari negosiasi yaitu bentuk
konsolidasi bagi kedua belah pihak, apakah masing-masing pihak benar-benar
memiliki komitmen atas segala yang telah disepakati bersama.
4. Keterampilan Negosiasi
Ketrampilan bernegosiasi terdapat dua jenis ketrampilan bernegosiasi yaitu:
1. Convensional skill meliputi:
a. Menggunakan pertanyaan terbuka
b. Menafsirkan atau merumuskan kembali perkataan negosiator lawan
dengan kata-kata sendiri
c. Diam setelah suatu pertanyaan dibuat oleh lawan negosiator.
d. Menyimpulkan dari waktu kewaktu, dan membuat catatan penting selama
negosiasi
e. Menyatakan perasaan dan emosi untuk meredakan ketegangan dan
membentuk rasa percaya diri.
2. Nonconvensional skill cirri-cirinya meliputi:
a. Menunjukkan salah pengertian tentang maksud pihak lawan dengan
perumusan ulang pertanyaan dan kesimpulan yang salah,
b. Membesar-besarkan apa yang dikatakan oleh negosiator lawan,
18
c. Menggunakan kata-kata yang over stateman seperti selalu, tidak pernah,
tidak mungkin,
d. Membuat gerakan yang tak terduga, misalnya beralih ke hal lain tanpa
diduga,
e. Menghujani pihak lawan dengan banyak pertanyaan atau bias jua terlalu
banyak informasi yang menimbulkan kebingungan.
5. Tipe-tipe Negosiator
Berikut ini adalah tipe-tipe negosiator yang sering kali kita jumpai dalam
melakukan komunikasi bisnis:
a. Negosiator curang yaitu hanya memikirkan bagaimana untuk menang dalam
negosiasi dan menghalalkan segala cara untuk mengalahkan lawan.
b. Negosiator professional yaitu orang yang melakukan negosiasi yang
mengetahui pokok permasalahan yang akan dinegosiasikan dan juga tahu
bagaimana memperoleh apa yang diinginkan, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang baik, dan mengetahui banyak tentang profil lawan negosiasi.
c. yang Negosiator bodoh yaitu negosiator yang cenderung menghendaki
kekalahan untuk medua belah pihak, yang penting baginya adalah tidak ada
yang menang diantara keduanya.
d. Negosiator naif yaitu orang yang melakukan negosiasi namun tidak siap, dan
tidak tahu pokok persoalan yang dinegosiasikan, cenderung percaya begitu saja
terhadap lawan, dan kalau perlu beredia meberikan apa saja yang diminta
lawan negosiator.

2.6.2 Komunikasi

1. Definisi Komunikasi

Pemaparan dari Effendy, Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu


communication, dari kata communis yang diartikan sama, pengertian sama
dimaksud adalah sama makna. Dalam bahasa Inggris disebut communication.
Komunikasi harus mengandung menyamakan makna atau pesan antara dua pihak
yang sedang berkomunikasi. Menurut Hovland dalam Effendy, komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain. Beberapa definisi lainnya di dapat dari
Mulyana, dalam pengertian sempit definisi komunikasi diartikan sebagai
penyampaian pesan yang melalui media elektronik dan dari segi luas, komunikasi

19
ialah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Berbeda dengan West &
Turner, komunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan
simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka. Dari berbagai pendapat komunikasi yang telah dipaparkan,
dapat disimpulkan pengertian komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan
atau informasi yang disampaikan oleh komunikator yang mempunyai makna dan
informasi serta dapat mempengaruhi si penerima pesan tersebut.

Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari elemen dan proses komunikasi, hal
ini dipaparkan Machfoedz dimana elemen pesan terdiri dari pengirim pesan,
penerima pesan, pesan, media, penerimaan pesan, penguraian pesan, respons,
umpan balik dan gangguan pesan. Dengan demikian, seorang komunikator harus
mengetahui dengan siapa dia berbicara, pesan apa yang disampaikan, media apa
yang digunakan, bagaimana pesan dapat diterima dan dipahami, respons yang
diterima dari komunikan, umpan balik feedback dari pesan yang dia berikan.

