Anda di halaman 1dari 7

MANUSIA DAN

AGAMA
Oleh :
Tim Penyusun Modul PAI UNP

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinka dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari Penulis dan Universitas Negeri Padang.

1. Deskripsi
Program Learning Outcome 1:
Manusia menunjukkan akhlak mulia berdasarkan nilai-nilai ajaran agama sebagai
pribadi yang unggul berkarakter dan bertanggung jawab.
Program Learning Outcome 2:
Mahasiswa menunjukkan sikap cinta tanah air dan setia kepada NKRI.
Program Learning Outcome 3:
Mahasiswa mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan
antar umat beragama.

Course Outcome (CO):


Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis hakikat manusia.

Pokok Bahasan: MANUSIA dan AGAMA


Materi Bahasan: HAKIKAT MANUSIA

2. Petunjuk
Silahkan anda memahami materi berikut ini dengan seksama, untuk
menghayati hakikat manusia. Selanjutnya anda dapat menjawab pertanyaan yang
termuat pada tes di berikutnya. Selamat belajar semoga Allah memberikan
rahmat dan hidayah ilmu. Aamiin yra.

3. Materi
a. Konsep Manusia

Manusia sebagai makhluk Allah SWT terdiri dari zat yang bersifat lahir/ pisik
dan zat yang bersifat batin atau non pisik. Dikenal juga dengan nama roh dan
jasad. Kedua unsur ini membentuk senyawa sehingga terwujud proses dan
mekanisme hidup.Apabila kedua kedua unsur ini mengalami penguraian, maka
proses dan mekanisme hidup akan berhenti. Peristiwa ini dinamai dengan
kematian.
Ruh dan jiwa sampai saat ini tetap merupakan rahasia bagi manusia.ilmu
jiwa atau psikologi hanya berhasil mengungkapkan gejala-gejaladari jiwa yang
terdiri atas;
a. Pikiran/ Akal yang didalam Al-qur’an dikenal dengan fikrun, aqlun dan
qalbun (QS.3: 191, 22:46, 7:179)
b. Perasaan yang dalam Al-Qur’an dikenal dengan nama fu’ad, yang kalu
dijamakkan menjadi af’idah (QS, 28:10, 17:36, 11: 120, 53:11)
c. Kehendak yang didalam Al-Quran dikenaldenga syahwat (QS. 3: 14)
Ketiga gejala ini satu dengan lainnya saling pengaruh mempengaruhi di
dalam kerjanya. Pikiran yang sedang kacau akan mengurangi keinginan, perasaan
yang sedang goncang akan melumpuhkan pikiran dan syahwat yang meluao-luap
akan mengakibatkan tidak tenang dalam berpikir. Proses dari gejala-gejala ini
sulit pula untuk diketahui mekanismenya. Dan mengenai hakikat ruh merupakan
misteri besar bagi manusia, secara jelas dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa yang
mengetahui hakikat ruh hanyalah Allah SWT. (QS.17: 85)
Selain dari itu dalam Al-Qur’an ditemui pula istilah nafs. Meskipun
termasuk dalam wilayah abstrak yang sukar dipahami, istilah nafs memiliki
pengertian yang sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat
dirasakan menyebar keseluruh bagian tubuh manusia karena tubuh manusia
merupakan kumpulan dari bermilyar-milyar sel hidup yang saling
berhubungan.Nafs bekerja sesuai dengan bekerjanya sistem biologis manusia
QS.39: 42.
Kemudian pisik manusia yang menentukan postur manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah mempunyai anggota badan, otak dan jantung yang
berfungsi sebagai mekanisme yaitu seperangkat sub sistem di dalam sistem
manusia sebagai makhluk yang sempurna. Bahkan ada yang lebih kompleks dari
bagian-bagian besar tersebut yang dihubungkan satu sama lain melalui satu
susunan syaraf. (QS: 95: 4).
Allah telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrahnya, kaata fitrah
menrupakan derivasi dari kata “fatara”, artinya ciptaan, suci, dan seimbang.
Louis Ma’luf dalam kamus Al-Munjid (1980-120) menyebutkan bahwa fitrah
adalah sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal penciptaannya, sifat alami
manusia, agama, sunnah.
Menurut Imam Al-Maragi (1974:2000) fitrah adalah kondisi bahwa Allah
menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan
kesiapan untuk menggunakan pikirannya.Dengan demikian arti fitrah dari segi
bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu penciptaan atau kondisi awal
manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung kepada
kebenaran (hanif).Fitrah dalam arti hanif ini dijelaskan dalam QS.30: 30.
Kata fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti
penciptaan fisik, melainkan juga dalam ari rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar
manusia yang baik karena fitrah itu disebutkan dalam konotasi nilai.Lahirnya
fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukkan pada QS.7: 172.
Ayat tersebut merupakan penjeleasan dari fitrah yang berarti hanif
(kecenderungan kepada kebaikan) yang dimiliki manusia karena terjadi proses
persaksian sebelum digelar di muka bumi. Persaksian ini merupakan proses fitrah
manusia yang selalu memiliki kebutuhan terhadap agama , karena itu dalam
pandangan ini manusia dianggap sebagai makhluk religius.
Ayat di atas juga menjadi dasar bahwa manusia memiliki potensi baik sejak
awal kelahirannya.Ia bukan makhluk amoral, tetapi memiliki potensi moral. Juga
bukan makhluk yang kosong seperti kertas putih sebagaiana yang dianut para
pengikut teori tabula rasa.Potensi fisik manusia telah dijelaskan pada bagian yang
lalu, sedangkan potensi rohaniah adalah akal, qalbu, dan nafsu.dalam pengertian
bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio, perasaan dan keinginan
b. Penciptaan Manusia Menurut Islam dan Sains

