Anda di halaman 1dari 17

1.

1 Memahami system manajemen biaya

Selamat malam Sobat Gogo dimanapun kalian berada! Bagaimana malam Jum’at kalian? Ga
horror kan? Pastinya engga dong, karena malam ini Gogo akan menemani malam kamu
dengan kehangatan Akuntansi Manajemen. Nah, di malam yang penuh dengan semangat
ini, Gogo kembali hadir dengan membawakan materi tentang “Cost Management System”.
Yaps, jadi malam ini kita akan membahas, mulai dari apa sih Cost Management System itu?
Dan apa kegunaan Cost Management System itu? Lalu seperti apa sih pentingnya Cost
Management bagi manager? Nah, daripada makin penasaran, langsung aja yuk kita bahas
“Cost Management System”.
Yuk Simak!!
1. Manajemen Biaya
Sebelum kita bahas tentang Cost Management System, sobat Gogo harus tau dulu nih
mengenai apa sih yang dimaksud dengan Cost Management? Nah, jadi gini sob, Cost
Management atau Manajemen Biaya itu merupakan sistem yang di desain untuk
menyediakan informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang
penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai
pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh organisasi/perusahaan.
Jadi intinya sob, Cost Management ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan
anggaran. Hanya saja, jika anggaran kita lebih membahas mengenai peramalan keuangan
perusahaan pada periode yang akan datang, sedangkan Cost Management lebih membahas
secara mendalam mengenai strategi dan sistem yang digunakan oleh manajer untuk
keberlangsungan operasional perusahaan, jadi bisa dikatakan Anggaran merupakan bagian
dari Cost Management yang tak terpisahkan, sob.
Elemen-Elemen dari manajemen biaya itu sendiri ada 8, yaitu, lingkungan pemanufakturan
maju, Just-in-Time (JIT), Total Quality Management (TQM), Activity-Based Management (ABM),
akuntansi aktivitas (AA), Activity-Based Costing (ABC), pengukuran dari kinerja serta
manajemen investasi.
 Definisi Cost Management System
Nah, setelah memahami tentang manajemen biaya, selanjutnya, apa sih yang dimaksud
dengan cost management system? Jadi, cost management system itu sendiri adalah suatu
kerangka kerja suatu perusahaan atau aktivitas perusahaan yang salalu dibarengi dengan
biaya untuk operasional perusahaan yang menunjang masa depan organisasi/perusahaan.
Lalu, sistem manajemen biaya ini sangat berintegrasi dengan elemen yang lainnya seperti
halnya, sistem desain serta pengembangan, sistem produksi serta pembelian, sistem
pelayanan konsumen, dan juga sistem distribusi serta pemasaran.
 Kegunaan Cost Management System
Nah setelah mengetahui tentang pengertian Cost Management System, selanjutnya sobat
Gogo juga harus tau nih tujuan-tujuan dari adanya Cost Management System ini. Jadi,
tujuan dari Cost Management System ini dapat digolongkan menjadi empat yaitu:
1. Mengidentifikasi dari biaya aktivitas yang ada.
2. Menentukan efisiensi, efektivitas, serta ekonomi aktivitas.
3. Penyempurnaan dari kinerja masa depan.
4. Mencapai tiga tujuan tersebut bersamaan dalam sebuah lingkungan perubahan
teknologi.
Nah, dari tujuannya saja sudah jelaskan sob, kalau penggunaan cost management system
itu sendiri bagi perusahaan sangatlah penting dan dibutuhkan dalam kelangsungan atau
keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang, dengan mengoptimalisasikan segala
sesuatunya baik dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan yang
dilakukan secara efektif dan se-efisien mungkin. Karena Manfaat dari Cost Management
System itu sendiri adalah untuk membantu manajemen membuat perencanakan dan
mengendalikan organisasi; meningkatkan keterlacakan biaya; mengoptimalkan kinerja dari
daur hidup produk; membuat sebuah keputusan; manajemen investasi; mengukur kinerja;
dan mendukung dalam otomasi dan filosofi pemanufakturan.
 Konsep Dasar Sistem Manajemen Biaya
Nah, setelah mengetahui pengertian dan kegunaan dari Cost Management System,
selanjutnya kita akan membahas mengenai konsep dasar dari Cost Management System.
Jadi sob, terdapat beberapa konsep dasar dari sistem manajemen biaya itu sendiri, yaitu:
1. Konsep Nilai Tambah
Merupakan suatu sistem yang akan membuat perusahaan berusaha agar melakukan semua
aktivitas bernilai tambah dengan cara se-efesien mungkin dan bahkan akan menghilangkan
aktivitas yang tak punya nilai tambah.
 Konsep Akuntansi Aktivitas
Merupakan sebuah proses untuk pengumpulan serta pelacakan dari kinerja keuangan serta
operasional yang ada, tentang aktifitas yang signifikan dalam perusahaan dan juga
menyediakan timbal balik antara hasil sesungguhnya dengan yang telah direncanakan.
Dalam hal ini juga untuk menentukan langkah koreksi bila semua memerlukan Activity-
Based Costing (ABC). ABC merupakan sebuah metodologi dalam mengatur kinerja aktivitas
serta biaya, sumber-sumber, serta obyek biaya.
 Konsep Biaya Target
Merupakan salah satu konsep yang berbasis pada pasar yang mana dihitung menggunakan
harga pasar yang ditujukan untuk dapat memperoleh pangsa pasar yang telah ditentuakan
sebelumnya. Dalam hal ini penetuan biaya terget merupakan salah satu alat manajemen
agar dapat meminimalkan biaya salam proses daur hidup dari produk.
 Prinsip-Prinsip Cost Management System
Selanjutnya kita akan membahas mengenai prinsip-prinsip yang ada dalam Cost
Management System, yaitu:
Pertama:        Pengidentifikasian terhadap biaya bernilai tambah serta tak tambah.
Kedua:           Pelacakkan terhadap biaya aktivitas yang nilainya tak bertambah.
Ketiga:           Pelacakkan terhadap biaya signifikan pada tujaun pelaporan biaya.
Keempat:       Penetuan terhadap pusat biaya pada kelompok aktivitas homogen.
Kelima:          Peningkatan kerlacakan biaya dengan sistem ABC.
Keenam:        Pengembangan dalam driver biaya untuk menunjukkan sebab-akibat biaya
serta aktivitas.
Ketujuh:        Pengumpulan semua biaya terhadap daur hidup produk.
Kedelapan:    Pembebanan terhadap biaya teknologi.
Kesembilan:  Membandingkan antara biaya terget dengan biaya sesungguhnya.
Kesepuluh:    Penggunaan biaya efektif terhadap pengendalian internal.
Sedangkan prinsip pengukuran kinerja akan mengharuskan sistem manajemen biaya agar
dapat mengukur kinerja, keselarasan terhadap tujuan perusahaan, aktivitas yang signifikan,
peningkatan visibilitas driver biaya, pencakupan aktivitas keuangan serta bukan keuangan.
Bila kita berbicara dengan prinsip manajemen investasi maka sistem manajemen biaya ini
harus dapat, mengkaji semua usulan terhadap investasi secara teliti, pembuatan keputusan
investasi yang konsisten terhadap tujuan awal, mengkoreksi keputusan dengan kriteria
ganda.
Selain itu sistem manajemen biaya juga harus dapat mempertimbangkan resiko dari
investasi, pelacakkan terhadap aktivitas probability investasi, mendukung dari pengurangan
terhadap aktivitas tak bernilai tambah, serta mandukung dalam pencapaian biaya target.
 Langkah Manajer untuk Mengoptimalkan Manajemen Biaya
Mengacu dari pengertian manajemen biaya sebagai suatu aksi untuk mengoptimalkan dana
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, maka seorang manajer
sebagai langkah pertama untuk tujuan tersebut adalah dengan identifikasi biaya penggerak
sebagai biaya utama yang dikeluarkan perusahaan. Biaya penggerak disini merupakan
suatu faktor yang dapat memberi implikasi terhadap total biaya.
Dalam hal ini manajer perlu mengelompokan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
berdasarkan kategorinya, misalnya biaya operasional, biaya sumber daya dan biaya lainnya
yang menyangkut kegiatan dalam perusahaan. Pembedaan biaya tersebut didasarkan pada
jenis biaya dan pertanggungajawabannya.
Pada manajemen biaya terdapat istilah pembebanan biaya atau cost assignment yang
diartikan sebagai proses pembebanan elemen-elemen biaya ke tempat penampungan
biaya. Seorang manajer dapat memiliki salah satu dari dua jenis pembebanan atau memilih
keduanya yaitu alokasi dan pembebanan penelusuran langsung.
Alokasi di sini tujuannya untuk membebankan biaya tidak langsung (biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan ekonomis) sedangkan penelusuran langsung untuk membebankan biaya
langsung (biaya yang mudah ditelusuri).
Pada intinya sob, pengertian manajemen biaya berkaitan dengan bagaimana manajer dapat
mengoptimalkan pembiayaan-pembiyaan yang dikeluarkan perusahaan untuk tujuan
menekan biaya perusahaan dari hal-hal yang tidak meningkatkan nilai bagi perusahaan.
Sehingga dengan adanya manajemen biaya ini diharapkan dapat meningkatkan profit
perusahaan, sob.
Nah cukup disini dulu sob pembahasan Gogo malam ini. Jangan lupa yaa untuk terus aktif
belajar dan update pengetahuannya. Bulan depan kita akan bertemu lagi tentunya dengan
bahasan yang berbeda dan tidak kalah menarik dengan hari ini. Sampai bertemu di
Kultweet selanjutnya!
1.2. Memahami cost flow dalam organisasi bisnis

