Anda di halaman 1dari 2

RENDAHNYA MINAT KAWULA MUDA

TERHADAP PERTANIAN NEGERI

Alif Lammim Al Azhar

NIM: 21/482737/PN/17539: C-95

Prodi: Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian UGM

Pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar untuk negara
ini. Menurut data dari kemenperin.go.id , sektor perkebunan kelapa sawit berkontribusi
sebanyak 69,13% dalam kegiatan ekspor pada bulan Mei 2021 atau setara dengan USD
2,25 miliar. Dari sini kita dapat memaknai bahwa sektor pertanian memiliki posisi yang
penting dalam mengisi pundi-pundi negeri. Namun, dewasa ini fakta yang kita dapati di
lapangan adalah mayoritas generasi muda acapkali lengah akan hal ini. Bahkan beberapa
dari mereka menganggap pertanian adalah sesuatu yang kolot dan tradisional, yang
menurut mereka hal itu tidak sesuai dengan jiwa muda mereka. Padahal menurut saya,
pertanian itu disebut kuno hanya karena teknisnya, apabila kita dapat berinovasi dalam
hal teknis, semisal menggunakan alat yang canggih untuk mempermudah kegiatan
pertanian, maka stereotip pertanian yang kolot akan dapat dihindari. Sama seperti yang
sekarang terjadi di negara-negara besar seperti US, masyarakat muda mereka tidak malu
untuk bertani, bahkan mereka bangga dengan pekerjaan tersebut. Lantas bagaimana
cara kita agar dapat membuat minat kalangan muda dalam pertanian dapat tumbuh?

Sepengamatan saya terhadap kebiasaan anak muda jaman sekarang, mereka


adalah manusia yang tumbuh besar di era teknologi yang berkembang pesat. Hal ini
menimbulkan pola pikir praktis dan anti-ribet dalam pelaksanaan kegiatan. Sehingga kita
dapat menumbuhkan minat anak muda pada pertanian dengan membuat pertanian ini
menjadi sebuah kegiatan yang simpel dan mudah dalam pelaksanaan serta dapat
menghasilkan sesuatu yang maksimal. Misalnya dengan kita mensosialisasikan
penanaman bibit unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit dan memiliki potensi
hasil yang besar. Selain itu ditambah juga dengan sosialisasi alat pertanian yang modern
dan mudah dalam pengoperasiannya. Sehingga dengan adanya sosialisasi kedua hal
tersebut, penanaman bibit unggul dan penggunaan alat bantu pertanian dapat dilakukan
secara masif dan efeknya adalah pertanian yang tadinya dianggap sulit dapat
bertranformasi menjadi kegiatan yang cukup mudah dan bersahabat bagi kawula muda.

Dengan adanya kemudahan dalam bercocok tanam di pertanian, diharapkan


generasi muda akan berminat dengan dunia pertanian dan hal ini tentu akan
meningkatkan produksi pertanian dalam negeri. Peningkatan produksi itu dapat
dikondisikan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional. Lalu
apabila kebutuhan internal negara telah tercukupi, sisa hasil dapat diekspor dan tentu
akan menambah pundi-pundi devisa negara. Dengan pemasukan negara yang semakin
besar, maka negara akan semakin kaya dan itu dapat dimanfaatkan untuk masyarakat
luas. Termasuk dapat meningkatkan taraf hidup petani yang selama ini di Indonesia
sebagian besar diketahui tidak memiliki hidup yang layak, sehingga akan mempersempit
kesenjangan antara rakyat dan terciptanya negeri yang makmur sentausa.

Anda mungkin juga menyukai