dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif
dari besarnya letusan gunung berapi. Pengukuran relatif ini juga sering disebut sebagai
"Skala Richter" yang juga merupakan satuan untuk menghitung seberapa besar getaran yang
Volume
Klasifikasi Deskripsi Plume
Keluar
Contoh Gunung
di Provinsi Sumatera
gunung Supervolcanic
840.000 tahun lalu. Letusan ketiganya merupakan erupsi terbesar gunung tersebut
Tercatat letusan terakhir ini memiliki Explosivity Index diperkirakan tertinggi sehingga
dijuluki sebagai letusan “Mega-Kolosal”. Ini adalah letusan gunung berapi terbesar dalam 25
juta tahun terakhir. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang sangat
besar. Ledakan dahsyat Gunung Toba menyebabkan tsunami dengan gelombang besar serta
mengeluarkan 2.800 km3 abu vulkanik yang menyebar ke seluruh atmosfer bumi. Sehingga
menyebabkan kegelapan selama 6 tahun dan suhu beku sedikitnya 1.000 tahun serta di ikuti
Dalam letusan itu, gunung memuntahkan sekitar 240 kilometer batu dan debu ke langit.
Letusan disebut dalam skala supervolcane. Sekarang Creek Lava telah luluh lantak. Yang
Taman Nasional Yellowstone di negara bagian Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika
Serikat berada tepat di bawah puncak salah satu gunung api terbesar di dunia, Yellowstone.
Selama 18 juta tahun terakhir atau lebih, hotspot ini telah menghasilkan serangkaian
letusan yang dahsyat dan banjir kurang kekerasan dari lava basaltik. Bersama letusan ini
telah membantu menciptakan bagian timur Dataran Sungai Ular dari daerah sekali-
pegunungan. Setidaknya selusin dari letusan ini adalah begitu besar bahwa mereka
magma mereka begitu cepat dan menyebabkan tanah di atasnya runtuh ke dalam dapur
magma yang telah dikosongkan, membentuk depresi geografis yang disebut kaldera.
Letusan gunung berapi, serta aktivitas panas bumi yang berkelanjutan, adalah hasil dari
sebuah teluk besar magma yang terletak di bawah permukaan kaldera. Magma di Teluk ini
mengandung gas yang terus terlarut hanya oleh tekanan besar oleh magma di bawah. Jika
tekanan dilepaskan ke tingkat yang memadai oleh beberapa pergeseran geologi, maka
beberapa gas gelembung dan menyebabkan magma untuk menjadi luas. Hal ini dapat
menyebabkan reaksi pelarian. Jika ekspansi menghasilkan bantuan lebih lanjut dari tekanan,
misalnya, dengan meniup bahan kerak dari atas ruangan, hasilnya adalah ledakan gas yang
sangat besar.
Menurut analisis data gempa tahun 2013, ruang magma adalah sepanjang 80 km (50 mi)
dan lebar 20 km (12 mi), dan berbentuk seperti 4.000 km3 (960 cu mi) massa bawah tanah,
pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu
(sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan
hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara
Barat, tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan
kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan
ketinggian Tambora sampai 4.300 m yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu
puncak tertinggi di Nusantara dan memerlukan waktu seabad untuk mengisi dapur
magmanya.
Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815
ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi
letusan terbesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181. Letusan gunung ini terdengar
hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi,
Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari
71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari
letusan tersebut. Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh,
tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari
itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia karena mengeluarkan sulfur ke
stratosfer, sehingga menyebabkan penyimpangan iklim global. Satu tahun berikutnya (1816)
sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca
Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Dampak
dari letusan gunung ini menyebabkan penyakit, kelaparan, serta tsunami yang menyebabkan
puluhan ribu orang tewas. Ledakan gunung ini merupakan salah satu ledakan terbesar yang
pernah dicatat dalam sejarah. Bahkan panas dari ledakan tersebut sampai melubangi
Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di
Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19. Zollinger
Akibat letusan tahun 1815, Gunung Tambora membentuk kaldera kering terbesar di
Indonesia dan ketinggiannya berkurang dari sekitar 4.000 meter menjadi 2.850 meter
hingga sekarang.
berbekas. Gunung yang teletak di Yunani dan jadi gunung yang banyak dijadikan tujuan
wisata. Ledakan Thera masuk dalam level 7 yaitu level Ultra-Plinian. Menurut Volcanic
Explosivity Index Smithsonian Institution, dengan Volume Explosive Index (VEI) 6 sampai 7
diklasifikasikan sebagai Ultra Plinian yang didefinisikan oleh bulu abu lebih dari 25 km tinggi
Tidak ada catatan pasti mengenai ledakan Thera. Sejumlah referensi dari Yunani
menyebutkan Letusan Minoa di Thera, juga disebut letusan Thera atau letusan Santorini,
adalah letusan gunung berapi yang diperkirakan terjadi pada pertengahan milenium kedua
SM. Letusan ini merupakan salah satu peristiwa gunung berapi terbesar di Bumi. Letusan ini
menghancurkan pulau Thera, termasuk peradaban Minoa dan Akrotiri dan juga komunitas
dan wilayah agrikultur disekitar pulau dan pantai Kreta. Letusan ini merupakan salah satu
Gambar Pulau
Santorini hasil
ledakan besar
Gunung Thera
Gambar 7.4b Reruntuhan Minoa karena ledakan besar Gunung Thera
dahsyat pada 1991. Ledakan itu dikatakan sebagai ledakan terbesar sepanjang abad 20.
setempat, ribuan nyawa berhasil diselamatkan dari ledakan dahsyat itu. Selanjutnya, gempa-
gempa kecil terjadi hingga ribuan kali terutama di sepanjang April dan Mei 1991. Selain itu,
manifestasi panas bumi berupa steam vent dan gas sulfur muncul secara tiba-tiba di
permukaan wilayah sekitar Pinatubo. Akibat aktivitas efusif awal selama lima hari, terbentuk
kubah lava diameter sekitar 200 meter dan ketinggian sekitar 40 meter. Dengan semua
tanda-tanda aktivitas prekursor di atas, dapat dipastikan sebuah letusan hebat akan terjadi.
Atas dasar itu, Institut Vulkanologi dan Ilmu Gempa Bumi Filipina dibantu oleh United States
Geological Survey (USGS) mulai melakukan peringatan kepada warga yang tempat tinggal
mereka diduga termasuk daerah berpotensi rawan. Tiga zona evakuasi ditetapkan. Zona
pertama mencakup daerah di radius 10 km dari puncak gunung. Zona kedua di radius 10-20
km dan zona ketiga di radius 20-40 km. Sekitar 40.000 penduduk bertempat tinggal di zona
pertama dan kedua, serta sekitar 331.000 penduduk pada zona tiga. Berbagai tahap
peringatan telah dilakukan baik melalui media massa, media elektronik, maupun secara
Walaupun telah dilakukan berbagai peringatan, banyak juga penduduk yang tinggal di
lereng gunung, baru meninggalkan desa mereka setelah ledakan pertama terjadi pada Juni.
Gunung Pinatubo meletus eksplosif dengan kepulan asap setinggi 35 kilometer. Abu-abu
vulkanik yang dilepaskan dalam jumlah besar terbawa angin musim hingga mencapai Laut
Cina Selatan dan Samudera Hindia. Bahkan beberapa bulan kemudian keberadaannya
sempat terdeteksi di Benua Amerika. Kejadian ini berakibat pada kondisi iklim dunia pada
1991-1992. Temperatur udara bumi rata-rata tercatat turun 0,7 derajat Fahrenheit atau
sekitar 0,4 Celcius. Di sekitar wilayah Pinatubo, debu vulkanik itu turun dan menutupi