Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN BUDIDAYA TAMBAK UDANG

Oleh:

Nanda Adinata 22742038

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2024
PERANCANGAN BUDIDAYA TAMBAK UDANG

1.Persiapan lokasi

Pastikan memilih lokasi yang bebas banjir dan strategis untuk membuat
tambak. Strategis artinya tambak berdekatan dengan sumber air yang memiliki
kualitas serta kuantitas air yang memadai,mempunyai kualitas yang baik yaitu
dengan kandungan tanah lempung 70% dan tanah berpasir 30% sebaiknya
pemilihan lokasi tambang udang mempunyai lahan yang lebih datar yang mana
dapat mengurangi biaya pembuatan tambak udang.

2. Desain tambak

Dengan menerapkan biosecurity, tambak budidaya udang vaname harus


terdiri dari beberapa petak yang memiliki fungsinya masing-masing. Konstruksi
tambak harus memiliki:

a. Petak tandon/biofilter

Petak ini berfungsi sebagai penampungan air sehat yang nantinya digunakan
untuk petak pembesaran udang.

b. Petak sterilisasi

Petak ini berfungsi sebagai tempat sterilisasi, yaitu menghilangkan patogen/


penyakit sebelum dipakai untuk menambah maupun mengganti air di petak
pembesaran.

c. Petak pembesaran udang

Petak ini berfungsi sebagai tempat pembesaran udang. Petak ini harus dilengkapi
saluran pasok air (inlet) dan pembuangan (outlet).

Petak ini harus kedap air, dikelilingi oleh petak biofilter dengan pematang yang
kedap. Kedalaman air pada petak pembesaran minimal 80 cm.
d. Saluran pembuangan air

Air harus diolah dengan biofilter sebelum dibuang ke saluran umum. Hal ini
untuk mencegah pencemaran lingkungan oleh bahan organik.

3. Penyiapan Tambak

Selanjutnya yang perlu dilakukan dalam hal persiapan tambak adalah


sebagai berikut:

a. Mengatur pematang utama

Pematang utama adalah pematang yang berfungsi sebagai batas terluar tambak.
Pematang utama membatasi kawasan tambak yang satu dengan tambak lainnya.

Pengaturan dilakukan dengan cara pengeringan, pengendapan, dan peninggian.


Ketinggian pematang utama sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lahan, yang
penting dapat mencegah tambak tidak terkena banjir atau luapan air pasang.

b. Mengatur pematang antara petak

Petak di dalam tambak juga jarus dibatasi dengan pematang yang memadai.
Ketinggian pematang disesuaikan agar petak dapat menampung air setinggi 80
cm.

c. Pemasangan pagar biosecurity

Pagar biosecurity dipasang di sekeliling pematang utama. Tujuannya adalah


mencegah masuknya hewan ke dalam tambak sehingga tidak menimbulkan hama
penyakit yang mengganggu budidaya udang.

Pagar biosecurity dapat berupa plastik atau waring kasa. Pagar ini dipasang secara
tegak dengan ketinggian sekitar 30 cm.

d. Pengeringan tambak

Sebelum digunakan, seluruh petak tambak harus dikeringkan terlebih dahulu


untuk memperbaiki kualitas tanah. Jika tanah sudah kering, tambak udang vaname
siap untuk digunakan.
Apabila permukaan dasar tambak masih basah, perlu dilakukan pengapuran
sebanyak 200 gr/m². Pastikan juga tanah memiliki pH sesuai. Lakukan
pengapuran 1-2 ton/ha bila nilai pH tanah kurang dari 6.

e. Pelapisan tambak dengan plastik mulsa

Pelapisan dilakukan ketika tanah sudah benar-benar siap untuk digunakan. Plastik
harus dipasang dalam kondisi kering dan menutupi seluruh permukaan tanah dasar
tambak.

Pelapisan dengan plastik mulsa berfungsi untuk mengurangi penyerapan oksigen


oleh dasar tambak. Selain itu juga berguna untuk mengurangi kekeruhan air dan
pertumbuhan alga.

4. Penyiapan air

Persiapan air di setiap petak tambak berbeda-beda dan dilakukan sesuai


fungsinya. Penyiapan air di petak-petak tambak udang vaname dilakukan dengan
metode sebagai berikut:

a. Air petak biofilter

Petak biofilter diisi saat air pasang, bisa dengan pompa atau memanfaatkan
gravitasi pasang surut. Setelah itu lakukan pemberantasan hama dan pengendalian
makroalga.

b. Air petak sterilisasi

Petak sterilisasi diisi dengan air dari petak tandon/ biofilter. Sterilisasi memakai
kaporit berdosis 30 ppm dengan kandungan bahan aktif 60-65 persen.

Air pada petak ini bisanya akan netral setelah sekitar 2 hari. Jika sudah netral, air
siap digunakan untuk menambah/ mengganti air di petak pembesaran.

c. Air petak pembesaran udang


Air di petak pembesaran harus disterilisasi dengan kaporit dosis 30 ppm yang
mengandung bahan aktif klorin 60-65 persen. Bisa juga dengan TCCA dengan
dosis 15 ppm yang mengandung klorin 90 persen.

Air dalam petak pembesaran minimal setinggi 80 cm. Setelah diberi kaporit,
biarkan selama 1-2 hari untuk menetralisir bahan aktifnya. Setelah itu baru
dilakukan penumbuhan plankton yang nantinya berguna untuk perkembangan
udang.

5. Pemilihan benih

Benih udang vaname yang akan dibudidayakan harus memenuhi syarat berikut

 Sudah tersertifikasi atau memiliki surat keterangan sehat.


 Benih tidak terkontaminasi virus WSS V, TSV, IMN V, dan IHHN V
(dibuktikan uji lab).
 Benih memiliki ukuran seragam dengan panjang minimal 0,8 cm.
 Lakukan adaptasi benih sesuai dengan salinitas air di dalam tambak.
 Pengangkutan benih menggunakan transportasi yang baik dan memadai.

6. Penebaran benih

Benih tidak boleh langsung disebar di tambak. Lakukan adaptasi suhu


terlebih dahulu. Caranya dengan mengapungkan kantong benih ke dalam air atau
menambah air ke dalam kantong benur sedikit demi sedikit.

Sebelum ditebar, tambak diberi pakan artemia dahulu. Setelah itu penebaran benih
dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlalu terik. Kepadatan
penebaran rata-rata 70 ekor/ m².

7. Pengelolaan air

Pengelolaan air dalam budidaya udang vaname di tambak meliputi:


a. Menjaga keseimbangan jumlah plankton dan bakteri probiotik dalam air.

Pemeliharaan plankton bisa dengan pemupukan nitrogen setiap 4-7 hari sekali
hingga air berwarna hijau kecokelatan. Untuk penambahan probiotik, pastikan
menggunakan probiotik yang sudah terdaftar.

Penumbuhan awal bakteri probiotik biasanya dilakukan 7 hari setelah sterilisasi


air. Selanjutnya dilakukan rutin sebanyak 1-2 kali seminggu sesuai petunjuk pada
label kemasan probiotik.

b. Menjaga kualitas air

Kualitas air yang dimaksud meliputi suhu, pH, tingkat oksigen, kecerahan air,
jumlah plankton dan bakteri, serta kondisi lumpur di bagian dasar tambak.
Semuanya harus dilakukan pengamatan secara rutin agar budidaya udang tidak
mengalami kendala.

8. Pengelolaan pakan

Udang vaname diberi pakan buatan atau pellet. Setelah itu lakukan kontrol
pertumbuhan setiap 7-10 hari dengan mengambil sampel udang pada pagi atau
sore hari.

9. Panen udang vaname

Panen bisa dilakukan ketika udang sudah mencapai ukuran yang sesuai
dengan permintaan pasar. Siapkan peralatan panen seperti jaring dan wadah
khusus untuk menampung udang vaname.

Sebelum panen, perlu ada perlakuan khusus untuk menghindari udang yang ganti
kulit (moulting). Caranya adalah dengan meningkatkan pH air hingga 9, air
diganti dua hari sebelum panen, dan pembuangan air dilakukan dengan cepat saat
pagi hari. Pada saat panen, udang dijaring secara hati-hati dan dipindahkan ke
wadah penampungan yang berisi air bersih dan dingin.

Anda mungkin juga menyukai