2. Unsur-unsur dalam Komunikasi

Menurut Lasswell dalam Effendy, komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang
penting, yaitu:

a) Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan. Sumber dari mana pesan ini
dapat dikatakan, bisa jadi seorang individu, kelompok, organisasi, bahkan
suatu negara;
b) Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan dari sumber kepada penerima. Pesan
mempunyai tiga komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi dari pesan;
c) Saluran atau media, adalah alat atau media apa yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam suatu peristiwa komunikasi
sebenarnya banyak saluran yang dapat kita gunakan, meskipun ada yang satu
yang dominan;
d) Penerima pesan, sering juga disebut sebagai sasaran ataupun khalayak
(audience), yakni orang yang menerima pesan dari komunikator;
e) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari
komunikator tersebut. Dari beberapa paparan di atas, dapat dipahami bahwa
komunikasi sangatlah penting dalam suatu hubungan, dalam komunikasipun

20
harus menyampaikan pesan dengan jelas sehingga si penerima pesan tersebut
dapat mengerti dan memahami isi pesan yang disampaikan sehingga adanya
efek atau yang biasa disebut feedback dari komunikasi tersebut.

2.7 Segmentasi Pasar

2.8 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.9 Pemasaran Internasional

21
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

22
DAFTAR PUSTAKA

ABIDIN, Z., & HAYATI, N. (2020). Kewirausahaan Dan Bisnis Untuk Keperawatan.
Diakses pada 17 Februari 2023

Ali Hasan, Marketing dari Mulut ke Mulut: Word of Mouth Marketing. (Jakarta: MedPress,
2010), h. 111

Fakhira Hanan. (2019).Penyusunan sasaran dan tujuan pemasaran. Diakses pada 17 Februari
2023

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI,1997), h. 6

Fifi,Fatima.2015. “Pemasaran Internasional”. Diakses melalui


https://www.coursehero.com/file/11424195/pemasaran-internasional/ pada 17
Februari 2023

Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada,2014), h. 64

http://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/1509/3/3.%201617921496649_BAB%20II.pdf
https://www.logique.co.id/blog/2021/05/24/konsep-pemasaran/
Kosasi, Sandy. "Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Online untuk Memperluas
Segmentasi Pasar Properti." Jurnal VOI (Voice Of Informatics) 5.2 (2016).

Kumalasari,Ratna.2022. “Pemasaran Internasional: Manajemen, Strategi, dan Fungsinya”.


Diakses melalui https://majoo.id/solusi/detail/strategi-pemasaran-internasional pada
17 Februari 2022

MAKALAH STRATEGI BERSAING. Diakses melalui


https://www.academia.edu/10929434/MAKALAH_STRATEGI_BERSAING pada 17
Februari 2023.

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011), h.32

Rahmalia Nadiah.(2021). Market Orientation, Strategi yang Pastikan Bisnismu Selalu


Dibutuhkan Konsumen. Diakses pada 17 Februari 2023

23
Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran,
(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2003) h. 250

Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan – Ishfah Seven. Diakses melalui


https://ishfah7.wordpress.com/2016/04/09/strategi-bersaing-dalam-kewirausahaan/
pada 17 Februari 2023.

Strategi Bersaing Dalam Kewirusahaan – Zakiatu Annisa. Diakses melalui


https://www.academia.edu/38334099/strategi_kwu.docx pada 17 Februari 2023.

Terence A. Shimp, Advertising Promotion and supplemental Aspek Of Integgarted


Makrketting Communication, Penterjemah Refyani Sahrial, Periklanan Promosi dan
Aspek Tambahan komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta: Erlangga,2003), h. 4

Utami, Faiqotul Isma Dwi. "Efektivitas komunikasi negosiasi dalam Bisnis." Komunike 9.2


(2017): 105-122.

24

Anda mungkin juga menyukai