Anda di halaman 1dari 2

Persentase Pembagian Keuntungan Laba Usaha

Pasti akan sangat senang rasanya apabila usaha yang kita lakoni berjalan dengan lancar. Memperoleh untung dan
hal tersebut memang merupakan tujuan akhir. Ya, siapa tidak ingin untung ketika berusaha bukan? Namun tentu
ada yang tidak boleh kita lupakan ketika sudah untung dari usaha kita tersebut. Bahwa usaha kita pasti bukanlah
hanya karena kerja keras kita sendiri. Pada umumnya usaha pasti memakai tenaga karyawan. Tidak hanya itu, ada
juga yang telah menggelontorkan sejumlah uang untuk modal usaha tersebut. Yang pasti tidak dilupakan adalah
Anda pun harus membagi keuntungan / laba usaha tersebut untuk dana cadangan agar usaha tetap berjalan, atau ada
biaya-biaya lain yang kemungkinan harus ditutupi.

Nah, untuk itulah persentase pembagian keuntungan laba usaha perlu dilakukan. Memang persentase pembagian
keuntungan tersebut tentu berbeda-beda antara satu usaha dengan usaha lainnya. Namun, tentu ada gambaran
umum ideal untuk hampir semua usaha. Dengan memiliki persentase seperti itu, kita jadi mengetahui mana urutan
prioritas dan membagi-bagi keuntungan yang sudah masuk ke dalam kas. Keuntunganpun akan lebih kelihatan,
usaha pun semakin ditingkatkan!

Cara Membagi Persentase Pembagian Keuntungan

Bagaimana cara terbaik untuk membagi persentase pembagian keuntungan tersebut? Umumnya total gaji, komisi,
bonus, tunjangan dan hal lainnya yang berkaitan dengan karyawan diberikan sebesar 30%-50% dari laba kotor
yang didapatkan oleh usaha kita tersebut. Gaji Anda sebagai sang pemilik usaha pun dibagi dari persentase
tersebut.
Nah apabila dari persentase tersebut masih terdapat dana berlebih, itu tandanya usaha tersebut sudah dalam
kategori baik dan butuh lebih banyak karyawan lagi guna membesarkan usaha Anda. Tidak perlu pelit untuk
menambah karyawan jika memang masih ada dana. Justru dengan menambah karyawan, pekerjaan yang dilakukan
akan semakin banyak pula dan tentunya berdampak pada peningkatan keuntungan yang diperoleh. Berbanding
lurus!
Laba kotor yang diperoleh tersebut juga telah termasuk biaya operasional usaha seperti misalnya biaya listrik,
transportasi, sewa tempat, telekomunikasi, alat tulis kantor dan pengeluaran rutin lainnya. Dari pengeluaran untuk
gaji dan biaya operasional tersebut diperolehlah angka keuntungan bersihnya.

Persentase pembagian keuntungan laba dari usaha yang kita jalankan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 20% untuk investasi dan sebagai dana cadangan. Tabungan ini berguna untuk memenuhi kebutuhan
operasional usaha dalam jangka waktu panjang atau menengah dan boleh diambil dalam keadaan yang memang
sangat penting. Anda bisa menabungkannya dalam bentuk tabungan, emas, deposito, properti dan surat berharga
lainnya.

2. Sebanyak 10% dipakai sebagai keperluan investasi usaha seperti misalnya infrastruktur, SDM, sistem, teknologi
dan lainnya. Atau Anda pun bisa berinvestasi pada usaha lain yang menguntungkan.

3. Sebanyak 10% dipakai untuk keperluan pribadi serta keluarga Anda. Dana ini adalah sebagai tanda penghargaan
terhadap kerja keras Anda dalam membangun usaha tersebut.

4. Sebanyak 10% disalurkan sebagai sumbangan, dana sosial, infaq. Ini perlu sebagai rasa tanggung jawab sebagai
warga yang peduli pada lingkungan dan masyarakat sekitar yang memang membutuhkan. Apalagi kita adalah
makhluk sosial.

5. Yang paling banyak yakni 60% dipakai sebagai modal berputar, dana operasional usaha yang berhubungan
dengan penjualan dan inventori barang.
Memang persentase pembagian keuntungan yang dijadikan contoh dalam artikel ini adalah apabila usaha memiliki
keuntungan bersih. Namun, sebenarnya perlu diketahui pula bahwa dengan menerapkannya dan berdisiplin diri
untuk kekeuh menerapkan pembagian persentase keuntungan maka usaha menjadi lebih besar lagi. Intinya adalah
disiplin diri agar melihat keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai