C. Metode Penelitian
1. Sudut Pandang
Sudut padang sendiri mempunyai hubungan secara psikologi dengan pembaca yang di
mana sang pembaca dapat memperoleh kejelasan dari kronologi cerita tang di tuturka
n. Pengarang dalam cerpen Senyum Karyamin menggunakan sudut pandang orang ket
iga "dia" yang berfokus pada tokoh Karyamin. Dengan segala permasalahannya.
Teknik penceritaan
Teknik penceritaan yang digunakan pengarang dalam cerpen ini menggunakan sudut
pandang orang ketiga "Dia" yang mahatahu dan paling menonjol dalam cerpen ini. Da
n Karyamin sebagai tokoh utamanya.
"Sesungguhnya Karyamin tidak tahu betul mengapa dia harus pulang. Di rumahnya
tak ada sesuatu untuk mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Istrinya juga tak per
lu dikhawatirkan. Oh ya, Karyamin ingat bahwa istrinya memang layak dijadikan ala
san untuk pulang. Semalaman tadi istrinya tak bisa tidur lantaran bisul di puncak pa
ntatnya. Oleh karena itu, apa salahnya bila aku pulang buat menemani istriku yang
meriang".
Pada kutipan di atas merupan awal dari permunculan konflik. Pada cerpen ini. Karya
min sebenarnya tidak mau pulang dan memilih bersembunyi di pelataran sungai, lanta
ran menghindar dari rentenir yang menagih hutangnya dan Pak Pamong yang memaks
a Karyamin untuk memberikan iuran. Padahal untuk makan saja Karyamin kesusahan.
Tapi karena memilih pulang, ia pun harus berhadapan dengan Pak Pamong yang menj
adi awal dari konflik pada cerpen ini.
" Maka pelan-pelan Karyamin membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di ba
wah sana Karyamin melihat seorang lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berle
ngan panjang. Kopiahnya yang mulai botak kemerahan meyakinkan Karyamin bahwa
lelaki itu adalah Pak Pamong".
Pada kutipan di atas ada kemunculan tokoh tambahan, orang yang menagih uang iura
n kepada Karyamin. Pak Pamong memaksa Karyamin untuk membayar iuran dana Af
rika untuk menolong orang-orang yang kelaparan disana.
2. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah adanya menjelaskan gaya bahasa secara indah yang digunakan un
tuk meningkatkan efek dengan jelas memperkenalkan serta membandingan suatu ben
da atau hal tertentu dengan benda lain atau hal yang lebih umum. Dalam cerpen ini ba
nyak terdapat gaya bahasa yang cenderung dilebih-lebihkan guna membuat pembaca
menjadi tertarik. Gaya bahasa yang dimaksud sebagai berikut.
"Tidak. Kalau kamu tak tahan melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat lenganmu
habis karena utang-utangku dan kawan-kawan".
Kata yang bercetak miring tersebut merupakan majas pertentangan hiperbola. Karena
kalimat lenganmu habis terlalu berlebihan dan frasa yang digunakan bertentangan kar
ena tak mungkin lengan bisa habis.
"Demikian keras sehingga mengundang seribu lebah masuk ke dalam telinganya, ser
ibu lebah masuk ke dalam matanya"
Kata yang bercetak miring juga termasuk majas pertentangan hiperbola karena berlebi
han. Frasa yang digunakan bertentangan karena tak mungkin seribu kunang-kunang d
an lebah masuk ke dalam telinga dan mata.
Penggunaan gaya bahasa dalam cerpen Senyum Karyamin banyak menggunakan maja
s pertentangan yang berjenis hiperbola.
Cerpen Senyum Karyamin banyak mengandung pernyataan yang berlebihan. Baik ju
mlahnya maupun sifatnya, dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan
atau situasi dengan tujuan meningkatkan kesan dan maksudnya.
"Sudah, Min. Pulanglah. Kukira hatimu tertinggal di rumah sehingga kamu loyo
terus".
Pengarang pada kutipan tersebut menggambarkan tentang keadaan tokoh Karyamin
yang sangat tersiksa dan menderita. Metafora juga di gunakan pengarang dalam
kutipan "senyum" sebagai perlindungan terakhir. Kutipan tersebut bermaksud ingin
menyampaikan tentang keadaan para tokoh yang selalu tersenyum meskipun himpitan
ekonomi semakin kuat, para pengumpul batu selalu merasa merdeka dengan
tersenyum setiap saat meski mereka memiliki hutang.
lidahnya sekan terkena air tuba, matanya sepeleh seperti mata laron, komat-kamit
mulutnya jelek sekali seperti dubur ayam, seperti bebek menunggu gabah, ya? Hi-hi.