Anda di halaman 1dari 24

BUSMETIK

BAPPL STP SERANG


2020

BUSMETIK
A. DESKRIPSI TEKNOLOGI
1. TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN TEKNOLOGI :
Tujuan dari inovasi teknologi BUSMETIK adalah untuk meningkatkan komunitas
pembudidaya udang kelas menengah kecil dan menumbuhkan wirausahawan muda.
sedangkan manfaat teknologi ini adalah membantu meningkatkan produksi udang dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta sebagai jembatan bagi pembudidaya
udang kelas menengah kecil, sementara kegunaan teknologi ini sebagai media
pembelajaran dan penyuluhan kepada masyarakat.

2. PENGERTIAN/ISTILAH/DEFINISI
BUSMETIK adalah akronim dari budidaya udang skala mini empang plastik. Teknologi ini
merupakan inovasi budidaya udang yang memanfaatkan lahan marginal dalam ukuran
kecil melalui pendekatan :

 Ekonomi
 Sosial
 Teknis, dan
 Lingkungan

3. RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS/PERSYARATAN TEKNIS YANG DAPAT


DIPERTANGGUNGJAWABKAN:
3.1. Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi
 Ketersedian Wadah yang mampu menampung media budidaya
 Ketersedian Media yang sesuai persyaratan hidup baik aspek fisika, kimia dan
biologi
 Ketersediaan Biota yang memenuhi persyaratan yang sesuai dengan standardisasi
mutu benih, dan
 Lingkungan Budidaya yang mampu memperbaiki buangan limbah air dari kegiatan
budidaya

3.2. Uraikan secara lengkap dan detail SOP, mencakup:


a. Gambaran/uraian/rincian teknologi

Teknologi ini merupakan salah satu teknologi budidaya udang yang dikembangkan di
BAPPL-STP Serang berdasarkan prinsip-prinsip budidaya yang efektif, efisien dan

BUSMETIK
menguntungkan secara finansial serta berwawasan lingkungan. Pengelolaan tambak dengan
teknologi ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

 Memanfaatkan lahan tambak dengan luasan ≤ 1000 m2.


 Tambak dilapisi bahan plastik HDPE (high density polyethelene) untuk
menampung air supaya tidak rembes.
 Menggunakan system budidaya semi tertutup dengan tingkatan budidaya
intensif sampai dengan super intensif.
 Tidak menggunakan senyawa kimia/obat obatan yang berbahaya, dan antibiotik.
 Tetap menjaga keseimbangan mikrobiologis dengan memanfaatkan aktifitas
probiotik pada petakan selama pemeliharaan serta melakukan penanaman
mangrove di kawasan budidaya sebagai biofilter.
 Menerapkan biosekuritas.
 Menebar benih yang sehat.
Untuk memenuhi persyaratan di atas maka unit tambak terdiri dari :
 Saluran pengairan (sumber air pasok).
 Unit tandon (terdiri dari petak pengendapan dan petak sterilisasi).
 Petak pemeliharaan.
 Petak biofilter/pengolahan limbah

Desain dan Tata Letak Tambak

Lokasi dan Jenis lahan

Pembangunan tambak BUSMETIK selain memanfaatkan bekas tambak dapat pula


memanfaatkan lahan marginal (tidak termanfaatkan) seperti misalnya rawa-rawa, lahan pasir,
lahan pirit atau gambut dengan menggunakan plastik HDPE maupun terpal sebagai
konstruksi pelapis untuk penampung air.

Bentuk Petakan

Bentuk petakan tambak BUSMETIK adalah bujur sangkar atau persegi panjang
dengan luas ideal ≤ 1000 m2 serta kedalaman tambak 90-110 cm. Sisa lahan dengan petakan
tidak beraturan dapat dimanfaatkan sebagai tandon untuk efisiensi lahan. Dimensi pematang
disesuaikan dengan struktur, tekstur tanah, dan kedalaman air tambak. Sedangkan dimensi

BUSMETIK
saluran mempertimbangkan kebutuhan air, fenomena pasang surut lokal dan simpangan
waktu.

