Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 2:

1. Rosiana Putri NIM. 21207019

2. Nurul Hidayah NIM. 21207029

3. Nur Khofifatul Khoiroh NIM. 21207016

4. Firdaus Tri Azizah NIM. 21207030

5. Regina Riantiningrum NIM. 21207002

Kanjuruhan Malang

Klub sendiri menjadi sejarah

Asap mengepul dalam bayang-bayang

Nuansa mencekam pada Sabtu malam

Jiwa-jiwa gelisah dalam kegaduhan

Ukiran bahagia menjadi sendu

Ratusan jiwa telah digadaikan

Umpatan demi umpatan kian terlontar

Hamburan atma menjadi cerita

Andai gas itu tidak melalang buana

Nasib si hijau dan si biru tidak akan berduka

Melenggang asa untuk klub kesayangan

Air mata mengalir tidak manusiawi

Langkah demi langkah menjemput takdir paling hitam

Aremania benar-benar berduka

Nasib duka sudah tercatat


Gelabah hati menjadi histeria

HASIL ANALISIS PUISI KELOMPOK 5:

1. Dalam puisi yang berjudul "Kanjuruhan Malang" yang baris pertama termasuk majas
perbandingan metafora dikarenakan terdapat perumpamaan pada kata "menjadi sejarah", gaya
bahasa yang digunakan mengandung kata kiasan yang mewakili maksud lain yaitu sejarah yang
mempunyai sebuah kenangan, yang sangat berarti atau berharga.

2. Dalam puisi yang berjudul "Kanjuruhan Malang" yang baris kedua termasuk majas
perbandingan simbolik dikarenakan kalimatnya menggambarkan suatu hal dengan
menggunakan symbol yang menyatakan maksud tertentu dan menggantikan makna
sesungguhnya.

3. Dalam puisi yang berjudul "Kanjuruhan Malang" yang baris ketiga personifikasi
dikarenakan pada kalimat ini menggambarkan gaya bahasa yang membuat benda mati seolah-
olah bergerak pada kata "mencekam" yang artinya suasana yang seram atau ada suatu
kehidupan yang menakutkan.

4. Pada bait pertama baris ke 3,4, dan 5 merupakan majas personifikasi karena menggunakan
gaya bahasa yang membuat benda mati seakan-akan di hidupkan dengan kata kerja

5. Pada baris ke-7 majas yang digunakan adalah SIMETRI yang maksudnya adalah penegasan
pada kata _"umpatan demi umpatan kian terlontar"_. Ditandai dengan kata umpatan, umpatan
dalam maksud aslinya adalah ucapan tidak baik, ucapan yang dapat didengar, dll yang
kemudian ditegaskan dengan kata terlontar. Sebenarnya apabila kata terlontar tidak
dicantumkan, baris tersebut akan tetap dapat dipahami mungkin dengan sambungan kata lain.

6. Pada baris ke 8,9,10 majas yang digunakan adalah majas METAFORA, karena terdapat
perumpaan atau makna yang disampaikan tetapi tidak dengan pengungkapan sebenarnya atau
berupa analogi. Di baris ke 8, pada kata _hamburan atma_ memberikan makna melayangnya
ratusan nyawa manusia. Di baris 9, pada kata _melalang buana_ memberikan makna menyebar.
Kemudian di baris ke 10, pada kata _Nasib si hijau dan si biru_ memberikan makna Persebaya
(hijau) dan Arema (biru)
7. Pada bait kedua baris ke 11 pada kata "klub kesayangan" menggunakan majas Tropen, kiasan
yang memakai kata-kata yang tepat dan sejajar dengan arti yang di maksud.

8. baris 12 menggunakan majas simile gaya bahasa yang membentuk hubungan suatu hal
dengan yang lain yang berbeda namun di anggap sama.

9. Baris 13 menggunakan majas eufimisme, majas yang mengandung pernyataan kasar, tetapi
di ungkapkan dengan kata yang lebih halus pada kata "takdir paling hitam" takdir paling hitam
di maknai sebagai kematian.

10. pada bait kedua baris ke 14 dan 15 menggunakan majas enomerasio karena menggunakan
gaya bahasa menegaskan setiap peristiwa yang terjadi tampak jelas.

11. pada bait kedua baris ke 16 menggunakan majas alegori pada kata "gelabah hati" yang
menggunakan bahasa kiasan. gelabah dalam kbbi berarti kemenangan, artinya kemenangan
yang diharapkan aremania ternyata berakhir dengan duka.

Anda mungkin juga menyukai