Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN

MENGGUNAKAN METODE AHP


(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )

SKRIPSI

Oleh

FANDY RAHMAN
1410024425059

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2019
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN
MENGGUNAKAN METODE AHP
(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar sarjana teknik industri

Oleh

FANDY RAHMAN
1410024425059

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

“Analisis Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP


(Analytical Hierarchy Process)
(Studi Kasus Di PT. Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang)

Nama : Fandy Rahman


NPM : 1410024425059
Program Studi : Teknik Industri

Padang, Agustus 2019


Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

H. Riko Ervil, MT Ali Sutan Nasution, ST, MM


NIDN. 1014057501

Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang

Tri Ernita, ST, MP H. Riko Ervil, MT


NIDN. 1028027801 NIDN. 1014057501
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN
MENGGUNAKAN METODE AHP
(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )

Nama : Fandy Rahman


NPM : 1410024425059
Pembimbing I : Riko Ervil, MT
Pembimbing II : Ali Sutan Nasution, ST, MM

ABSTRAK

Pemilihan supplier merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas
pembelian bagi perusahaan, dimana aktivitas pembelian merupakan aktivitas yang
memiliki nilai penting bagi perusahaan karena pembelian komponen, bahan baku,
dan persediaan merepresentasikan porsi yang cukup besar pada produk jadinya.
PT. Gunung Naga Mas adalah perusahaan milik swasta yang bergerak dalam
industri air minum kemasan, dan menggunakan karton sebagai salah satu bahan
baku dalam mengemas produknya. Oleh karena itu, dilakukan pemilihan supplier
karton dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan supplier yang tepat
bagi PT. Gunung Naga Mas berdasarkan bobot dari kriteria-kriteria yang
ditentukan dan sesuai dengan standar dari perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan,
serta memilih supplier karton yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas berdasarkan
metode AHP.
Teknik analisa data yang digunakan adalah penyusunan struktur hirarki
masalah, menghitung Eigenvalue dan Eigenvector, menghitung konsistensi, dan
menghitung prioritas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kriteria yang paling
berpengaruh dalam pemilihan supplier karton pada PT. Gunung Naga Mas adalah
kriteria ketepatan pengiriman dengan bobot 0,247. Prioritas kedua yaitu kriteria
kualitas dengan bobot 0,205. Kemudian, kriteria ketepatan jumlah pada prioritas
ketiga dengan bobot 0,203. Selanjutnya kriteria layanan pada prioritas keempat
dengan bobot 0,196, dan terakhir kriteria harga pada prioritas kelima dengan
bobot 0,149. Berdasarkan kriteria-kriteria dan subkriteria dalam pemilihan
supplier, secara keseluruhan PT. Sumatera Kemasindo dinilai sebagai supplier
terbaik dengan nilai bobot 0,438. Prioritas selanjutnya adalah PT. Cahaya Alam
Sejati dengan nilai bobot 0,354 dan prioritas terakhir adalah PT. KKM dengan
nilai bobot 0,208. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan supplier karton
terbaik bagi PT. Gunung Naga Mas untuk dijadikan sebagai supplier jangka
panjang adalah PT. Sumatera Kemasindo, karena secara keseluruhan supplier
ini memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan dua supplier yang lain.

Kata Kunci : Pemilihan supplier, AHP, Kriteria Supplier, Teknik Analisa


SUPPLIER SELECTION ANALYSIS USING AHP
(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
(Case Study PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang)

Name : Fandy Rahman


Student ID : 1410024425059
Supervisor : Riko Ervil, MT
Co-Supervisor : Ali Sutan Nasution, ST, MM

ABSTRACT

Supplier selection is one important thing in buying activity for the


company, where the purchasing activity is an activity that has a significant value
for the company for the purchase of components, raw materials, and supplies
represent a large enough portion in the finished product. PT. Gunung Naga Mas is
a privately owned company engaged in the bottled water industry, and using
cardboard as a raw material in packaging products.Therefore, do carton supplier
selection using AHP method to determine the appropriate supplier for PT. Gunung
Naga Mas based on the weight of the specified criteria and in accordance with the
standards of the company. The purpose of this study is determine criteria of
supplier in accordance with company standards, as well as select a good supplier
carton for PT. Gunung Naga Mas based on AHP. Data analysis technique used is
the preparation of the hierarchical structure of the problem, eigenvalue and
eigenvector calculating, calculating consistency, and calculate priority. These
results indicate that the most influential criterion in supplier selection cartons at
PT. Gunung Naga Mas is the criterion of promptness of delivery and weighs
0.247. The second priority is the quality criteria with weights 0.205. Then, the
accuracy of the number of criteria on the third priority weighs 0.203. Further
criteria for priority service on the fourth with a weight of 0.196, and the final price
on the priority criteria fifth with a weight of 0.149. Based on criteria and sub-
criteria in supplier selection, overall PT. Sumatera Kemasindo rated as the best
supplier with weight value 0.438. The next priority is PT. Cahaya Alam Sejati
with weight value 0.354 and the last priority is PT. KKM with weight value 0.208.
This suggests that the overall supplier for the best cardboard PT. Gunung Naga
Mas to serve as a long-term supplier is PT. Sumatera Kemasindo, because overall
this supplier has the highest value compared to the two other suppliers.

Keywords: Selection of suppliers, AHP, Supplier Criteria, Analysis Technique


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT., dan shalawat
beriring salam kepada Rasulullah SAW. Pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis Pemilihan Supplier Dengan
Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Pada PT.Gunung
Naga Mas“, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap
sarjana pada Prodi Teknik Industri STTIND Padang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Kedua orang tua, adik-adik, dan keluarga tercinta atas perhatian, motivasi,
dan doa serta kasih sayang yang tiada terbalas.
2. Bapak Riko Ervil, MT sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang dan sebagai Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
3. Bapak Ali Sutan Nasution, ST, MM sebagai Dosen Pembimbing II Tugas
Akhir.
4. Ibu Tri Ernita, ST. MP sebagai plt. Ketua Program Studi Teknik Industri
STTIND padang.
5. Bapak Dedi Putra S.Si sebagai Wakil Manager dan Kabag Q.A PT.
Gunung Naga Mas.
6. Teman-teman, adik-adik yang berada di kampus telah banyak memberi
semangat dan dukungan untuk mengerjakan tugas akhir ini.
7. Teman-teman yang berada di sekitar tempat tinggal dan teman-teman
seperjuangan yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam
pembuatan tugas akhir ini.
8. Terakhir penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan
namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun.

i
Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,
terutama bagi penulis dan lingkungan prodi Teknik Industri STTIND Padang,
Aamiin.

Padang, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................. 5
1.3 Batasan Masalah.................................................................. 5
1.4 Rumusan Masalah................................................................ 5
1.5 Tujuan Penelitian................................................................. 5
1.6 Manfaat Penelitian............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.................................................................... 7
2.1.1 Supply Chain Management (SCM)................... 7
2.1.2 Supplier............................................................. 9
2.1.3 Supplier Selection (Pemilihan pemasok).......... 9
2.1.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)............... 13
2.1.4.1 Kegunaan Analitical Hierarchy Process
(AHP).......................................................... 14
2.1.4.2 Langkah-Langkah Penggunaan AHP. 16
2.1.5 Kuesioner.......................................................... 23
2.1.6 Populasi dan Sampel......................................... 26
2.1.7 Teknik Sampling............................................... 27
2.1.8 Definisi Air Minum Dalam kemasan................ 28
2.1.9 Standar Karton PT. Gunung Naga Mas............ 28

iii
2.1.10 Standar Kriteria Pemilihan Supplier
PT. Gunung Naga Mas............................................ 29
2.2 Kerangka Konseptual.......................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.................................................................... 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 33
3.3 Populasi Dan Sampel.......................................................... 33
3.3.1 Populasi .................................................................. 33
3.3.2 Sampel .................................................................... 33
3.4 Variabel Penelitian ..................................................... 34
3.5 Jenis Data dan Sumber Data............................................... 34
3.5.1 Jenis Data................................................................. 34
3.5.2 Sumber Data............................................................. 34
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ............................... 34
3.7 Diagram Alir Metodologi Penelitian.................................. 38
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data.............................................................. 41
4.1.1 Data Operasional Variabel dan Pengukuran............ 41
4.1.2 Data Struktur Hirarki Masalah................................ 42
4.2 Pengolahan Data.................................................................. 43
4.2.1 Menentukan Kriteria-Kriteria Supplier Yang
Sesuai Dengan Standar Perusahaan......................... 43
4.2.1.1 Menghitung Bobot atau Prioritas
Kepentingan Subkriteria pada
Kriteria-Kriteria Supplier .......................... 45
4.2.2 Memilih Supplier Yang Baik Untuk PT. Gunung
Naga Mas Berdasarkan Metode AHP...................... 48
4.2.2.1 Memilih Supplier Optimal ......................... 57
4.2.2.2 Konsistensi ................................................ 59

iv
BAB V ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1 Analisis Bobot atau Prioritas Kriteria-Kriteria Supplier
Yang Sesuai Dengan Standar Perusahaan.............................. 61
5.1.1 Analisis Bobot atau Prioritas Kepentingan Subkriteria
pada Kriteria-Kriteria Supplier .................................... 61
5.2 Analisis Bobot atau Prioritas Dalam Memilih Supplier
Yang Baik Untuk PT. Gunung Naga Mas Berdasarkan
Metode AHP.......................................................................... 62
5.2.1 Analisis Supplier Optimal............................................. 64
5.2.2 Analisis Konsistensi...................................................... 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.......................................................................... 65
6.2 Saran.................................................................................... 66
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Supplier Bahan Baku PT. Gunung Naga mas ............................ 2
Tabel 1.2 Data Bahan Baku Cacat dan Keterlambatan Bahan Baku ......... 4
Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan........................................... 18
Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan .................................................... 19
Tabel 2.3 Nilai Indeks Random ................................................................. 22
Tabel 2.4 Standar Karton PT. Gunung Naga Mas ..................................... 29
Tabel 4.1 Penilaian Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan
Supplier...................................................................................... 44
Tabel 4.2 Bobot Prioritas Kepentingan Kriteria dalam Pemilihan
Supplier...................................................................................... 44
Tabel 4.3 Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria
Harga ......................................................................................... 45
Tabel 4.4 Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria
Harga ......................................................................................... 46
Tabel 4.5 Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria
Kualitas ...................................................................................... 46
Tabel 4.6 Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria
Kualitas ...................................................................................... 47
Tabel 4.7 Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria
Ketepatan Pengiriman ............................................................... 47
Tabel 4.8 Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria
Ketepatan Pengiriman ............................................................... 48
Tabel 4.9 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kepantasan Harga dengan Kualitas ......................................... 49
Tabel 4.10 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kepantasan Harga dengan Kualitas ......................................... 49
Tabel 4.11 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Memberikan Diskon ......................................... 50

vi
Tabel 4.12 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Memberikan Diskon ......................................... 50
Tabel 4.13 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan..... 51
Tabel 4.14 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan ...... 51
Tabel 4.15 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Penyediaan Barang Tanpa Cacat ............................................ 52
Tabel 4.16 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Penyediaan Barang Tanpa Cacat ............................................ 52
Tabel 4.17 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten .............. 53
Tabel 4.18 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten .............. 53
Tabel 4.19 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal
Yang Telah Disepakati ......................................................... 54
Tabel 4.20 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal
Yang Telah Disepakati ............................................................ 54
Tabel 4.21 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem
Transportasi ............................................................................. 55
Tabel 4.22 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem
Transportasi ............................................................................. 55
Tabel 4.23 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria
Ketepatan Jumlah .................................................................... 56
Tabel 4.24 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria
Ketepatan Jumlah .................................................................... 56

vii
Tabel 4.25 Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria
Layanan ................................................................................... 57
Tabel 4.26 Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria
Layanan ................................................................................... 57
Tabel 4.27 Prioritas Global (Global Priority) ............................................ 58
Tabel 4.28 Bobot Alternatif Secara Keseluruhan ..................................... 59
Tabel 4.29 Consistensi Ratio (CR) Penilaian Responden .......................... 60

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP ............................................................. 16


Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ............................................................. 32
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi ............................................................. 40
Gambar 4.1 Struktur Hirarki Masalah ........................................................ 43

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Penelitian


Lampiran B Pengolahan Data
Lampiran C Rekapitulasi Kuesioner Penelitian

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan supplier merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas

pembelian bagi perusahaan, dimana aktivitas pembelian merupakan aktivitas yang

memiliki nilai penting bagi perusahaan karena pembelian komponen, bahan baku,

dan persediaan merepresentasikan porsi yang cukup besar pada produk jadinya.

Dalam mengambil keputusan untuk memilih supplier, pengambil keputusan

(decision maker) membutuhkan alat analisis yang memungkinkan mereka untuk

memecahkan masalah yang bersifat kompleks sehingga keputusan yang diambil

lebih berkualitas. Pemilihan supplier harus dilakukan secara hati-hati karena

pemilihan supplier yang salah akan menyebabkan terganggunya proses produksi

dan operasional perusahaan.

Pemilihan supplier merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-

faktor kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, diperlukan metode yang bisa

menyertakan keduanya dalam pengukuran. Salah satu metode yang bisa

digunakan untuk pemilihan supplier adalah metode AHP (Analytical Hierarchy

Process). Metode ini menyertakan ukuran-ukuran kualitatif dan kuantitatif. AHP

adalah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian

prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan, serta

mengijinkan pengambil keputusan untuk menyusun masalah yang kompleks ke

dalam suatu bentuk hirarki atau serangkaian level yang terintegrasi.

PT. Gunung Naga Mas adalah perusahaan milik swasta yang bergerak

dalam industri air minum kemasan. Air minum adalah air yang melalui proses

1
2

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan

dapat langsung diminum. Produk yang dihasilkan oleh PT Gunung Naga Mas

telah memenuhi persyaratan SNI 01-3553-2015. Perusahaan ini memproduksi air

minum dalam kemasan dengan merek AYIA dalam kemasan ukuran cup 240 ml,

botol 380 ml, botol 660 ml, botol 1500 ml dan galon. Salah satu bahan penting

lainnya yang dibutuhkan dalam proses produksi yaitu karton. Karton digunakan

sebagai kemasan untuk mengemas produk yang dihasilkan agar lebih mudah

dalam proses distribusi kepada konsumen. Kualitas karton pun harus diawasi agar

sesuai dengan standar perusahaan.

Berikut ini data supplier bahan baku serta permasalahan dari masing-

masing supplier PT. Gunung Naga Mas, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.1
Supplier Bahan Baku PT. Gunung Naga Mas Tahun 2018
Jenis
N Nama baha
Permasalahan
o Perusahaan n
baku
Karton tipis, warna gambar agak terang, mudah
dilipat.
PT.
Jumlah bahan baku hanya untuk 5 hari kerja.
1 Sumatera karton
Pengiriman terlambat sampai 2 hari.
Kemasindo
Harga lebih murah.
Karton ada yang tidak dilem dan sobek.
Karton tebal, warna gambar terlalu gelap, susah
dilipat, ukuran karton agak kecil.
Jumlah bahan baku hanya untuk 4 hari kerja.
2 PT. KKM karton
Pengiriman terlambat sampai 3 hari.
Harga lebih mahal.
Karton ada yang polos, tidak dilem, sobek.
3 PT. Cahaya karton Karton tebal, warna gambar cukup bagus, mudah
Alam Sejati dilipat.
Jumlah bahan baku hanya untuk 4 hari kerja.
3

Pengiriman terlambat sampai 3 hari.


Harga tidak terlalu mahal.
Karton ada yang sobek, gambar timpang.
Sumber : PT. Gunung Naga Mas, 2018

Berdasarkan tabel 1.1, terdapat 3 supplier pemasok karton untuk PT.

Gunung Naga Mas. Permasalahan yang dihadapi dari masing-masing pemasok

adalah pertama pada PT. Sumatera Kemasindo, karton yang diterima tipis dengan

warna gambar agak terang, namun mudah dilipat pada waktu pengemasan. Tapi

pada karton juga ditemukan ada yang sobek dan tidak di lem dengan sempurna.

Jumlah bahan baku yang dikirim hanya untuk 5 hari kerja dengan waktu

keterlambatan kedatangan karton 2 hari. Harga yang ditawarkan pun lebih murah

dari dua supplier lainnya.


Kedua pada PT. KKM, karton yang dikirim agak lebih tebal dengan warna

gambar yang lebih pekat, namun susah dilipat pada saat dikemas. Ukuran karton

pun lebih kecil beberapa milimeter dari dua supplier lainnya. Karton yang dikirim

hanya untuk 4 hari kerja dengan waktu keterlambatan pengiriman 3 hari. Pada

karton ditemukan ada yang sobek, karton polos serta tidak dilem. Harga yang

ditawarkan sedikit lebih mahal dari dua supplier lainnya. Terakhir, pada PT.

Cahaya Alam Sejati karton sedikit lebih tebal, namun warna gambar cukup bagus

serta mudah dilipat pada saat pengemasan. Karton yang dikirim hanya untuk

produksi selama 4 hari dengan waktu keterlambatan 3 hari. Pada karton juga

ditemukan gambar yang timpang dan ada yang sobek.


Oleh karena itu, dilakukan pemilihan untuk menentukan supplier yang

tepat bagi PT. Gunung Naga Mas berdasarkan bobot dari kriteria-kriteria yang

ditentukan dan sesuai dengan standar dari perusahaan. Hal tersebut juga

berpengaruh nantinya terhadap proses produksi agar tetap berjalan lancar, dan
4

tidak terjadi kerusakan pada bahan baku lainnya. Permintaan konsumen pun akan

dapat dipenuhi apabila produksi berjalan dengan baik.


Berikut ini merupakan data permintaan bahan baku, bahan baku cacat dan

keterlambatan bahan baku dari masing-masing supplier.

Tabel 1.2
Data Bahan Baku Cacat dan Keterlambatan Bahan Baku
Bahan Bahan
Keterlam
Permintaan Baku baku
Bulan Nama Perusahaan -batan
(Dus) Datang cacat
( hari )
(dus) (%)
PT. Sumatera
36400 0.14% 2
Kemasindo
Mei 162500 PT. KKM 39000 0.19% 3
PT. Cahaya Alam Sejati 55900 0.15% 3
Jumlah 131300 0.48% 8
PT. Sumatera
24700 0.30% 2
Kemasindo
Juni 123500 PT. KKM 42900 0.23% 3
PT. Cahaya Alam Sejati 46800 0.20% 3
Jumlah 114400 0.74% 8
PT. Sumatera
52000 0.10% 2
Kemasindo
Juli 226200 PT. KKM 70200 0.11% 3
PT. Cahaya Alam Sejati 52000 0.12% 3
Jumlah 174200 0.32% 8
PT. Sumatera
54600 0.09% 2
Kemasindo
Agustu
183300 PT. KKM 36400 0.23% 3
s
PT. Cahaya Alam Sejati 37050 0.20% 3
Jumlah 128050 0.53% 8
Sumber : PT. Gunung Naga Mas, 2018
Berdasarkan data pada tabel 1.2, jumlah bahan baku yang datang tidak

sesuai dengan pesanan serta terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku,

sehingga menyebabkan produksi tidak berjalan maksimal. Oleh karena itu, perlu

dilakukan pemilihan supplier yang tepat untuk dapat memaksimalkan hasil

produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang diberi judul “Analisis


5

Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical

Hierarchy Process) ( Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang )“.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah yang

dihadapi yaitu :

1. Terjadi keterlambatan bahan baku dari masing-masing supplier karton.

2. Ditemukan bahan baku cacat dari masing-masing supplier karton.

3. Jumlah bahan baku yang datang dari supplier tidak sesuai permintaan.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pemilihan supplier

dilakukan untuk bahan baku karton sebagai bahan baku untuk mengemas produk.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah

diatas maka rumusan masalahnya adalah :

1 Bagaimana kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar

perusahaan ?
2 Manakah supplier yang harus dipilih oleh PT. Gunung Naga Mas yang

sesuai dengan standar perusahaan berdasarkan metode AHP ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar

perusahaan.
2. Memilih supplier yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas berdasarkan

metode AHP.
6

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai supply chain

management khususnya dalam pemilihan supplier dengan menerapkan

ilmu yang didapat dari bangku kuliah.

2. Bagi perusahaan

Sebagai sumber informasi tentang supplier mana yang tepat dijadikan

sebagai pemasok bahan baku di PT. Gunung Naga Mas.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa

dan disiplin ilmu lainnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan, diantaranya supply chain management, supplier,

pemilihan supplier, metode AHP dan sebagainya.

2.1.1 Supply Chain Management (SCM)

Supply Chain Management atau manajemen rantai pasokan merupakan

kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah,

mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan

barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem

distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian tradisional ditambah

kegiatan-kegiatan lainnya yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan

distributor. Ada tiga macam aliran yang harus dikelola, yaitu (I Nyoman Pujawan,

2010) :

1. Aliran material : aliran produk secara fisik dari pemasok ke pelanggan,

termasuk di dalamnya pengembalian produk (retur), layanan (services),

pengolahan ulang (recycling) dan pembuangan (disposal).

2. Aliran informasi : meliputi ramalan permintaan, transmisi pembelian dan

laporan status pengiriman barang.

3. Aliran keuangan : meliputi informasi kartu kredit, syarat kredit, jadwal

pembayaran.

7
8

Menurut Stock dan Lambert (2001), ada delapan bisnis inti dalam

manajemen rantai pasokan yang meliputi (Rahmayanti, 2010) :

1. Customer relationship management

Mengidentifikasi pelanggan potensial yang dinilai akan memberikan

keuntungan bagi perusahaan.

2. Customer service management

Informasi tepat waktu bagi pelanggan, untuk memperlancar pelaksanaan

pengiriman barang.

3. Demand management

Menyeimbangkan antara permintaan pelanggan dengan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut.

4. Order fulfillment

Pemenuhan kebutuhan konsumen pada waktu, tempat, dan jumlah yang

tepat.

5. Manufacturing flow management

Tindakan untuk menyesuaikan permintaan dari pelanggan dengan

kemampuan produksi yang dapat dipenuhi perusahan.

6. Procurement

Tindakan dari fungsi pembelian dengan mengembangkan mekanisme

komunikasi agar dapat mengurangi waktu dan memberikan penghematan

dalam transaksi pembelian.

7. Product development and commercialization

Tindakan melibatkan supplier dan konsumen dalam proses pengembangan


9

produk perusahaan yang diinginkan oleh konsumen.

8. Return

Merupakan tindakan untuk mengelola feedback dari pelanggan terhadap

produk guna perbaikan kinerja bagi perusahaan.