Tambak biofilter/pengolahan limbah berupa lahan di sekeliling petakan terutama


saluran pemasukan dan pembuangan yang ditanami mangrove atau tanaman sejenis lainnya
yang berfungsi sebagai biofilter.

Konstruksi kolam

Konstruksi tambak BUSMETIK pada dasarnya sama dengan dengan jenis tambak
lain, perbedaannya adalah pada tambak ini seluruh permukaan dilapisi menggunakan plastic
HDPE dan tidak mempunyai pintu pembuangan. Seluruh aktifitas budidaya untuk pengisian
air pemeliharaan, pembuangan air maupun pada saat pergantian air menggunakan pompa.
Pada bagian sisi dalam tambak terdapat caren dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang
selebar kolam

100 cm

pematang 120 cm 150 cm pematang


20 m

200 cm
300 cm
30 meter
Gambar konstruksi tambak Busmetik

b. Cara penerapan teknologi yang diurut mulai persiapan sampai aplikasi

BUSMETIK 2m
Persiapan Pemeliharaan

Persiapan pemeliharan bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan


produktivitas lahan, dengan mengeliminir faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan
hidup udang dan mengoptimalkan beberapa faktor yang memberikan dukungan bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.

Pengeringan wadah

 Pengeringan wadah bertujuan untuk membuang sisa air yang terdapat di dalam
tambak setelah panen sehingga mempermudah proses pembersihan wadah serta
mematikan seluruh organisme yang menempel pada wadah seperti lumut dan teritip.
 Pengeringan dilakukan dengan membuang air dari wadah budidaya ke saluran
pembuangan
 Pengeringan air mengunakan bantuan pompa submersible (pompa celup).
 Setelah kering wadah dijemur selama 1-2 hari dibawah sinar matahari untuk
memudahkan dalam melepas teritip yang menempel.

Pembersihan wadah

 Tujuan pembersihan wadah untuk melepaskan organisme yang menempel pada


bagian permukaaan dinding dan dasar plastik setelah proses pengeringan selesai.
 Pembersihan dilakukan dengan bantuan alat berupa sikat plastik untuk membersihkan
lumut, sedangkan untuk membersihan teritip dengan menggunakan alat yang keras
dan tumpul (seperti bilah bambu).
 Waktu pembersihan sebaiknya dilakukan siang hari dimana kondisi plastik benar-
benar kering sehingga organisme penempel mudah lepas.
 Setelah seluruh organisme penempel terlepas dari permukaan wadah budidaya maka
dilakukan pencucian dengan menggunakan air bersih,
 Seluruh kotoran yang terkumpul dikeluarkan dari dalam wadah pemeliharaan.
 Selanjutnya wadah budidaya dibilas kembali dengan air bersih, sisa air bilasan yang
ada dalam wadah dibuang menggunakan pompa.
 Semprot/siram seluruh bagaian wadah yang telah kering dengan larutan kaporit (untuk
satu wadah luas 600 m2 dibutuhkan 7 kg kaporit yang dilarutkan)
 Kemudian wadah dibiarkan kering dibawah sinar matahari

BUSMETIK
Gambar proses pembersihan wadah.

Pemasangan Biosekuriti

 Biosekuriti merupakan pengamanan lingkungan budidaya terhadap masuknya biota


lain seperti hama, atau yang dapat menyebabkan penyakit.
 Tujuan penerapan biosekuriti adalah mencegah masuknya agen penyakit seperti
kepiting, ketam atau hama predator seperti ular dan lain-lain.
 Penerapan biosekuriti di tambak BUSMETIK yaitu dengan melakukan pemagaran
pada keliling tambak menggunakan plastik HDPE setinggi 60 cm.

Gambar Pemasangan biosekuriti menggunakan plastik HDPE

BUSMETIK
Persiapan Media Pemeliharaan

PengisianMedia Pemeliharaan

 Air media pemeliharaan diambil dari air tandon pengendapan.


