Anda di halaman 1dari 16

PROSES PENUAAN

MENURUT SISTIM TUBUH


EVI VESTABILIVY, SKp, MKep
Proses PENUAAN
Definisi dan Batasan
Banyak definisi yang tidak seragam tentang proses
penuaan, menurut Strehler : “Ageing processes are
changes related to time, which are universal, intrinsic,
detrimental, and progressive and which lead to a
decreased adaptability to the environment and thus to
diminished change for survival of organism”. Dalam arti
luas ageing process didefinisikan sebagai : Seluruh
perubahan yang terjadi pada salah satu organ tubuh
dari saat konsepsi sampai saat kematian, jadi
berhubungan dengan perubahan – perubahan positif
seperti pertumbuhan dan penyesuaian yang
merupakan bagian dari proses “ageing”.
Menurut WHO :
 Elderly (64 – 74 th)

 Old (75 – 90 th)

 Very Old (>90 th)

Menurut Indonesia :
 Menjelang lanjut usia (45 – 54 th)

 Presinile senile (55 – 64 th)

 Senile (>65 th)


PROSES PENUAAN MENURUT SISTIM
TUBUH
 Aspek biologis oleh karena penuaan
Adalah akumulasi perubahan struktur / fungsi yang
telah dialami bertahun tahun.

Perubahan Yang terjadi :


- Jejas / trauma baik akut maupun kronis
-Proses degeneratif
- Kematian sel
Perubahan regenerasi sel --- melambat, atau fungsi menurun,
Perubahan sel hidup digantikan oleh jaringan lain
Kehilangan fungsi optimal
PROSES PENUAAN MENURUT SISTIM
TUBUH
 Perubahan fisiologik akibat proses penuaan
1. Sel
2. Sistim kulit dan Integumen
3. Sistim indera
4. Perubahan komposisi tubuh
5. Saluran cerna
6. Hepar
7. Ginjal
8. Kardiovascular
9. Pernafasan
10. Hormonal

 .
 Sel ; sel akan mengalami penurunan ukuran dan
jumlahnya, berkurang jumlah cairan tubuh dan
berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya
proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan
hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya
mekanisme perbaikan sel dan otak menjadi atrofi,
beratnya berkurang 5-10%.
 Sistem integumen ; kulit mengerut atau keriput akiba
kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan
bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta
perubahan ukuran serta bentuk- bentuk sel epideris,
menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi
kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis berwarna
kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal,
berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari
menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara
berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang
jumlahnya dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang
bercahaya.
 Sel ; sel akan mengalami penurunan ukuran dan jumlahnya,
berkurang jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler,
menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati,
jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel
dan otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.

 Sistem persarafan ; berat otak menurun 10-20%, lambat dalam


respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres,
mengecilnya saraf panca indra yang menyebabkan berkurangnya
penglihatan, hilangmya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman
dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif terhadap
sentuhan.
 Sistem penglihatan ; spingter pupil timbul sklerosis
dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih
berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, susah
melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya
akomodasi dan menurunnya lapangan pandang.
 Sitem kardiovaskular ; elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah
menurun(fraksi ejeksi) sampai 10-20 % ., hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, sehingga
kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi dan adanya
endapan lemak menyebabkan aterosklerosis, perubahan posisi dari tidur
ke dududuk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak), tekanan darah
meningkat akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

 Sistem pengaturan temperatur tubuh ; temperatur tubuh menurun secara


fisiologik sekitar 35 C ini akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan
refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

 Sistem respirasi ; otot- otot pernafasan kehilangan
kekuatan dan menjadi kaku, paru- paru kehilangan
elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan
maksimum menurun dan kedalaman bernafas
menurun, alvioli ukurannya melebar dari biasa dan
jumlahnya berkurang, O2 pada arteri menurun
menjadi 75 mmHg, CO2 pada arteri tidak terganti,
kemampuan untuk batuk berkurang, kekuatan otot
pernafasan menurun seiring dengan penambahan
usia.
 Sistem gastrointestinal ; kehilangan gigi akibat periodental deases
yang biasanya terjadi setelah umur 30 tahun, bisa juga disebabkan
oleh kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indra
pengecap menurun karena adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atropi indera pengecapan, hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam, dan pahit,
esofagus melebar, sensifitas lapar menurun, peristaltik lemah dan
biasanya tim bul konstipasi, menurunnya asam lambung
mengganggu penyerapan Vit B12 dan peningkatan bakteri usus
menyebabkan gangguan penyerapan vitan B komplek dan lemak
sehingga dan gagguan sekresi enzim usus halus menyebabkan
fungsi absorbsi melemah, hati mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah, sehingga pemberian
obat2an yang harus dimetabolisme di hati harus ditentukan secara
seksama.
 Sistem reproduksi ; menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara, pada
laki- laki testis masih dapat memproduksi spematozoa meskipun mengalami
penurunan berangsur- angsur, dorongan seksual menetap sampai usia di
atas 70 tahun, selaput vagina menurun permukaan menjadi halus, dan
sekresi menjadi berkurang.

 Sistem genitourinaria ; ginjal mengecil dan nefron terjadi penurunan 5-7


% mulai usia 25 th kemudian menjadi arofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang sehingga kurangnya kemampuan
konsentrasi urin, berat jenis urin menurun, otot- otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang
air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia
sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin, pembesaran prostat
sekitar 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.

 Sistem endokrin ; produksi dari hampir semua hormon
menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya tak berubah,
menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan
menurunnya daya pertukran zat, menurunnya fungsi
aldosteron dan menurunnya sekresi hormon kelamin
misalnya progesteron, estrogen pada masa menopause
( 45-55 th ) menyebabkan dinding rahim menipis,
selaput lendir mulut rahim dan saluran kemih mengering
dan pada laki-laki testosteron mengalami penurunan
namun tidak mencapai titik nadir, sampai usia 70 tetap
mempunyai libido dan mampu melakukan kopulasi.
PROSES PENUAAN MENURUT SISTIM
TUBUH
 Penyakit yang menyertai penuaan
 ARTHRITIS

 HIPERTENSI

 GANGGUAN PENDENGARAN
 KELAINAN JANTUNG

 SINUSITIS KRONIS

 PENURUNAN VISUS

 GANGGUAN PADA TULANG


Masalah Fisik pada Lanjut Usia
 Mudah jatuh
 Mudah lelah
Kekacauan mental akut
 Nyeri dada
 Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik.
 Berdebar-debar (palpitasi)
 Pembengkakkan kaki bagian bawah
 Nyeri pinggang atau punggung
 Nyeri pada sendi pinggul
 Berat badan menurun
 Susah menahan buang air kecil (sering ngompol)
 Sukar menahan buang air besar
 Gangguan pendengaran.
 Gangguan tidurKeluhan Pusing-pusing
 Keluhan perasaan dingin dan kesemuatan pada anggota tubuh
 Mudah gatal-gatal

Anda mungkin juga menyukai