2.1.2 Supplier

Supplier adalah pihak yang ditunjuk oleh perusahaan atau dengan

kemauannya sendiri menjual barang atau jasa. Pengelolaan supplier membutuhkan

negosiasi yang khusus, karena mereka bukan bagian dari organisasi, maka dari itu

diperlukan hubungan yang baik dengan pemasok. Hubungan baik tersebut dikenal

dengan Supplier Relationship Management (Ramdhani, 2016).

Supplier Relationship Management adalah sebuah pendekatan yang

komprehensif untuk mengelola interaksi antara organisasi. Supplier merupakan

sumber pemenuhan bahan produksi yang secara langsung dapat mempengaruhi

kelangsungan hidup produksi. Karena tanpa adanya supplier maka pemenuhan

bahan baku untuk produksi tidak dapat dilakukan dan mengakibatkan berhentinya

kegiatan produksi. Oleh karena itu, didalam mencukupi kebutuhan bahan baku

perusahaan membutuhkan hubungan supplier yang mencakup keterlibatan sejak

awal dalam keputusan, kesungguhan dalam melakukan kerja sama dan saling

percaya. Dengan adanya hal tersebut akan terjalin hubungan antar supplier dan

perusahaan (Ramdhani, 2016).

2.1.3 Supplier Selection (Pemilihan Pemasok)

Salah satu aspek utama fungsi pembelian adalah pemilihan pemasok,

pengadaan barang yang dibutuhkan, layanan dan peralatan untuk semua jenis
10

perusahaan bisnis. Oleh karena itu, fungsi pembelian adalah bagian utama dari

manajemen bisnis. Dalam lingkungan operasi yang kompetitif saat ini, sangat

tidak mungkin untuk bisa sukses berproduksi dengan biaya rendah, dan

menghasilkan produk yang berkualitas tanpa pemasok yang memuaskan. Dengan

begitu, salah satu keputusan pembelian paling penting adalah pemilihan dan

pemeliharaan hubungan dengan pemasok atau supplier terpilih yang kompeten.

Jadi, pemilihan supplier yang kompeten adalah salah satu fungsi paling

penting yang harus dilakukan oleh departemen pembelian. Proses pemilihan

supplier ini bermula dari kebutuhan akan supplier, menentukan dan merumuskan

kriteria keputusan, pre-kualifikasi (penyaringan awal dan menyiapkan sebuah

shortlist supplier potensial dari suatu daftar pemasok atau supplier), pemilihan

supplier akhir, dan monitoring supplier terpilih, yaitu evaluasi dan penilaian

berlanjut.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan supplier dari beberapa

literatur:

1. Kriteria pemilihan supplier menurut Dickson berdasarkan ranking/urutan

tingkat kepentingannya adalah sebagai berikut (Rahmayanti, 2010) :

a. Kualitas (Quality)

b. Pengiriman (Delivery)

c. Kinerja masa lalu (Performance history)

d. Jaminan dan Kebijakan Klaim (Warranties & Claims Policies)

e. Fasilitas Produksi dan Kapasitas (Production Facilities and Capacity)

f. Harga (Price)
11

g. Kemampuan Teknis (Technical Capability)

h. Keadaan Finansial (Financial Position)

i. Pemenuhan procedural (Procedural Compliance)

j. Sistem Komunikasi (Communication System)

k. Reputasi dan Posisi dalam Industri (Reputation and Position in

Industry)

l. Hasrat Berbisnis (Desire for Business)

m. Manajemen dan Organisasi (Management and Organization)

n. Kontrol Operasi (Operating Controls)

o. Layanan Perbaikan (Repair Service)

p. Sikap (Attitude)

q. Kesan (Impression)

r. Kemampuan Mengepak (Packaging Ability)

s. Hubungan dengan Buruh (Labor Relations Record)

t. Lokasi Geografis (Geographical Location)

u. Nilai Bisnis Terdahulu (Amount of Past Business)

v. Training Aids

w. Pengaturan Hubungan Timbal Balik (Reciprocal Arrangements)

2. Kriteria pemilihan supplier menurut Nydick dan Hill (Rahmayanti, 2010)

yaitu sebagai berikut:

a. Quality atau kualitas

b. Price atau harga

c. Service atau layanan


12

d. Delivery atau pengiriman

3. Surjasa dkk memberikan beberapa kriteria dan subkriteria dalam

pemilihan supplier, yaitu sebagai berikut:

a. Kriteria Harga

Yang termasuk subkriteria pada kriteria harga adalah:

1) Kepantasan harga dengan kualitas barang yang dihasilkan.

2) Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada

pemesanan dalam jumlah tertentu.

b. Kriteria Kualitas

Yang termasuk subkriteria pada kriteria kualitas adalah:

1) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan.

2) Penyediaan barang tanpa cacat.

3) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten.

c. Kriteria Ketepatan Pengiriman

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah:

1) Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang

telah disepakati.

2) Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi.

d. Kriteria Ketepatan Jumlah

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah:

1) Ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman.

2) Kesesuaian isi kemasan.


13

e. Kriteria Customer Care

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah:

1) Kemudahan untuk dihubungi.

2) Kemampuan untuk memberikan informasi secara jelas dan mudah

untuk dimengerti.

3) Kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan.

4) Cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan.

2.1.4 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Prof.

Thomas Lorie Saaty dari Wharston Business School untuk mencari ranking atau

urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan.

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan

pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji

konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan.

Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi

oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang

maupun kepentingan. Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang

disebut matriks pairwise comparison yaitu matriks perbandingan berpasangan

yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria. Skala preferensi

dengan skala 1 menunjukan tingkat paling rendah sampai dengan skala 9

tingkatan paling tinggi (Hati dkk, 2017).


14

2.1.4.1 Kegunaan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pada dasarnya AHP adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan

dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-

bagiannya, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang

pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk

menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan

bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks

dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan

dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau

prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang

bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan

yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif

sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.

Keuntungan dari metode AHP dalam pemecahan persoalan dan pengambilan

keputusan adalah (Rahmayanti, 2010) :

1. Kesatuan, AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti,

luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.

2. Kompleksitas, AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan

berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.


15

3. Saling ketergantungan, AHP dapat menangani saling ketergantungan

elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran

linier.

4. Penyusunan hirarki, AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran

untuk memilah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat

berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. Pengukuran, AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud

suatu model untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi, AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan

pertimbangan yang digunakan dalam menentukan prioritas.

7. Sintesis, AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan

setiap alternatif.

8. Tawar-menawar, AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari

berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik

berdasarkan tujuan mereka. Penilaian dan konsensus : AHP tidak

memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif

dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

9. Pengulangan proses, AHP memungkinkan orang memperhalus definisi

mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan

pengertian mereka melalui pengulangan.


16

2.1.4.2 Langkah-Langkah Penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Langkah-langkah dalam penggunaan AHP adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan struktur hirarki masalah

Sistem yang kompleks dapat dengan mudah dipahami kalau sistem

tersebut dipecah menjadi berbagai elemen pokok kemudian elemen-elemen

tersebut disusun secara hirarkis.

Berikut ini merupakan gambar sktruktur hirarki AHP :

Sasaran

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria ke-n

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4

Gambar 2.1 Struktur Hirarki AHP

Hirarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan

dengan memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat dalam sistem.

Pada tingkat tertinggi dari hirarki, dinyatakan tujuan, sasaran dari sistem yang

dicari solusi masalahnya. Tingkat berikutnya merupakan penjabaran dari tujuan

tersebut.

Suatu hirarki dalam metode AHP merupakan penjabaran elemen yang

tersusun dalam beberapa tingkat, dengan setiap tingkat mencakup beberapa

elemen homogen. Sebuah elemen menjadi kriteria dan patokan bagi elemen-

elemen yang berada di bawahnya.


17

Untuk memastikan bahwa kriteria-kriteria yang dibentuk sesuai dengan

tujuan permasalahan, maka kriteria-kriteria tersebut harus memiliki sifat-sifat

berikut :

a. Minimum

Jumlah kriteria diusahakan optimal untuk memudahkan analisis.

b. Independen

Setiap kriteria tidak saling tumpang tindih dan harus dihindarkan

pengulangan kriteria untuk suatu maksud yang sama.

c. Lengkap

Kriteria harus mencakup seluruh aspek penting dalam permasalahan.

d. Operasional

Kriteria harus dapat diukur dan dianalisis baik secara kuantitatif

maupun kualitatif dan dapat dikomunikasikan.

2. Penentuan Prioritas

a. Relative Measurement

Yang pertama dilakukan dalam menetapkan prioritas elemen-elemen

dalam suatu pengambilan keputusan adalah membuat perbandingan berpasangan,

yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh kriteria untuk setiap

subsistem hirarki. Dalam perbandingan berpasangan ini, bentuk yang lebih

disukai adalah matriks karena matriks merupakan alat yang sederhana yang biasa

dipakai, serta memberi kerangka untuk menguji konsistensi. Rancangan matriks

ini mencerminkan dua segi prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Misalkan

terdapat suatu subsistem hirarki dengan kriteria C dan sejumlah n alternatif di


18

bawahnya, Ai sampai An. Perbandingan antar alternatif untuk subsistem hirarki

itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n, seperti pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1
Matriks Perbandingan Berpasangan
C A1 A2 A3 ... An

A1 A11 A12 A13 A1n

A2 A21 A21 A21 A2n

A3 A31 A31 A31 A3n

...

An An1 An2 An3 Ann

Nilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A1(baris) terhadap A1

(kolom) yang menyatakan hubungan :

a) Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C

dibandingkan dengan A1 (kolom).

b) Seberapa jauh dominasi A1 (baris) terhadap A1 (kolom).

c) Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A1 (baris) dibandingkan

dengan A1 (kolom).

Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari

skala perbandingan yang disebut Saaty pada tabel 2.2. Apabila bobot kriteria Ai

adalah wi dan bobot elemen wj maka skala dasar 1-9 yang disusun Saaty

mewakili perbandingan (wi/wj)/1. Angka-angka absolut pada skala tersebut

merupakan pendekatan yang amat baik terhadap perbandingan bobot elemen Ai

terhadap elemen Aj.


19

Tabel 2.2
Skala Penilaian Perbandingan
Skala
Tingkat Definisi Keterangan
Kepentingan
Sama Kedua elemen mempunyai
1
pentingnya pengaruh yang sama
Pengalaman dan penilaian
Sedikit lebih
3 sedikit memihak satu elemen
penting
dibandingkan dengan pasangannya
Pengalaman dan penilaian
5 Lebih penting sangat memihak satu elemen
dibandingkan dengan pasangannya
Satu elemen sangat disukai
Sangat dan secara praktis
7
penting dominasinya sangat nyata
dibandingkan dengan pasangannya
Satu elemen terbukti mutlak
Mutlak lebih lebih disukai dibandingkan
9
penting dengan pasangannya, pada
tingkat keyakinan yang tertinggi
Diberikan bila terdapat
2,4,6,8 Nilai tengah keraguan penilaian antara
dua penilaian yang berdekatan
suatu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki
kebalikan Aij = 1/Aij
nilai kebalikannya bila
dibandingkan i
Sumber : Ramdhani, 2017

b. Eigenvalue dan Eigenvektor

Apabila seseorang yang sudah memasukkan persepsinya untuk setiap

perbandingan antara kriteria-kriteria yang berada dalam satu level atau yang dapat

diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria mana yang paling disukai atau

yang paling penting, disusun sebuah matriks perbandingan. Bentuk matriks ini

adalah simetris atau biasa disebut dengan matriks bujur sangkar.


