Anda di halaman 1dari 2

Nama : Purnomo Hadiwinata

NIM : 40030720060028
Prodi : D3 Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota K. Pekalongan

Tugas Resume Pertemuan 5


Praktik Pengolahan Data Perencanaan
Kriteria Prioritas Isu dan Masalah Serta Prioritas Kriteria Banyak

Kriteria Prioritas Isu dan Masalah


Pemahaman isu dan permasalahan sebagai modal dalam upaya menyusun
suatu arahan kebijakan di masa yang akan datang. Isu merupakan sebuah masalah
yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan
suatu kesenjangan antara praktik korporat dengan harapan-harapan
para stakeholder. 
Isu Sebagai Agenda Publik
• Bersifat krisis, tidak bisa diabaikan
• Langka dan unik
• Sensitif dari segi kemanusiaan (humanity)
• Berdampak besar
• Terkait dengan kekuasaan dan legitimasi
• Fashionable

Verifikasi, Definisikan, dan Detailkan Masalah


Identifikasi permasalahan  hal pokok dalam perencanaan
Permasalahan  memiliki banyak faktor, sudut pandang, serta
kepentingan-kepentingan yang berbeda
Verifikasi permasalahan awal  gejala dari permasalahan yang
sebenarnya (puncak dari gunung es)  perlu penstrukturan masalah
Kesulitan perumusan masalah  perbedaan tujuan, keinginan,
kepentingan, bahkan pemahaman yang berbeda tentang permasalahan
Prioritas Masalah Kriteria Banyak
Analytical Hierarchy Process(AHP) :
 Model perilaku politis merupakan model keputusan individual dengan
pendekatan kolektif dari proses pengambilan keputusan;
 Memecahkan yang kompleks dimana aspek/kriteria yang diambil cukup
banyak (Saaty, 1988).
 Salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria untuk masalah
yang kompleks
 Merupakan sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia
 Mendukung pengambil keputusan untuk mendapatkan keputusan yang
terbaik dari berbagai alternatif pilihan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dianalisa dalam
bentuk struktur permasalahan berjenjang yaitu dengan menilai dan
membuat ranking alternatif keputusan

Prinsip yang digunakan


1. DECOMPOSITION
Setelah persoalan jelas diketahui, kemudian dilakukan tahap
decompositon, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur di
bawahnya. Hal ini yang menjadi alasan proses ini dinamakan hirarkhi.
2. SYNTHESIS OF PRIORITY
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari local priority.
Matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk
mendapatkan global priority, harus dilakukan sintesis diantara local
priority
3. LOGICAL CONSISTENCY
 Nilai konsistensi menunjukkan tingkat konsistensi tiap-tiap narasumber
terhadap hasil keputusan yang telah dibuatnya.
 Apabila IK mendekati 0, maka makin konsisten suatu observasi.
 Tetapi metode AHP tidak mengharuskan IK = 0 terutama apabila terdiri
dari banyak kriteria atau alternatif.
 Expert Choice suatu jawaban nilai inkonsistensi sebesar 1 atau lebih
memerlukan investigasi lebih lanjut. Maksudnya, nilai inkonsistensi 1 atau
lebih tersebut menandakan bahwa narasumber kurang memiliki informasi
atau pengetahuan yang lebih.

Anda mungkin juga menyukai