Anda di halaman 1dari 23

1

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

LAPORAN RESMI
INOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN
MIKROSKOP

I. Tujuan
I.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah mempelajari teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril
I.2 Mikroskop
Tujuan dari percobaan Mikroskop antara lain :
1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur,
yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme
2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme
3. Melatih membuat preparat

II. Data Pengamatan


II.1 Inokulasi Mikroorganisme
II.1.1 Menggunakan Tabung Reaksi
Tabel II. 1 Hasil Pengamatan Inokulasi S. cerevisiae dan E. coli
Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi
Media NBA Media NBA
(21 Jam)
(Saccharomyces cerevisiae) (Escherichia coli)

- Blanko

Tabung Reaksi Hasil Pengamatan

(21 Jam) Media NBA Media NBA

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
2
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

(Saccharomyces cerevisiae) (Escherichia coli)

- Biakan

Keterangan:

- Warna: Putih kekuningan Putih

- Kepekatan: Pekat pada daerah goresan Pekat pada daerah goresan

- Tipe: Filiform Filiform

Tabel II. 2. Hasil Pengamatan Inokulasi B. subtilis dan A. niger


Tabung Hasil Pengamatan
Reaksi
Media PDA Media PDA
(21 Jam)
(Bacillus subtilis) (Aspergillus niger)

- Blanko

Tabung Hasil Pengamatan


Reaksi
Media PDA Media PDA
(21 Jam) (Bacillus subtilis) (Aspergillus niger)

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
3
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

- Biakan

Keterangan:

- Warna: Putih susu Putih

- Kepekatan: Pekat Pekat

-Tipe: Echinulate Echinulate

II.1.2 Menggunakan Petridish


Tabel II. 3 Hasil Pengamatan Inokulasi Aspergillus niger pada Petridish
Petridish Hasil Pengamatan

(21 Jam) Tampak Atas Tampak Samping

PDA Blanko Blanko

Mikroorganisme:

Aspergillus niger

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
4
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Biakan Biakan

Keterangan:

- Warna: Putih Putih


- Diameter: 10 cm 10 cm
- Kepekatan: Pekat Pekat
- Configuration: Irregular Irregular
- Margin: Lobate Lobate
- Elevation: Raised Raised

Tabel II. 4 Hasil Pengamatan Inokulasi Bacillus subtilis pada Petridish

Petridish Hasil Pengamatan


(21 Jam) Tampak Atas Tampak Samping

Blanko Blanko

PDA

Mikroorganisme:

Bacillus subtilis

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
5
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Biakan Biakan

Keterangan:

- Warna: Putih Putih


- Diameter: 10 cm 10 cm
- Kepekatan: Jarang Jarang
- Configuration: Irregular Irregular
- Margin: Regular Regular
- Elevation: Raised Raised

Tabel II. 5 Hasil Pengamatan Inokulasi Escherichia coli pada Petridish

Petridish Hasil Pengamatan

(21 Jam) Tampak Atas Tampak Samping

Blanko Blanko

NBA

Mikroorganisme:

Escherichia coli

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
6
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Biakan Biakan

Keterangan:

- Warna: Putih susu Putih susu

- Diameter: 10 cm 10 cm

- Kepekatan: Sangat pekat Sangat pekat

- Configuration: Irregular, spreading Irregular, spreading

- Margin: Wavy Wavy

- Elevation: Raised Raised

Tabel II. 6 Hasil Pengamatan Inokulasi Saccharomyces cerevisiae pada Petridish

Petridish Hasil Pengamatan

(21 Jam) Tampak Atas Tampak Samping

Blanko Blanko

NBA

Mikroorganisme:

Saccharomyces
cerevisiae

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
7
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Biakan Biakan

Keterangan:

- Warna: Putih kekuningan Putih kekuningan


- Diameter: 10 cm 10 cm
- Kepekatan: Cukup pekat Cukup pekat
- Configuration: Irregular, spreading Irregular, spreading
- Margin: Wavy Wavy
- Elevation: Raised Raised

II.2 Mikroskop
Tabel II. 7 Hasil Pengamatan dengan Mikroskop

Hasil Percobaan
Mikroskop
Saccharomyces cerevisae Escherichia coli

Hanya terdapat satu individu, Terdapat beberapa individu,


Keterangan: bentuk coccus tidak berkoloni, berbentuk basil
(batang)

III. Pembahasan
III.1 Inokulasi Mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
8
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari teknik inokulasi biakan


mikroorganisme pada medium steril. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Biakan induk dipindahkan ke medium steril yang
mengandung nutrisi yang sesuai untuk mendukung kelangsungan hidup. Inokulasi
melibatkan penyebaran biakan pada media padat atau memasukkan biakan pada
tabung. Dalam percobaan ini mikroorganisme yang digunakan adalah Eschericia
Coli, Bacillus subtilis, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cerevisiae.
(Cowan, 2016, hal 36)
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan inokulasi mikroorganisme
adalah mensterilkan alat-alat dan media. 2 tabung reaksi diisi dengan media
Nutrient Broth Agar (NBA) dan 2 lainnya diisi dengan Potato Dextrose Agar
(PDA) sebanyak kira-kira sepertiga dari tabung reaksi. NBA merupakan media
yang berasal dari ekstrak daging. Media NBA terdiri dari 2 jenis, yaitu cair
(Nutrient Broth) atau padat dengan penambahan agar (Nutrient Agar). NBA cocok
digunakan untuk kultur bakteri karena kandungannya kaya protein yang sangat
dibutuhkan bakteri dalam pertumbuhannya.
Komposisi Nutrient Agar adalah sebagai berikut:
Peptone 5.0 g
Beef extract 3.0 g
Agar 15.0 g
Distilled water 1,000.0 ml
Komposisi Nutrient Broth adalah sebagai berikut:
Peptone 5.0 g
Beef extract 3.0 g
Distilled water 1,000.0 ml
Potato Dextrose Agar (PDA) adalah media yang umum digunakan untuk
kultur ragi dan molds yang disuplementasi dengan asam atau antibiotik untuk
menghambat pertumbuhan bakteri. PDA dapat digunakan untuk pertumbuhan
signifikan ragi dan molds secara klinis, PDA direkomendasikan untuk metode
perhituungan lapisan untuk makanan, produk susu, dan uji kosmetik.
Komposisi Potato Dextrose Agar adalah sebagai berikut:
Potatoes, infusion from 200.0 g
Dextrose 20.0 g
Agar 15.0 g
Distilled water 1,000.0 g
(Prescott, 2002, hal. 446)

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
9
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Kemudian tabung reaksi diberi penyumbat yang terbuat dari kapas khusus
yang mengandung lemak. Penyumbat dari kapas agar udara tetap dapat masuk ke
dalam tabung. Sementara kandungan lemak pada kapas untuk mencegah
masuknya uap air ke dalam tabung. Aluminium foil tidak dapat digunakan untuk
menutup tabung karena kandungan logam dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Selain itu apabila ditutup terlalu rapat dengan aluminium foil,
udara tidak dapat masuk ke dalam tabung.
2 petridish diisi dengan media Nutrient Broth Agar (NBA) dan 2 lainnya diisi
dengan Potato Dextrose Agar (PDA). Kemudian petridish dibungkus dengan
kertas cokelat untuk mencegah air dari autoclave yang masuk ke dalam petridish
dan mencegah kontaminasi. Bagian kertas yang berada di luar adalah bagian yang
licin. Bagian licin pada kertas cokelat mengandung lilin, sehingga menghalangi
uap air yang masuk ke dalam petridish. Selanjutnya tabung reaksi dan petridish
yang telah berisi media dimasukkan ke dalam autoclave. Sterilisasi dilakukan
pada suhu 121oC selama kira-kira 20 menit.
Sterilisasi adalah penghilangan segala jenis kehidupan mikroorganime,
termasuk endosporanya, kecuali prion yang memiliki resistasi tinggi. Segala
sesuatu yang digunakan untuk sterilisasi disebut sterilant. Sterilisasi dengan
autoclave sangat efektif, ketika organisme dikontakkan langsung dengan uap
panas atau dengan sedikit liquid dengan suhu panas. Pada kondisi ini, uap dengan
tekanan sedikit di atas atmosfer (15 psi, 121 oC) akan mematikan semua organisme
beserta endosporanya, selain prion.
(Tortora, 2010, hal 188)
Prion merupakan kependekan dari proteiaceous infectious particles. Prion
lebih kecil daripada virus dan mengandung DNA atau RNA. Prion dapat
menyebabkan penyakit neurodegenerative yang disebut spongiform
encephalopathies atau mad cow disease. Prion sangat resisten terhadap
penghilangan mikroorganisme dan tidak dapat dimatikan dengan dimasak pada
suhu tinggi. Tidak ada pengobatan bagi penyakit yang diakibatkan oleh prion dan
biasanya penyakit tersebut bersifat fatal dan dapat menyebabkan kematian.
(Morello, 2003, hal. 242)
Setelah tabung reaksi dan petridish berisi media disterilisasi, selanjutnya
adalah mendinginkan media hingga memadat dan membentuk agar. Pada tabung

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
10
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

reaksi, posisi tabung dimiringkan sehingga agar akan memadat dengan posisi
miring. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penggoresan saat inokulasi dan
memperbesar luas permukaan agar. Yang perlu diperhatikan adalah kapas
penyumbat tidak diperkenankan terkena media agar tersebut, sehingga posisinya
tidak boleh terlalu miring dan pengisian awalnya tidak boleh terlalu penuh.
Langkah selanjutnya adalah melakukan inokulasi. Ada beberapa teknik atau
metode dalam proses inokulasi, yaitu:
1. Metode gores, dimana biakan mikroorganisme dipindahkan ke media baru
dengan menggores permukaan media agar dengan kawat ose.
2. Metode tebar, inokulasi disebarkan dalam medium batang yang sama untuk
dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
3. Metode tuang, dimana biakan mikroorganisme dan media dituangkan secara
bersamaan pada cawan petri. Biakan campuran diencerkan dengan
menggunakan medium agar yang telah dicairkan. Pengenceran dilakukan
dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal.
4. Metode tusuk, yaitu dengan meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose
yang berisi inokulum kemudian dimasukkan ke dalam media.
Dari beberapa metode di atas, yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
metode gores. Hal ini karena metode gores dapat tidak membutuhkan banyak
biaya karena jumlah media yang digunakan tidak banyak. Selain itu metode gores
menghemat waktu. Tetapi metode ini membutuhka keterampilan khusus dalam
menggoreskan media.

Seluruh proses inokulasi dilakukan di dalam incase sehingga dapat


meminimalisir kontaminasi dan faktor lain dari lingkungan karena dilakukan di
ruangan tertutup dan terisolasi. Untuk memindahkan mikroorganisme dari biakan
ke media baru, digunakan kawat ose. Sebelum digunakan, kawat ose dipanaskan
terlebih dahulu di atas api hingga membara pada bagian ujung hingga tengahnya.
Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk sterilisasi kawat ose, dimana seluruh
mikroorganisme akan mati apabila terkena suhu tinggi. Kemudian kawat ose
didiamkan beberapa saat supaya dingin, karena suhu tinggi dapat membunuh
bakteri pada biakan dan merusak media agar. Kapas penyumbat pada tabung
biakan dibuka dan ujung tabung dipanaskan dengan api untuk sterilisasi. Setelah
itu kawat ose digoreskan ke permukaan agar miring berisi biakan. Penggoresan

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
11
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

harus dilakukan dengan hati-hati karena permukaan media agar miring biakan
tidak boleh terambil agar tidak merusak media agar.
Setelah itu menggoreskan kawat ose ke media yang baru pada tabung reaksi.
Kawat ose digoreskan lurus pada permukaan agar miring dari ujung agar ke ujung
lainnya. Goresan dibuat lurus untuk mempermudah penggoresan kawat ose, dan
untuk melihat bentuk koloni yang tumbuh. Setelah dilakukan inokulasi, mulut
tabung dipanaskan sebentar dengan api untuk membunuh mikroorganisme yang
mungkin tertinggal karena kawat ose menyentuh tabung. Setelah itu menutup
tabung reaksi dengan kapas penyumbat. Kapas penyumbat tidak boleh tertukar,
untuk menghindari kontaminasi apabila ada mikroorganisme yang tertinggal di
kapas. Setelah inokulasi selesai, kawat ose dipanaskan kembali hingga membara
lalu didinginkan untuk sterilisasi.
Inokulasi dengan petridish mirip dengan inokulasi pada tabung reaksi. Mula-
mula kawat ose dipanaskan hingga membara pada bagian ujung hingga tengahnya
lalu didinginkan. Petridish dipanaskan sebentar pada bagian pinggirnya dengan
api. Kawat ose digoreskan ke permukaan agar miring berisi biakan. Setelah itu
menggoreskan kawat ose ke media yang baru pada petridish. Kawat ose
digoreskan dengan membentuk zig zag. Hal ini bertujuan untuk memperbesar
daerah inokulasi. Setelah digores, mulut petridish dipanaskan sebentar dengan api.
Pemanasan petridish hanya sebentar karena apabila terlalu lama dapat membunuh
biakan yang diinokulasi dan dapat menyebabkan agar leleh kembali. Setelah
inokulasi selesai, kawat ose dipanaskan kembali hingga membara lalu
didinginkan. Setelah itu petridish dibungkus dengan kertas cokelat.
Inokulasi pada tabung reaksi dan petridish dilakukan terhadap bakteri
Eschericia coli dan Saccharomyces cerevisiae dengan media NBA, serta
Aspergillus niger dan Bacillus subtilis dengan media PDA. Setelah inokulasi
selesai, media baru yang telah berisi inokulum dimasukkan ke dalam incubator
untuk diinkubasi. Inkubasi berarti menyimpan kultur pada ruangan dengan
temperatur yang dikontrol untuk mendorong terjadinya pembelahan sel.
(Cowan, 2016, hal. 37)
Penyimpanan petridish di inkubator dilakukan dengan terbalik untuk
mencegah uap air yang masuk dan terkondensasi hingga menyentuh media.
Ketika uap air yang terkondensasi pada media dapat menyebabkan pergerakan

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
12
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

koloni mikroorganisme di dalam media dan dapat merusak bakteri. Proses


inkubasi dilakukan selama 21 jam pada suhu 30 oC karena merupakan suhu
optimum dalam pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan
dalam percobaan merupakan contoh mikroorganisme mesophile, dimana suhu
optimum untuk tumbuh adalah di bawah 50oC.
(Tortora, 2010, hal. 158)

(Waites, 2001, hal 33)


` Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhanmikroorganisme
Gambar II.1 Rentang temperature untuk pertumbuhan koloni bakteri pada
media. Pada saat mengeluarkan semua media dari inkubator, terlihat bahwa
munculnya koloni-koloni bakteri pada media agar PDA dan NBA. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya perbedaan permukaan media agar yang berisi biakan
dengan media agar blanko.
Berdasarkan pengamatan Eschericia coli yang ditanam pada media NBA,
terdapat koloni mikroorganisme berwarna putih pada tabung reaksi maupun
petridish sesuai dengan jalur goresan. Konfigurasi koloni irregular, wavy
(undulate), dan raised. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa koloni Eschericia
coli di agar biasanya berwarna putih hingga putih kekuningan, undulate, moist,
dan homogen. Sementara pada agar miring akan terdapat koloni yang berwarna
putih hingga putih kekuningan, moist, berkilau, dan tumbuh menyebar.
(Breed, 1957, hal. 336)
Berikut adalah taksonomi dari Eschericia coli:

Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
13
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. coli
Ciri-ciri dari Eschericia coli adalah berbentuk batang (basil) dan berukuran
panjang sekitar 3 m. Merupakan bakteri gram negatif dan tidak menghasilkan
spora. Eschericia coli merupakan bakteri yang dapat menguntungkan maupun
merugikan. Eschericia coli membantu dalam proses pembusukan makanan di
dalam usus besar. Namun di sisi lain dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit pada manusia, seperti diare, infeksi saluran kemih, sepsis, dan
meningitis.

Gambar II.2 (Kiri) Escherichia coli pada sheep blood agar (Kanan)
(Leboffe, 2011, hal. 144)
Escherichia
Pada Bacillus subtilis coli pada
pada media selektif
PDA, media
terdapat di tabung
koloni reaksimenyebar
putih yang
di seluruh bagian media pada tabung reaksi sesuai dengan literatur. Berdasarkan
literature, pada agar miring Bacillus subtilis seharusnya tumbuh banyak, kasar,
tidak transparan, menyebar, dan berwarna cream hingga cokelat muda. Bacillus
subtilis hanya tumbuh sedikit pada media di petridish. Hal tersebut dikarenakan
saat inokulasi berlangsung petridish terlalu lama dipanaskan, sehingga biakan
pada bagian pinggir mati dan hanya tumbuh di bagian tengah. Selain itu, PDA
secara khusus digunakan untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung zat
antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri, seperti Bacillus subtilis.
Koloni di petridish berbentuk irregular, lobate, dan raised. Berdasarkan literatur,
koloni Bacillus subtilis pada media agar adalah berbentuk kasar, tidak transparan,
menyebar, dan berwarna putih kusam.
(Breed, 1957, hal 620)

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
14
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Gambar II.3 (a) Bacillus subtilis pada sheep blood agar setelah inkubasi 24
Berikut adalah taksonomi dari Bacillus subtilis:
jam (b) setelah inkubasi 48 jam
Domain : Bacteria
Kingdom : Monera
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : B. subtilis
(Leboffe, 2011, hal 25)
Pada Aspergillus niger di media PDA, koloni tumbuh menyebar di semua
bagian media pada tabung reaksi dan koloni berwarna putih pada petridish sesuai
dengan jalur goresan. Koloni Aspergillus niger tumbuh secara irregular, lobate,
dan raised. Berdasarkan literatur, bentuk koloni Aspergillus niger adalah bulat dan
berwarna kehitaman. Perbedaan ini dikarenakan jumlah koloni Aspergillus niger
terlalu banyak, sehingga koloni dari satu individu dengan yang lain saling
bertumpuk. Untuk perbedaan warna dikarenakan inkubasi hanya dilakukan selama
21 jam. Warna hitam pada Aspergillus niger disebabkan oleh spora, dimana
pembentukan spora akan terlihat dengan masa inkubasi sekitar 48 jam.
Berikut adalah klasifikasi dari Aspergillus niger:
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Species : A. niger

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
15
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Gambar II.4 Bentuk koloni Aspergilus niger(Morello,


(bawah) 2003, hal 284)
Sementara Saccharomyces cerevisiae pada media NBA terdapat koloni
mikroorganisme berwarna putih pada tabung reaksi maupun petridish sesuai
dengan jalur goresan. Meskipun jamur, koloni Saccharomyces cerevisiae tumbuh
secara irregular dan menyebar, dengan bentuk pinggiran wavy, dan elevasi raised.
Pada petridish warna media tidak bening, tetapi agak putih. Hal ini karena
kemungkinan air yang terkondensasi pada media agar sehingga menyebabkan
mikroorganisme menyebar.
Saccharomyces cerevisiae merupakan Ascomycota yang digunakan untuk
produksi roti dan minuman beralkohol. Saccharomyces cerevisiae tidak
membentuk mycelium, tetapi membentuk koloni yang mirip dengan bakteri.
Berikut adalah klasifikasi dari Saccharomyces cerevisiae:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascmycota
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : S. cerevisiae

(Leboffe, 2011, hal 179)