20

Apabila ada 3 kriteria yang dibandingkan dalam satu level matriks maka

disebut matriks 3x3. Ciri utama dari matriks perbandingan yang dipakai model

AHP adalah kriteria diagonalnya dari kiri atas ke kanan bawah adalah 1 (satu)

karena yang dibandingkan adalah dua kriteria yang sama. Selain itu sesuai dengan

sistematika berpikir otak manusia, matriks perbandingan yang dibentuk bersifat

matriks resiprokal misalnya kriteria A lebih disukai dengan skala 3 dibandingkan

kriteria B maka dengan sendirinya kriteria B lebih disukai dengan skala 1/3

dibandingkan A.

Setelah matriks perbandingan untuk sekelompok kriteria telah selesai

dibentuk maka langkah berikutnya adalah mengukur bobot prioritas setiap kriteria

tersebut dengan dasar persepsi seorang ahli yang telah dimasukkan dalam matriks

tersebut. Hasil akhir perhitungan bobot prioritas tersebut merupakan suatu

bilangan desimal di bawah satu dengan total prioritas untuk kriteria-kriteria dalam

satu kelompok sama dengan satu. Dalam penghitungan bobot prioritas dipakai

cara yang paling akurat untuk matriks perbandingan yaitu dengan operasi

matematis berdasarkan operasi matriks dan vector yang dikenal dengan nama

eigenvector.

Eigenvector adalah sebuah vector yang apabila dikalikan sebuah matriks

hasilnya adalah vector itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan scalar atau

parameter yang tidak lain adalah eigenvalue. Bentuk persamaannya sebagai

berikut :
21

A.w = λ.w...................................................................................(2.1)

Keterangan :

w = eigenvector

λ = eigenvalue

A = matriks bujursangkar

Eigenvector biasa disebut sebagai vector karakteristiknya dari sebuah

matriks bujur sangkar, sedangkan eigenvalue merupakan akar karakteristiknya

dari matriks tersebut. Metode ini yang dipakai sebagai alat pengukur bobot

prioritas setiap matriks perbandingan dalam model AHP karena sifatnya lebih

akurat dan memperhatikan semua interaksi antarkriteria dalam matriks.

c. Konsistensi

Salah satu asumsi utama model AHP yang membedakannya dengan

model-model pengambilan keputusan lain adalah tidak adanya syarat konsistensi

mutlak. Dengan model AHP yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya

maka ketidakkonsistenan mungkin terjadi karena manusia memiliki keterbatasan

dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau harus

membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat

menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.

Pengukuran konsistensi dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas

eigenvalue maksimum. Dengan eigenvalue maksimum, inkonsistensi yang biasa

dihasilkan matriks perbandingan dapat diminimumkan. Rumus dari indeks

konsistensi (consistency index/CI) adalah :


22

CI = (λmaks – n) / (n – 1) ……....................................................(2.2)

Dimana :

CI = Indeks konsistensi

Λmaks = Eigenvalue maksimum

n = Orde maktriks

Indeks inkonsistensi di atas kemudian diubah ke dalam bentuk rasio

inkonsistensi dengan cara membaginya dengan suatu indeks random. Indeks

random menyatakan rata-rata konsistensi dari matriks perbandingan berukuran 1

sampai 10 yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National

Laboratory dan kemudian dilanjutkan oleh Wharton School (Rahmayanti, 2010).

Tabel 2.3
Nilai Indeks Random
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

CR = CI / RI.................................................................................(2.3)

Dimana :

CR = Rasio Konsistensi

RI = Indeks Random (Random Consistency Index)

Selanjutnya konsistensi responden dalam mengisi kuesioner diukur.

Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon

yang diberikan responden. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan

pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka maka nilai

perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten.


23

Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks

berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.

d. Sintesis Prioritas

Untuk memperoleh perangkat prioritas yang menyeluruh bagi suatu

persoalan keputusan, diperlukan suatu pembobotan dan penjumlahan untuk

menghasilkan suatu bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas suatu elemen.

Langkah yang pertama adalah menjumlahkan nilai-nilai dalam setiap kolom

kemudian membagi setiap entri dalam setiap kolom dengan jumlah pada kolom

tersebut untuk memperoleh matriks yang dinormalisasi. Normalisasi ini dilakukan

untuk mempertimbangkan unit kriteria yang tidak sama. Yang terakhir adalah

merata-ratakan sepanjang baris dengan menjumlahkan semua nilai dalam setiap

baris dari matriks yang dinormalisasi tersebut dan membaginya dengan banyaknya

entri dari setiap baris sehingga sintesis ini menghasilkan persentase prioritas

relatif yang menyeluruh.

2.1.5 Kuesioner

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menggunakan

kuesioner sebagai alat penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Desain Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dengan cara memberikan dan menyebarkan sejumlah pertanyaan

kepada responden dengan harapan memberikan respon atas pertanyaan-

pertanyaan tersebut. Adapun tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah

untuk memperoleh informasi yang relevan serta informasi dengan tingkat


24

validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Dalam penelitian ini metoda

yang digunakan untuk pembuatan kuesioner adalah metoda Garvin dimana

ada delapan dimensi kualitas yaitu (Dewi, 2009) :

a. Kinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal dipakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu sejauh mana karekteristik desain

dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan.

f. Serviceability, meliputi kecepatn, kompetisi, kenyamanan, mudah

direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

h. Kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta

tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2. Pembuatan Skala

Cara memberi nilai atas setiap variabel yang akan diukur merupakan salah

satu aspek penting dalam pengukuran vaiabel operasional penelitian.

Terdapat beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan untuk


25

membedakan objek yang diteliti terhadap variabel yang berkenaan dengan

karakteristik masing-masing.

Terdapat empat skala pengukuran yang banyak digunakan dalam

penelitian yaitu :

a. Skala Nominal (skala kategori)

Merupakan sebuah skala yang mengelompokkan objek ke dalam dua

kelompok, seperti laki-laki atau perempuan dan benar atau salah.

Informasi yang dapat digali dengan menggunakan skala ini hanya

pengkategorian dan tidak lebih.

b. Skala Ordinal

Merupakan sebuah skala yang mengelompokkan objek berdasarkan

jenjang yang dapat diberikan dari yang terbaik hingga terburuk atau

sebaliknya sehingga dapat membantu dalam menganalisis objek.

Informasi yang dapat digali dengan menggunakan skala ini hanya

menjelaskan yang satu lebih dari yang lain tanpa menunjukkan

besarnya perbedaan.

c. Skala Interval

Merupakan sebuah skala yang berguna untuk mengukur jarak antara

dua titik dalam sebuah skala. Karakteristik interval yang digunakan

adalah interval nilai yang digunakan dalam skala ini bernilai sama,

berurutan dan menunjukkan arti untuk setiap nomor yang digunakan.


26

d. Skala Rasio

Merupakan sebuah skala yang dapat digunakan untuk mengukur

besarnya perbedaan setiap variabel serta mengetahui perbandingan

dalam perbedaan tersebut.

3. Indikator Tanggapan Responden

Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

penilaian perbandingan berpasangan yaitu:

Nilai 1 = sama pentingnya

Nilai 3 = sedikit lebih penting

Nilai 5 = lebih penting

Nilai 7 = sangat lebih penting

Nilai 9 = mutlak lebih penting

2,4,6,8 = nilai tengah

2.1.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara

peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik

pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti.


27

Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi

tersebut (Sugiyono, 2017).

Keuntungan melakukan penelitian sampel adalah:

1. Peneliti tidak repot harus meneliti populasi, cukup hanya meneliti

sampelnya saja.

2. Populasi yang terlalu besar memungkinkan ada subyek yang bisa tercecer

atau luput dari peneliti pada saat diambil datanya.

3. Lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga.

4. Menghindari hal-hal yang destruktif, misalnya meneliti tentang

kemampuan daya ledak peluru kendali.

5. Penelitian tidak bisa dilakukan dengan menggunakan populasi sebagai

sumber data.

2.1.7 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh yaitu

Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya

dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Menurut Sugiyono

(2017) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Oleh karena itu,

responden dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang mempunyai kewenangan

mengambil keputusan (decision makers) dalam hal pemilihan supplier, yaitu kasie
28

produksi, bagian produksi, bagian pembelian dan pergudangan, bagian keuangan,

dan bagian pengendalian kualitas.

2.1.8 Definisi Air Minum Dalam Kemasan

Menurut SNI 01-3553-2006 tentang air minum dalam kemasan adalah air

baku yang telah diproses, dikemas dan aman diminum dalam kemasan yang

mencakup air mineral dan air demineral. Air mineral adalah air minum dalam

kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan

mineral. Air demimeral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui

proses pemurnian seperti destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan proses setara.

Menurut pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Perindustrian Republik

Indonesia Nomor: 69/M-IND/PER/7/2009 Tentang Pemberlakuan Standar

Nasional Indonesia (SNI) air minum dalam kemasan (AMDK) secara wajib

bahwa air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah diproses, dikemas

dan aman diminum.

2.1.9 Standar Karton PT. Gunung Naga Mas

Karton atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai Paperboard adalah

material yang terbuat dari pulp organic, pulp sintetis atau sisa produksi kertas

(daur ulang). Merujuk pada ISO 536, sebuah material yang terbuat dari kertas

dengan berat lebih dari 200 g/m2 dikategorikan sebagai karton. Kemunculan

karton sebagai rekayasa dibidang teknologi material untuk memenuhi beberapa

kebutuhan seperti ekonomis dan mudah di daur ulang. Karton biasanya digunakan

untuk membuat kartu pos, kartu remi, dan lainnya yang membutuhkan daya tahan

lebih tinggi dari kertas biasa (Heimlich and Hook, 2018).


29

Klasifikasi karton dibedakan menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut :

1. Karton box, karton yang mudah dibentuk , dilipat tanpa merusak isi benda

yang diletakkan di dalamnya.

2. Flexible packaging, sama seperti karton box, hanya saja flexible packaging

digunakan untuk kemasan makanan atau minuman dengan menambahkan

lapisan anti jamur.

3. Kertas karton, biasanya digunakan untuk kepertuan hasta karya dan tidak

diperkenankan untuk melindungi bahan-bahan yang mudah rusak.

Standar Mutu Karton PT. Gunung Naga mas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4
Standar Mutu Karton PT. Gunung Naga Mas
Jenis Kemasan Standard Satuan
Karton Gelas 240 ml
a. Panjang 360-365 mm
b. Lebar 238-243 mm
c. Tinggi 204-210 mm
d. Ketebalan Serat minimal 0.18 mm
e. Berat minimal 260 gr
f. Kadar Air 6.0-10.0 %
Sumber : PT, Gunung Naga Mas, 2015

2.1.10 Standar Kriteria Pemilihan Supplier PT. Gunung Naga Mas

Dalam pemilihan supplier karton, PT. Gunung Naga Mas memiliki standar

kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi supplier yang akan dipilih, serta

subkriteria yang diambil dari literatur yaitu sebagai berikut.

1. Kriteria Harga.

Yang termasuk subkriteria pada kriteria harga adalah (Rahmayanti,

2010) :

a) Kepantasan harga dengan kualitas barang yang dihasilkan.


30

b) Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada

pemesanan dalam jumlah tertentu.

2. Kriteria Kualitas.

Yang termasuk subkriteria pada kriteria kualitas adalah (Rahmayanti,

2010):

a) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan.

b) Penyediaan barang tanpa cacat.

c) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten.