Cost flow dalam organisasi bisnis merujuk pada cara biaya-biaya mengalir
melalui sistem akuntansi perusahaan. Biaya-biaya ini mencakup biaya
produksi, biaya overhead, biaya penjualan, dan lain-lain yang dikeluarkan
oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Ada dua sistem cost flow yang umum digunakan dalam organisasi bisnis,
yaitu:

1. Sistem biaya langsung (direct costing) Sistem biaya langsung adalah


sistem penghitungan biaya yang hanya memperhitungkan biaya-
biaya yang secara langsung terkait dengan produksi suatu produk
atau jasa, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead variabel. Biaya overhead tetap tidak diperhitungkan dalam
sistem ini.
2. Sistem biaya penuh (full costing) Sistem biaya penuh adalah sistem
penghitungan biaya yang memperhitungkan semua biaya produksi,
termasuk biaya overhead tetap. Sistem ini sering digunakan oleh
perusahaan yang memiliki produk atau jasa dengan tingkat
persaingan yang tinggi.

Dalam kedua sistem cost flow tersebut, biaya-biaya akan mengalir dari awal
proses produksi hingga produk jadi terjual ke pelanggan. Berikut adalah
beberapa tahap cost flow yang terjadi dalam organisasi bisnis:

1. Biaya bahan baku: biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh


perusahaan akan dikeluarkan saat pembelian bahan baku dan akan
terus mengalir sepanjang tahap produksi hingga produk jadi.
2. Biaya tenaga kerja langsung: biaya tenaga kerja langsung akan terjadi
selama tahap produksi dan akan mengalir dari tahap awal hingga
produk jadi.
3. Biaya overhead: biaya overhead variabel dan tetap akan terjadi
selama tahap produksi dan akan mengalir sepanjang tahap produksi
hingga produk jadi.
4. Biaya produksi selesai: biaya produksi selesai akan terjadi setelah
produk jadi diproduksi dan sebelum produk tersebut dijual ke
pelanggan.
5. Biaya penjualan: biaya penjualan akan terjadi setelah produk jadi
dijual ke pelanggan.

Pemahaman mengenai cost flow dalam organisasi bisnis sangat penting


bagi manajer keuangan dan akuntan karena dapat membantu mereka
dalam membuat keputusan finansial yang tepat dan mengelola biaya
dengan lebih efektif.
Mengenal Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Perusahaan mengklasifikasikan biaya langsung atau tidak langsung berdasarkan
pada apakah digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Berikut
penjelasannya.

Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang berkaitan dengan memproduksi
barang dan dapat dilacak kembali ke objek tertentu.

Biasanya, biaya langsung berada di bawah kendali manajer departemen dan


konstan untuk setiap unit produksi.

Jenis biaya ini dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau produk.

Adapun beberapa pengeluaran yang termasuk direct cost yaitu gaji karyawan


dan mencakup bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang tertentu.

Dalam konteks tertentu, juga mencakup manfaat dan program karyawan, peraltan,
perjalanan, dan layanan konsultan.

Jenis-jenis pengeluaran yang termasuk biaya langsung (direct cost) adalah:

1. Biaya Material

Biaya material yaitu biaya yang mencakup pembelian bahan dan material yang
dihitung dengan analisis harga satuan.

Hal yang harus diperhitungkan dalam biaya material yaitu bahan sisa, harga loco
atau franco, harga terbaik, dan cara pembayaran ke supplier.

2. Biaya Upah Buruh

Biaya upah buruh yaitu pembayaran upah pekerja yang diperhitungkan terhadap
satuan item dan biasanya sudah memiliki standar harga satuannya.

Dalam memperhitungkan biaya upah buruh perlu diperhatikan hal seperti


perbedaan antara harian atau borongan, kapasitas kerja, asal dari mana buruh
datang, serta mempertimbangkan undang-undang buruh yang berlaku.
3. Biaya Peralatan

Biaya peralatan atau equipment adalah biaya terhadap peralatan untuk


melaksankan pekerjaan konstruksi.

Untuk menghitung biaya ini perlu diperhatikan beberapa hal seperti; ongkos keluar
masuk gudang, ongkos buruh pengoperasi, dan biaya operasi jika perlatan
merupakan barang sewaan, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan ongkos
mobilisasi jika peralatan bukan barang disewa.

Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dihubungkan dan
dibebankan secara langsung dengan unit yang diproduksi.

Umumnya, biaya tidak langsung mencakup listrik dan utilitas, distribusi dan
penjualan, pemeliharaan gedung, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kantor.

Hal tersebut membuat biaya tidak langsung dianggap sebagai biaya bisnis.

Berikut adalah jenis-jenis pengeluaran yang termasuk biaya tidak langsung


(indirect cost):

1. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga adalah biaya yang disiapkan untuk kejadian yang mungkin akan
terjadi atau mungkin tidak terjadi.

Misalnya seperti, jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu akan ada biaya khusus
untuk mengatasinya.

Biaya tak terduga biasanya diperkirakan antara 0,5 hingga 5% dari biaya total
proyek.

Di bawah ini adalah hal-hal yang termasuk dalam biaya tak terduga:

 Ketidakpastian subjektif, yang mana ada interpretasi yang subjektif terhadap


sesuatu seperti penggunaan bahan tertentu yang bisa diartikan berbeda oleh
pekerja.
 Adanya kesalahan, misalnya seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau
kontraktor melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.
 Ketidakpastian objektif, yaitu ada ketidakpastian perlu atau tidaknya suatu
pekerjaan karena ditentukan oleh objek di luar kemampuan manusia.
Misalnya, pemasangan sheet pile untuk pondasi yang ditentukan oleh tinggi
rendahnya muka air tanah.
 Variasi efisiensi, artinya ada atau tidaknya efisiensi dari sumber daya seperti
material, buruh, dan peralatan.

2. Biaya Overhead

Biaya overhead (overhead cost) adalah biaya tambahan yang tidak terkait langsung
dengan proses berjalannya proyek namun tetap harus dimasukkan dalam anggaran
agar proyek berjalan dengan baik.

Biaya overhead dikelompokkan menjadi 2 jenis biaya yaitu;

 Overhead lapangan, terkait biaya personil lapangan, gudang, kantor


lapangan, penerangan, transportasi, izin bangunan, biaya kualitas kontrol,
dan lainnya.
 Overhead kantor, berkaitan dengan biaya sewa kantor dan fasilitasnya, gaji
pegawai, izin usaha, referensi bank, dan lainnya.

3. Profit / Keuntungan

Yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini
tidak sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian,
ditambah pula dengan adanya faktor risiko bisnis.

Dalam beberapa kasus, cukup sulit untuk bisa mengklasifikasikan biaya sebagai
biaya langsung atau tidak langsung.

Seperti contohnya, pembelian bahan baku untuk produksi barang tertentu adalah
biaya langsung.

Pentingnya Melacak Biaya Langsung dan Tidak


Langsung
Sebagai pemilik bisnis mungkin Anda akan tergoda untuk mengabaikan tugas ini,
karena memakan waktu dalam pelacakan biaya.

Namun, jika Anda gagal dalam mengalokasikan biaya langsung dan tidak langsung
tentu akan berdampak negatif pada anggaran perusahaan Anda.
Dengan begitu hal ini dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam menentukan
harga produk dengan benar.

Faktanya adalah bahwa harga suatu produk ditentukan oleh beberapa faktor,
termasuk biaya produksi, gaji pekerja, kampanye pemasaran dan pengeluaran
lainnya.

Dalam jangka panjang, kegagalan ini dapat memengaruhi kemampuan bisnis untuk
memenuhi kewajiban fiskal dan tetap produktif.

Pelacakan biaya yang salah dapat memengaruhi posisi bisnis Anda dengan klien
dan kreditor.

Dengan menerapkan pelacakan biaya dalam bisnis, Anda mengetahui biaya yang
perlu ditagih kepada pelanggan dan yang harus dibayar secara internal.

Pelacakan yang tidak akurat dapat menyebabkan klien menerima faktur yang salah,
yang dapat merusak reputasi bisnis Anda dalam jangka panjang.

Selanjutnya, pelacakan biaya sangat penting bagi perusahaan yang menerima


hibah pemerintah atau jenis pendanaan lainnya.

Banyak program hibah pemerintah menetapkan bahwa dana dialokasikan untuk


biaya langsung dan tidak langsung dalam jumlah tertentu.

Namun, melanggar kebijakan ini dapat membahayakan pendanaan bisnis.

Pada akhirnya, pelacakan biaya dapat memengaruhi arus kas perusahaan dengan
menaikkan atau menurunkan beban pajaknya.

Dengan mempelajari cara melacak biaya langsung dan tidak langsung dengan
benar, Anda dapat membantu bisnis Anda bertahan dalam ujian waktu.

Sedangkan, jika pembelian bahan baku dalam jumlah besar dan menuju daerah
bisnis lainnya, hal ini dianggap sebagai biaya tidak langsung.
1.3 Memahami konsep dan teminologi biaya

Biaya adalah pengorbanan sumber daya yang dilakukan oleh suatu entitas
dalam rangka menghasilkan atau memperoleh suatu barang atau jasa. Pada
umumnya, biaya terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang dapat
dihubungkan secara langsung dengan suatu produk atau jasa.
Contoh biaya langsung adalah bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan biaya pengiriman.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung adalah
biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan suatu
produk atau jasa. Contoh biaya tidak langsung adalah biaya overhead
pabrik, biaya gaji karyawan yang tidak terlibat dalam produksi, dan
biaya listrik.
3. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya yang
berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan suatu
produk atau jasa. Contoh biaya variabel adalah bahan baku dan
tenaga kerja langsung.
4. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak
berubah meskipun volume produksi atau penjualan suatu produk
atau jasa berubah. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa, biaya gaji
karyawan tetap, dan biaya asuransi.
5. Biaya Margin Kontribusi (Contribution Margin) Biaya margin
kontribusi adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya
variabel. Biaya margin kontribusi digunakan untuk menutup biaya
tetap dan menghasilkan keuntungan.
6. Biaya Total (Total Cost) Biaya total adalah jumlah biaya variabel dan
biaya tetap yang dikeluarkan oleh suatu entitas dalam rangka
menghasilkan atau memperoleh suatu produk atau jasa.
7. Break Even Point (Titik Impas) Break even point adalah titik di mana
pendapatan penjualan sama dengan biaya total, sehingga tidak ada
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan. Pada titik ini, perusahaan
tidak kehilangan uang tetapi juga tidak menghasilkan keuntungan.

Pemahaman mengenai konsep dan terminologi biaya sangat penting dalam


pengambilan keputusan bisnis yang tepat dan efektif. Dengan memahami
biaya yang terlibat dalam operasi bisnis, perusahaan dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dan
meningkatkan profitabilitasnya.
.
1.4 memahami konsep job costing system

Job Costing merupakan suatu sistem kalkulasi biaya berdasarkan pesanan dimana


biaya yang dikumpulkan akan dibebankan ke unit produksi. Kunci dari perhitungan
biaya berdasarkan pesanan (job costing) adalah biaya suatu pekerjaan berbeda dari
pekerjaan lainnya, dan harus tetap ditelusuri secara terpisah. Ada pun pendekatan
dari Job Costing itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Costing Aktual   : Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak
langsung aktual dikalikan aktivitas  konsumsi aktual
2. Costing Normal : Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak
langsung yang dianggarkan dikalikan aktivitas konsumsi actual.
Setelah mengetahui tentang pengertian Job Costing dan pendekatan dari job
costing itu sendiri. berikut kami simpulkan juga tentang 5 karakteristik dari Job
Costing.
Karakteristik perusahaan yang
menggunakan job costing adalah :
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesanan.
2. Biaya produksi digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai beban pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.
5. Beban pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Manfaat dari penggunaan job
costing bagi pihak manajemen adalah :
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan.
2. Mempertimbangkan dalam hal menerima atau menolak pesanan.
3. mMemantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan.
5. Menentukan beban pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang akan disajikan dalam neraca.
BACA JUGA:  Apa Hal Penting Yang Perlu Diwaspadai Dalam Melihat Laporan Arus Kas?

Langkah – langkah dalam


perhitungan job costing yaitu :
1. Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biaya. Agar rincian
dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan, maka harus diidentifikasi pekerjaan sesuai dengan obyek
biaya.
2. Identifikasi biaya langsung pekerjaan. dalam mengidentifikasi biaya
manufaktur, yang dikategorikan menjadi biaya manufaktur langsung
yaitu bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung.
3. Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
tidak langsung ke pekerjaan. biaya manufaktur tidak langsung adalah
biaya – biaya yang diperlukan untuk menjalankan suatu pekerjaan namun
tidak dapat dilacak langsung ke pekerjaan tertentu.
4. Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi
biaya. lokasi tunggal berdasarkan jam kerja tenaga manufaktur langsung
dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya manufaktur tidak langsung
bagi produk.
5. Hitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan.
6. Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan. Biaya tidak
langsung dari suatu pekerjaan dihitung dengan mengalihkan kuantitas
aktual dari setiap dasar alokasi biaya (satu dasar alokasi untuk
setiappool) yang terkait dengan pekerjaan itu dengan tarif biaya tidak
langsung dari setiap dasar alokasi biaya.
7. Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya
langsung dan tidak langsung yang dibebankan ke pekerjaan.
Seluruh biaya yang terkait seperti manufaktur langsung yang meliputi bahan baku
langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung, serta biaya manufaktur tidak
langsung.

Materi tambahan:

https://kledo.com/blog/job-costing/
PROCESS COSTING
Perhitungan biaya berdasarkan
proses (process costing)
merupakan sistem perhitungan
biaya produk yang
mengakumulasikan biaya
menurut proses atau
departemen dan
membebankannya pada
sejumlah besar produk yang
hampir serupa. Contohnya
seperti
industry kimia, penyulingan
minyak, tekstil, cat, tepung,
pengalengan, karet, baja, kaca,
pemrosesan makanan, dll.
PROCESS COSTING
Perhitungan biaya berdasarkan
proses (process costing)
merupakan sistem perhitungan
biaya produk yang
mengakumulasikan biaya
menurut proses atau
departemen dan
membebankannya pada
sejumlah besar produk yang
hampir serupa. Contohnya
seperti
industry kimia, penyulingan
minyak, tekstil, cat, tepung,
pengalengan, karet, baja, kaca,
pemrosesan makanan, dll.
PROCESS COSTING

Perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) merupakan sistem perhitungan biaya
produk yang mengakumulasikan biaya menurut proses atau departemen dan membebankannya
pada sejumlah besar produk yang hampir serupa. Contohnya seperti industry kimia,
penyulingan minyak, tekstil, cat, tepung, pengalengan, karet, baja, kaca, pemrosesan makanan,
dll.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/accounting/how-to-calculate-with-
process-cost/7951922

Anda mungkin juga menyukai