Selamat malam Sobat Gogo dimanapun kalian berada! Bagaimana malam Jum’at kalian? Ga
horror kan? Pastinya engga dong, karena malam ini Gogo akan menemani malam kamu
dengan kehangatan Akuntansi Manajemen. Nah, di malam yang penuh dengan semangat
ini, Gogo kembali hadir dengan membawakan materi tentang “Cost Management System”.
Yaps, jadi malam ini kita akan membahas, mulai dari apa sih Cost Management System itu?
Dan apa kegunaan Cost Management System itu? Lalu seperti apa sih pentingnya Cost
Management bagi manager? Nah, daripada makin penasaran, langsung aja yuk kita bahas
“Cost Management System”.
Yuk Simak!!
1. Manajemen Biaya
Sebelum kita bahas tentang Cost Management System, sobat Gogo harus tau dulu nih
mengenai apa sih yang dimaksud dengan Cost Management? Nah, jadi gini sob, Cost
Management atau Manajemen Biaya itu merupakan sistem yang di desain untuk
menyediakan informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang
penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai
pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh organisasi/perusahaan.
Jadi intinya sob, Cost Management ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan
anggaran. Hanya saja, jika anggaran kita lebih membahas mengenai peramalan keuangan
perusahaan pada periode yang akan datang, sedangkan Cost Management lebih membahas
secara mendalam mengenai strategi dan sistem yang digunakan oleh manajer untuk
keberlangsungan operasional perusahaan, jadi bisa dikatakan Anggaran merupakan bagian
dari Cost Management yang tak terpisahkan, sob.
Elemen-Elemen dari manajemen biaya itu sendiri ada 8, yaitu, lingkungan pemanufakturan
maju, Just-in-Time (JIT), Total Quality Management (TQM), Activity-Based Management (ABM),
akuntansi aktivitas (AA), Activity-Based Costing (ABC), pengukuran dari kinerja serta
manajemen investasi.
Definisi Cost Management System
Nah, setelah memahami tentang manajemen biaya, selanjutnya, apa sih yang dimaksud
dengan cost management system? Jadi, cost management system itu sendiri adalah suatu
kerangka kerja suatu perusahaan atau aktivitas perusahaan yang salalu dibarengi dengan
biaya untuk operasional perusahaan yang menunjang masa depan organisasi/perusahaan.
Lalu, sistem manajemen biaya ini sangat berintegrasi dengan elemen yang lainnya seperti
halnya, sistem desain serta pengembangan, sistem produksi serta pembelian, sistem
pelayanan konsumen, dan juga sistem distribusi serta pemasaran.
Kegunaan Cost Management System
Nah setelah mengetahui tentang pengertian Cost Management System, selanjutnya sobat
Gogo juga harus tau nih tujuan-tujuan dari adanya Cost Management System ini. Jadi,
tujuan dari Cost Management System ini dapat digolongkan menjadi empat yaitu:
1. Mengidentifikasi dari biaya aktivitas yang ada.
2. Menentukan efisiensi, efektivitas, serta ekonomi aktivitas.
3. Penyempurnaan dari kinerja masa depan.
4. Mencapai tiga tujuan tersebut bersamaan dalam sebuah lingkungan perubahan
teknologi.
Nah, dari tujuannya saja sudah jelaskan sob, kalau penggunaan cost management system
itu sendiri bagi perusahaan sangatlah penting dan dibutuhkan dalam kelangsungan atau
keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang, dengan mengoptimalisasikan segala
sesuatunya baik dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan yang
dilakukan secara efektif dan se-efisien mungkin. Karena Manfaat dari Cost Management
System itu sendiri adalah untuk membantu manajemen membuat perencanakan dan
mengendalikan organisasi; meningkatkan keterlacakan biaya; mengoptimalkan kinerja dari
daur hidup produk; membuat sebuah keputusan; manajemen investasi; mengukur kinerja;
dan mendukung dalam otomasi dan filosofi pemanufakturan.
Konsep Dasar Sistem Manajemen Biaya
Nah, setelah mengetahui pengertian dan kegunaan dari Cost Management System,
selanjutnya kita akan membahas mengenai konsep dasar dari Cost Management System.
Jadi sob, terdapat beberapa konsep dasar dari sistem manajemen biaya itu sendiri, yaitu:
1. Konsep Nilai Tambah
Merupakan suatu sistem yang akan membuat perusahaan berusaha agar melakukan semua
aktivitas bernilai tambah dengan cara se-efesien mungkin dan bahkan akan menghilangkan
aktivitas yang tak punya nilai tambah.
Konsep Akuntansi Aktivitas
Merupakan sebuah proses untuk pengumpulan serta pelacakan dari kinerja keuangan serta
operasional yang ada, tentang aktifitas yang signifikan dalam perusahaan dan juga
menyediakan timbal balik antara hasil sesungguhnya dengan yang telah direncanakan.
Dalam hal ini juga untuk menentukan langkah koreksi bila semua memerlukan Activity-
Based Costing (ABC). ABC merupakan sebuah metodologi dalam mengatur kinerja aktivitas
serta biaya, sumber-sumber, serta obyek biaya.
Konsep Biaya Target
Merupakan salah satu konsep yang berbasis pada pasar yang mana dihitung menggunakan
harga pasar yang ditujukan untuk dapat memperoleh pangsa pasar yang telah ditentuakan
sebelumnya. Dalam hal ini penetuan biaya terget merupakan salah satu alat manajemen
agar dapat meminimalkan biaya salam proses daur hidup dari produk.
Prinsip-Prinsip Cost Management System
Selanjutnya kita akan membahas mengenai prinsip-prinsip yang ada dalam Cost
Management System, yaitu:
Pertama: Pengidentifikasian terhadap biaya bernilai tambah serta tak tambah.
Kedua: Pelacakkan terhadap biaya aktivitas yang nilainya tak bertambah.
Ketiga: Pelacakkan terhadap biaya signifikan pada tujaun pelaporan biaya.
Keempat: Penetuan terhadap pusat biaya pada kelompok aktivitas homogen.
Kelima: Peningkatan kerlacakan biaya dengan sistem ABC.
Keenam: Pengembangan dalam driver biaya untuk menunjukkan sebab-akibat biaya
serta aktivitas.
Ketujuh: Pengumpulan semua biaya terhadap daur hidup produk.
Kedelapan: Pembebanan terhadap biaya teknologi.
Kesembilan: Membandingkan antara biaya terget dengan biaya sesungguhnya.
Kesepuluh: Penggunaan biaya efektif terhadap pengendalian internal.
Sedangkan prinsip pengukuran kinerja akan mengharuskan sistem manajemen biaya agar
dapat mengukur kinerja, keselarasan terhadap tujuan perusahaan, aktivitas yang signifikan,
peningkatan visibilitas driver biaya, pencakupan aktivitas keuangan serta bukan keuangan.
Bila kita berbicara dengan prinsip manajemen investasi maka sistem manajemen biaya ini
harus dapat, mengkaji semua usulan terhadap investasi secara teliti, pembuatan keputusan
investasi yang konsisten terhadap tujuan awal, mengkoreksi keputusan dengan kriteria
ganda.
Selain itu sistem manajemen biaya juga harus dapat mempertimbangkan resiko dari
investasi, pelacakkan terhadap aktivitas probability investasi, mendukung dari pengurangan
terhadap aktivitas tak bernilai tambah, serta mandukung dalam pencapaian biaya target.
Langkah Manajer untuk Mengoptimalkan Manajemen Biaya
Mengacu dari pengertian manajemen biaya sebagai suatu aksi untuk mengoptimalkan dana
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, maka seorang manajer
sebagai langkah pertama untuk tujuan tersebut adalah dengan identifikasi biaya penggerak
sebagai biaya utama yang dikeluarkan perusahaan. Biaya penggerak disini merupakan
suatu faktor yang dapat memberi implikasi terhadap total biaya.
Dalam hal ini manajer perlu mengelompokan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
berdasarkan kategorinya, misalnya biaya operasional, biaya sumber daya dan biaya lainnya
yang menyangkut kegiatan dalam perusahaan. Pembedaan biaya tersebut didasarkan pada
jenis biaya dan pertanggungajawabannya.
Pada manajemen biaya terdapat istilah pembebanan biaya atau cost assignment yang
diartikan sebagai proses pembebanan elemen-elemen biaya ke tempat penampungan
biaya. Seorang manajer dapat memiliki salah satu dari dua jenis pembebanan atau memilih
keduanya yaitu alokasi dan pembebanan penelusuran langsung.
Alokasi di sini tujuannya untuk membebankan biaya tidak langsung (biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan ekonomis) sedangkan penelusuran langsung untuk membebankan biaya
langsung (biaya yang mudah ditelusuri).
Pada intinya sob, pengertian manajemen biaya berkaitan dengan bagaimana manajer dapat
mengoptimalkan pembiayaan-pembiyaan yang dikeluarkan perusahaan untuk tujuan
menekan biaya perusahaan dari hal-hal yang tidak meningkatkan nilai bagi perusahaan.
