Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FIQIH EKONOMI

“KEDUDUKAN DAN FUNGSI HARTA”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fiqih Ekonomi

Dosen Pengampu : Suaib Lubis, MA.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. MIFTAHUDDIN
2. REZKY DWINDA BR SILALAHI
3. RINDA SEPTIA ANGGERAINI

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH (3A)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYYAH

TANJUNG PURA

LANGKAT

2022
A. PENDAHULUAN

Harta dalam bahasa Arab disebut al-amaal yang berasal dari kata
yang berarti condong, cenderung, dan miring. Harta menurut syariat : segala
sesuatu yang bernilai, bisa dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan yang menurut
syariat yang berupa (benda dan manfaatnya).
Harta menurut ulama: sesuatu yang berwujud dan dapat dipegang dalam
penggunaandan manfaat pada waktu yang diperlukan. Al-Qur’an menyebut
kata al-mal (harta) tidakkurang dari 86 kali. Penyebutan berulang-ulang
terhadap sesuatu di dalam al-Qur’anmenunjukkan adanya perhatian khusus dan
penting terhadap sesuatu itu.Harta merupakan bagian penting dari kehidupan
yang tidak dipisahkan dan selalu diupayakan oleh manusiadalam kehidupannya
terutama di dalam Islam.
Islam memandang keinginan manusia untuk memperoleh, memiliki,
danmemanfaatkan harta sebagai sesuatu yang lazim, dan urgen.Harta
diperoleh, dimiliki, dandimanfaatkan manusia untuk memenuhi hajat hidupnya,
baik bersifat materi maupun nonmateri.Manusia berusaha sesuai dengan naluri
dan kecenderungan untuk mendapatkan harta.
Al-Qur’an memandang harta sebagai sarana bagi manusia untuk
mendekatkan dirikepada Khaliq-Nya, bukan tujuan utama yang dicari dalam
kehidupan.Dengan keberadaanharta, manusia diharapkan memiliki sikap derma
yang memperkokoh sifat kemanusiannya.Jika sikap derma ini berkembang,
maka akan mengantarkan manusia kepada derajat yangmulia, baik di sisi
Tuhan maupun terhadap sesama manusia.
Oleh karena itu, harta dalam perspektif Al-Qur’an sangat menarik untuk
dibahas lebihlanjut dalam makalah ini baik dalam hubungannya kepada sang
Khaliq, maupun harta yang bersifat materi maupun nonmateri.

2
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Harta
Dalam istilah ilmu fiqih, dinyatakan oleh kalangan Hanafiyah bahwa harta
itu adalahsesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin
disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan. Namun harta tersebut tidak akan
bernilai kecuali bila dibolehkan menggunakannya secara syariat. 1
Sedangkan Menurut Wahbah Zuhaili (1989, IV, hal, 40), secara urgerc, al
maal didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat mendatangkan
ketenangan, dan urg dimiliki oleh manusia dengan sebuah upaya (fi’il), baik
sesuatu itu berupa dzat (materi) seperti; urger, lamera digital, hewan ternak,
tumbuhan, dan lainnya.Atau pun berupa manfaat, seperti, kendaraan, atau
pin tempat tinggal.2
Harta di dalam bahasa Arab disebut al-mal atau jamaknya al-amwal
(Munawir, 1984).Harta (al-mal) menurut kamus Al-Muhith tulisan Al
Fairuz Abadi, adalah ma malaktahu minkulli syai (segala sesuatu yang
engkau punyai).Menurut istilah syar’i harta diartikan sebagai segala sesuatu
yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut urge syara’ (urge
Islam) seperti jual beli, pinjaman, konsumsi dan hibah atau pemberian (An-
Nabhani, 1990). Didalam Al Quran, kata al mal dengan berbagai bentuknya
disebut 87 kali yang terdapat dalam79 ayat dalam 38 surat. Berdasarkan
pengertian tersebut, harta meliputi segala sesuatu yang digunakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari (duniawi), seperti uang, tanah, kendaraan,
rumah, perhiasan, perabotan rumah tangga, hasil perkebunan, hasil perikan-
lautan, dan pakaian termasuk dalam katagori al amwal. Islam sebagai agama
yang benar dan sempurna memandang harta tidak lebih dari sekedar
anugerah Allah swt yang dititipkan kepada manusia.3

