Oleh:
1.Persiapan lokasi
Pastikan memilih lokasi yang bebas banjir dan strategis untuk membuat
tambak. Strategis artinya tambak berdekatan dengan sumber air yang memiliki
kualitas serta kuantitas air yang memadai,mempunyai kualitas yang baik yaitu
dengan kandungan tanah lempung 70% dan tanah berpasir 30% sebaiknya
pemilihan lokasi tambang udang mempunyai lahan yang lebih datar yang mana
dapat mengurangi biaya pembuatan tambak udang.
2. Desain tambak
a. Petak tandon/biofilter
Petak ini berfungsi sebagai penampungan air sehat yang nantinya digunakan
untuk petak pembesaran udang.
b. Petak sterilisasi
Petak ini berfungsi sebagai tempat pembesaran udang. Petak ini harus dilengkapi
saluran pasok air (inlet) dan pembuangan (outlet).
Petak ini harus kedap air, dikelilingi oleh petak biofilter dengan pematang yang
kedap. Kedalaman air pada petak pembesaran minimal 80 cm.
d. Saluran pembuangan air
Air harus diolah dengan biofilter sebelum dibuang ke saluran umum. Hal ini
untuk mencegah pencemaran lingkungan oleh bahan organik.
3. Penyiapan Tambak
Pematang utama adalah pematang yang berfungsi sebagai batas terluar tambak.
Pematang utama membatasi kawasan tambak yang satu dengan tambak lainnya.
Petak di dalam tambak juga jarus dibatasi dengan pematang yang memadai.
Ketinggian pematang disesuaikan agar petak dapat menampung air setinggi 80
cm.
Pagar biosecurity dapat berupa plastik atau waring kasa. Pagar ini dipasang secara
tegak dengan ketinggian sekitar 30 cm.
d. Pengeringan tambak
Pelapisan dilakukan ketika tanah sudah benar-benar siap untuk digunakan. Plastik
harus dipasang dalam kondisi kering dan menutupi seluruh permukaan tanah dasar
tambak.
4. Penyiapan air
Petak biofilter diisi saat air pasang, bisa dengan pompa atau memanfaatkan
gravitasi pasang surut. Setelah itu lakukan pemberantasan hama dan pengendalian
makroalga.
Petak sterilisasi diisi dengan air dari petak tandon/ biofilter. Sterilisasi memakai
kaporit berdosis 30 ppm dengan kandungan bahan aktif 60-65 persen.
Air pada petak ini bisanya akan netral setelah sekitar 2 hari. Jika sudah netral, air
siap digunakan untuk menambah/ mengganti air di petak pembesaran.
Air dalam petak pembesaran minimal setinggi 80 cm. Setelah diberi kaporit,
biarkan selama 1-2 hari untuk menetralisir bahan aktifnya. Setelah itu baru
dilakukan penumbuhan plankton yang nantinya berguna untuk perkembangan
udang.
5. Pemilihan benih
Benih udang vaname yang akan dibudidayakan harus memenuhi syarat berikut
6. Penebaran benih
Sebelum ditebar, tambak diberi pakan artemia dahulu. Setelah itu penebaran benih
dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlalu terik. Kepadatan
penebaran rata-rata 70 ekor/ m².
7. Pengelolaan air
Pemeliharaan plankton bisa dengan pemupukan nitrogen setiap 4-7 hari sekali
hingga air berwarna hijau kecokelatan. Untuk penambahan probiotik, pastikan
menggunakan probiotik yang sudah terdaftar.
Kualitas air yang dimaksud meliputi suhu, pH, tingkat oksigen, kecerahan air,
jumlah plankton dan bakteri, serta kondisi lumpur di bagian dasar tambak.
Semuanya harus dilakukan pengamatan secara rutin agar budidaya udang tidak
mengalami kendala.
8. Pengelolaan pakan
Udang vaname diberi pakan buatan atau pellet. Setelah itu lakukan kontrol
pertumbuhan setiap 7-10 hari dengan mengambil sampel udang pada pagi atau
sore hari.
Panen bisa dilakukan ketika udang sudah mencapai ukuran yang sesuai
dengan permintaan pasar. Siapkan peralatan panen seperti jaring dan wadah
khusus untuk menampung udang vaname.
Sebelum panen, perlu ada perlakuan khusus untuk menghindari udang yang ganti
kulit (moulting). Caranya adalah dengan meningkatkan pH air hingga 9, air
diganti dua hari sebelum panen, dan pembuangan air dilakukan dengan cepat saat
pagi hari. Pada saat panen, udang dijaring secara hati-hati dan dipindahkan ke
wadah penampungan yang berisi air bersih dan dingin.