 Proses pengisian air dengan menggunakan pompa.
 Pada bagian ujung pipa pemasukan dipasang saringan dengan meshsize 1 mm untuk
mencegah kotoran masuk ke dalam tambak.
 Pengisian air dilakukan sampai penuh

Pemasangan kincir air

 Pemasangan kincir dilakukan setelah media pemeliharaan dalam wadah budidaya siap
 Kincir air dipasang pada sudut kolam
 Pada bagian kedua sisi depan dan belakang kincir air diikat menggunakan tali PE
(polyethelene) dengan diameter 10 mm, selanjutnya tali tersebut dibentangkan dan
diikatkan dengan patok yang ada dipematang
 Sambungkan kabel kincir ke sumber listrik dengan magnetic kontaktor.

a b

Gambar posisi kincir air


(Keterangan: a. kincir air; b. tali penahan; c. arah arus air tambak,)
Jumlah kincir meningkat menyusaikan dengan biomassa udang yang dipelihara

BUSMETIK
Sterilisasi Air Pemeliharaan

 Sterilisasai air atau media pemeliharaan dilakukan dengan maksud untuk membunuh
segala macam organisme yang bersifat hama atau pathogen yang dapat mengganggu
dalam kegiatan budidaya.
 Sterilisasi air media pemeliharaan dilakukan langsung di wadah pemeliharaan udang
menggunakan kaporit teknis konsentrasi 60% dengan dosis 50 ppm.
 Sterilisasi dilakukan dengan melarutkan kaporit secara merata ke semua bagian media
pemeliharaan menggunakan
 Proses sterilisasi berlangsung 3-4 hari .
 Selama sterilisasi kincir dalam kondisi hidup.
 Pada hari ketiga untuk memastikan kandungan chlorin telah netral dilakukan
pengujian dengan menggunakan chlorin test.

Gambar sterilisasi media budidaya

BUSMETIK
Gambar mengecek kandungan chlorine

Pemberian probiotik awal

 Tahap lanjutan setelah air media pemeliharaan steril dan netral adalah pemberian
probiotik awal.
 Pemberian probiotik ini dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum penebaran benur.
 Dosis probiotik 1 ppm dari jenis Bacillus sp
 Probiotik dilarutkan dalam air, kemudian ditebar merata ke seluruh kolam

BUSMETIK
Gambar melarutkan probiotik sebelum tebar

Pemeliharaan

Tahapan pemeliharaan adalah tahapan budidaya mulai dari seleksi benur, penebaran,
pengelolaan pakan, monitoring pertumbuhan dan kesehatan udang , monitoring kualitas air
sampai dengan panen.

Penebaran benur
 Sebelum benur ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi, yaitu
penyesuaian lingkungan baru.
 Penebaran benur dilakukan pada saat kondisi cuaca teduh, yaitu pada pagi hari
atau pada malam hari.

BUSMETIK
Gambar proses aklimatisasi suhu pada benur

Pengelolaan pakan
Waktu pemberian dan dosis pakan
 Waktu dan frekuensi pemberian pakan sangat menentukan efektifitas pakan yang
dimakan udang.
 Dalam satu hari frekuensi pemberian pakan adalah lima kali dengan pembagian waktu
sebagai berikut:

Waktu Dosis (%)

07.00 20
12.00 25
16.00 25
21.00 20
02.00 10

Total 100

Jenis pakan & cara pemberian pakan


 Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang pakan yang diberikan mempunyai jenis
dan ukuran yang berbeda.
 Tujuannya adalah supaya pakan dapat dimakan oleh udang seefektif mungkin.

Jenis pakan yang digunakan:

No pakan Bentuk Keterangan


#0 Serbuk/powder Diberikan untuk benur yang baru
tebar sampai umur pemeliharaan
15 hari
#1 Crumble/butiran kecil Diberikan untuk benur/jouvenil

BUSMETIK
pada masa pemeliharaan umur
15 – 30 hari.
#2 Pellet halus Diberikan untuk udang umur
pemeliharaan 30 – 50 hari
# 3s Pellet kecil Diberikan untuk udang yang
berumur pemeliharaan 50 – 70
hari.
#3p Pellet besar Jenis pakan ini adalah ukuran
pakan yang paling besar dan
diberikan pada udang dengan
umur pemeliharaan 70 hari
sampai waktu panen.

