Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“HAKIKAT PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”

Disusun Oleh:

Amamatur Rusydiah Mufit (2014020046)

Niswatin humairoh (2014020050)

Dosen pengampu:

Prof. Dr. Zulmuqim. M. A

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, karena penulis dapat menyelesaikan makalah. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Makalah ini berisikan ulasan-
ulasan yang membahas tentang hakikat pendidikan dalam perspektif filsafat pendidikan islam.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Dalam kesempatan kali ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
ataupun media yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Padang, 13 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Al-Qur’an tentang pendidikan .......................................................................... 2


B. Pengertian pendidikan islam ............................................................................................. 3
C. Dasar pendidikan islam ..................................................................................................... 5
D. Tujuan pendidikan islam ................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan islam sebagi proses pengembangan potensi kreativitas peserta didik. Bertujuan
untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada allah SWT. Dengan tujuan ini,
manusia diharapkan dapat mewujudkan suatu harapan yang menjadi titik goal dan hasil yang
akan dituju dengan jalan atau cara beserta kaidah yang sesuia dengan ajaran islam.

Dalam setiap tindakan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah
ditetapkan. Ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan harus berorientasi pada sebuah materi.
Dengan kita ,engetahui apa itu pendidikan islam maka kita akna selalu mentaati perintah allah
SWT, karena pendidikan islam sangat penting untuk kita pelajari dan kita pahami serta kita
terapkan dikehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah landasan al-qur’an tentang pendidikan?
2. Apa pengertian pendidikan islam?
3. Apa saja dasar pendidikan islam?
4. Apa tujuan pendidikan islam?

C. Tujuan
1. Menjelaskan landasan al-qur’an tentang pendidikan
2. Menjelaskan pengertian pendidikan islam
3. Menjelaskan dasar pendidikan islam
4. Menjelaskan tujuan pendidikan islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

Hakikat Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

A. Landasan Al-Qur’an tentang pendidikan

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk
keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu
terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut
aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah.

Ajaran-ajaran yang berkenaan dengan iman tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur’an, tidak
sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa amal itulah
yang paling banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubungannya
dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya (masyarakat), dengan alam
dan lingkungannya, dengan makhluk lainnya, termasuk dalam ruang lingkup amal saleh
(syari’ah).

Didalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan
kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat dibaca dalam kisah Luqman mengajari
anaknya dalam surat Luqman ayat 12 - 19.

ُ‫) َوإِ ْذ قَا َل لُ ْق َمان‬١٢( ‫ي َحمِ ي ٌد‬ ٌّ ِ‫غن‬ َ ‫ّلِل َو َم ْن يَ ْش ُك ْر فَإِنه َما يَ ْش ُك ُر ِلنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َكف ََر فَإِ هن ه‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫َولََ قَ ْد آت َ ْينَا لُ ْق َمانَ ْالحِ ْك َمةَ أ َ ِن ا ْش ُك ْر ِ ه‬
ُ‫صالُه‬ َ ِ‫علَى َو ْه ٍن َوف‬ َ ‫سانَ بِ َوا ِل َد ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا‬َ ‫ص ْينَا اإل ْن‬ ‫)و َو ه‬َ ١٣( ‫عظِ ي ٌم‬ َ ‫ظ ْل ٌم‬ُ َ‫ش ْركَ ل‬ ِّ ِ ‫اّلِل إِ هن ال‬ِ ‫ي ال ت ُ ْش ِر ْك بِ ه‬ ‫ظهُ يَا بُنَ ه‬ُ ‫ال ْبنِ ِه َوه َُو يَ ِع‬
‫صاحِ ْب ُه َما‬َ ‫ْس لَكَ بِ ِه ع ِْل ٌم فَال تُطِ ْع ُه َما َو‬ َ ‫على أ َ ْن ت ُ ْش ِركَ بِي َما لَي‬ َ َ‫) َوإِ ْن َجا َهدَاك‬١٤( ‫ير‬ ُ ‫ص‬ ِ ‫ي ْال َم‬ ‫عا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر لِي َول َِوا ِل َديْكَ إِلَ ه‬ َ ‫فِي‬
ْ‫ي إِنه َها إِ ْن تَكُ مِ ثْقَا َل َحبه ٍة مِ ن‬ ُ ُ ْ ُ ُ ُ ُ َ
‫)يَا بُنَ ه‬١٥( َ‫ي َم ْر ِجعُك ْم فأنَبِِّئك ْم بِ َما كنت ْم ت َ ْع َملون‬ ُ َ
‫ي ث هم إِل ه‬ ُ َ
‫َاب إِل ه‬ َ ْ
َ ‫سبِي َل َمن أن‬ ‫ه‬ ً ْ
َ ‫فِي ال ُّدنيَا َم ْع ُروفا َواتبِ ْع‬
ْ
‫صالةَ َوأ ُم ْر‬ ‫ي أق ِِم ال ه‬ َ ‫) يَا بُنَ ه‬١٦( ‫ير‬ ٌ ِ‫يف َخب‬ َ
ٌ ِ‫َّللاَ لط‬ ‫ه‬
‫َّللا إِن ه‬ ُ ‫ت بِ َها ه‬ ْ
ِ ‫ض يَأ‬ ِ ‫األر‬ْ ‫ت أ ْو فِي‬ َ ِ ‫س َم َاوا‬ ‫ص ْخ َرةٍ أ َ ْو فِي ال ه‬ َ ‫خ َْر َد ٍل فَت َ ُك ْن فِي‬
‫اس َوال ت َْم ِش فِي‬ َ ُ ‫) َوال ت‬١٧( ‫ور‬
ِ ‫ص ِ ِّع ْر َخ هدكَ لِلنه‬ ِ ‫ع ْز ِم األ ُم‬ َ ‫صابَكَ إِ هن ذَلِكَ مِ ْن‬ َ َ ‫علَى َما أ‬ َ ‫صبِ ْر‬ ْ ‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر َوا‬َ َ‫بِ ْال َم ْع ُروفِ َوا ْنه‬
ُ‫ص ْوت‬ َ َ‫ت ل‬ ِ ‫ص َوا‬ْ ‫ص ْوتِكَ إِ هن أَ ْنك ََر األ‬ َ ‫ُض مِ ْن‬ ْ ‫ص ْد فِي َم ْشيِكَ َوا ْغض‬ ِ ‫)وا ْق‬َ ١٨( ‫ور‬ ٍ ‫َّللاَ ال يُحِ بُّ ُك هل ُم ْخت َا ٍل فَ ُخ‬ ‫ض َم َر ًحا إِ هن ه‬ ِ ‫األر‬
ْ
)١٩( ‫ير‬ ِ ِ‫ْال َحم‬

Artinya:

12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada
Allah[2]! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
dirinya sendiri dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya
lagi Maha Terpuji.”

2
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada
Aku kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau
tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan.

16. (Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan.
Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti.

17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.

18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri.

19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai.1

Cerita itu menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak
ibdah, sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup dan tentang nilai
sesuatu kegiatan dan amal saleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan
hidup tersebut. Oleh karena itu pendidikan islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber
utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam. Dengan kata lain, pendidiakn
Islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan
ijtihad di sesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.2

B. Pengertian pendidikan islam

1
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-luqman-ayat-12-19.html
2
Daradjat, Zakiah, dkk. “Ilmu Pendidikan Islam” ed.1, cet.9. Jakarta: Bumi Aksara, 2011

3
Pengertian pendidikan dengan seluruh totaritas nya dalam konteks islam inheren dengan
konotasi istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga
kata tersebut memilki makna yang saling berkaitan dan cocok untuk pemaknaan pendidikan
dalam islam.

Secara terminologi beberapa ahli pernah mengajukan rumusan konsep pendidikan islam.
Dalam buku crisis in muslim education, syed sajad husein dan syed ali asrhat menulis:
“pendidikan islam adalah pendidikan yang melatih perasaan murid-murid dengan cara begitu
rupa. Sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan tindakan mereka terhadap segala
jenis pengetahuan mereka sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sadar akan nilai etis
islam”.

Sementara muctar bukhori menulis sebagai “pendidikan islam adalah: pertama, segenap
kegatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk menanamkan nilai-nilai islam dalam
diri sejumlah siswa. Kedua, keseluruhan lembaga-lembaga pendidikan yang mendasarkannya
program pendidikannya atau pandangan dan nilai-nilai islam”.

Secara lebih rinci, yusuf al-qordhawi memberikan pengertian dalam al-qardawi: 157”
pendidikan islam adalah pendidikan islam seutuhnya, akal dan hati nya, rohani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya. Karna itu, pendidikan islam menyiapkan manusia untuk hidup baik
dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan
segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.

Sementara itu hasan langgulung merumuskan pendidikan islam sebagai” proses menerapan
generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan Dan nilai-nilai yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetic hasil di akhirat “.
Disini pendidikan sebagai proses pembentukan individu berdasarkan ajaran islam yang di
wahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui proses, individu dibentuk agar
dapat mencapai derajad tinggi sehingga ia mampu maenunaikan tugasnya sebagai khalifah di
mika bumi, yang selanjutnya mewujudkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tegasnya yang
setara dengan yang dikemukakan dengan Ahmad D. Marimba. “Pendididkan Islam Adalah
bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
Islam.3

Secara lebih tekhnis Endan Syaifuddin Anshari memberi pengertian pendidikan islam
sebagai ‘proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subjek didik terhadap
perkembaangan jiwa (perasaan, pikiran, kemauan, dan intuisi) dan raga objek didik dengan
bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode terrtentu, dan dengan alat
perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran islam.4

3
Haider putra daulay, pendidikan islmam dalam perspektif filsafat. (jakarta:kencana, 2014), h 74-75
4
Ibid,

4
Berdasarkan hasil seminar pendidikan Islam se Indonesia tahun 1960 dirumuskan pendidikan
Islam merupakan bimbingan terhadapa pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam
dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, mengawasi berlakunya semua
jaran Islam.5

Berdasarkan beberapa rumusan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan di atas serta
beberapa istilah dengan pendidikan Islam, seperti tarbiyah, ta’lim, ta’dib serta riyadhah. Maka
pendidikan Islam dirumuskan sebagai ‘Transinternalisasi Pengetahuan dan Nilai-nilai Islam pada
peserta didik melalui usaha pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengawasan, dan
pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di
akhirat.

C. Dasar pendidikan islam

Untuk menentukan dasar pendidikan diperlukan peran filsafat pendidikan, karena


berdasarkan analisis filosofis di peroleh nilai-nilai yang diyakini dapat dijadikan dasar
pendidikan.dasar pendidikan islam tentu saja di dasarkan kepada falsafah hidup umat islam dan
tidak didasarkan kepada falsafah hidup, suatu negara, sebab sistem pendidikan islam tersebut
dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan sajatanpa dibatasi ruang dan waktu.

Dari teminologi pendidikan islam yang telah disebutkan, salah satu syarat utama dari
pendidikan islam adalah upaya meneruskan dan mengekalkan nilai kebudayaan dalam suatu
masyarakat. Dengan demikian, pendidikan merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan bagi
masyarakat tersebut. Agar pendidikan dpat melaksanakan fungsinya dan bermanfaat bagi
manusia, maka perlu acuan poko. Hal itu dikarenakan pendidikan merupakan bagian yang
terpenting dari kehidupan manusia yang secara kodrati adalah insan pedagogis. Acuan yang
menjadi dasar adalah pandangan hidup yang islami dengan nilai-nilai transenden, universal, dan
kekal.6

Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat berdiri kokoh. Dasar
suatu bangunan, yaitu fundamen yang mnejadi landaan bangunan tersebut agar tegak dan kokoh
berdiri. Demikian pula dasar pendidikan islam, yaitu fundamental yang menjadi landasan atau
asas agar pendidikan islam dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karena tiuan angin
kencang berupa ideologi yang muncul, baik di era sekarang maupun yang akan datang. Dasar
pendidikan islam, menurut nur Uhbiyati, secara garis besar ada tiga, yaitu Alqur’an, Sunnah, dan
Perundang-undangan yang berlaku dinegara kita.7

1. Al-qur’an

5
Ramayulis, ilmu pendidikan islam, kalam mulia: jakarta, 2002., h.37
6
Sri Minarti ilmu pendidikan islam: fakta teoritis-filosofi dan aplikatif-normatif. Jakarta: Amzah 2013. Hal. 40
7
Ibid., hal. 40-41

5
Abdul wahab khallaf mendefenisikan Al-Qur’an sebagai berikut: kalam Allah yang
diturunkan melalui malaikat jibril kepada hati muhammad Rasulullah SAW anak abdullah
dengan lafaz bahasa arab dan makna hakiki untuk menjadi hujjah bagi Rasulullah atas kerasulan
nya dan menjadi pedoman bagi manusia dengan petunjuk beribadah membaca nya.8

Al-qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW untuk dijadikan sebagai pedoman bagi manusia, sekaligus sebagai sumber nilai dan norma
setelah sunnah. Akhlak merupakan salah satu asfek ajaran islam yang penting dalam perjalanan
hidup manusia sebab akhlak memberi norma yang baik dan buruk. Uniknya, al-qur’an yang
berada di tengah-tengah masyarakat dewasa ini diyakini tidka berbeda dengan Al-qur’an yang
disampaikan oleh nabi muhammad 15 abad yang lalu. Al-qur’an adalah kalam Allah terakhir
yang dibawa oleh Ruh Al-amin ke dalam hati nabi muhammad sebagai pemberi peringatan
kepada manusia. Di sisi yang lain, Al-qur’an merupakan kitab suci sekaligus merupakan
katalisator politik, sosial, spiritual, dan penyebab terjadinya perubahan kehidupan kabilah
disemenanjung arab. Pengaruhnya kemudian melebar kekawasan yang lebih luas dalam waktu
yang sangat singkat. Ekspansi ideologi yang dimotori oleh Al-qur’an berpengaruh diberbagai
wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kekuatan pengubah dunia yang harus di
akui dan di pahami.9

Al-qur’an tidak begitu saja dapat mengubah dunia tanpa adanya usaha untuk
mengimplementasikannya. Dibutuhkan penafsiran untuk menggali semua ajaran yang
terkandung didalamnya. Usaha ini kemudian dalam kontes pendidikan islam memunculkan nilai-
nilai yang membawa misi agar umatnya mampu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.

Indikasi utama dalam hal ini adalah surah Al-alaq (96) ayat 1-5.

٥٥‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬


َ ‫اال ْن‬ َ ٤‫عله َم بِ ْالقَلَ ِم‬
ِ ْ ‫عله َم‬ ْ ‫ُ الهذ‬٣‫ اِ ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاالَ ْك َرم‬٢‫علَق‬
َ ‫ِي‬ َ ‫اال ْن‬
َ ‫سانَ مِ ْن‬ ْ ‫اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِِّكَ اله ِذ‬
ِ ْ َ‫ َخلَق‬١ - َ‫ي َخلَ َۚق‬

Artinya:

“Bacalah dengan menyebut nama tuhan mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah,. Bacalah dan tuhanmu lah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia)
dwngan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Oleh sebab itu, Al-Qur’an di sampaing berfungsi sebagai kitab suci, di dalam nya juga
menggambarkan budaya tertentu. Hal ini dikarenakan Al-qur’an merupakan teks yang
menggunakan bahasa tertentu. Antara bahasa dan budaya terdapat hubungan erat, sekaligus
sarana bagi kemajuan suatu kebudayaan. Al-qur’an merupakan urat nadi bagi kehidupan kaum
muslimin yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Selain itu, Al-qur’an merupakan kalam Allah
yang memiliki perbendaharaan luas dan besar, sekaligus membawa pengaruh terhadap
pengembangan kebudayaan umat manusia. Ketika bangsa arab sarat dengan kebudayaan jahiliah,

8
Ramayulis. Op.cit., hal. 188
9
Sri minarti. Op.cit., hal. 41-42

6
al-qur’an muncul membawa angin segar sehingga tercipta kedamaian dan keadilan bagi umat
manusia. Ketika bangsa arab sarat dengan kebudayaan jahiliyah, Al-qur’an muncul membawa
angin segar sehingga tercipta kedamaian dan keadilan bagi umat manusia.10

Dengan demikian dapat disimpulkan, supaya manusia menemukan jati dirinya sebagai
insan yang bermartabat maka harus menyelenggarakan pendidikan. Menurut pendapat yang
paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh subhi shalih, yang dikutip oleh atang Abd. Hakim,
Al-qur’an bearti bacaan dan merupakan kitab suci bagi umat islam yang diturunkanAllah kepada
nabi muhammad melalui malaikat jibril. Di dalamnya terdapat pendoman bagi kaum muslimin
dalam menjalani kehidupan di duna dan akhirat.11

Sementara itu, pendidikan merupakan salah satu wahana untuk merumuskan dan
mencapai tujuan hidup. Dengan demikian, petunjuk hidup harus mengacu kepada al-qur’an
karena mulai dari ayat yang pertama hingga terakhir tidak pernah lepas dari isyarat pendidikan.

Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pendidikan islam harus senantiasa mengacu kepada al-
qur’an. Dengan berpegang pada nilai-nilai yang terkadung di dalamnya, kita akan mampu
mengarahkan manusia untuk bersifat kreatif, dinamis, serta mampu mencapai nilai-nilai esensi
ubudiah terhadap khaliknya, fakta ini secara implisit mengarahkan manusia padaa nilai-nilai
luhur yang ada kesesuain antara nilai kemanusian dan nilai ketuhanan sebagai bentuk dan
kebenaran azali.12

2. Sunnah (Hadis)

Sunah menurut pengertian bahasa bearti tradisi yang biasa dilakukan, atau jalan yang dilalui
baik yang terpuji maupun yang tercela.

Adapun pengertian sunah menurut para ahli hadis adalah segala sesuatu yang diidentikkan
kepada nabi muhammad saw. berupa perkataan, perbuatan, taqrirnya, ataupun selain dari itu.
Termasuk sifat-sifat, keadaan, dan cita-cita nabi saw yang belum kesampaian.13

Ketika merujuk pada sumber utama agama islam, yaitu Al-qur’an, maka akan ditemukan
pernyataan bahwa nabi muhammad merupakan uswah hasanah yang paling utama bagi umatnya
yang benar-benar beriman kepada Allah dan kehidupan Akhirat. Ini seperti yang diproklamirkan
dalam surah Al-Ahzab (33) ayat 21.

‫ا‬٥ ‫َّللا َك ِثي ًْر‬ ٰ ْ ‫َّللا َو ْال َي ْو َم‬


َ ‫االخِ َر َوذَك ََر ه‬ َ ‫سنَةٌ ِِّل َم ْن َكانَ َي ْر ُجوا ه‬
َ ‫َّللا اُس َْوة ٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم ِف ْي َر‬
ِ ‫س ْو ِل ه‬

10
Ibid., hal. 42-43
11
Ibid.,
12
Ibid., hal. 46
13
Ramayulis. Op.cit., hal. 191

7
Artinya: sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu sari teladan yang baik bagi mu yaitu
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak
menyebut Allah.

Dalam paradigma yang sudah lazim antara sunah dan hadis merupakan dua kata satu arti.
Artinya, sunah merupakan padanan dari kata hadis. Akan tetapi, ada pula yang membedakan
antara kedunaya. Seperti yang dijelaskan oleh Nur Rodijah Kurmen bahwa sunah menurut Ash –
Siba’i mengartikannya dengan jalan atau cara, baik yang terpuji maupun tercela. Lain halnya
dengan Al-jurjani yang mengartikan dengan jalan atau cara yang direlakan dan yang tidak
direlakan. Disamping itu, zakiah Daradjat, seperti diungkapkan oleh Saiful, mengartikan sunah
sebagai perkataan, perbuatan, atau pengakuan Rasulullah.

Sementara itu hadis secara bahasa artinya baru, tidak lama, ucapan, pembicaraan, dan
cerita. Menurut ahli hadis, hadis adalah segala ucapan perbuatan, dan keadaan nabi muhammad.
Dengan kata lain, hadis adalah segala berita yang bersumber dari nabi muhammad.berupa
ucapan, perbuatan, takrir(peneguhan kebenaran dengan alasan), dan dekripsi sifat-sifat beliau ada
satu pendapat yang diungkapkan oleh mohammed Reza modarresee bahwa hadis dapat berupa
perkataan, sikap, dan pernyataan setuju Rasulullah dengan cara diam atau membiarkannya.
Dengan demikian, hadis sebagai suatu tindakan dan perkataan Nabi Muhammad yang
dimaksudkan untuk membumikan ajaran islam, tidak dapat mengelak dari dinamika sosial
sebagai wadah operasionalisasi dari nilai-nilai normatif islam. Terbukti dengan sebagian besar
hadis-hadis Nabi muhammad dalam maalah muamalah mengambil porsi lebih banyak. Hal ini
menjadikan semacam cuplikan sejarah yang unik. Dalam konteks ini, hadis menyajikan semacam
cuplikan sejarah yang menjelaskan proses beragama masyrakat awal islam yang dinamis dan
bersinambungan. Dengan cara itu pula sebuah wacana dalam hadis dapat tertangkap.14

3. Perundang-undangan yang berlaku di indonesia

Seperti yang telah dideskripsikan pada wal bab ini bahwa pendidikan islam mempunyai dasar
etis-normatif ( Alqur’an dan Hadis). Di sisi yang lain, pendiidkan islam didasari suatu pemikiran
bahwa ilmu adalah milik Allah, yang dengan kata lain bahwa pendidikan islam juga berasal dari
Allah. Allah adalah pendidik yang pertama dari utama dan juga sebagai pengajar pertama. Ayat-
ayat ini menjadi sandaran teologis bahwa pendidik yang sebenarnya adalah Allah dan peserta
didiknya adalah seluruh makhluk-nya. Semuanya harus tunduk pada aturan yang telah
ditetapkan. Dia-lah pemilik ilmu yang sebenarnya, yang tersebar di seluruh jagat raya ini.
Sementara itu, pengetahuan yang dimilki manusia hanyalah “pemberian” dari Allah yang
diporeleh secara langsung atau berproses, baik secara historis-teologis-eskatologis maupun
kausalitas.15

D. Tujuan pendidikan islam

14
Sri Minarti. Op.cit., h. 48-49
15
Ibid., h. 57-58

8
Tujuan atau cita-cita sangat penting di dalam aktivitas pendidikan, karena merupakan arah
yang hendak dicapai. Oleh sebab itu, tujuan harus ada sebelum melangkah untuk mengerjakan
sesuatu. Jika pendidikan dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir
pada tercapainya tujuan akhir. Oleh karena itu, usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak
mempunyai arti apa-apa.

Islam melakukan proses pendidikan dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh


sehingga tidaka da yang terabaikan sedikitpun, baik segi jasmani maupun rohani. Dengan
pendidikan, kualitas mental seseorang akan meningkat dan segala proses yang dijalankan atas
dasar fitrah yang diberikan Allah.

Tujuan pendidikan selalu dimaksudkan untuk mencapai kondisi selaras antara tuntutan dan
hasil denga mereformasi berbagai rencana dan kegiatan, sehingga tidak kehilangan relevansi
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, baik yang bersifat lokal, nasional, regional, maupun
internasional. Di sini tampak bahwa tujuan pendidikan di zaman reformasi (era global)
setidaknya mencoba mengarahkan yang hendak dituju dalam proses pendidikan.