Sehingga dengan adanya manajemen biaya ini diharapkan dapat meningkatkan profit
perusahaan, sob.
Nah cukup disini dulu sob pembahasan Gogo malam ini. Jangan lupa yaa untuk terus aktif
belajar dan update pengetahuannya. Bulan depan kita akan bertemu lagi tentunya dengan
bahasan yang berbeda dan tidak kalah menarik dengan hari ini. Sampai bertemu di
Kultweet selanjutnya!
1.2. Memahami cost flow dalam organisasi bisnis
Cost flow dalam organisasi bisnis merujuk pada cara biaya-biaya mengalir
melalui sistem akuntansi perusahaan. Biaya-biaya ini mencakup biaya
produksi, biaya overhead, biaya penjualan, dan lain-lain yang dikeluarkan
oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya.
Ada dua sistem cost flow yang umum digunakan dalam organisasi bisnis,
yaitu:
Dalam kedua sistem cost flow tersebut, biaya-biaya akan mengalir dari awal
proses produksi hingga produk jadi terjual ke pelanggan. Berikut adalah
beberapa tahap cost flow yang terjadi dalam organisasi bisnis:
Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang berkaitan dengan memproduksi
barang dan dapat dilacak kembali ke objek tertentu.
Jenis biaya ini dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau produk.
Dalam konteks tertentu, juga mencakup manfaat dan program karyawan, peraltan,
perjalanan, dan layanan konsultan.
1. Biaya Material
Biaya material yaitu biaya yang mencakup pembelian bahan dan material yang
dihitung dengan analisis harga satuan.
Hal yang harus diperhitungkan dalam biaya material yaitu bahan sisa, harga loco
atau franco, harga terbaik, dan cara pembayaran ke supplier.
Biaya upah buruh yaitu pembayaran upah pekerja yang diperhitungkan terhadap
satuan item dan biasanya sudah memiliki standar harga satuannya.
Untuk menghitung biaya ini perlu diperhatikan beberapa hal seperti; ongkos keluar
masuk gudang, ongkos buruh pengoperasi, dan biaya operasi jika perlatan
merupakan barang sewaan, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan ongkos
mobilisasi jika peralatan bukan barang disewa.
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dihubungkan dan
dibebankan secara langsung dengan unit yang diproduksi.
Umumnya, biaya tidak langsung mencakup listrik dan utilitas, distribusi dan
penjualan, pemeliharaan gedung, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kantor.
Hal tersebut membuat biaya tidak langsung dianggap sebagai biaya bisnis.
Biaya tak terduga adalah biaya yang disiapkan untuk kejadian yang mungkin akan
terjadi atau mungkin tidak terjadi.
Misalnya seperti, jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu akan ada biaya khusus
untuk mengatasinya.
Biaya tak terduga biasanya diperkirakan antara 0,5 hingga 5% dari biaya total
proyek.
Di bawah ini adalah hal-hal yang termasuk dalam biaya tak terduga:
2. Biaya Overhead
Biaya overhead (overhead cost) adalah biaya tambahan yang tidak terkait langsung
dengan proses berjalannya proyek namun tetap harus dimasukkan dalam anggaran
agar proyek berjalan dengan baik.
3. Profit / Keuntungan
Yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini
tidak sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian,
ditambah pula dengan adanya faktor risiko bisnis.
Dalam beberapa kasus, cukup sulit untuk bisa mengklasifikasikan biaya sebagai
biaya langsung atau tidak langsung.
Seperti contohnya, pembelian bahan baku untuk produksi barang tertentu adalah
biaya langsung.
Namun, jika Anda gagal dalam mengalokasikan biaya langsung dan tidak langsung
tentu akan berdampak negatif pada anggaran perusahaan Anda.
Dengan begitu hal ini dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam menentukan
harga produk dengan benar.
Faktanya adalah bahwa harga suatu produk ditentukan oleh beberapa faktor,
termasuk biaya produksi, gaji pekerja, kampanye pemasaran dan pengeluaran
lainnya.
Dalam jangka panjang, kegagalan ini dapat memengaruhi kemampuan bisnis untuk
memenuhi kewajiban fiskal dan tetap produktif.
Pelacakan biaya yang salah dapat memengaruhi posisi bisnis Anda dengan klien
dan kreditor.
Dengan menerapkan pelacakan biaya dalam bisnis, Anda mengetahui biaya yang
perlu ditagih kepada pelanggan dan yang harus dibayar secara internal.
Pelacakan yang tidak akurat dapat menyebabkan klien menerima faktur yang salah,
yang dapat merusak reputasi bisnis Anda dalam jangka panjang.
Pada akhirnya, pelacakan biaya dapat memengaruhi arus kas perusahaan dengan
menaikkan atau menurunkan beban pajaknya.
Dengan mempelajari cara melacak biaya langsung dan tidak langsung dengan
benar, Anda dapat membantu bisnis Anda bertahan dalam ujian waktu.
Sedangkan, jika pembelian bahan baku dalam jumlah besar dan menuju daerah
bisnis lainnya, hal ini dianggap sebagai biaya tidak langsung.
1.3 Memahami konsep dan teminologi biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber daya yang dilakukan oleh suatu entitas
dalam rangka menghasilkan atau memperoleh suatu barang atau jasa. Pada
umumnya, biaya terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang dapat
dihubungkan secara langsung dengan suatu produk atau jasa.
Contoh biaya langsung adalah bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan biaya pengiriman.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah
biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan suatu
produk atau jasa. Contoh biaya tidak langsung adalah biaya overhead
pabrik, biaya gaji karyawan yang tidak terlibat dalam produksi, dan
biaya listrik.
3. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya yang
berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan suatu
produk atau jasa. Contoh biaya variabel adalah bahan baku dan
tenaga kerja langsung.
4. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak
berubah meskipun volume produksi atau penjualan suatu produk
atau jasa berubah. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa, biaya gaji
karyawan tetap, dan biaya asuransi.
5. Biaya Margin Kontribusi (Contribution Margin) Biaya margin
kontribusi adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya
variabel. Biaya margin kontribusi digunakan untuk menutup biaya
tetap dan menghasilkan keuntungan.
6. Biaya Total (Total Cost) Biaya total adalah jumlah biaya variabel dan
biaya tetap yang dikeluarkan oleh suatu entitas dalam rangka
menghasilkan atau memperoleh suatu produk atau jasa.
7. Break Even Point (Titik Impas) Break even point adalah titik di mana
pendapatan penjualan sama dengan biaya total, sehingga tidak ada
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan. Pada titik ini, perusahaan
tidak kehilangan uang tetapi juga tidak menghasilkan keuntungan.
1. Costing Aktual : Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak
langsung aktual dikalikan aktivitas konsumsi aktual
2. Costing Normal : Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak
langsung yang dianggarkan dikalikan aktivitas konsumsi actual.
Setelah mengetahui tentang pengertian Job Costing dan pendekatan dari job
costing itu sendiri. berikut kami simpulkan juga tentang 5 karakteristik dari Job
Costing.
Karakteristik perusahaan yang
menggunakan job costing adalah :
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesanan.
2. Biaya produksi digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai beban pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.
5. Beban pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Manfaat dari penggunaan job
costing bagi pihak manajemen adalah :
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan.
2. Mempertimbangkan dalam hal menerima atau menolak pesanan.
3. mMemantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan.
5. Menentukan beban pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang akan disajikan dalam neraca.
BACA JUGA: Apa Hal Penting Yang Perlu Diwaspadai Dalam Melihat Laporan Arus Kas?
Materi tambahan:
https://kledo.com/blog/job-costing/
PROCESS COSTING
Perhitungan biaya berdasarkan
proses (process costing)
merupakan sistem perhitungan
biaya produk yang
mengakumulasikan biaya
menurut proses atau
departemen dan
membebankannya pada
sejumlah besar produk yang
hampir serupa. Contohnya
seperti
industry kimia, penyulingan
minyak, tekstil, cat, tepung,
pengalengan, karet, baja, kaca,
pemrosesan makanan, dll.
PROCESS COSTING
Perhitungan biaya berdasarkan
proses (process costing)
merupakan sistem perhitungan
biaya produk yang
mengakumulasikan biaya
menurut proses atau
departemen dan
membebankannya pada
sejumlah besar produk yang
hampir serupa. Contohnya
seperti
industry kimia, penyulingan
minyak, tekstil, cat, tepung,
pengalengan, karet, baja, kaca,
pemrosesan makanan, dll.
PROCESS COSTING
Perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) merupakan sistem perhitungan biaya
produk yang mengakumulasikan biaya menurut proses atau departemen dan membebankannya
pada sejumlah besar produk yang hampir serupa. Contohnya seperti industry kimia,
penyulingan minyak, tekstil, cat, tepung, pengalengan, karet, baja, kaca, pemrosesan makanan,
dll.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/accounting/how-to-calculate-with-
process-cost/7951922