1
Abdullah al-Mushlih, Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi keuangan Islam, Darul Haq,
(Jakarta:2004), hlm 73
2
http://fiqhmuamalah924.blogspot.com/2011/02/teori-harta.html
3
Ensklopedi Indonesia (Bandung: PT Van Hoeve,tt)

3
2. Kedudukan Harta
Dalam al-quran dan hadis sangat banyak yang membicarakan mengenai
harta. Secararinci akan diterangkan bagaimana sesungguhnya kedudukan
harta dalam Agama Islammelalui dua sumber ini yaitu Al-Qur`an dan
Sunnah.

a. Kedudukan Harta dalam Al-Qur`an


1. Harta sebagai Fitnah
Firman Allah SWT,

Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan


(bagimu),dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

2. Harta sebagai perhiasan hidup


Firman Allah SWT,

Artinya : “Harta dan anak -anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

3. Harta untuk Kebutuhan dan Kesenangan


Firman Allah SWT,

4
Artinya :“ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulahkesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik(surga).

b. Kedudukan Harta dalam As-Sunnah


1. Kecelakaan Bagi Hamba Harta Celakalah orang yang menjadi hamba
dinar (uang), orang yang menjadi hamba toga atau pakaian, jika diberi
ia bangga, bila tidak diberi ia marah, mudah-mudahan dia celaka dan
merasa sakit, jika dia kena sesuatu musibah dia tidak akan memperoleh
jalan keluar (HR. Bukhari).
2. Penghamba Harta adalah orang yang terkutuk Terkutuklah orang yang
menjadi hamba dinar dan terkutuk pula orang yang menjadi hamba
dirham (HR. Tirmidzi).

َّ ‫يك ع َْن َأبِي َح ْم َزةَ ع َْن عَا ِم ٍر‬


‫ ْعبِ ِّي‬N‫الش‬ ٍ ‫الطفَي ِْل ع َْن َش ِر‬ ُّ ُ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َأ ْخبَ َرنَا ُم َح َّم ُد بْن‬
‫و‬NNُ‫ا َل َأب‬Nَ‫ا ِة ق‬NN‫ َوى ال َّز َك‬N‫ا ِس‬NNًّ‫ال َحق‬N
ِ N‫ا َل ِإ َّن فِي ْال َم‬NNَ‫لَّ َم ق‬N‫ ِه َو َس‬N‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬
َ ‫س ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ع َْن فَا ِط َمةَ بِ ْن‬
ٍ ‫ت قَ ْي‬
ٌ َ‫عَّفُ َو َر َوى بَي‬N‫ُض‬
ُ‫ َم ِعي ُل بْن‬N‫ان َوِإ ْس‬N َ ‫ َو ُر ي‬N‫ون اَأْل ْع‬N ٌ N‫زَ ةَ َم ْي ُم‬N‫ك َوَأبُو َح ْم‬
َ ‫ْس بِ َذا‬ ٌ ‫ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬
َ ‫يث ِإ ْسنَا ُدهُ لَي‬
ُّ ‫ص‬
‫ح‬ َ ‫يث قَوْ لَهُ َوهَ َذا َأ‬
َ ‫َسالِ ٍم ع َْن ال َّش ْعبِ ِّي هَ َذا ْال َح ِد‬

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengabarkan


kepada kami Muhammad bin At Thufail dari Syarik dari Abu Hamzah dari 'Amir Asy
Sya'bi dari Fathimah binti Qais dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam beliau bersabda:
"Sesungguhnya pada harta ada kewajiban/hak (untuk dikeluarkan) selain harta zakat."
Abu 'Isa berkata, sanad hadits ini tidak seperti sanad hadits sebelumnya dan Abu
Hamzah Maimun Al A'war adalah lemah, Bayan dan Isma'il bin Salim telah
meriwayatkan hadits ini dari Asy Sya'bi, perkataannya bahwa sanad ini lebih shahih.
(HR. Tirmidzi )
3. Fungsi Harta
Fungsi harta bagi manusia sangat banyak.Harta dapat menunjang kegiatan
manusia, baik dalam kegiatan yang baik maupun yang buruk.Oleh karena itu,
manusia selalu berusahauntuk memiliki dan menguasainya. Tidak jarang

5
dengan memakai beragam cara yang dilarang syara’ dan urge urge, atau
ketetapan yang disepakati oleh manusia.
Biasanya cara memperoleh harta, akan berpengaruh terhadap fungsi harta.
Sepertiorang yang memperoleh harta dengan mencuri, ia memfungsikan harta
tersebut untukkesenangan semata, seperti mabuk, bermain wanita, judi, dan
lain-lain. Sebaliknya, orangyang mencari harta dengan cara yang halal,
biasanya memfungsikan hartanya untuk hal-halyang bermanfaat.
Dalam pembahasan ini, akan dikemukakan fungsi harta yang sesuai
dengan syara’, antara lain untuk:
a) Kesempurnaan ibadah mahdhah, seperti shalat memerlukan kain untuk
menutupaurat.
b) Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT,sebagai kefakiran mendekatkan kepada kekufuran.
c) Meneruskan estafeta kehidupan, agar tidak meninggalkan generasi lemah.
d) Menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat, Rasulullah SAW.
Bersabda:

Artinya :“tidaklah seseorang itu makan walaupun sedikit yang lebih


baikdaripada makanan yang ia hasilkan dari keringatnya sendiri.
Sesungguhnya Nabi Allah, Daud, telah makan dari hasil keringatnya
sendiri”(HR. Bukhari dariMiqdam bin Madi Kariba)
e) Bekal mencari dan mengembangkan ilmu
f) Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat, seperti orang kaya
yangmemberikan pekerjaan kepada orang miskin.
g) Untuk memutarkan peranan-peranan kehidupan yakni adanya pembantu
dan tuan.
h) Untuk menumbuhkan silaturrahim.

6
4. Macam - Macam Harta
a) Harta Mutaqawwim dan Ghair Mutaqawwim
Harta Mutaqawwim adalah hal yang boleh diambil manfaatnya
menurut syara’. Atau semua harta yang baik dalam penggunaanya,
jenisnya dan cara memperolehnya. Harta Ghair Mutaqawwim adalah harta
yang tidak dapat atau tidak boleh di ambil manfaatnya. Baik itu jenisnya,
cara memperolehnya maupun cara penggunaanya.Faedah Pembagian: sah
atau tidaknya suatu akad dan tanggung jawab ketika rusak.
b) Mal Mitsli dan Mal Qimi
Harta Mitsli Adalah sesuatu yang memiliki persamaan dalam
kesatuan-kesatuannya. Dalam artian dapat berdiri sebagaimana ditempat
yang lain tanpa adanya perbedaan yang perlu dinilai.
Harta Qimi adalah sesuatu yang kurang dalam kesatuan-
kesatuannya karena tidak dapat berdiri sebagian ditempat sebagian yang
lainnya tanpa ada perbedaan.
c) Harta Istihlak dan harta Isti’mal
Mal Istihlak Adalah sesuatu hal yang tidak dapat diambil
kegunaannya ataupun manfaatnya secara biasa kecuali dengan
menghabiskannya.Harta istihlak terbagi kedalam dua macam yakni
Istihlak haqiqi yakni sesuatu yang menjadi harta secara jelas (nyata)
zatnya habis sekali digunakan. Istihlak buquqi adalah harta yang sudah
habis nilainya bila telah digunakan akan tetapi zatnya masih tetap ada.
Harta Isti’mal adalah tidaklah habis dengan satu kali menggunakan
tetapi dapat digunakan lama menurut apa adannya.
d) Harta Manqul dan Harta Ghair Manaqul
Harta Manqul Adalah segala harta yang dapat dipindahkan atau
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya baik tetap maupun berubah
kepada bentuk lainnya.Seperti uang, hewan atau sesuatu yang dapat diukur
dan ditimbang dengan harta.
Harta Ghair Manaqul adalah hal yang tidak bisa dipindahkan dan
dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.