Kogkretnya, tujuan pendidikan suatu masyarakat selalu dibangun di atas falsafah masyrakat
yang bersangkutan atau dengan kata lain tujuan pendidiakn islam dibangun di atsa landasan niali
etik-normatif, yaitu Alqur’an dan hadis yang dikonsultasikan dengan realitas atau masyrakat
yang melingkupi. Sebagaimana diketahui bahwa suatu masayrakat selalu bersifat dinamis dan
mengalami peruabhan dari zaman ke zaman sehingga pembaharuan tujuan pendidikan tidak
terelakkan.16

Menurut pandangan islam, tujuan pendidikan islam sangat diwarnai dan dijiwai oleh nilai-
nilai ajaran Allah. Tujuan itu sangat dilandasi oleh nilai-nilai Al-qur’an dan hadis seperti yang
termaktub dalam rumusan, yaitu menciptakan pribadi-pribadi yang selalu bertakwa kepada
Allah, sekaligus mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. Dalam First World Conference On
Muslim Education yang diadakan dimekah pada tahun 1977 telah menghasilkan rumusan yang
menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam, yaitu mencapai pertumbuhan kepribadian manusia
yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, perasaan dan indra. Oleh karena
itu, pendidikan harus mencakup pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya, yaitu fisik,
mental, intelektual, imajinasi, dan kemmpuan berbahasa, baik secara individu maupun kolektif.
Selain itu, pendidikan juga mendorong semua aspek ini kearah kebaikan dan mencapai
kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan islam terletak pada perilaku yang tunduk dengan
sempurna kepada Allah. Baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.

Dari urusan mekah tersebut dapat ditarik dua asumsi. Pertama, pendidikan islam
menumbuhkan daya kreativitas daya kritis, dan inovatif sehingga potensi dasar yang dimiliki
anak dapat tumbuh dengan optimal. Kedua, pendidiakn islam merupakan proses bimbingan dan
pendampingan peserta didik dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusian, sehingga akan

16
Ibid.,

9
terbentuk generasi yang beriaman sekaligus berkemanusian. Maksud dari generasi berketuhanan,
yaitu generasi yang berpegang teguh dengan ajaran Allah dan Rasulnya. Sementara itu,
berkemanusian yaitu suatu kemampuan adaptasi dengan lingkungan sekitar. Dengan kata lain,
tujuan pendidikan islam menyangkut fungsi manusia sebagai makhluk individu dan sosial.

Dengan demikian, pendidikan islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia
muslim merekayasa pembentukan insan kamil melalui penciptaan institusi intteraksi edukatif
yang kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan islam adalah model rekayasa
individual dan sosial yang paling efektif untuk menyiapkan masyarakat ideal dimasa depan.
Sejalan dengan konsep itu, pendidiakn islam harus memilki seperangkat isi yang sesuai dengan
idealitas islam. Untuk itu, perlu dirancang kurikulum yang sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai
islam. Dalam kaitan inilah diharapkan filsafat pendidikan islam mampu memberikan arah
terhadap pembentukan kurikulum yang islami.17

17
Ibid., h. 105-106

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Islam dirumuskan sebagai trans internalisasi pengetahuan dan nilai-nilai Islam
pada peserta didik melalui usaha pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengawasan, dan
pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di
akhirat.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para pembaca tidak hanya
berpegangan dengan makalah ini. Karena pemakalah menyadari masih ada kekurangan baik
dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritikan dari para
pembaca, yang dapat memberikan masukan tentang penulisan makalah yang lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, dkk. “Ilmu Pendidikan Islam” ed.1, cet.9. Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Haider putra daulay, pendidikan islmam dalam perspektif filsafat. (jakarta:kencana, 2014)

http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-luqman-ayat-12-19.html

Ramayulis, ilmu pendidikan islam, kalam mulia: jakarta, 2002

Sri Minarti ilmu pendidikan islam: fakta teoritis-filosofi dan aplikatif-normatif. Jakarta: Amzah
2013

12

Anda mungkin juga menyukai