3. Kriteria Ketepatan Pengiriman.

Yang termasuk subkriteria dalam kriteria ini adalah (Rahmayanti, 2010):

a) Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang

telah disepakati.

b) Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi.

4. Kriteria Ketepatan Jumlah.

5. Kriteria Layanan.

2.2 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar dibawah yang menjelaskan beberapa hal, dari mulai Input sampai

tercapainya Output, penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Input, merupakan dasar permasalahan yang dibutuhkan untuk dilakukan

tindak lanjutnya. Pada penelitian ini peneliti menemukan beberapa hal-hal

yang menjadi landasan penelitian ini yakni :


31

a. Data supplier karton.

b. Data keterlambatan bahan baku dan bahan baku cacat.

c. SOP pemilihan supplier pabrik.

d. Hasil kuesioner.

e. Wawancara.

2. Proses, setelah penulis mendapatkan input, barulah bisa melakukan proses,

yaitu suatu kegiatan atau tindak lanjut yang dilakukan agar tercapainya

output yang diinginkan. Pada proposal penelitian kali ini peneliti

melakukan beberapa proses diantaranya:

a. Penyusunan struktur hirarki masalah

b. Menghitung Eigenvalue dan Eigenvector

c. Menghitung konsistensi

d. Menghitung prioritas

3. Output, Setelah mendapatkan input dan melakukan proses, maka

didapatkan output yaitu :

a. Kriteria supplier yang sesuai dengan standar perusahaan.

b. Supplier karton yang sebaiknya dipilih oleh PT. Gunung Naga Mas

berdasarkan metode AHP.


32

Input Proses Output

Data primer : 1. Penyusunan 1. Kriteria supplier


1. Data supplier struktur hirarki yang sesuai
karton. masalah. dengan standar
2. Data keterlambatan 2. Menghitung perusahaan.
bahan baku dan Eigenvalue dan 2. Supplier yang
bahan baku cacat. sebaiknya
Eigenvector.
3. SOP pemilihan dipilih oleh PT.
3. Menghitung GNM
supplier pabrik. konsistensi.
4. Hasil kuesioner. berdasarkan
4. Menghitung metode AHP.
5. Wawancara.
prioritas.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk

meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random (Sugiyono, 2017).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Gunung Naga Mas Jl. Raya Kuranji-

Kampung Pinang, Kota Padang. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober

2018 – November 2018.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu kasie produksi, bagian

pembelian dan pergudangan, bagian keuangan, bagian produksi dan bagian

quality control yang mengetahui secara langsung kinerja dari supplier yang

berjumlah 30 orang.

3.3.2 Sampel

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2017). Oleh karena itu

sampel pada penelitian ini adalah semua karyawan yang menjadi populasi

berjumlah 30 orang.

33
34

3.4 Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah harga, kualitas,

ketepatan pengiriman, ketepatan jumlah, dan layanan.

3.5 Jenis Data dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan kuesioner yang dibagikan

kepada responden.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang penulis dapatkan berasal dari karyawan PT. Gunung

Naga Mas melalui pengisian kuesioner dan wawancara.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan metode

sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar

perusahaan, langkah-langkahnya :

a. Menyusun struktur hirarki masalah dalam metode AHP, kriteria

biasanya disusun dalam bentuk hirarki.

b. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing

tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.


35

c. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing kriteria yaitu Harga,

Kualitas, Layanan, Ketepatan Pengiriman, dan Ketepatan Jumlah.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Membuat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.

2. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan

geometric mean atau rata-rata geometri. Teori rata-rata geometrik

secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

aij = (Z1, Z2, Z3, …. ,Zn)1/n

Keterangan : aij = Nilai rata-rata perbandingan berpasangan

kriteria Ai dengan Aj untuk n partisipan.

Zi = Nilai perbandingan antara Ai dengan Aj untuk

partisipan i, dengan i=1, 2, 3, …, n .

n = jumlah partisipan.

3. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam

sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison).

4. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai

jumlah kolom tersebut.

5. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan

vectoreigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris terhadap

lima kriteria.

6. Menghitung Rasio konsistensi dengan langkah sebagai berikut:

a. Kalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot.

b. Kalikan jumlah baris dengan bobot.


36

c. Menghitung λmaks dengan menjumlahkan hasil perkalian di atas

dibagi dengan n.

λ maks = ∑v/n

d. Menghitung Indeks konsistensi.

Dalam persoalan pengambilan keputusan, penting untuk

mengetahui konsistensi dari sebuah persepsi. Adapun indikator

dari konsistensi dapat diukur melalui CI yang dirumuskan :

CI = (λmaks – n) / (n – 1)

Keterangan : CI = indeks konsistensi

λmaks = eigenvalue maksimum

n = orde matriks

e. Menghitung Rasio Konsistensi AHP mengukur konsistensi

menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio

konsistensi yang dirumuskan :

CR = CI / RI

Keterangan : CR = Rasio Konsistensi

RI = Indeks random

Dimana nilai RI dapat dilihat pada tabel 2.3. Jika CR < 0,1 maka

nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang

diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka nilai perbandingan

berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten.

Sehingga pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada

unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.


37

2. Memilih supplier yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas berdasarkan

metode AHP, langkah-langkahnya :

a. Menyusun struktur hirarki masalah dalam metode AHP.

b. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing

tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.

c. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing subkriteria serta

alternatif supplier. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Membuat perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.

2. Hasil penilaian responden kemudian dirata-rata menggunakan

geometric mean atau rata-rata geometri dengan rumus sebagai

berikut :

aij = (Z1, Z2, Z3, …. ,Zn)1/n

Keterangan : aij = Nilai rata-rata perbandingan berpasangan

kriteria Ai dengan Aj untuk n partisipan.

Zi = Nilai perbandingan antara Ai dengan Aj untuk

partisipan i, dengan i=1, 2, 3, …, n .

n = jumlah partisipan.

3. Hasil dari setiap perbandingan berpasangan ditampilkan dalam

sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison).

4. Bagi masing-masing elemen pada kolom tertentu dengan nilai

jumlah kolom tersebut.


38

5. Hasil tersebut kemudian dinormalisasi untuk mendapatkan

vectoreigen matriks dengan merata-ratakan jumlah baris terhadap

lima kriteria.

6. Menghitung Rasio konsistensi dengan langkah sebagai berikut:

a. Kalikan nilai matriks perbandingan awal dengan bobot.

b. Kalikan jumlah baris dengan bobot.

c. Menghitung λmaks dengan menjumlahkan hasil perkalian di atas

dibagi dengan n.

λ maks = ∑v/n

d. Menghitung Indeks konsistensi.

Dalam persoalan pengambilan keputusan, penting untuk

mengetahui konsistensi dari sebuah persepsi. Adapun indikator

dari konsistensi dapat diukur melalui CI yang dirumuskan :

CI = (λmaks – n) / (n – 1)

Keterangan : CI = indeks konsistensi

λmaks = eigenvalue maksimum

n = orde matriks

e. Menghitung Rasio Konsistensi AHP mengukur konsistensi

menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio

konsistensi yang dirumuskan :

CR = CI / RI

Keterangan : CR = Rasio Konsistensi

RI = Indeks random
39

d. Setelah menghitung bobot atau prioritas dari masing-masing subkriteria

dan alternatif supplier, kemudian ditentukan prioritas global dengan

cara mengalikan prioritas dari masing-masing subkriteria dengan

prioritas kriteria.

e. Setelah mengetahui bobot dari masing-masing subkriteria dan bobot

dari masing-masing supplier kemudian ditentukan supplier yang akan

dipilih. Nilai keseluruhan dari masing-masing supplier yaitu jumlah

keseluruhan dari perkalian bobot supplier dengan bobot subkriteria.

Supplier yang dipilih adalah supplier yang memiliki nilai paling tinggi.

3.7 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis akan melakukan kegiatan seperti

yang tercantum dalam kerangka metodologi penelitian seperti dibawah ini.

MULAI

Survey Lapangan Studi Literatur


1. Interview Mempelajari buku, jurnal
2. Observasi mengenai pemilihan supplier.

Identifikasi masalah
1. Sering terjadi keterlambatan bahan baku dari supplier karton.
2. Ditemukan bahan baku yang cacat dari supplier karton.
3. Jumlah bahan baku yang datang dari supplier tidak sesuai pesanan.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar
perusahaan ?
2. Manakah supplier karton yang harus dipilih oleh PT. Gunung Naga Mas
berdasarkan metode AHP ?

A
40

Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


1. Pengisian Kuesioner
2. Wawancara
3. Penyusunan struktur hirarki masalah.
4. Menghitung Eigenvalue dan Eigenvector.
5. Menghitung konsistensi.
6. Menghitung prioritas

Analisa Hasil Pengolahan Data

Kesimpulan Dan Saran

SELESAI

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi


BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Berdasarkan dari latar belakang masalah pada bab sebelumnya maka

dilakukan pengumpulan data yang digunakan dalam “Analisis Pemilihan Supplier

Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Pada

PT.Gunung Naga Mas” yaitu data operasional variabel dan pengukuran data.

Berikut ini data-data yang digunakan penulis dalam penelitian.

4.1.1 Data Operasional Variabel dan Pengukuran

Berdasarkan standar kriteria pada PT. Gunung Naga Mas yang digunakan

untuk mengevaluasi supplier karton yang akan dipilih, serta subkriteria yang

diambil dari literatur, maka pada pengisian kuesioner kriteria yang digunakan

yaitu sebagai berikut :

1. Harga , yaitu nilai benda atau barang diukur dengan satuan uang (rupiah).

Subkriterianya yaitu (Rahmayanti, 2010) :

a. Kepantasan harga dengan kualitas barang (H1).

b. Kemampuan memberikan diskon pada pemesanan dalam jumlah

tertentu (H2).

2. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang yang

menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan. Kualitas

karton diukur dengan bentuk, ukuran, warna, lipatan, kadar air, gambar,

dan berat. Subkriterianya yaitu (Rahmayanti, 2010) :

a. Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q1).

41
42

b. Penyediaan barang tanpa cacat (Q2).

c. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3).

3. Kriteria Ketepatan Pengiriman

Ketepatan pengiriman, yaitu kemampuan supplier dalam menangani

permintaan perusahaan sehingga dapat mengirimkan barang sesuai dengan

waktu yang sudah ditentukan. Subkriterianya yaitu (Rahmayanti, 2010) :

a. Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang

telah disepakati (D1).

b. Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2).

4. Ketepatan jumlah, yaitu ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam

pengiriman.

5. Layanan, yaitu kemampuan dalam menanggapi dan melayani permintaan

dari konsumen.

4.1.2 Data Struktur Hirarki Masalah

Dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki.

Kriteria dan subkriteria dalam penelitian ini adalah kriteria dan sub kriteria yang

dipakai perusahaan dalam memilih supplier. Pemilihan supplier pada PT.

Gunung Naga Mas disusun dalam 3 level yaitu level 0 merupakan tujuan, level 1

merupakan kriteria, level 2 merupakan subkriteria dan level 3 merupakan

alternatif supplier mana yang sebaiknya dipilih.