 Jenis pakan no #0 dan #1 sebelum ditebar terlebih dahulu ditimbang kemudian


dilarutkan dalam air.
 Untuk jenis pakan no #2, #3s dan #3p cara pemberiannya adalah dengan menebar
langsung ke tambak.
 Semua pakan yang akan diberikan sebagai pakan udang setiap hari dicampur dengan
vitamin C pada waktu pemberian pakan pagi hari jam 07.00, dengan cara vitamin C
dicampur dengan perekat komersial atau putih telur.
 Takaran vitamin C adalah 1 gram untuk 1 kg pakan dan perekat 4 gram untuk 1 kg
pakan. Kedua bahan tersebut dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml kemudian
dicampur dengan pakan dan diaduk hingga merata.
 Sebelum pakan ditebar terlebih dahulu kincir air dimatikan 5 menit sebelum tebar
pakan dan dihidupkan kembali 15 menit setelah tebar pakan.
 Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan secara merata ke seluruh
bagian tambak.
 Tujuannya adalah agar semua udang mendapat bagian pakan yang sama sehingga
pertumbuhannya seragam.

BUSMETIK
Gambar proses penebaran pakan

Monitoring pertumbuhan
 Tujuan monitoring pertumbuhan adalah untuk mengetahui bobot udang keseluruhan
(biomassa) dalam tambak dan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
 Monitoring pertumbuhan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan cara sampling jala
setelah umur pemeliharaan udang lebih dari 45 hari.

BUSMETIK
Gambar penebaran jala untuk monitoring pertumbuhan udang
Monitoring kesehatan
 Tujuan monitoring kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan udang.
 Pemantauan kesehatan udang selama pemeliharaan harus dilakukan setiap hari,
Caranya adalah dengan berkeliling tambak sambil memperhatikan apakah ada tingkah
laku udang yang berenang ke tepi pematang atau dengan mengambil sampel udang
yang naik ke ancho.
 Secara umum yang diamati pada saat mengambil sampel udang di ancho adalah:
- Kelengkapan anggota tubuh udang, apakah anggota tubuh udang yang naik di
ancho kondisinya normal atau tidak normal seperti kaki jalan dan kaki renang
putus, luka, kulit lunak, antena putus dan sebagainya.
- Saluran pencernaan udang, apakah saluran pencernaan udang tersebut penuh atau
kosong atau saluran pencernaan tampak sebagian terisi pakan dan sebagian
kosong.
- Nafsu makan udang dari pakan yang ada di ancho. Nafsu makan udang dapat
diketahui salah satunya dari habis atau tidaknya sampel pakan yang diletakkan di
ancho sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan.
- Ada tidaknya luka atau parasit yang ada di tubuh udang.

Pengamatan kesehatan udang dengan ancho


Pengelolaan air
 Tujuan pengelolaan air adalah untuk memastikan air media pemeliharaan tetap dalam
kisaran optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.

BUSMETIK
Monitoring kualitas air
 Pengamatan kualitas air pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, tujuannya adalah
untuk mengetahui kondisi kualitas air dan pengaruhnya terhadap udang yang
dipelihara.
 Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, suhu, salinitas, ammonia, kecerahan,
dan ketinggian air. \
 Nilai masing-masing parameter air pada budidaya udang vaname di tambak
BUSMETIK adalah:

No Parameter Nilai Satuan


o
1 Suhu 26 – 31 C
2 Salinitas 20 – 35 ppt
3 pH 7 – 7,5 -
4 NH3 0,1 - 0,2 ppm
5 Kecerahan 20-30 cm
6 Tinggi air 90 - 110 cm

Pemberian probiotik
 Tujuan pemberian probiotik adalah untuk membantu proses dekomposisi dengan
mengurai bahan organik yang ada di tambak.
 Aplikasi probiotik selama pemeliharaan adalah setiap 2 hari sekali dengan dosis
probiotik 1 ppm.
 Pemberian probiotik dilakukan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00.
 Jenis bakteri yang digunakan adalah bacillus sp

BUSMETIK
Gambar aplikasi probiotik untuk perbaikan kualitas air

Pencatatan (recording)

