Anda di halaman 1dari 31

Conversions to Confessions

Robin Lane Fox

Booklore Lubukata
Jakarta, 3 Februari 2023
Beberapa hal yang mesti diperhatikan:
1. Ini buku seorang Santo Augustinus dengan segala konteks yang
menyertainya.
2. Buku ini memuat mistisisme Kristen. Kita dapat menemukan
pengaruhnya yang sangat kuat, terutama dalam tradisi Kristen
(Ordo Augustinus, dsj) menjelang reformasi Lutheran, pietisme,
dan sebagainya.
3. Berbagai diksi yang digunakan (dalam Bahasa Indonesia) sulit
terhindar dari beberapa term yang kita sepakati dalam agama
Islam.

2
Buku-buku di Dalam Confessiones

1. Masa Kanak-kanak
2. Umur Enam Belas Tahun
3. Di Karthago; Augustinus Menganut
Manikeisme
4. Augustinus Guru di Thagaste dan
Karthago
5. Tahun ke-29; Manikeisme Semakin
Dijauhi dan Ditinggalkan
6. Tahun ke-30; Keraguan Rohani dan
Perbudakan Moril
7. Usia Matang; Perjumpaan dengan
Neoplatonisme
8. Krisis Akhir dan Pertobatan
9. Pembaptisan; Wafatnya Monika
10. Keadaan Jiwa Augustinus Sekarang
11. Renungan Mengenai Kejadian:1
12. Renungan Mengenai Kejadian:1
(Sambungan)
13. Nilai Rohani Penciptaan
Sistematika Lane 3
Agenda Pembahasan
• Pengantar

• Sekilas Biografi Augustinus dan Confessiones

• Masa Muda Augustinus

• Problem Kejahatan; Pengaruh Manikeisme


dan Neoplatonisme

• Traktat Epistemologi; Pencarian Kebenaran


Menuju Tuhan

• Waktu dan Penciptaan; Renungan Kitab


Kejadian

• Catatan Penutup
4
Pengantar
Perjumpaan Athena dan Yerusalem; Oposisi

Pertemuan antara filsafat dan Kristen diawali


dengan sikap saling tidak mengerti

Bagi para filsuf, ajaran Kristen bersifat irasional

Bagi Kristiani, filsafat adalah penghalang dalam


perjalanan membangun Gereja

6
Sekilas Biografi Augustinus dan Confessiones
• Aurelius Augustini lahir di Thagaste, Afrika Utara (sekarang Aljazair) pada
bulan November 354 EB.
• Ayahnya, Patrizio, adalah seorang paganis dan ibunya, Monika, adalah
seorang penganut Katolik yang taat.
• Augustinus adalah anak sulung dari tiga bersaudara.
• Ia mengemban studi di Karthago dan bertemu dengan seorang
perempuan yang menjadi ibu dari anaknya, Adeodatus.

8
• Di Kartago, Augustinus bertemu dengan penganut Manikeisme
• Augustinus mengenal filsafat secara terbatas melalui karya-karya
Cicero.
• Kemampuan bahasa Yunani-nya tidak terlalu baik dan Augustinus tidak
mempunyai kesempatan untuk belajar filsafat secara khusus.
• Pada tahu 375, ia mengajar gramatika di Thagaste.
• Augustinus pindah ke Roma untuk mencari penghasilan yang lebih baik
dan kemudian pindah lagi ke Milan pada tahun 384 untuk mengajar
retorika.
• Ia bertemu dengan Uskup Ambrosius yang memberikan pegaruh pada
caranya menganalisis teks kitab suci.
• Tahun 386, Augustinus sakit berat dan pindah lagi ke Brianza. Ia
menulis buku Contra Academicos, de Beata Vita, de Ordine, Soliloqui.
• Tahun 387, ia dibaptis oleh Ambrosius.
• Tahun 388, Augustinus kembali ke Afrika dan ditahbiskan menjadi
padri pada tahun 391.
• Augustinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 395.
• Ia meninggal tahun 430. 9
Dua Fase Fundamental dalam Karya Augustinus

1. 386-397 Augustinus dipengaruhi oleh Neoplatonisme. Ada jalinan erat


antara filsafat sejati dan agama sejati. Kebahagiaan adalah pertemuan
keduanya. Kebahagiaan adalah ideal tertinggi, yakni hidup bijaksana
(menahan diri dari tarikan modus animi rendah). 397-430 refleksi seputar
grazia dengan nada pesimis mengenai relasi antara hidup keagamaan dan
praktik filsafat.
2. Kebahagiaan semakin menjauh dari horizon duniawi dan mendorong kita
pada horizon surgawi. Dalam kondisi mortal, hidup bahagia (vita beata)
tidak mungkin terealisasi. Kondisi yang memungkinkan untuk mencapai
kebahagiaan adalah imortalitas. Hidup berdasarkan keutamaan filsafat
tidak berguna. Kebahagiaan hanya mampu dijamin dengan keselamatan.

