Anda di halaman 1dari 4

KALANDARA

Terlihat seorang lelaki tengah bersender dibawah pohon beringin didekat danau yang mungkin
menurut kalian sangatlah sepi bahkan sunyi. Ia memasang aerphone tua dan memutar lagu era
90-an, yang menambah kesan tenang dan juga damai. Kini sudah pukul 16.00 dan lelaki itu
masih senantiasa memejamkan mata sambil menikmati alunan musik kesukaannya. Dia Andra,
lelaki yang kini menginjak kelas akhir di Sekolah Menengah Atas. Dengan rambut yang
berantakan serta sedikit panjang, lalu dasi yang ntah sudah dimana tempatnya, dan 2 kancing
baju yang terbuka membuat ia terlihat dalam keadaan sangat tidak terurus. Namun tetap saja ia
terlihat tampan dengan mata elang dan juga dimple yang ia miliki. Hari ini Andra membolos
sejak jam pelajaram ke 4 dimulai disekolahnya.

Ketika angin begitu kencangnya berhembus mengusik kesunyian yang ia rasakan, Andra
membuka matanya. Melihat hamparan air danau yang tenang membawa rasa yang sangat
nyaman untuknya. Ia beranjak, mengambil tas ransel disamping pohon yang bahkan hanya terisi
sebuah pulpen dan satu buku tulis. Menaiki motor sport kebanggaannya ia membelah jalanan
Jakarta pada sore ini.

***

Terbuka pintu besar yang berada dihadapannya, Andra masuk ke dalam rumah dengan
tatapannya yang tajam. Terlihat sosok pria tua tengah menatapnya dengan tidak suka. "Hey kamu
anak haram, dari mana saja?" Kata pria itu. "Hah, Apa perdulimu padaku? Bahkan ibuku saja tak
pernah kau perdulikan" senyum Andra meremehkan. "Apa katamu?! Dasar anak tidak tau sopan
santun! Pergi kamu dari sini!" Perintah pria tua itu pada Andra.

"Tanpa kau suruh juga aku akan pergi!"

Dengan langkah cepat, Andra keluar dari rumah besar kebanggaan milik keluarga Sanjaya. Dia
sangat benci dengan embel embel nama "Sanjaya" dibelakang namanya. Kalandra Oxtavniel
Sanjaya, putra angkat dari Robby Sanjaya pemilik saham yang cukup terkenal se-Jakarta.
Hidupnya cukup mapan, namun tetap saja iya urak-urakan karena kurangnya bimbingan orang
tua. Apalagi sepeninggalan ibundanya membuat Andra semakin berada di ambang kehancuran.
Ayahnya tak begitu perduli, karena memang Andra hanyalah anak yang ia angkat dari panti
asuhan.
Andra mengendarai motornya ke sebuah kos-kos an yang terbilang cukup kumuh. Dibukanya
pintu kamar bernomer 17 dengan tergesa-gesa. Nampak seorang pria dengan kacamata serta
kawat gigi yang menghiasi wajahnya. Dia Kevin, anak cupu yang kerap dibully oleh siswa/siswi
di sekolah. Ntah karena dia miskin, cupu, atau mungkin tidak sesuai dengan kriteria mereka.
Andra adalah teman baik Kevin satu-satunya, miris bukan? Hanya Andra yang tak memandang
Kevin dari penampilannya, namun melihat dari kesetiaannya pada teman. Kevin terkejut melihat
Andra datang dengan keadaan yang cukup buruk, ia lantas memberi jalan masuk ke dalam kost
an nya. Cukup sering Andra menginap di kost-an Kevin, setiap ada masalah atau pun hanya
sekedar bosan di rumah iya akan menginap disana. Namun kali ini berbeda.

"Gue mau tinggal di rumah lo? Boleh ya, sampai gue dapet kerjaan sampingan"

Sungguh Kevin terkejut, apa-apaan ini? Tak biasanya Andra berbuat sampai sejauh ini.

"Lah lo? Serius? Bokap lo gimana ndra? Yakin mau pergi, cari kerja tapi blum lulus SMA itu
susah!" Kata Kevin mantap.

"Ya mau gimana lagi, gue kaga bisa diem disana mulu. Pengap, banyak setannya"

"Ada-ada aja lo" mereka lalu tertawa bersama, setiap Andra bersama Kevin ia tak pernah merasa
sedih.

Hari demi hari berlalu, akhirnya Andra mendapat mendapatkan pekerjaan sampingan sebagai
pegawai disebuah Caffe. Ia dengan rajin dan giat bekerja tanpa lelah demi mencukupi biaya
sekolah dan uang jajannya. Kevin? Anak itu juga bekerja, namun bedanya dia bekerja di sebuah
restoran sebagai pegawai kebersihan. Mereka selalu bersama, Andra yang memang harus
mengubah gaya hidupnya menjadin lebih sederhana dan Kevin yang kini memiliki teman
seperjuangan dengannya.

