Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN


“SIEVE ANALYSIS”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MELID ISTIQAMAH


NIM : 113200012
PLUG :E

LABORATORIUM ANALISA INTI BATUAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN
SIEVE ANALYSIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa Inti Batuan. Minggu kedua acara
pertama, Sieve Analysis, Tahun Akademik 2020/2021, Jurusan Teknik Perminyakan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :

NAMA : MELID ISTIQAMAH

NIM : 113200012

PLUG :E

Yogyakarta, Juni 2021


Disetujui untuk Laboratorium
Analisa Inti Batuan
Oleh :
Asisten Praktikum

Rahma Kumalaningtyas
NIM: 113170057
BAB V
SIEVE ANALYSIS

5.1. TUJUAN PERCOBAAN

Mengetahui distribusi keseragaman ukuran batuan pasir sehingga dapat menentukan


ukuran screen liner atau penyaring yang digunakan untuk menjebak batuan pasir agar tidak
ikut terproduksi bersama fluida.

5.2. DASAR TEORI

Sieve analysis merupakan suatu metode atau cara untuk mengatasi dan mencegah
terjadinya kepasiran pada saat sumur diproduksikan atau bisa dikatakan suatu analisa untuk
menentukan sortasi suatu batuan, sehingga dapat diketahui apakah batuan tersebut kompak
(consolidated) atau tidak kompak (unconsolidated).

Tujuannya yaitu untuk mengetahui distribusi keseragaman ukuran batuan pasir


sehingga dapat menentukan ukuran screen liner atau penyaring yang digunakan untuk
menjebak batuan pasir agar tidak ikut terproduksi bersama fluida. Untuk menghitung
distribusi ukuran pasir, digunakan koefisien keseragaman butir pasir (sorting coefficient).
Berdasarkan hasil percobaan Schwartz diperoleh :

𝑂𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 40%


Sorting Coefficent = 𝑂𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 90%

𝑑40
= 𝑑90

Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated)


tidak sesederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated) karena
harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi sebab
hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada dasar sumur dan volume pipa akan
berkurang. Produksi pasir lepas ini pada umumnya sensitif terhadap laju produksi. Apabila
laju aliran rendah, maka kuantitas pasir yang ikut terproduksi rendah, demikian juga
sebaliknya.

Metode yang umum digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi


penggunaan Slotted atau ScreenLiner dan Gravelpack. Metode penanggulan ini memerlukan
pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir, agar dapat ditentukan pemilihan ukuran screen
dan gravel yang tepat.

Produksi pasir sangat erat kaitannya dengan kestabilan formasi yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor kecepatan aliran, sementasi batuan, kandungan lempung formasi dan migrasi
butir-butir halus formasi.

Pasir dari formasi yang tidak berkonsolidasi harus segera diatasi untuk menghindari
kerusakan-kerusakan yang lebih mahal, seperti penurunan hasil produksi akibat terendamnya
pasir di dalam sumur. Kerusakan peralatan akibat sifat abrasi dari pasir, kerusakan pada
casing serta erosi. Untuk membersihkan endapan pasir dapat menggunakan Macarony tubing
atau cara wash over.
5.3. ALAT & BAHAN
5.3.1 Alat
1. Timbangan Digital
2. Sieve Shaker
5.3.2 Bahan
1. Sampel core yang telah dihaluskan menjadi butiran pasir
5.3.3. GAMBAR ALAT

Gambar 5.1.
Timbangan Digital
(Sumber : Buku Pengantar Analisa Inti Batuan)
Gambar 5.2.
Sieve Shaker
(Sumber : Buku Analisa Inti Batuan)
5.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu agar hanya didapat berat serbuk core.
2. Masukkan serbuk core untuk ditimbang sampai beratnya 200 gram.
3. Setelah itu susun rangkaian dimana sieve yang memiliki ukuran lubang yang paling
besar berada di paling atas dan ukuran lubang yang paling kecil berada di paling
bawah. Besar kecilnya ukuran lubang pada sieve dapat ditunjukkan dengan angka
yang ditunjukkan pada sieve. Pada praktikum kali ini digunakan sieve dengan ukuran
16, 20, 30, 40, dan 50.
4. Masukkan 200 gram serbuk core pada sieve yang paling atas.
5. Kencangkan holder.
6. Nyalakan alat sieve shaker dan tunggu hingga 30 menit.
7. Matikan alat.
8. Ambil sieve yang paling atas atau dengan ukuran nomor 16, ambil serbuk corenya
lalu timbang menggunakan timbangan digital.
9. Lakukan hal yang sama untuk setiap serbuk core pada tiap sieve.
10. Kumulatif beratnya core sama dengan berat awal yaitu 200 gram, dan jangan lupa
untuk mencatat berat serbuk core pada tiap sieve.

Anda mungkin juga menyukai