Anda di halaman 1dari 1

Diagnosis diabetes mellitus harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa

darah. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik
(glucose-oxidase & hexokinase) dengan bahan darah plasma vena. Namun pada kondisi
tertentu dimana sulit mendapatkan darah vena, dapat juga dipakai darah utuh (whole
blood) vena atau kapiler dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnosis yang
berbeda sesuai dengan pembakuan oleh WHO. Hasil pemeriksaan glukosa darah dengan
menggunakan darah vena dapat berbeda dengan darah kapiler disebabkan kadar glukosa
darah kapiler lebih tinggi 7-10% daripada kadar glukosa darah vena. Pemeriksaan dengan
menggunakan serum sama baiknya dengan plasma bila serum dipisahkan dari darah
lengkap dalam waktu kurang dari 1 jam. Glukosa dalam serum atau plasma yang
disimpan pada suhu 4°C dapat bertahan sampai 48 jam. Bila pemeriksaan dilakukan
setelah 48 jam, akan diperoleh kadar glukosa yang lebih rendah secara bermakna. Hal ini
dikarenakan glukosa tersebut digunakan untuk metabolisme sel-sel darah dan juga
kuman. Oleh karena itulah jika pemeriksaan terpaksa ditunda maka darah utuh harus
diberikan pengawet NaF sebanyak 2 mg/mL. Dengan penambahan NaF, pemeriksaan
dapat ditunda sampai 48 jam. Nilai rujukan kadar glukosa darah dengan menggunakan
plasma vena pengambilan sewaktu (gula darah sewaktu) dan pada pengambilan setelah 8
jam berpuasa (gula darah puasa) adalah < 110 mg/dL. Pemeriksaan gula darah 2 jam
setelah makan (post prandial) juga dapat dilakukan namun lebih sulit karena harus
distandarisasi berdasarkan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi harus
distandarisasi terlebih dahulu. Walaupun begitu pemeriksaan ini masih dapat digunakan
untuk memantau hasil pengobatan dan pengendalian DM.

Anda mungkin juga menyukai