Ayah Andra? Sama sekali tidak perduli, dan kini ia memiliki pasangan yang baru. Seorang gadis
muda cantik, mungkin lebih tua 2-3 tahun dari Andra. Andra pun sudah tidak perduli ia bisa
menghidupi dirinya sendiri. 3 tahun Andra bekerja paruh waktu, setelah lulus SMA ia tetap
melanjutkan pendidikannya walau terbatas biaya. Dengan bantuan Kevin, ia bisa mendapatkan
beasiswa masuk Universitas favoritnya. Beruntung bukan? Sama-sama satu Universitas dengan
Kevin namun ia beda jurusan. Kevin hukum dan Andra ekonomi.
Dengan gaya sederhana Andra tetap menampilkan wajahnya yang sangat tampan. Bahkan
banyak wanita yang ingin mendekatinya, namun Andra masih ingin fokus untuk membuktikan
kepada ayahnya bahwa ia bisa sukses. Kevin beda cerita, sebenarnya Kevin itu tampan. Hanya
saja style pakaian, kawat gigi, serta kacamatanya membuat ia berkesan cupu. Berteman dengan
Andra membuat penampilan Kevin berubah drastis 360 derajat, wow. Kini jauh lebih tampan
bahkan sangat tampan. Dengan tubuh atletis dan mata yang sedikit sipit membuat Kevin tidak
dibully lagi. Andra rajin mengajak Kevin ketempat Gym atau sekedar olahraga pagi.
Persahabatan mereka sangat erat, mulai dari berbagi makanan ketika tanggal tua, menabung
untuk membeli peralatan elektronik, belajar bersama dan masih banyak lagi. Dan satu lagi,
mereka sudah tidak tinggal di kos-kos an yang kumuh. Dengan uang hasil tabungan berdua,
mereka bisa mengontrakan rumah kecil yang lebih bersih dan terawat tentunya.

Diumur 22 tahun setelah mendapat gelar S1, ia mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang
cukup besar atau mungkin sangat besar. Dengan giat ia bekerja tanpa kenal lelah, bahkan Kevin
terheran-heran ia selalu lembur dan pulang tidak tepat waktu. Berkat kerja kerasnya Andra
sukses dilantik sebagai Manager di perusahan tersebut. Benar kata orang, usaha tak akan
menghianati hasil. Namun, kini dia harus berpisah dengan Kevin. Andra di tugaskan ke pulau
Kalimantan, merawat cabang perusahaannya disana. Kevin? Bahkan dia sempat menangis
semalaman karena akan ditinggal Andra, haduh. Andra berjanji kelak ketika dia sudah bisa
kembali, Kevin adalah orang pertama yang akan ia temui. Dengan berat hati mereka berpisah
dengan tanggung jawab masing-masing.

"Dear my bestfriend, gue pamit ya. Buka pesan ini setelah gue berangkat ke Kalimantan. Lu
jangan jadi cupu lagi kalo gue tinggal, hahaha. Sukses selalu, makasi udah bantuin gue dari
SMA. Kalo ga ada lu jadi gelandangan gue sekarang. Lo juga jangan nge-Jomblo terus, udah tua
ga baik hahaha. Sekali lagi makasi bro, gue bakal selalu inget janji gue ke lu"

-ttd Kalandra.

Itu adalah isi surat yang ia titipkan ke Kevin.


5 tahun kemudia.

Andra kembali ke Jakarta membawa istri dan juga putranya. Cukup bukan? Ia dulu adalah
seorang anak yang terbilang nakal dan tak pernah diurus. Kekurangan kasih sayang orang tua
dan juga bimbingan yang cukup. Kini ia sukses dan sudah menjadi kepala rumah tangga. Dengan
istri cantik dan anak pertama yang sangat tampan mewarisi ibu dan ayahnya. Andra kembali
membawa cerita baru bagi kehidupan barunya.

Janji pertama Andra akan bertemu dengan Kevin, dan benar kini ia berada di kediaman Kevin
sahabat terbaiknya. Kevin sukses menjadi seorang hakim diusianya yang masih terbilang muda.
Dia juga sudah menikah dan istrinya tengah mengandung 7 bulan. Melepas rindu serta berbagi
cerita ia habiskan bersama.

Ingat ayah Andra? Dia kini bangkrut karena wanita muda yang ia pacari. Dengan lancang wanita
itu memanfaatkan Sanjaya (ayah Andra) dengan menghabiskan seluruh uang yang Sanjaya
punya. Dengan rasa iba, Andra mengajak ayahnya untuk tinggal bersama. Ia sudah memaafkan
kesalahan ayahnya yang dulu. Kini ibunya sudah tenang disurga, untuk apa memendam
kebencian kepada ayah sendiri.

________________

Dengan earphone tua yang menghiasi telinga. Sambil menatap danau yang tenang, sesosok laki-
laki tengah tersenyum membayangkan masa lalunya. Benar, dia Kalandra. Laki-laki nakal yang
dulunya sering membolos tanpa memikirkan masa depan.

"Teruntuk Alam semesta dan juga Tuhan, awalnya semua yang kau berikan adalah kesulitan
bagiku. Namun dibalik semua itu, terdapat pelajaran yang sangat penting. Memberi tahuku apa
arti perjuangan, pertemanan, dan juga apa itu kebaikan. Berkatmu kini aku bahagia diatas masa
laluku yang kelam"

-ttd Kalandra.

By: Febry

Anda mungkin juga menyukai