 Untuk mengetahui setiap aktifitas, perlakuan terhadap udang maupun media


budidaya, maka dilakukan pencatatan dalam buku jurnal pemeliharaan.
 Buku jurnal ditulis setiap hari dan setiap ada perlakuan apapun terhadap tambak
selama pemeliharaan.
 Buku jurnal berisi tentang:
- Deskripsi kolam dan estimasi produksi
- Tanggal kegiatan, umur pemeliharaan
- Jadwal & jumlah pemberian pakan
- Hasil pengukuran kualitas air
- Hasil sampling pertumbuhan, biomassa, dan SR
- Kondisi kesehatan udang,
- Keterangan perlakuan lain
 Pencatatan yang baik dari tiap kegiatan/kasus di tambak akan menjadi acuan dalam
menentukan perlakuan terhadap udang maupun media jika terjadi kasus yang sama.

Gambar buku monitoring pemeliharaan udang vaname

Panen dan pasca panen

Persiapan peralatan panen

BUSMETIK
 Tujuan persiapan panen adalah menyiapkan peralatan untuk kegiatan panen Peralatan
panen yang perlu disiapkan antara lain:

- Jala dan jaring (trawl), yang akan digunakan sebagai alat tangkap,
- Pompa air, digunakan untuk mengurangi / membuang air tambak,
- Bak tampungan, untuk menampung hasil panen, bak tampungan ini diisi air
sepertiga bagian dan diisi es balok seperempat bagian,
- Meja sortir, digunakan untuk sortasi udang, untuk memisahkan udang dari
kotoran,
- Keranjang / basket, digunakan untuk mengangkat udang dari tambak menuju
tempat penanganan, selain itu juga digunakan untuk proses sortasi dan
penimbangan,
- Timbangan, gunakan untuk menimbang udang hasil panen.
Penurunan air media pemeliharaan
 Penurunan air tambak sebagai media pemeliharaan bertujuan untuk mengurangi air
sampai ketinggian tertentu.
 Penurunan air dilakukan 6 jam sebelum panen.
 Air media pemeliharaan dikurangi ketinggiannya hingga tinggal 40 cm dengan
menggunakan pompa air,
 Selama penurunan air media kincir tetap dinyalakan.

Pemanenan udang
 Pemanenan udang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Membentangkan jaring panen di salah satu sisi tambak,


- Menarik jaring panen secara perlahan dari satu sisi ke sisi tambak yang
berlawanan, posisi bibir bawah jaring harus menempel pada dasar tambak,
- Mengangkat / mengambil udang hasil tangkapan jaring dengan
menggunakan keranjang / basket,
- Membawa udang hasil tangkapan ke bak penampungan.

BUSMETIK
Gambar Proses pemanenan menggunakan jaring trawl

Pasca panen
Penampungan hasil panen

 Hasil panen udang ditampung di bak penampungan yang telah diisi air dan es untuk
menjaga rantai dingin agar kualitas udang tetap baik.
 Kemudian udang disortir / dipisahkan dari kotoran / benda selain udang, seperti
teritip, trisipan, batu, kayu dan sebagainya.
 Untuk budidaya di tambak plastik, hasil panen cenderung bersih karena tidak ada
kontak antara media dan biota terhadap tanah.
 Setelah disortir, udang dimasukkan ke dalam keranjang/basket dan ditiriskan beberapa
saat.

BUSMETIK
Gambar penampungan udang dengan air dingin menjaga kualitas udang

3.3. Uraian dan jumlah kaji terap yang sudah dilakukan dibeberapa daerah beserta
hasilnya
No Nama Daerah Hasil Padat Tebar Keterangan
(ekor/m2)
1 Ladong (Aceh) Siklus I : 737 kg(size 57) 100 1 Petak@ 600m2
Siklus II : 773 kg (size 60) 100 1 Petak@ 600m2
Siklus III ( panen prematur) 100 SOP tidak diterapkan dengan
baik (tidak melakukan sterilisasi
air)
Siklus IV (sedang proses 100 1 Petak@ 600m2, Tebar tanggal
pemeliharaan) 29 Juni 2014
2 Kota Agung (Lampung) Siklus I : 1,5 Ton 200 1 Petak@ 600m2
Siklus II (panen prematur) 100 SOP tidak diterapkan dengan
baik
3 Tegal Siklus I (sedang proses 100 1 Petak@ 1000m2, Tebar