43

Memilih Supllier Terbaik

Harga Kualitas Ketepatan Ketepatan Layanan


Pengiriman Jumlah

H1 Q1 D1

H2 Q2 D2
Q3

Supplier X Supplier Y Supplier Z

Keterangan :
Supplier X ( PT. Sumatera Kemasindo)
Supplier Y ( PT. KKM )
Supplier Z ( PT. Cahaya Alam Sejati )

Gambar 4.1 Struktur Hirarki Masalah

4.2 Pengolahan Data

Adapun pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari

beberapa tahapan sebagai berikut :

4.2.1 Menentukan Kriteria-Kriteria Supplier Yang Sesuai Dengan Standar

Perusahaan.

Dalam menentukan kriteria-kriteria supplier yang sesuai dengan standar

perusahaan, maka dilakukan perhitungan bobot atau prioritas kepentingan dari

masing-masing variabel yaitu Harga, Kualitas, Ketepatan Pengiriman, Ketepatan

Jumlah dan Layanan. Perhitungan dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan


44

kepada responden yang berjumlah 30 orang. Setelah penilaian dari 30 responden

didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric

dengan rumus :

aij = (Z1, Z2,Z3.....Zn)1/n

Berdasarkan lampiran hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1
Penilaian Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel diatas

maka diperoleh bobot yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2
Bobot Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam memilih supplier karton,

prioritas pertama PT. Gunung Naga Mas yaitu pada kriteria ketepatan pengiriman
45

dengan bobot 0,247, kriteria kualitas pada prioritas kedua dengan bobot 0,205,

kriteria ketepatan jumlah pada prioritas ketiga dengan bobot 0,203, kriteria

layanan pada prioritas keempat dengan bobot 0,196, dan kriteria harga pada

prioritas kelima dengan bobot 0,149.

4.2.1.1 Menghitung Bobot atau Prioritas Kepentingan Subkriteria pada

Kriteria-Kriteria Supplier.

Menghitung bobot atau prioritas kepentingan subkriteria dari kriteria-

kriteria supplier dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden

yang berjumlah 30 orang. Setelah penilaian dari 30 responden didapatkan,

kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric dengan rumus :

aij = (Z1, Z2,Z3.....Zn)1/n.

Berdasarkan lampiran hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Kriteria Harga

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

subkriteria pada kriteria harga dalam pemilihan supplier.

Tabel 4.3
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Harga

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam


kriteria harga diatas maka diperoleh bobot yang dapat dilihat pada tabel 4.4
dibawah ini :
46

Tabel 4.4
Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Harga
Subkriteria Bobot Prioritas
Kepantasan harga dengan
0,720 I
Kualitas (H1)
Kemampuan Memberikan
0.280 II
Diskon (H2)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada kriteria harga dalam pemilihan

supplier, subkriteria H1 menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,720, dan

subkriteria H2 menjadi prioritas kedua dengan bobot 0,280.

2. Kriteria Kualitas

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

subkriteria pada kriteria kualitas dalam pemilihan supplier.

Tabel 4.5
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

kriteria kualitas diatas maka diperoleh bobot yang dapat dilihat pada tabel 4.6

dibawah ini :
47

Tabel 4.6
Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Kualitas
Subkriteria Bobot Prioritas
Kesesuaian barang dengan spesifikasi
0,400 I
yang ditetapkan (Q1)
Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) 0,266 III
Kemampuan memberikan kualitas
0,333 II
yang konsisten (Q3)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada kriteria harga dalam pemilihan

supplier, subkriteria Q1 menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,400, subkriteria

Q3 menjadi prioritas kedua dengan bobot 0,266 dan subkriteria Q2 menjadi

prioritas ketiga dengan bobot 0,333.

3. Kriteria Ketepatan Pengiriman

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

subkriteria pada kriteria ketepatan pengiriman dalam pemilihan supplier.

Tabel 4.7
Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada
Kriteria Ketepatan Pengiriman

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

kriteria ketepatan pengiriman diatas maka diperoleh bobot yang dapat dilihat pada

tabel 4.8 dibawah ini :


48

Tabel 4.8
Bobot Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada
Kriteria Ketepatan Pengiriman
Subkriteria Bobot Prioritas
Kemampuan mengirimkan barang
0,736 I
sesuai tanggal yang disepakati (D1)
Kemampuan menangani sistem
0,264 II
transportasi (D2)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan pengiriman

dalam pemilihan supplier, subkriteria D1 menjadi prioritas pertama dengan bobot

0,736, subkriteria D2 menjadi prioritas kedua dengan bobot 0,264.

4.2.2 Memilih Supplier Yang Baik Untuk PT. Gunung Naga Mas

Berdasarkan Metode AHP.

Dalam memilih supplier yang baik untuk PT. Gunung Naga Mas

berdasarkan metode AHP, dilakukan dengan cara yaitu bobot setiap supplier

dibandingkan dengan masing-masing subkriteria. Untuk pengukuran dilakukan

melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 30 orang.

Setelah penilaian dari 30 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata

menggunakan rata-rata geometric dengan rumus :

aij = (Z1, Z2,Z3.....Zn)1/n

Berdasarkan lampiran bobot masing-masing alternatif terhadap subkriteria

dalam pemilihan supplier dapat dilihat sebagai berikut:


49

1. Kriteria Harga

a. Subkriteria Kepantasan Harga Dengan Kualitas (H1)

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria kepantasan harga dengan kualitas.

Tabel 4.9
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada
Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria kepantasan harga dengan kualitas diatas diperoleh bobot yang

ditunjukkan dalam tabel 4.10 dibawah ini.

Tabel 4.10
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada
Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,481 I
Supplier Y 0,211 III
Supplier Z 0,307 II

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria kepantasan harga

dengan kualitas (H1), supplier X merupakan prioritas utama dengan bobot 0,481,

kemudian supplier Z dengan bobot 0,307, dan terakhir supplier Y dengan bobot

0,211.
50

b. Subkriteria kemampuan untuk memberikan diskon pada pemesanan

dalam jumlah tertentu (H2).

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria kemampuan untuk memberikan diskon pada

pemesanan dalam jumlah tertentu.

Tabel 4.11
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada
Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria kemampuan memberikan diskon diatas diperoleh bobot yang

ditunjukkan dalam tabel 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.12
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada
Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon

Alternatif Bobot Prioritas


Supplier X 0,441 I
Supplier Y 0,191 III
Supplier Z 0,368 II

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan

memberikan diskon (H2), supplier X merupakan prioritas utama dengan bobot

0,441, kemudian supplier Z dengan bobot 0,368, dan terakhir supplier Y dengan

bobot 0,191.
51

2. Kriteria Kualitas

a. Subkriteria Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan

(Q1).

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria kesesuaian barang dengan spesifikasi yang

ditetapkan.

Tabel 4.13
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan diatas diperoleh

bobot yang ditunjukkan dalam tabel 4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada Subkriteria
Kesesuaian Barang Dengan Spesifikasi Yang Ditetapkan
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,491 I
Supplier Y 0,185 III

Supplier Z 0,324 II

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan

kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1), supplier X


52

merupakan prioritas utama dengan bobot 0,441, kemudian supplier Z dengan

bobot 0,368, dan terakhir supplier Y dengan bobot 0,191.

b. Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat (Q2).

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria penyediaan barang tanpa cacat.

Tabel 4.15
Penilaian PrioritasKepentingan Alternatif Pada
Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria penyediaan barang tanpa cacat diatas diperoleh bobot yang

ditunjukkan dalam tabel 4.16 dibawah ini.

Tabel 4.16
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada
Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,456 I
Supplier Y 0,180 III
Supplier Z 0,364 II

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria penyediaan barang

tanpa cacat (Q2), supplier X merupakan prioritas utama dengan bobot 0,456,

kemudian supplier Z dengan bobot 0,364, dan terakhir supplier Y dengan bobot

0,180.
53

c. Subkriteria Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten (Q3).

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria kemampuan memberikan kualitas yang

konsisten.

Tabel 4.17
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria
Kemampuan Memberikan Kualitas Yang Konsisten

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria memberikan kualitas yang konsisten diatas diperoleh bobot yang

ditunjukkan dalam tabel 4.18 dibawah ini.

Tabel 4.18
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada
Subkriteria Memberikan Kualitas Yang Konsisten
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,454 I
Supplier Y 0,181 III
Supplier Z 0,365 II

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria memberikan

kualitas yang konsisten (Q3), supplier X merupakan prioritas utama dengan bobot

0,454, kemudian supplier Z dengan bobot 0,365, dan terakhir supplier Y dengan

bobot 0,181.
54

3. Kriteria Ketepatan pengiriman

a. Subkriteria Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal

Yang Telah Disepakati (D1).

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai

dengan tanggal yang telah disepakati.

Tabel 4.19
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan
Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal Yang Telah Disepakati

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah

disepakati diatas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel 4.20 dibawah ini.

Tabel 4.20
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada Subkriteria Kemampuan
Mengirimkan Barang Sesuai Dengan Tanggal Yang Telah Disepakati

Alternatif Bobot Prioritas


Supplier X 0,422 I
Supplier Y 0,205 III

Supplier Z 0,373 II
55

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan

mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (D1), supplier X

merupakan prioritas utama dengan bobot 0,422, kemudian supplier Z dengan

bobot 0,373, dan terakhir supplier Y dengan bobot 0,205.

b. Subkriteria Kemampuan Dalam Hal Penanganan Sistem Transportasi

(D2).

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada subkriteria kemampuan dalam hal penanganan sistem

transportasi.

Tabel 4.21
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan
Dalam Hal Penanganan Sistem Transportasi

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

subkriteria kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi diatas diperoleh

bobot yang ditunjukkan dalam tabel 4.22 dibawah ini.

Tabel 4.22
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada Subkriteria Kemampuan
Dalam Hal Penanganan Sistem Transportasi
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,380 II
Supplier Y 0,238 III
Supplier Z 0,382 I
56

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan dalam

hal penanganan sistem transportasi (D2), supplier Z merupakan prioritas utama

dengan bobot 0,382, kemudian supplier X dengan bobot 0,380, dan terakhir

supplier Y dengan bobot 0,238.

4. Kriteria Ketepatan Jumlah

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada kriteria ketepatan jumlah.

Tabel 4.23
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria Ketepatan Jumlah

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

kriteria ketepatan jumlah diatas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel

4.24 dibawah ini.

Tabel 4.24
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada Kriteria Ketepatan Jumlah
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,457 I
Supplier Y 0,192 III
Supplier Z 0,352 II

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan jumlah,

supplier X merupakan prioritas utama dengan bobot 0,457, kemudian supplier Z

dengan bobot 0,352, dan terakhir supplier Y dengan bobot 0,192.


57

5. Kriteria Layanan

Berikut ini merupakan perhitungan penilaian prioritas kepentingan

alternatif pada kriteria layanan.

Tabel 4.25
Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Kriteria Layanan

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam

kriteria layanan diatas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel 4.26

dibawah ini.

Tabel 4.26
Bobot Prioritas Kepentingan Alternatif pada Kriteria Layanan
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0,397 I
Supplier Y 0,246 III
Supplier Z 0,357 II
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada kriteria layanan, supplier X

merupakan prioritas utama dengan bobot 0,397, kemudian supplier Z dengan

bobot 0,357, dan terakhir supplier Y dengan bobot 0,246.

4.2.2.1 Memilih Supplier Optimal

Setelah masing-masing kriteria dan alternatif didapatkan kemudian

dilakukan sintesis untuk mendapatkan bobot alternatif secara keseluruhan dari

kriteria yang ada. Sebelumnya bobot atau prioritas lokal harus dicari dengan nilai

bobot globalnya terlebih dahulu dengan cara mengalikan bobot lokal dengan
58

prioritas level di atasnya. Berdasarkan lampiran hasil pembobotan kriteria dan

alternatif dapat dilihat dalam tabel 4.27 berikut ini :

Tabel 4.27
Prioritas Global (Global Priority)

Level 0 Level 1 Level 2 Level 3


Bobot Bobot
Tujuan Kriteria Subkriteria Alternatif
Supplier X 0.052
H1 0.107 Supplier Y 0.023
Harga Supplier Z 0.033
0.149 Supplier X 0.018
H2 0.042 Supplier Y 0.008
Supplier Z 0.015
Supplier X 0.040
Q1 0.082 Supplier Y 0.015
Supplier Z 0.027
Kualitas Supplier X 0.025
0.205 Q2 0.055 Supplier Y 0.010
Supplier Z 0.020
Memilih Supplier X 0.031
Supplier Q3 0.068 Supplier Y 0.012
Terbaik Supplier Z 0.025
Supplier X 0.077
Ketepatan D1 0.182 Supplier Y 0.037
Pengiriman Supplier Z 0.068
0.247 Supplier X 0.025
D2 0.065 Supplier Y 0.016
Supplier Z 0.025
Supplier X 0.092
Ketepatan Jumlah 0.203 Supplier Y 0.039
Supplier Z 0.071
Supplier X 0.078
Layanan 0.196 Supplier Y 0.048
Supplier Z 0.070
59

Setelah prioritas global didapatkan, maka bobot masing-masing alternatif

secara keseluruhan dapat dihitung dengan menjumlahkan semua bobot

keseluruhan pada masing-masing supplier. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.28

dibawah ini :

Tabel 4.28
Bobot Alternatif Secara Keseluruhan
Alternatif Bobot Prioritas
Supplier X 0.438 I
Supplier Y 0.208 III
Supplier Z 0.354 II

Tabel diatas menunjukkan bahwa bahwa secara keseluruhan, supplier X

dengan nilai bobot 0,438 merupakan prioritas pertama untuk dipilih sebagai

supplier karton pada PT. Gunung Naga Mas. Prioritas kedua adalah supplier Z

dengan nilai bobot 0,354, sedangkan prioritas terakhir adalah supplier Y dengan

nilai bobot 0,208.

4.2.2.2 Konsistensi

Dengan model AHP yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya

maka ketidakkonsistenan mungkin terjadi, karena manusia memiliki keterbatasan

dalam menyatakan persepsinya secara konsisten terutama kalau harus

membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat

menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak. Pengukuran

konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang

diberikan responden. Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada

matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka nilai perbandingan

berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika
60

tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur

kriteria maupun alternatif harus diulang.

Berdasarkan lampiran pada tabel 4.29 berikut ini menunjukkan nilai

konsistensi rasio (CR) dari penilaian responden.

Tabel 4.29
Consistensi Ratio (CR) Penilaian Responden

Perbandingan Berpasangan CR Keterangan


Antar kriteria (level 1) 0.037 konsisten
Antar subkriteria harga 0.000 konsisten
Antar subkriteria kualitas 0.097 konsisten
Antar subkriteria ketepatan pengiriman 0.000 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria H1 0.066 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria H2 0.031 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria Q1 0.047 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria Q2 0.066 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria Q3 0.081 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria D1 0.049 konsisten
Antar alternatif terhadap subkriteria D2 0.096 konsisten
Antar alternatif terhadap kriteria ketepatan
0.090 konsisten
jumlah
Antar alternatif terhadap kriteria layanan 0.077 konsisten

Tabel 4.29 di atas menunjukkan bahwa semua penilaian responden

konsisten, dan tidak perlu diulang lagi.


BAB V
ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

5.1 Analisis Bobot atau Prioritas Kriteria-Kriteria Supplier Yang Sesuai

Dengan Standar Perusahaan.

Dari hasil perhitungan bobot atau prioritas pada tabel 4.2, kriteria yang

paling berpengaruh dalam pemilihan supplier pada PT. G u n u n g N a g a M a s

adalah kriteria ketepatan pengiriman dengan bobot 0,247. Kriteria selanjutnya

yang berpengaruh adalah kriteria kualitas dengan bobot 0,205, kemudian

kriteria ketepatan jumlah dengan bobot 0,203, lalu kriteria layanan dengan bobot

0,196 dan terakhir kriteria harga dengan nilai bobot yaitu 0,149.

Dengan terpilihnya ketepatan pengiriman sebagai prioritas pertama dalam

pemilihan supplier menunjukkan bahwa PT. Gunung Naga Mas mengutamakan

ketepatan waktu dalam mengirim bahan baku agar tidak terputusnya proses

produksi. Hal ini dikarenakan bahan baku yang dikirim tepat waktu sesuai

pemesanan akan berpengaruh pada kelancaran produksi. Sebaliknya pengiriman

bahan baku yang yang tidak sesuai waktu akan mengganggu aktivitas produksi.

5.1.1 Analisis Bobot atau Prioritas Kepentingan Subkriteria pada

Kriteria-Kriteria Supplier.

Pada kriteria harga yang digunakan dalam penelitian ini mencakup dua

subkriteria yaitu kepantasan harga dengan kualitas (H1) dan kemampuan

memberikan diskon (H2). Dari kedua subkriteria tersebut, subkriteria kepantasan

harga dengan kualitas (nilai bobot 0,720) dianggap paling penting oleh

61
62

responden. Selanjutnya adalah subkriteria kemampuan memberikan diskon (nilai

bobot 0,280).

Pada kriteria kualitas terdapat tiga subkriteria yaitu kesesuaian barang

dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1), penyediaan barang tanpa cacat (Q2) dan

kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3). Dari ketiga subkriteria

tersebut, subkriteria Q1 (nilai bobot 0,400) dianggap paling penting oleh

responden. Selanjutnya adalah subkriteria Q 3 (nilai bobot 0,333) dan terakhir

adalah subkriteria Q2 (nilai bobot 0,266).

Kriteria ketepatan pengiriman yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup dua subkriteria yaitu kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai

dengan tanggal yang telah disepakati (D1) dan kemampuan dalam hal penanganan

sistem transportasi (D2). Dari kedua subkriteria tersebut subkriteria kemampuan

untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (nilai

bobot 0,736) dianggap paling penting responden. Selanjutnya adalah subkriteria

kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (nilai bobot 0,264).

5.2 Analisis Bobot atau Prioritas Dalam Memilih Supplier Yang Baik

Untuk PT. Gunung Naga Mas Berdasarkan Metode AHP.

Pada kriteria harga dengan subkriteria kepantasan harga dengan kualitas

( H1), supplier X dianggap paling baik oleh para responden dengan nilai bobot

0,481. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot 0,307 dan supplier Y dengan

nilai bobot 0,211. Supplier X dinilai telah sesuai dengan harga dan kualitas yang

diberikan. Pada subkriteria kemampuan untuk memberikan diskon pada

pemesanan dalam jumlah tertentu (H2) supplier X dianggap paling baik oleh
63

para responden dengan nilai bobot 0,441. Selanjutnya supplier Z dengan nilai

bobot 0,368 dan supplier Y dengan nilai bobot 0,191.

Pada kriteria kualitas dengan subkriteria kesesuaian barang dengan

spesifikasi yang ditetapkan (Q1), supplier X dianggap paling baik oleh para

responden dengan nilai bobot 0,491. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot

0,324 dan supplier Y dengan nilai bobot 0,185. Pada subkriteria penyediaan

barang tanpa cacat (Q2) supplier X dianggap paling baik oleh para responden

dengan nilai bobot 0,456. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot 0,364 dan

supplier Y dengan nilai bobot 0,180. Pada subkriteria kemampuan memberikan

kualitas yang konsisten (Q3) supplier X dianggap paling baik oleh para

responden dengan nilai bobot 0,454. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot

0,365 dan supplier Y dengan nilai bobot 0,181.

Pada kriteria ketepatan pengiriman dengan subkriteria kemampuan

mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati (D1), supplier

X dianggap paling baik oleh para responden dengan nilai bobot 0,422.

Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot 0,373 dan supplier Y dengan nilai

bobot 0,205. Pada subkriteria kemampuan dalam hal penanganan sistem

transportasi (D2) supplier Z dianggap paling baik oleh para responden dengan

nilai bobot 0,382. Selanjutnya supplier X dengan nilai bobot 0,380 dan supplier

Y dengan nilai bobot 0,238.

Pada kriteria ketepatan jumlah, supplier X dianggap paling baik oleh para

responden dengan nilai bobot 0,457. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot

0,352 dan supplier Y dengan nilai bobot 0,192.


64

Pada kriteria layanan, supplier X dianggap paling baik oleh para

responden dengan nilai bobot 0,397. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot

0,357 dan supplier Y dengan nilai bobot 0,246.

5.2.1 Analisis Supplier Optimal

Setelah dilakukan perhitungan untuk mendapatkan bobot alternatif secara

keseluruhan dari masing-masing kriteria dan alternatif yang ada seperti pada tabel

4.27, maka secara keseluruhan supplier X merupakan prioritas pertama untuk

dipilih dengan nilai bobot 0,438. Selanjutnya supplier Z dengan nilai bobot 0,354

dan terakhir supplier Y dengan nilai bobot 0,208. Hal ini menunjukan bahwa

suuplier X merupakan supplier terbaik yang akan dipilih PT. Gunung Naga Mas

sebagai supplier jangka panjang karena memiliki nilai paling tinggi dibanding dua

supplier lainnya.

5.2.2 Analisis Konsistensi

Dari hasil pengukuran konsistensi respon yang diberikan oleh responden

seperti pada tabel 4.29, maka dapat disimpulkan bahwa semua penilaian

responden konsisten karena nilai CR < 0,1. Sehingga pengisian nilai-nilai pada

matriks berpasangan tidak perlu dilakukan ulang.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan menggunakan metode AHP, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan tabel 4.2, kriteria yang paling berpengaruh dalam pemilihan

supplier karton pada PT. Gunung Naga Mas adalah kriteria ketepatan

pengiriman dengan bobot 0,247. Prioritas kedua yaitu kriteria kualitas

dengan bobot 0,205. Kemudian, kriteria ketepatan jumlah pada prioritas

ketiga dengan bobot 0,203. Selanjutnya kriteria layanan pada prioritas

keempat dengan bobot 0,196, dan terakhir kriteria harga pada prioritas

kelima dengan bobot 0,149.

2. Berdasarkan nilai bobot kriteria-kriteria dan subkriteria dalam tabel 4.28,

secara keseluruhan PT. Sumatera Kemasindo (Pekanbaru) dinilai sebagai

supplier terbaik dengan nilai bobot 0,438. Prioritas selanjutnya adalah

PT. Cahaya Alam Sejati ( M e d a n , S u m u t ) dengan nilai bobot 0,354

dan prioritas terakhir adalah PT. KKM (Medan, Sumut ) dengan nilai

bobot 0,208. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan supplier

karton terbaik bagi PT. Gunung Naga Mas untuk dijadikan sebagai

supplier jangka panjang adalah PT. Sumatera Kemasindo (Pekanbaru),

karena secara keseluruhan supplier ini memiliki nilai paling tinggi

dibandingkan dengan dua supplier yang lain.

65
66

6.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku karton, PT. Gunung Naga Mas

hendaklah memperhatikan bobot-bobot kriteria pemilihan supplier,

karena setiap kriteria tersebut mempunyai bobot yang berbeda. Dengan

hal tersebut dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan supplier

yang tepat dan sesuai dengan standar perusahaan. Hal ini juga

mempengaruhi proses produksi, agar produksi dapat berlangsung

sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan dapat memenuhi

kebutuhan konsumen.

2. Diharapkan penelitian kedepannya untuk mengurangi ketidaktepatan dan

ketidakpastian dalam memetakan persepsi ke angka-angka numeric, maka

bisa dengan menggunakan metode fuzzy AHP.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Andalia, Winny, Irnanda Pratiwi, Jurnal Analisis Pemilihan Supplier


Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process, Universitas
Tridinanti, Palembang, 2018

Ervil, Riko, MT, Dela Nurmayuni, ST, Jurnal Penjadwalan Produksi Dengan
Metode Campbell Dudek Smith (CDS) Untuk Meminimalkan Total
Waktu Produksi (Makespan), Sekolah Tinggi Teknologi Industri,
Padang, 2018

Ervil, Riko, MT, Jurnal Service Quality Measurement For Medical Treatment
Utilize Servqual-Fuzzy, Sekolah Tinggi Teknologi Industri, Padang, 2015

Ervil, Riko, MT, Mela Rosalina, ST, Jurnal Estimasi Permintaan Air Minum
Dalam Kemasan AYIA Cup 240 ml Pada PT. Gunung Naga Mas,
Sekolah Tinggi Teknologi Industri, Padang, 2019

Ervil, Riko, MT, Tri Ernita, ST.MP, Nofriadiman, ST. Mkom, Meldia Fitri, ST.MP,
Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi
Industri Padang, Padang, 2016

Heimlich,Joe E and Hook Paula, A History Of Packaging. http://wikipedia.com.


Diakses pada tanggal 13 September 2018.

Maria, Armandina Belo, Joko Susestyo, Endang Widuri Asih, Jurnal Analisis
Pemilihan Supplier Bahan Baku Untuk Produksi Dengan
Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), Institut
Sains & Teknologi AKPRIND, Yogyakarta, 2016

Ngatawi, Ira Setyaningsih, Jurnal Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan


Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011

Nyoman, I Pujawan dan ER, Mahendrawati, Supply Chain Management, Institut


Teknologi Sepuluh November Surabaya, Guna Widya, Surabaya, 2010.

Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Pengertian Air Minum Dalam


Kemasan(AMDK),http://bardowenang.blogspot.com/2010/04/prokontraai
rmurnidan airmineral.html, Diakses pada tanggal 30 September 2018.

Rahmayanti, Reny, Skripsi Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode


Analitical Hierarchy Process (AHP), Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2010.

67
Ramdhani, Rizki, Skripsi Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode
Analitical Hierarchy Process, Universitas Widyatama, Bandung, 2016.
Rimantho, Dino, Fathurohman, Bambang Cahyadi, Sodikun, Jurnal Pemilihan
Supplier Rubber Parts Dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Di PT.XYZ, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, 2017

Standar Mutu Karton PT. Gunung Naga Mas, Kuranji, Padang , 2015

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, kuantitatif, dan R&D, Alfabeta,


Bandung, 2017

Surjasa, Usulan Supplier Selection Dengan Analytical Hierarchy Process Dan


Penerapan Sistem Informasi Dengan konsep Vendor Managed
Inventory Pada PT.ABC. http://www.fab.utm.my/download/Converence
Seminar/ICCI2006S3PP06.PDF diakses pada tanggal 24 Agustus 2018

Wahyu, Shinta Hati, Nelmi Sebrina, Jurnal Analisis Pemilihan Supplier Pupuk
Npk Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Politeknik
Negeri Batam, Batam, 2017.

68
SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Kepada Yth.
Responden PT. Gunung Naga Mas
Dengan hormat,

Saat ini saya adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang
(STTIND) yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pemilihan
Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Pada PT.Gunung Naga Mas” guna penyusunan skripsi sebagai tugas akhir. Untuk
itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk meluangkan waktu guna
mengisi kuesioner ini. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara bersifat rahasia dan tidak akan
disebarluaskan untuk konsumsi publik karena penelitian ini bersifat
akademis/keilmuan semata dan hasilnya tidak akan disebarluaskan. Atas kesediaan
dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Fandy Rahman
1410024425059

69
KUESIONER PRIORITAS KEPENTINGAN DARI
KRITERIA-KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER

Berikut ini kriteria yang dipakai perusahaan dalam memilih supplier karton :
1. Harga, yaitu nilai benda atau barang diukur dengan satuan uang (rupiah).
2. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang yang menunjukkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan. Kualitas karton diukur dengan
bentuk, ukuran, warna, lipatan, kadar air, gambar, dan berat.
3. Ketepatan pengiriman, yaitu kemampuan supplier dalam menangani
permintaan perusahaan sehingga dapat mengirimkan barang sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
4. Ketepatan jumlah, yaitu ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman.
5. Layanan, yaitu kemampuan dalam menanggapi dan melayani permintaan dari
konsumen.

Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan dari


masing-masing kriteria untuk pemilihan supplier dengan cara memberi tanda centang
(V) pada kolom yang telah disediakan di bawah ini menggunakan Skala Penilaian
Perbandingan Berpasangan :
Nilai 1 = sama pentingnya
Nilai 3 = sedikit lebih penting
Nilai 5 = lebih penting
Nilai 7 = sangat lebih penting
Nilai 9 = mutlak lebih penting
2,4,6,8 = nilai tengah

70
71
KUESIONER PENETAPAN PRIORITAS KEPENTINGAN
MASING-MASING SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER

1. Kriteria Harga
Pada kriteria harga, ada dua subkriteria yaitu :
a. Kepantasan harga dengan kualitas barang (H1)
b. Kemampuan memberikan diskon pada pemesanan dalam jumlah tertentu
(H2)

Subkriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Subkriteria

H1 H2

2. Kriteria Kualitas
Pada kriteria kualitas, ada tiga subkriteria yaitu:
a. Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q1)
b. Penyediaan barang tanpa cacat (Q2)
c. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten(Q3)

Subkriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Subkriteria

Q1 Q2
Q1 Q3
Q2 Q3

3. Kriteria Ketepatan Pengiriman


Pada kriteria ketepatan pengiriman terdapat dua subkriteria yaitu:
a. Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah
disepakati (D1)
b. Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2)

Subkriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Subkriteria

D1 D2

72
KUESIONER PENETAPAN BOBOT DARI
MASING-MASING SUPPLIER BERKENAAN DENGAN MASING-MASING
SUBKRITERIA PEMILIHAN SUPPLIER

Nilai 1 = sama memuaskan Nilai 7 = sangat lebih memuaskan


Nilai 3 = sedikit lebih memuaskan Nilai 9 = mutlak lebih memuaskan
Nilai 5 = lebih memuaskan 2,4,6,8 = nilai tengah

1. Kriteria Harga
a. Subkriteria : Kepantasan harga dengan kualitas barang (H1)
Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

b. Subkriteria : Kemampuan memberikan diskon pada pemesanan jumlah


tertentu (H2)

Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

2. Kriteria Kualitas
a. Subkriteria : Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan
(Q1)
Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

73
b. Subkriteria : Penyediaan barang tanpa cacat (Q2)
Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

c. Subkriteria : Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten(Q3)


Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

3. Kriteria Ketepatan Pengiriman


a. Subkriteria : Kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal
yang telah disepakati (D1)
Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

b. Subkriteria : Kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi (D2)


Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

4. Kriteria Ketepatan Jumlah


Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

74
5. Kriteria Layanan
Supplier 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Supplier

Supplier X Supplier Y
Supplier X Supplier Z
Supplier Y Supplier Z

75
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fandy Rahman


NPM : 1410024425059
Pogram Studi : Teknik Industri

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :
“Analisis Pemilihan Supplier Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical
Hierarchy Process)”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut prediket kelulusan
dan gelar sarjana saya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Padang, Agustus 2019


Pembuat Pernyataan,

Fandy Rahman
NPM. 1410024425059
BIODATA WISUDAWAN

Nama : Fandy Rahman


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Padang / 12 Mei 1994
Nomor Pokok
: 1410024425059
Mahasiswa
Program Studi : Teknik Industri
Tanggal Lulus : 18 Januari 2019
IPK : 3,79
Predikat Lulus : Dengan Pujian
Analisis Pemilihan Supplier Dengan
Menggunakan Metode AHP
Judul Skripsi : (Analytical Hierarchy Process)
(Studi Kasus PT.Gunung Naga Mas,
Kuranji, Padang)
Dosen 1. H. Riko Ervil, MT
:
Pembimbing 2. Ali Sutan Nasution, ST, MM
Asal SMA/SMK : SMK SMAK PADANG
Nama Orang Tua : Ramli
Jalan Kampung Jambak No. 42
Alamat/Telp/HP : RT.02/09, Kel. Koto Lalang, Kec.
Lubuk Kilangan, Padang
LEMBARAN KONSULTASI

Nama : Fandy Rahman


NPM : 1410024425059
Program Studi : Teknik Industri
N Tanggal Catatan/Saran/Perbaikan Paraf
o
1 3 September 1. Pertajam latar belakang.
2018 2. Tambahkan data tentang bahan baku.
3. Tambahkan landasan teori mengenai karton.
4. Tambahkan sampel diluar bagian logistik.

2 19 September 1. Tambahkan nama responden pada kuesioner.


2018 2. Perjelas tentang teknik sampling.

3 27 September 1. ACC proposal oleh pembimbing.


2018

4. 21 November 1. Tambah penjelasan tabel 1.2.


2018 2. Perbaiki tujuan penelitian.
3. Perbaiki kerangka konseptual.

5. 28 Desember 1. Tambah penjelasan sumber kriteria.


2018 2. Perbaiki kesimpulan.

6. 9 Januari 2019 1. Perbaiki rumusan masalah.


2. Perbaiki gambar struktur hirarki.
3. Perbaiki kesimpulan.
4. Perbaiki daftar pustaka.
7. 11 januari ACC untuk komprehensif.
2019

8. 25 Juli 2019 1. Perbaiki cover.


2. Perbaiki abstrak.
3. Perbaiki tabel.
4. Perbaiki gambar kerangka metodologi.
5. Perbaiki penulisan.

9. 5 Agustus 1. Perbaiki gambar kerangka metodologi.


2019 2. Perbaiki dan tambahkan daftar kepustakaan.
3. Perbaiki tabel.

Padang, Agustus 2019


Dosen Pembimbing I

Riko Ervil, MT
NIDN. 1014057501
LEMBARAN KONSULTASI

Nama : Fandy Rahman


NPM : 1410024425059
Program Studi : Teknik Industri

N Tanggal Catatan/Saran/Perbaikan Paraf


o
1. 4 September 1. Sampel ditambahkan diluar bagian logistik.
2018 2. Tambahkan landasan teori tentang karton.
3. Pertajam latar belakang.
4. Tambahkan data keterlambatan dan kualitas
karton.
5. Perbaiki penulisan.

2. 25 September 1. Uji kuesioner.


2018

3. 5 Oktober 1. Acc proposal oleh pembimbing


2018

4. 21 November 1. Latar belakang dipertajam


2018 permasalahan supplier.
2.Perbaiki kerangka konseptual.
3. Perbaiki daftar isi.
5. 3 Januari 2019 1. Mohon dicek lagi perkalimat.
2. ACC untuk kompre.

Padang, Januari 2019


Dosen Pembimbing II

Ali Sutan Nasution, ST, MM

Anda mungkin juga menyukai