Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana kehidupan politik bangsa indonesia pada awal

kemerdekaan
Setelah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia resmi berdiri
sebagai sebuah negara yang berdaulat di atas kaki sendiri. Proklamsi kemerdekaan memang
membuat rakyat saat itu merasakan bebas dari kekuatan asing yang telah lama
membelenggu mereka Akan tetapi, bukan berarti Indonesia telah selesai dari persoalan
kenegaraan. Saat itu, para pemimpin harus menyelesaikan berbagai masalah, seperti
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
Sebagai negara yang telah menyatakan kemerdekaan, penting bagi Indonesia untuk segera
membentuk alat kelengkapan negara. Pembentukan tersebut dilaksanakan melalui sidang
atau rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang saat itu menjadi satu-
satunya lembaga resmi. Sidang tersebut dilaksanakan selama tiga hari, yaitu 18 Agustus
1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945. Berikut adalah hasil sidang PPKI yang
dilaksanakan selama tiga hari

Hasil sidang 18 nagustus 1945


Pada sidang hari pertama, PPKI menjadikan Piagam Jakarta dan rancangan UUD 1945 dan
materinya adalah pemilihan presiden-wakil presiden. Setelah melalui pembicaraan yang
serius, dihasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945;
2. Mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden;
3. Membentuk Komite Nasional sebagai badan pembantu Presiden sebelum
membentuk DPR/MPR.

Hasil sidang 19 agustus 1945


Setelah menghasilkan tiga keputusan, sidang pun dilanjutkan dengan bahasan mengenai
kabinet, provinsi, dan satuan militer. Dari pembahasan tersebut dihasilkan keputusan,
sebagai berikut

1. Menetapkan 12 kementerian yang bertugas membantu Presiden;


2. Membagi wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi dan menunjuk para
gubernurnya;
3. Akan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Hasil sidang 22 agustus 1945


Sidang pun kembali dilanjutkan pada 22 Agustus 1945. Pada sidang ini diputuskan tiga
keputusan, yaitu:
1. Membentuk dan mengesahkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP);
2. Menetapkan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai satu-satunya partai politik di
Indonesia;
3. Memutuskan untuk membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) dengan segera

Penegakan Hak-Hak Bangsa dengan Kekuatan Senjata


Kemerdekaan yang telah dinyatakan Indonesia, ternyata tidak serta merta membuat
Belanda diam dan melepaskannya begitu saja. Mereka masih ingin merebut Indonesia
bahwa Belanda sangat berharap kepada Inggris untuk membantu mereka. Akan tetapi, saat
itu Inggris tidak memiliki kekuatan penuh, sehingga Belanda memikirkan jalan lain
Hingga pada akhirnya, Belanda bersama NICA (Nederlands Indies Civil
Administration) dan sekutu memasuki kota-kota besar Indonesia. Hal ini berlanjut
hingga tahun 1946. Saat itu, terdapat beberapa pertempuran yang harus dihadapi
oleh TKR, di antarnya Agresi Militer I & II Belanda, Pertempuran Surabaya,
Pertempuran Medan Area, Palagan Ambarawa, dan lain-lain
Penegakan Hak-Hak Bangsa dengan Diplomasi
Jalur diplomasi merupakan salah satu jalan yang ditempuh Indonesia untuk
menyelesaikan pertempuran serta mempertahankan kedaulatan kemerdekaannya.
Jalur ini dimulai pada 1946, ketika Syahrir yang saat itu menjabat sebagai Perdana
Menteri melakukan perundingan dengan Indonesia.
Akan tetapi, perundingan yang dilakukan mendapat reaksi keras dari berbagai
kalangan di Indonesia, sehingga perundingan menemui jalan kegagalan.
Perundingan kembali berlanjut di Linggarjati pada 12 November 1946 dan
mengesahkan kesepakatan Linggarjati. Namun, Belanda mengingkari perundingan
dengan melakukan agresi militer pertama ke beberapa wilayah Indonesia, sehingga
kesepakatan dibatalkan. Kemudian, perundingan kembali dilakukan di atas Kapal
Renville pada Januari 1948
Setelah melalui beberapa perundingan, pada akhirnya melalui Konferensi Meja
Bundar (KMB) yang dilaksanakan pada 23 Agustus 1949 – 2 November 1949
diputuskan bahwa Belanda secara resmi menyerahkan kedaulatan Indonesia pada
27 Desember 1949

Anda mungkin juga menyukai