BUSMETIK
pemeliharaan) tanggal 14 Juni 2014
4 Cilacap Siklus I (sedang proses 230 2 petak @1000m2,Tebar
pemeliharaan) tanggal 22 Mei 2014
5 Pacitan Siklus I : 5,5 Ton 200 3 Petak, @600 m2
Siklus II : 4,7 Ton 100 3 Petak, @600 m2
Siklus III (sedang proses 150 Tebar tanggal 12 Juli 2014
Pemeliharaan)
6 Bone (Sulsel) Siklus I : 7,8 Ton 100 3 Petak, @ 1000 m2
Siklus II : 2,3 Ton 100 1 Petak, @ 1000 m2
Siklus III : 8,25 Ton 130 3 Petak, @1000 m2
7 Kupang (NTT) (data tidak ter record) - -
8 Ambon (data tidak ter record) - -
9 Sorong (data tidak ter record) - -
10 Timor Leste Tahap Pembuatan - -

Data sebaran BUSMETIK

BUSMETIK
KEUNGGULAN TEKNOLOGI :
3.4. Uraian tentang teknologi yang baru atau modifikasi
 Aspek Teknis
a. Dapat diterapkan disemua tipe lokasi
b. Modifikasi dimensi wadah ( dari ukuran besar >2000 m 2 menjadi 600 m2 dan
1000 m2)
c. Menggunakan plastik (HDPE 0.5 mm) sebagai pelapis seluruh permukaan
wadah budidaya
d. Mempersingkat waktu persiapan pemeliharaan (2-7 hari)
e. Dapat diterapkan dengan padat tebar tinggi >200 m2
f. Mempersingkat periode pemeliharaan (100 hari)
g. Meminimalisasi pergantian air
h. Mudah dalam pengelolaan karena ukuran wadah yang kecil (≤ 1000 m2)
i. Resiko kegagalan rendah

 Aspek Ekonomi
a. Biaya investasi cocok bagi pemodal menengah kecil (<500jt/modul)
b. Biaya operasional cocok untuk pemodal menengah kecil
c. Sudut pandang perbankan meningkatkan kepercayaan Bank untuk
memberikan pinjaman modal
d. Resiko kerugian usaha rendah
e. Margin usaha kompotitif (±50%)

 Aspek Sosial
a. Dapat melibatkan kelompok masyarakat kecil (Pemberdayaan masyarakat)
b. Masyarakat mudah mengadopsi teknologi
c. Menumbuhkan jiwa wirausaha

 Aspek Lingkungan
a. Mempertahankan keseimbangan ekosistem melalui penumbuhan vegetasi
mangrove di kawasan budidaya yang berfungsi sebagai biofilter
b. Umur Teknis sarana produksi (Plastik Wadah Budidaya) lebih lama (>10
tahun) sehingga tidak merusak lingkungan
c. Keberlanjutan kegiatan budidaya cukup tinggi

3.5. Uraian tentang keberhasillan teknologi (efieisen, ekonomis dan layak) dibandingkan
dengan teknologi yang sudah ada

 Efisien
a. Efisiensi konsumsi pakan (FCR : 1.3) lebih rendah
b. Efisiensi lahan lebih tinggi
c. Efisiensi media pemeliharaan lebih tinggi

BUSMETIK
 Ekonomi
a. Margin usaha kompetitif (±100% dari modal)
b. Produksifitas tinggi (mencapai 4 kg/m2)
c. Tingkat pengembalian modal lebih cepat (2 siklus)
d. Tingkat perbandingan biaya dan pendapatan tinggi mencapai 1.9
e. Biaya produksi rendah (rasio biaya dan pendapatan mencapai 50%)

 Kelayakan
a. Teknologi dapat diadopsi di berbagai tempat
b. Teknologi ini berkelanjutan

3.6. Mudah diterapkan dalam sistem usaha kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan seseuai dengan daerah pengembangan (ekologi, sosial budaya,
ekonomi, teknis, infrastruktur, fiskal, hukum dan kelembagaan)
Inovasi Teknologi BUSMETIK secara ekologi mengedepankan keseimbangan
ekosistem secara sosial dapat diterima dimasyarakat karena mampu menyerap
tenaga kerja (pro job), mengurangi kemiskinan (pro poor), meningkatkan
pertumbuhan (pro growth) melalui pemberdayaan masyarakat tanpa menimbulkan
konflik sosial.