Dalam logika sederhana, dapat dipahami bahwa yang mengerti tentang


penciptaan manusia adalah Sang Pencipta itu sendiri. Allah merupakan Sang
Maha Pencipta, jadi Allah yang lebih memahami tentang proses penciptaan
manusia. Dalam al-quran dijelaskan tentang penciptaan manusia, antara lain
dalam QS. 23; 13-14).

Ayat tersebut menjelaskan tentang asal penciptaan manusia dari “sulatin


min thin” (saripati tanah). Kata sulatin dapat diartikan dengan hasil akhir dari
sesuatu yang disarikan, sedangkan thin berarti tanah. Pada tahap berikutnya
saripati tanah berproses menjadi nuthfah (air mani). Kata nuthfah berarti air
yang telah bercampur (setelah terjadi pembuahan antara spermatozoa dengan
ovum). Posisi nuthfah ini berada pada tempat yang terpelihara dan kokoh yaitu
Rahim.

Pada QS.23: 14 dijelaskan tentang tahapan reproduksi manusia setelah


nuthfah. Perubahan nuthfah secara berurut menjadi ‘alaqah, mudhgah,
‘izham, lahm dan khalqanakhar (makhluk lain atau manusia sempurna).
‘Alaqah memiliki dua pengertian, pertama darah yang mengental sebagai
kelanjutan dari nuthfah dan kedua sesuatu yang menempel di dinding rahim.
Pengertian pertama dipahami dari segi bentuk atau materi perubahan setelah
nutfah sedangkan yang kedua dari segi posisinya. Mudhghah berarti
segumpal daging yang merupakan proses penciptaan manusia sebagai
kelanjutan dari ‘alaqah.

Daging tersebut masih belum berbentuk sampai akhirnya diberi kerangka


dengan proses berikutnya yaitu ‘izham (tulang-berulang) selanjutnya
dibalut dengan lahm (daging). Pada fase ini sudah mulai menampakkan bentuk
bagian-bagian tubuh. Fase ini sampai pada pencapaian kesempurnaan bentuk
manusia yang disebut dengan khalqan akhar, berarti penciptaan baru yang jauh
berbeda dengan keadaan dan bentuk sebelumnya.
Di dalam Al-Qur’an juga dikenal beberapa istilah lain yang
mengungkapkan tentang asal kejadian manusia antara lain sebagai berikut:

1) Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebutkan dalam QS.18: 37.


2) Tiin, yaitu tanah lempung sebagaimana firman Allah dalam QS. 32: 7.
3) TiinulLaazib, yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana disebut dalam
QS.37: 11.
4) Shalshalun, yaitu lempung yang dikatakan kalfakhar (seperti tembikar).
Citra di ayat ini menunjukkan bahwa manusia dimodelkan.
5) Shalshalinmin Hamain Masnuun (lempung dari lumpur yang dicetak/diberi
bentuk) sebagaimana disebut dalam QS. 5: 26.
6) Sulalatun min tiin, yaitu dari sari peti lempung. Sulaalat berarti sesuatu
yang disarikan dari sesuatu yang lain.
7) Air yang dianggap sebagai asal usul seluruh kehidupan sebagaimana disebut
dalam QS 25: 54.