7
e) Harta ‘Ain dan Dayn
Harta ‘ain adalah harta yang berbentuk benda seperti rumah,
pakaian, kendaraan dan lain sebagainya.Mal ‘ain Yakni Harta ‘ain ini
terbagi kedalam dua macam yakni ‘ain dzati qimah dan ain’ghyar
qimah.Harta ain’ghyar qimah adalah benda yang tidak dapat dipandang
sebagai suatu harta yang berharga, misal sebiji beras.
Harta Dayn adalah sesuatu yang berada dalam tanggung
jawab.seperti uang yang berada didalam tanggung jawab seseorang. Dalam
kaitannya ulama hanafiah berpendapat bahwa harta tidak dapat dibedakan
menjadi harta ‘ain dan harta dayn.Karena menurut Hanafiyah harta
merupakan sesuatu yang berwujud.Jadi sesuatu yang tidak berwujud tidak
dikatakan sebagai harta seperti utang.
f) Mal Al-‘Ain dan Mal Al-Naf I (Manfaat)
Harta ‘ain al ‘ain adalah suatu benda yang memiliki nilai dan
berbentuk atau berwujud
Harta naf’i adalah a’radl yang berangsur-angsur tumbuh dan
berkembang menurut perkembangan masa.Contohnya listrik, oksigen.
g) Harta Mamluk, Mubah dan Mahjur
Harta mamluk adalah sesuatu yang masuk kebawah kepemilikan,
milik perorangan atau milik badan hukum.Gedung rumah sakit.Harta
mamluk adalah harta mustaqil atau harta perorangan yang berpautan
dengan hak bukan pemilik.Misalnya rumah yang dikontrakkan.
Harta mubah ialah harta yang pada asalnya bukan milik
seseorang.Misal air pada mata air, binatang buruan darat, laut, buah-
buahan, dan lain sebagainya.
Harta mahjur adalah sesuatu yang tidak dibolehkan memiliki
sendiri dan memberikan pada orang lain menurut syariat, adakalanya
benda itu benda waqaf ataupun benda yang dikhususkan untuk
masyarakat umum. Seperti jalan raya, masjid, kuburan dan lain
sebagainya.

8
h) Harta Yang dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi
Harta yang dapat dibagi adalah harta yang tidak dapat
menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan apabila harta tersebut
dibagi-bagi.Misal beras, tepung, dan lain sebagainya.
Harta yang tidak dapat dibagi adalah harta yang menimbulkan
suatu kerugian atau kerusakan apabila harta tersebut dibagi-
bagi.Misalnya meja, mesin, kursi dan lain sebagainya.
i) Harta Pokok dan Harta Hasil
Mal Yakni Harta pokok adalah harta yang mungkin darinya terjadi
harta yang lain.
Harta hasil adalah harta yang terjadi darinya harta yang lain.

j) Harta Khas dan Harta ‘Am


Mala Khusus Yakni Harta khas adalah harta pribadi dan tidak
bersekutu dengan yang lain, tidak boleh diambil manfaatnya tanpa izin
dari pemiliknya.
Harta ‘Am adalah harta bersama atau harta milik umum yang
boleh diambil.

9
C. PENUTUP
Harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan di peroleh manusia,baik berupa
benda yangtampak seperti mas perak maupun yang tidak tampak yakni manfaat
seperti pakaian,tempattinggal. Sehingga persoalan harta dimasukkan kedalam
salah satu lima keperluan pokok yangdiatur oleh Al-Qur’an dan as-sunah.
Adapun fungsi harta diantaranya kesempurnaan
ibadahmahdzah,memelihara dan meningkatkan keimanan dan serta
menyelaraskan antara kehidupandunia dan akhirat.
Adapun macam-macam harta yaitu : Harta Mutaqawwim dan Ghair
Mutaqawwim, Mal Mitsli dan Mal Qimi, Harta Istihlak dan harta Isti’mal.
Harta Manqul dan Harta Ghair Manaqul, Harta ‘Ain dan Dayn, Mal Al-‘Ain
dan Mal Al-Naf I (Manfaat), Harta Mamluk, Mubah dan Mahjur, Harta Yang
dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi, Harta Pokok dan Harta Hasil, dan Harta
Khas dan Harta ‘Am.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah al-Mushlih, Shalah Ash-Shawi.2004. Fikih Ekonomi keuangan


Islam.Jakarta: Pustaka DarulHaq.

Suhendi, Hendri. 2002. Fiqh Muamalah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Prof. Dr. Abdullah al-Mushlih, Prof. Dr. Shalah Ash-Shawi.2004. Fikih Ekonomi
keuangan Islam.Jakarta : Pustaka Darul Haq

10

Anda mungkin juga menyukai