10
Buku Confessiones tidak mengikuti alur kronologis hidup Augustinus.
Augustinus menarasikan pengalaman penting hidupnya dalam hubungan vertikal manusia
kepada Tuhan.
Confessiones dapat dipilah menjadi tiga bagian penting
1. Buku I – IX Perjalanan Hidup Augustinus
2. Buku X Ajaran/Muatan Doktrin
3. Buku XI – XIII Eksegesis

Melalui percaya,
Memanggil Mencari Tuhan, Menemukan
Augustinus
Tuhan, Tuhan Tuhan Tuhan, Tuhan
memanggil
dicari ditemukan dipuji
Tuhan

11
Masa Muda Augustinus
Tindakan Tanpa Alasan; Perbuatan Jahat Demi Jahat Itu Sendiri

Ciptaan itu
Bayi menyandang dosa asal indah (analogi
Perbuatan anak-anak yang melawan buah pir)
orang tua adalah sebuah kejahatan
“bawaan”
Keindahan
Peristiwa lainnya:
1. Melawan guru Tuhan
2. Tidak mau belajar bahasa Yunani Kejahatan itu
3. Mencuri buah pir nikmat;
keberpalingan
4. Con-cubinat dengan perempuan terhadap Tuhan
5. dll yang Mahaindah

13
Perbuatan Jahat: Meniru Tuhan
Kejadian 1: 27 menyatakan bahwa manusia diciptakan secitra dengan Tuhan.

Keangkuhan meniru Keluhuran


Kemalasan meniru
Kekejaman meniru Kekuasaan
Ketenangan

Belaian yang Mengumbar


Rasa Ingin Tahu meniru Keborosan meniru
Hawa Nafsu meniru
Pengetahuan Keberlimpahan
Cinta dan Kasih

14
Keindahan
Keindahan Keindahan Keindahan Keindahan Keindahan dalam
dalam bumi dan bintang- dalam akal dalam bayangan
pancaindra laut bintang budi kebijaksaan berbuat
nista

Keindahan dari berbagai tingkatan ini tak


sebanding dengan keindahan hakiki Tuhan

15
Manusia meniru Tuhan dengan “kekuasaan untuk memilih”, padahal sejatinya
kekuasaan itu milik Tuhan. Manusia memiliki apa yang samar-samar (dari
peniruannya itu) bak seorang “budak yang lari dari tuannya untuk mengejar
bayangan”.

16
Problem Kejahatan dan Anugerah; Pengaruh
Manikeisme dan Neoplatonisme
Manikeisme digagas oleh Mani (216-277), yakni sebuah aliran gnosis, ajaran spiritual
yang mempercayai dua prinsip utama di dunia, yakni kerajaan terang dan kerajaan
gelap.
Jiwa adalah partikel (zat renik) Tuhan yang tersebar dalam materi dan partikel itu
mesti dibebaskan.
Jiwa manusia bisa selamat jikalau mampu menyadari ketersebarannya dan
alienasinya dalam materi, lalu membebaskan dirinya dari belenggu materi dan
kembali kepada kekuatan ketuhanan.
Untuk pembebasan, orang perlu mati raga.
Bagi seorang manikeis, kehadiran anak tidak diharapkan karena akan menambah
unsur partikel kegelapan.

18
Augustinus ada dalam pengaruh ajaran Manikeisme sejak umur 19-28 To Hen
tahun.
Ia tertarik pada ajaran ini karena merasa menemukan jawaban, “Dari
mana datangnya kejahatan?”
Augustinus berubah pandangan setelah membaca Neoplatonisme
bahwa kejahatan adalah terampasnya kebaikan dari entitas tertinggi. Nous
Kejahatan bukanlah sebuah substansi. Ia tidak memiliki wujudnya
sendiri.
Ia lahir dari moralitas, dari kehendak yang memutuskan untuk
menolak kebaikan superior dan memilih kebaikan inferior.
Psyche
Kejahatan adalah sebuah kekuatan gelap yang sifatnya laten pada diri
manusia.
Ia riil ketika kehendak memilih untuk menyimpang pada kebaikan.
Dosa asal menyebabkan manusia memikili kecenderungan pada
kejahatan.
Materi

19
Lanturan. Terpelihara dari Kejahatan pun Suatu Anugerah
Manusia adalah entitas
partikular yang dalam derajat
kerendahannya, ia berdosa;
probable bahkan necessary.

Dosa
Perjalanan Manusia

Anugerah Rem Dosa

20
Traktat Epistemologi; Pencarian Kebenaran
Menuju Tuhan
• Memori dihidupkan kembali oleh Augustinus dengan segala sentimen yang
mengikutinya.
• Memori adalah fakultas untuk menyimpan pengetahuan, baik sensible maupun
intelligible (mengolah pemikiran-pemikiran cogitare).
• Pencarian akan Tuhan berawal dari pemeriksaan akan segala realitas korporal
menuju memori yang merupakan sebuah fakultas esensial dari jiwa.
• Dunia sensible yang dicerap indra dan intelek manusia yang mengolahnya kemudian
tidak cukup sampai kepada Tuhan.
• Tuhan ditemukan pada kebenaran.
• Pada momen mendengarkan kebenaran, Tuhan hadir, ditemukan, dan dikenali dalam
memori. Itinerarium ad Deum.
• Dalam term Aristotelian, Tuhan ada dalam jiwa (in potentia) dan kemudian menjadi
in actus.

22
Waktu dan Penciptaan; Renungan Kitab
Kejadian
Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan Bumi (Kejadian 1:1)

Tuhan mencipta dari ketiadaan


Firman Tuhan kekal, sedangkan ciptaan bersifat sementara.
Engkau telah menjadikan mereka. Engkau yang indah, sebab
mereka indah; Engkau yang baik, sebab mereka baik; Engkau
yang ada, sebab mereka ada. Bukannya mereka indah,
bukannya mereka baik, bukannya mereka ada dengan cara
yang sama seperti Engkau, Pencipta mereka; dibandingkan
dengan kau, mereka tidak indah, mereka tidak baik, mereka
tidak ada.

Kebenaran itu tidak Ibrani atau Yunani atau Latin, atau pun
barbar. Kebenaran itu tanpa memakai alat mulut, atau lidah,
tanpa bunyi suku kata, akan berkata kepadaku, ‘Ia berkata
benar’, dan aku segera yakin, aku akan mempercayai orang-
Mu dan aku akan berkata kepadanya, ‘Kau berkata benar’.

24
“Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Tuhan melayang-
layang di atas permukaan
air.” (Kejadian 1:1-2)

Augustinus menafsirkan bahwa Langit adalah surga (sesuatu yang rohani),


sedangkan bumi adalah tempat manusia hidup.
Aneka interpretasi penciptaan langit dan bumi.
Pertama, bumi dan langit dicipta dari ketiadaan. Bentuknya tidak teratur.
Kedua, bumi dan langit diciptakan dari ketiadaan. Akan tetapi, ahli kedua
berpendapat bahwa kitab suci tidak pernah membicarakan mengenai
materi dalam penciptaan. Oleh karena itu, tanggapan kedua berpendapat
bahwa penciptaan berasal dari air.
Augustinus berusaha menjawab bahwa dengan iman yang sehat serta
akal yang sehat, ia tidak akan meragukan kisah penciptaan dari Tuhan.
Oleh karena itu, ilmu yang bijaksana tak akan mengatakan air sama
abadinya dengan Tuhan dengan alasan ada tertulis di dalam Kitab
Kejadian.
Lantas, mengapa Kitab Kejadian mengatakan bumi ini tanpa bahan baku
Sedangkan ada Roh Tuhan melayang di atas air?
Kapan materi dalam penciptaan itu dijadikan?

25
The Arbitrariness
Problem

“Sebelum” “Ketika”

Tuhan menciptakan
waktu!
Jika tidak ada yang berlalu, tidak akan ada waktu lampau; jika tidak ada yang
datang, tidak akan ada waktu kelak; jika tidak ada yang ada, tidak akan ada
waktu kini. Adapun waktu kini, seandainya selalu waktu kini dan tidak juga
berlalu menjadi waktu lampau, bukan lagi waktu namanya, melainkan
Masa Lalu keabadian.

Maka, kedua waktu, yaitu waktu lampau dan waktu kelak, bagaimanakah
Masa Kini ‘ada’ nya? Sebab, jika yang dimaksudkan waktu lampau, waktu itu sudah
tiada dan jika yang dimaksudkan waktu kelak, waktu itu belum ada.

Jadi, hanya masa kini yang ada.


Masa Depan
Presentisme berarti kepercayaan terhadap apa yang berlaku sekarang
adalah sebuah kebenaran yang perlu diterima. Para penganut presentisme
memandang waktu kini, yang lalu, dan nanti berlangsung secara bersamaan.
Oleh karena itu, presentisme mengeklaim apabila sesuatu tidak ada saat ini
juga. Hasilnya ialah eksistensi dari sesuatu itu memang sungguh-sungguh
tidak ada.
Suara yang tadinya ada di Setelah bernyanyi, seluruh
waktu kelak perlahan-lahan lagu yang tadinya merupakan
masuk ke waktu kini. Semakin “bakal lagu dalam memori”
lama ia bernyanyi, semakin akan berubah menjadi waktu
pendek penantian karena lampau dan menjadi ingatan.
menjadi pokok perhatian dan
ingatan menjadi semakin
panjang.

28
Catatan Penutup
• Pengaruh Augustinus melalui magnum opus-nya ini sangat kuat, terutama pada
Ordo Augustini, sebuah konggregasi muasal Martin Luther dan para pengikutnya.
• Doktrin keselamatan atas anugerah menjadi inti dari religiusitas para penganut
Protestantisme.
• Ada persoalan mendasar mengenai dosa asal, kehendak rasio jiwa, keselamatan,
otoritas, kitab suci yang menjadi isu yang masih berkembang hingga hari ini.

30
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai