PRAKTIKUM
ISOLASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP
Dibuat oleh:
Yesaya Reuben Natanael
(2313100146)
LAPORAN RESMI
INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP
I. Tujuan
I.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan Inokulasi Mikroorganisme ini adalah untuk mempelajari teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril
I.2 Mikroskop
Tujuan dari percobaan Mikroskop ini adalah:
a. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri dan
beberapa mikroorganisme
b. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme
c. Melatih mengamati preparat
II. Pengamatan
II.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tabel II. 1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme
Keterangan
- Warna : Putih Putih, ada hitamnya
- Kepekatan : Agak pekat Agak pekat
- Diameter : 9cm 6cm
Tabung reaksi Hasil pengamatan
(46 jam) Media NBA (L. plantarum) Media PDA (A. niger)
Blanko
Keterangan
- Warna : Putih Hitam
- Kepekatan : Agak pekat Agak pekat
- Diameter : 9.1cm 9.8cm
Petri Dish Hasil pengamatan
(24 jam) Media PDA (L. plantarum) Media NBA (A. niger)
Blanko (tampak atas)
Keterangan
- Warna :
Putih
- Kepekatan :
Putih, ada hitamnya
Agak pekat
- Diameter :
Agak pekat
6.5cm
5.5cm
Keterangan
-Warna : Putih Putih
- Kepekatan : Agak pekat Agak pekat
- Diameter : 6.5cm 5.5cm
Petri Dish Hasil pengamatan
(46 jam) Media PDA (L. plantarum) Media NBA (A. niger)
Blanko ( tampak atas )
Keterangan
-Warna :
Putih Putih, ada hitamnya
- Kepekatan :
Agak pekat Agak pekat
- Diameter :
6.5cm 5.5cm
Keterangan
-Warna : Putih Putih, ada hitamnya
- Kepekatan : Agak pekat Agak pekat
- Diameter : 6.5cm 5.5cm
II.2. Mikroskop
Tabel II.2 Hasil Pengamatan Menggunakan Mikroskop
III. Pembahasan
III.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujaun dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah untuk mempelajari teknik inokulasi
mikroorganisme pada media steril. Secara umum, inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium lama ke medium baru dengan tingkat ketelitian tinggi. Pada percobaan ini digunakan
metode gores dengan cawan petri dan tabung reaksi.
Langkah pertama dalam percobaan ini ialah mempersiapkan semua alat untuk percobaan dan
lalu setiap cawan petri dan tabung reaksi diisi dengan media NBA dan PDA cair. PDA, atau
Potatoes-Dextrose Agar adalah suatu media dari bahan dasar kentang dan dextrose. Media PDA
sangat cocok digunakan untuk mengembangbiakkan fungi dan molds. Secara umum PDA karena
berbahan dasar kentang, maka ia mengandung potato, dextrose, air dan juga agar. Sedangkan NBA,
Nutrient Broth Agar, adalah media kaldu nutrien yang sudah ditambahkan agar dari ganggang
merah, dengan tujuan membuatnya menjadi fase semi padat. Kaldu nutrien ini mengandung kaldu
daging, air, dan sumber protein berupa pepton. NBA lazim digunakan sebagai media dari
pertumbuhan bakteri. Jadi PDA lebih cocok sebagai media untuk fungi dan untuk NBA lebih cocok
sebagai media pertumbuhan bakteri
(Prescott,2002)
Langkah berikutnya ialah mensterilkan semua peralatan beserta media yang akan digunakan.
Sterilisasi merupakan suatu metode untuk membunuh semua mikroorganisme agar didapatkan suatu
keadaan yang sterill. Tujuan proses sterilisasi adalah agar pada saat inokulasi, tidak terjadi
kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode,
namun pada percobaan kali ini digunakan metode uap panas, dengan bantuan autoclave. Autoklaf
adalah alat sterilisasi, di mana alat praktikum dipanaskan dengan uap aquades jenuh pada suhu 121
o
C dan tekanan 15 psi, selama 15 menit. Pemanasan dilakukan pada suhu 1210C ditujukan agar
dapat membunuh semua mikroorganisme, karena pada suhu ini, bakteri akan mati dengan uap panas
dan juga pada suhu ini spora tidak dapat hidup, dengan demikian sterilisasi akan berjalan maksimal.
Pemanasan dilakukan selama 15 menit, karena mikroorganisme dan endospore hanya dapat
bertahan selama maksimum 13 menit, maka dengan waktu 15 menit dapat dipastikan bahwa alat
akan steril. Pada saat cawan petri disterilkan, sudah terlebih dahulu dibungkus dengan kertas
pembungkus coklat dan untuk tabung reaksi perlu untuk disumbat dengan kapas. Tujuan pemberian
kertas pembungkus dan kapas ialah agar dalam cawan petri maupun tabung reaksi tidak termasuki
oleh air kondensasi dari proses sterilisasi, hal ini untuk mencegah air mengganggu media inokulasi
yang disterilkan.
(Prescott,2002)
Setelah distrerilisasi di dalam autoklaf, kemudian tabung reaksi dan cawan petri dikeluarkan
dan didinginkan. Hal ini bertujuan agar pada saat proses inokulasi, inokulum tidak mati akibat dari
panas dari media yang sudah di sterilisasi. Untuk tabung reaksi, pada saat proses pendinginan,
tabung reaksi dimiringkan dengan tujuan untuk memperluas permukaan agar memudahkan proses
penggoresan pada saat inokulasi bakteri.
Pada percobaan ini, proses inokulasi dilakukan dengan metode gores (streak). Selain metode
gores, metode lain yang lazim digunakan adalah metode tuang (pour-plate), adapun metode tusuk.
Metode gores merupakan metode yang paling lazim digunakan karena mamiliki keunggulan yaitu
metode ini menghemat bahan media dan waktu. Akan tetapi dibutuhkan keahlian yang mumpuni
untuk melakukanya. Metode gores, pertama satu loop mikroba diambil dengan jarum ose lalu
digoreskan secara zig-zag pada cawan petri atau secara lurus pada tabung reaksi. Metode
penggoresan pada cawan petri pun ada beberapa macam : quadrant, radiant, dan continuous.
Penggoresan secara zig zag termasuk dalam cara penggoresan secara contiuous. Untuk metode
tuang merupakan metode pengenceran dari satu lup bakteri dalam media cair, kemudian
dipindahkan beberapa kali ke beberapa media lain hingga bakteri biakan murni diperoleh. Metode
tuang memiliki keunggulan yaitu mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kemampuan khusus,
namun membutuhkan media yang banyak.
(Benson, 2001)
Pada proses inokulasi dengan metode gores, hal yang dilakukan ialah menggores secara zig-
zag pada cawan petri dan lurus pada tabung reaksi dari dasar tabung hingga ke mulut tabung. Pada
proses ini media pada tabung reaksi dan cawan petri harus telah mengeras. Teknik penggoresan
seperti ini (zig zag untuk cawan petri dan lurus untuk tabung reaksi) bertujuan untuk mendapatkan
koloni bakteri yang banyak. Selama proses inokulasi, semua kegiatan harus dilakukan di dalam in
case, dengan tujuan untuk mengurangi kontaminasi dari udara ke dalam media. Pada inokulasi
dengan menggunakan tabung reaksi, tabung reaksi dengan induk biakan dipegang diantara jari
telunjuk dan jari tengah dan tabung reaksi yang akan diinokulasikan dipegang diantara jari tengah
dan jari manis. Selanjutnya, sumbat kapas dibuka dengan menggunakan jari manis dan jari tengah.
Ujung tabung reaksi dipanaskan, lalu didinginkan sejenak, setelah itu loop inokulasi dimasukkan ke
dalam tabung biakan induk untuk mengambil mikroorganisme. Kemudian bakteri di loop inokulasi
digoreskan pada media yang akan digunakan untuk inokulasi. Inokulasi dengan media yang berada
pada cawan petri, maka penggoresan dilakukan dengan membuka tutup cawan petri sedikit agar
kemungkinan kontaminasi dapat diminimalisir dan selanjunya daerah cawan petri yang dibuka juga
dipanaskan dengan api. Seluruh proses penggoresan tidak boleh merusak media agar. Setelah
dilakukan penggoresan, loop inokulasi dipanaskan kembali dengan api. Pada proses inokulasi,
jarum ose, mulut tabung reaksi, dan sisi cawan petri dipanaskan dengan api, dengan tujuan untuk
mensterilkan peralatan inokulasi dari mikroorganisme lainya. Namun pemanasan dengan api hanya
dapat membunuh mikroorganisme yang melekat pada alat inokulasi, maka dari itu tetap disarankan
untuk tetap menutup tempat media dan tempat inokulasi agar tidak terkontaminasi mikroorganisme
dari udara. Untuk percobaan ini, pada cawan petri digoreskan Lactobacillus plantarum di media
PDA dan Aspergillus niger di media NBA, sedangkan pada tabung reaksi, Lactobacillus plantarum
digoreskan pada media NBA dan Aspergillus niger di media PDA.
(Reiss, 2011)
Setelah proses penggoresan, cawan petri dan tabung reaksi yang telah diinokulasi dimasukkan
ke dalam inkubator. Hal ini bertujuan untuk menginkubasi inokulum pada suhu yang konstan (30
o
C) selama kurang lebih 24 dan 46 jam. Cara menaruh cawan petri selama proses inkubasi yaitu
dengan diletakkan secara terbalik. Tujuan membalik cawan petri adalah untuk mencegah embun
dari uap air menetes dan mengendap di atas mikroba, yang akan memengaruhi pertumbuhan
mikroba itu sendiri.
Setelah 24 jam inkubasi, cawan petri dan tabung reaksi dikeluarkan. Pada cawan petri yang
digunakan untuk menginokulasi bakteri Lactobacillus plantarum, memakai media PDA, terdapat
koloni bakteri yang tumbuh namun tumbuhnya tidak beraturan, hal ini dapat disebabkan karena
kesalahan pada penggoresan pada proses inokulasi. Pada cawan petri yang lain, diinokulasikan
Aspergillus niger pada media NBA. Pada cawan petri ini terdapat koloni yang tumbuh dengan pola
zig-zag, dan terdapat banyak berkas putih tersebar pada cawan petri, padahal sesuai dengan literatur
Niger berwarna hitam, namun hal ini terjadi karena niger belum tumbuh sempurna pada saat ini,
sehingga masih cenderung berwarna putih. Untuk inokulasi pada tabung reaksi, tabung reaksi yang
digunakan untuk menginokulasi Lactobacillus plantarum, menggunakan media NBA, terdapat
koloni yang jelas dan tersebar teratur, dengan pola lurus sesuai dengan penggoresan dari dasar
tabung reaksi sampai ke ujung dari media dan untuk Aspergillus niger, pada media PDA, terdapat
koloni yang tumbuh dengan pola lurus seperti pola penggoresan, namun juga masih berwarna putih
pada permukaan media, sama halnya seperti yang di dalam cawan petri. Hal ini dikarenakan jamur
belum tumbuh sepenuhnya, sehingga warnanya masih putih.
(Aspergillus,2011)
Sesuai dengan literatur bahwa jamur ( A. niger) semestinya tumbuh kurang baik pada media
NBA, namun pada tahap ini belum terlalu terlihat adanya hambatan pertumbuhan pada media NBA
bila dibandingkan dengan yang diinokulasikan pada media PDA. Sedangkan untuk Lactobacillus
plantarum, sudah terlihat bahwa di dalam tabung reaksi lebih pekat bila dibandingkan dengan yang
di cawan petri, karena pada tabung reaksi bakteri ditumbuhkan pada media NBA, sehingga sangat
cocok untuk pertumbuhan bakteri, maka ia menjadi lebih pekat, menunjukan pertumbuhan yang
terjadi lebih baik.
Selanjutnya, cawan petri dan tabung reaksi dimasukan kembali ke dalam inkubator,
sehingga proses inkubasi terjadi kurang lebih 46 jam. Lalu setelah 46 jam, dilakukan pengamatan
kembali. Untuk Lactobacillus plantarum, secara umum baik pada tabung reaksi maupun pada
cawan petri, tidak menunjukan ada perubahan signifikan, hanya ada terlihat perumbuhan sedikit
saja bila dibandingkan dengan pengamatan pada waktu 24 jam. Tetapi untuk Aspergillus niger
terjadi perubahan yang signifikan, dimana warna dari inokulum ini menjadi warna hitam (sesuai
dengan literatur). Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa, pada saat ini, pertumbuhan jamur di
dalam tabung reaksi lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan di cawan petri, hal ini
ditunjukan dengan kepekatan dari koloni inokulum pada tabung reaksi lebih pekat bila
dibandingkan dengan koloni inokulum di dalam cawan petri. Hal ini terjadi karena jamur tumbuh
lebih baik pada media PDA, dimana media PDA memang ditujukan untuk membiakan jamur, dan
karena di tabung reaksi digunakan media PDA, maka ia akan lebih baik pertumbuhanya bila
dibandingkan dengan yang di dalam cawan petri karena dalam cawan petri jamur diinokulasikan
dalam NBA.
(Atlas, 2006; Aspergillus,2011)
Gambar III.1. Aspergillus niger menurut Gambar III.2. Aspergillus niger menurut
literatur percobaan
Jamur Aspergillus niger merupakan jamur yang digunakan untuk fermentasi asam sitrat.
Jamur Aspergillus niger memiliki bentuk, sesuai literature, konidial pada bagian kepala/ bagian
atas yaitu berbentuk bulat, berwarna coklat, dan berukuran relative besar. Hasil pengamatan tidak
memberikan bentuk seperti bulat, namun hasil pengamatan pada gambar II.25, menunjukan warna
coklat kehitaman dan bentuk yang relative besar. Hasil pengamatan tidak dapat mencapai bentuk
yang sesuai karena jamur yang ada dalam suatu koloni dan tidak merupakan individu, sehingga sulit
untuk melihat bentuk aslinya.
(Aspergillus,2011)
Gambar III.8. Aspergillus niger menurut Gambar III.9. Aspergillus niger menurut
literatur percobaan
(Pohan,2008)
4. Bagaimana yeast berkembang biak dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati?
Jawab:
Secara umum Sel-sel ragi (yeast) berkembang biak dengan tiga cara, yaitu :
1. Secara vegetatif (aseksual) dengan membentuk tunas (budding).
2. Secara aseksual dengan pembelahan diri (fission).
3. Pembiakan dengan pembentukan spora (sporulasi).
(Pohan, 2008)
5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?
Jawab:
Hal hal yang memengaruhi aktivitas yeast adalah
• Suhu, yeast membutuhkan suhu yang sesuai agar dapat bertahan hidup ( 30OC) .
Suhu terlalu tinggi akan membunuh yeast
• Media tempat yeast tumbuh, dimana yeast dapat tumbuh dan hidup pada media
yang kaya akan garam, NH4+, NO3- atau sumber nitrogen lain.
• pH, yeast tumbuh pada pH optimum 6-9
(Pohan, 2008)
6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya!
Jawab :
Berdasarkan pewarnaan gram (gram strain) :
a) Gram positif, contohnya L. plantarum
b) Gram negative, contoh Salmonela.
a. Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:
a. Kokus (bulat):Diplococcus pneumonial
b. Basil (batang): Bacillus anthracis
c. Vibrio (koma) : Vibrio cholerae
d. Spirillium (spiral) : Treponema pallidum
e. Berbentuk ranbut : Monotrichacta
b. Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak flagel:
a. Atrik (tidak berflagel)
b. Monotrik (berflagel 1 di salah satu ujung)
c. Amfitrik (berflagel 1 pada kedua ujung)
d. Peritrik (berflagel banyak pada semua sisi)
e. Lofotrik (berflagel banyak di satu ujung)
c. Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:
a. Bakteri aerob (membutuhkan oksigen) Nitrosomonas, Nitrobacter
b. Bakteri anaerob (tidak membutuhkan oksigen) Streptococcus lactis
c. Bakteri anaerob fakulatif (hidup dengan atau tanpa oksigen) E. coli
d. Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:
a. Autotrof (membuat makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik)
b. Heterotrof ( memanfaatkan bahan anorganik jadi yang berasal dari organisme lain)
(5) pH.
(6) Nutrisi.
(7) Tekanan Osmotik
(Hendrianie,2001)
V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat didapat pada percobaan ini adalah :
1. Mikroorganisme tumbuh melalui teknik inokulasi gores baik pada cawan petri maupun tabung
reaksi, ditandai dengan tumbuhnya bakteri sesuai pola penggoresan, kesesuaian bentuk serta
warna dari mikroba hasil inokulasi menurut literatur.
2. Praktikan dapat menggunakan mikroskop dengan benar, sehingga didapatkan bayangan dari
mikroorganisme yang diamati
3. Mikroorganisme yang diamati pertama, Lactobacillus plantarum, memiliki ciri morfologis
yaitu berbentuk basil dan berkoloni. Hasil pengamatan dengan mikroskop tidak menunjukkan
bahwa L. Plantarum berbentuk basil namun berhasil menunjukan ia berkoloni. Untuk
mikroorganisme kedua, Aspergillus niger, memiliki ciri morfologis yaitu bentuk
sporangiumnya bundar serta berwarna hitam, hasil pengamatan mikroskop berwarna hitam
akan tetapi bentuk individu tiap terlihat jelas sesuai literatur.
4. Praktikan telah mampu membuat preparat dan mengamati preparat, ditandai dengan tidak
adanya gelembung udara pada preparat, tidak adanya kontaminasi pada preparat dan
diperolehnya bayangan mikroorganisme yang diamati..
Daftar Pustaka
Atlas, Ronald M. 2006. Handbook of Microbiological Media for Food Examination. Boca Raton:
Taylor and Francis Group.
Aspergillus Niger. 2011. The University of Adelaide. 23 Maret 2015
(http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Hyphomycetes_%28hyaline
%29/Aspergillus/niger.html)
Benson. 2001. Microbiological Application. New York: Mc. Graw Hill Publisher.
Hendriamie, Nuniek dkk. 2001. Mikrobiologi Industri. Surabaya
Pohan, Arthur. 2008. Bahan Kuliah Mikologi. Surabaya
Prescott and Harley. 2002 Laboratory Exercise in Microbiology. New York: Mc. Graw Hill
Publisher.
Reiss, Errol., et al. 2011. Fundamental Medical Mycology. New Jersey: Wiley-Blackwell.
Tortorra, Gerard. 2013. Microbiology: An Introduction, 11th ed. United States of America: Pearson
Education Inc.
University of Ottawa.2009.Lactobacillus Plantarum.