3.7. Ramah lingkungan


Melalui Inovasi teknologi BUSMETIK dampak negatif dari limbah kegiatan budidaya
dapat diminimalkan melalui vegetasi mangrove sehingga tidak merusak ekosistem
perairan sekitar kawasan budidaya.

4. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN, PENGKAJIAN, PENGEMBANGAN,


PENERAPANDAN WILAYAH/DAERAH YANG DIREKOMENDASIKAN :
4.1. Gambaran/uraian lokasi dan waktu penelitian, pengkajian, pengembangan,
penerapan dilakukan
Inovasi teknologi ini dilaksanakan di Pesisir Pantai Teluk Banten tepatnya di
Karangantu Desa Banten lama, dimulai pada tahun 2009 dan telah
dideseminasikan diberbagai wilayah yaitu Ladong (Aceh), Kota Agung (Lampung),
Tegal dan Cilacap (Jawa Tengah), Pacitan (Jawa Timur), Kupang (NTT), Bone
(Sulsel), dan Sorong (Papua Barat) serta Timor Leste (Dalam Proses).
4.2. Jelaskan lokasi wilayah yang direkomendasikan untuk penerapan teknologi
Semua berbagai wilayah pesisir pantai pada lahan marginal (Tambak terbengkalai)

BUSMETIK
5. KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF
Konflik kepentingan lahan (alih fungsi lahan)

6. KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA

No Estimasi Busmetik 600 m2 )**

1 Unit produksi 600 m2


2 Siklus produksi 100 hari
3 siklus/tahun
3 Padat tebar (ekor/m2) 200
4 SR (%) 90%
5 Size panen (ekor/kg) 60
6 Target produksi (kg) 5,400.00
7 Nilai konversi pakan 1.3
8 Harga jual (Rp/kg) 63,000
9 Biaya persiklus (Rp)
- Investasi (Rp) 253,220,000
- Penyusutan investasi (Rp/tahun) 44,647,500
- Penyusutan investasi (Rp/siklus) 14,882,500
- operasional 170,945,100
10 Hasil persiklus (Rp) 340,200,000
margin (Rp) 169,254,900
B/C RATIO 1,99
pp 5,5 bulan
31,657
11 biaya / kg (Rp) 50.25 %
31,344
margin/kg (Rp) 49.75 %

)** 1 Modul terdiri dari 3 petak pemeliharaan ukuran 600 m2 dan 1 petak tandon ukuran 600
m2

7. TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI


Gambaran/uraian persentase kandungan material produksi dalam negeri yang
digunakan dalam teknologi yang diusulkan
Persentase material produksi dalam negeri sebesar 42% untuk biaya investasi, biaya
operasional 99% dengan rincian sebagai berikut
a. Instalasi listrik (kabel, lampu penerangan, magnetik kontaktor)
b. Instalasi air (pipa, waring)
c. Sarana pendukung lainnya ( jala tebar, tali temali, waring, timbangan)
d. Bahan operasional (benur, pakan, sarana produksi lainnya)

BUSMETIK
8. FOTO DAN SPESIFIKASI
Teknologi busmetik menggunakan pendekatan modul dengan luasan total 3000 m2 yang
terdiri dari :

a. Petak pemeliharaan : 3 unit@ 600m2 (60% dari total luasan modul)


b. Tandon sterilisasi : 1 unit @ 600m2 (20% dari total luasan
modul)
c. Kawasan pereduksi limbah budidaya (vegetasi mangrove)
: 600m2 (20% dari luas modul )

BUSMETIK

Anda mungkin juga menyukai