Sejalan dengan penemuan-penemuan mutakhir menyangkut salah satu


aspek hubungan antara ilmu dan agama, ingatan akan peristiwa yang telah
sangat lampau hendaknya dapat membantu menyatukan pandangan. Konsep
penciptaan sama sekali tidak bertentangan dengan data ilmiah yang paling
mutakhir.Proses penciptaan secara logis pasti telah terjadi sejalan dengan
berlalunya waktu melalui bertambahnya informasi genetik, yang akan terbukti
sebagai suatu penjelasan yang memuaskan atas transformasi - transformasi
yang dijalani oleh makhluk hidup.

Oleh sebab itu lebih mudah sekarang ini untuk menjawab “Apakah asal usul
manusia?”. Telah muncul adanya kesesuaian antara ilmu yang benar dan iman
yang sejati yang kedua-duanya menghamba pada satu-satunya kebenaran.
Dalam perbandingan antara ajaran-ajaran agama dan data ilmiah ini suatu
kesesuaian sungguh telah timbul yang secara tegas menghapuskan
pertentangan-pertentangan panas pada masa lampau.

c. Dimensi Kemanusiaan
Dimensi kemanusiaan adalah manusia itu memiliki dimensi individual,
sosial, susila, dan agama. Manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya. Fitrah
manusia adalah kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui
dan cenderung kepada kebenaran (hanif). Manusia selalu memiliki kebutuhan
terhadap agama, ia memiliki potensi baik, sejak awal kelahirannya. Ia bukan
makhluk amoral tetapi memiliki potensi moral, Quran Surat 30:30,7:172.
Manusia dipusakai dengan kecenderungan ke arah kebaikan maupun
kejahatan. Kemaujudan mereka dimulai dari kelemahan dan
ketidakmampuan, yang kemudian bergerak ke arah kekuatan, tetapi tidak akan
menghapuskan kegelisahan mereka, kecuali jika mereka dekat denagn Tuhan
dan mengingat-Nya. Kapasitas mereka tidak terbatas, baik dalam kemampuan
belajar maupun dalam menerapkan ilmu. Mereka memiliki suatu keluhuran dan
martabat naluriah. Motivasi dan pendorong mereka dalam banyak hal, tidak
bersifat kebendaan. Akhirnya mereka dapat secara leluasa memanfaatkan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan kepada mereka, namun pada saat yang
sama mereka harus menunaikan kewajiban mereka kepada Tuhan.

d. Fungsi, Peranan, dan Tujuan Hidup Manusia


Allah SWT sengaja menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna, mengungguli di atas segala makhluk yang diciptakan-Nya, baik
makhluk nyata maupun makhluk gaib. Di samping itu dia mempunyai martabat
yang sangat tinggi, QS 17:70. Kesempurnaan kejadian manusia itu karena
manusia itu akan mengemban tugas yang sangat berat.
Fungsi manusia jauh di atas makhluk yang lainnya. Fungsi manusia adalah
sebagai khalifah atau pemimpin di permukaan bumi ini, yang diberi kekuasaan
oleh Allah untuk mewuujudkan kemakmuran yang memngkinkan manusia itu
untuk mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di bumi ini untuk
kepentingan hidupnya, QS 2:30.
Kepemimpinan yang diamanahkan kepada manusia itu dalam rangka
ujian kepadanya, QS 6:165. Selanjutnya tujuan hidup manusia adalah untuk
mengabdi (beribadah) kepada Allah SWT, baik ibadah maghdah (ibadah khusus
atau ibadah yang telah ditetapkan tata caranya secara terinci), maupun ibadah
ghairu maghdah (ibadah umum atau ibadah dalam arti luas) QS 51:56.
Ibadah yang diwajibkan kepada manusia ditujukan untuk mencari keridhaan
Allah, oleh sebab itu harus dilaksanakan dengan niat yang ikhlas QS 98:5, 94:4.
Sedangkan program hidup manusia adalah untuk melaksanakan syariah,
yaitu melaksanakan ketentuan Allah SWT yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah secara vertikal, mengatur hubungan manusia sesama manusia dan
makhluk lainnya secara horizontal QS 45:18, 42:13, 21.

4. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang terdiri dari jasmani
dan rohani. Kesempurnaan manusia adalah memiliki dengan gejala-gejalanya
mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan atau hawa nafsu yang ditiupkan ke
dalam jasmani yang tangguh dengan komposisi yang sempurna.

1. Daftar Bacaan
Mutadha Muthahhari.1992. Perpektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Agama.
Bandung: Mizan
Maurice Bucaille.1992. Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an,
Sains.Bandung:Mizan
Nasrul HS, dkk.2013. Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skill Untuk
Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press
Zakiah Darajad, dkk.1984. Dasar-dasar Agama Islam Buku Teks
Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta:Bulan
Bintang

Anda mungkin juga menyukai