Gambar II.5 Bentuk koloni Saccharomyces cerevisiae
III.2 Mikroskop
Percobaan mikroskop ini bertujuan untuk melatih menggunakan mikroskop
dengan jalan melihat morphologi bakteri dan jamur, mengenal bentuk bentuk
mikroorganisme, dan melatih membuat preparat.
Sebelum menggunakan mikroskop, mikroorganisme yang akan diamati
dipersiapkan terlebih dahulu. Object glass dan deck glass dibersihkan terlebih
dahulu. Object glass kemudian diberi satu tetes suspensi mikroorganisme.
Suspensi mikroorganisme sudah diencerkan beberapa kali dengan aquadest

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
16
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

sehingga mikroorganisme yang akan diamati tidak terpusat pada satu koloni.
Kemudian meletakkan deck glass di atas suspensi mikroorganisme tersebut dan
diamati dengan mikroskop. Mikroorganisme yang akan diamati adalah Eschericia
coli dan Saccharomyces cerevisiae.
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari micos yang artinya
kecil dan scopein yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat bantu yang
dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati
organisme berukuran kecil (mikroskopis). Dua karakteristik kunci dari mikroskop
adalah magnification, atau kemampuan untuk memperbesar objek, dan resolving
power, atau kemampuan untuk menampilkan detail objek. Ada beberapa jenis
mikroskop, yaitu mikroskop konvensional, mikroskop cahaya (compound light
microscope), dan mikroskop elektron. Mikroskop konvensional adalah mikroskop
yang menggunakan cahaya matahari yang dipantulkan melalui cermin sebagai
sumber cahaya. Mikroskop cahaya (compound light microscope) adalah
mikroskop yang hampir mirip dengan mikroskop konvensional, tetapi sumber
cahaya berasal dari lampu elektrik pada mikroskop. Mikroskop elektron adalah
mikroskop yang mengunakan elektron sebagai sumber cahaya. Mikroskop
elektron dibagi menjadi 2, yaitu Transmission Electron Microscope (TEM) dan
Scanning Electron Microscope (SEM).
(Cowan, 2016, hal 50-51)

Gambar
Pada percobaan ini, II.6 Bagian-bagian
mikroskop mikroskopadalah
yang digunakan cahayamikroskop cahaya
(Compound Light Microscope) seperti pada gambar III.6 dengan perbesaran lensa
obyektif 40x dan lensa okuler 10x, sehingga perbesaran totalnya 400x. Perbesaran
total didapatkan dengan mengalikan perbesaran pada lensa okuler dengan
perbesaran pada lensa obyektif.

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
17
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

(Cowan, 2016, hal 47-48)


Sebelum menggunakan mikroskop adalah membersihkan lensa pada obyektif
dan okuler mikroskop dengan kertas lensa agar kotoran-kotoran yang menempel
pada lensa hilang sehingga pengamatan bakteri lebih mudah dilakukan.
Selanjutnya menghubungkan mikroskop dengan stop kontak. Kemudian meja
preparat diturunkan dan object glass diletakkan pada meja preparat mikroskop.
Langkah selanjutnya adalah mengatur lensa kondensor dengan menaikkannya ke
arah lensa objektif. Pengamatan terhadap mikroorganisme dilakukan dengan
perbesaran 400x. Nilai perbesaran total didapat dengan mengalikan perbesaran
pada lensa obyektif dengan perbesaran pada lensa okuler. Pada percobaan, lensa
obyektif memiliki perbesaran 40x dan lensa okuler 10x, sehingga perbesaran
totalnya 400x. Apabila obyek tidak dapat terlihat, dapat digunakan perbesaran
yang lebih besar. Fokus bayangan pada mikroskop dilakukan dengan pengatur
kasar terlebih dahulu kemudian dengan pengatur halus hingga didapatkan
bayangan yang diinginkan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada Eschericia coli, dapat
terlihat bentuk bakteri basil (batang) dan tidak berkoloni, sama dengan literatur.
Ciri-ciri dari Eschericia coli adalah berbentuk batang (basil) dan berukuran
panjang sekitar 3 m. Merupakan bakteri gram negatif dan tidak menghasilkan
spora. Warna bakteri putih. Saat percobaan bakteri tidak terlihat putih karena
mikroskop memiliki kontras, sehingga dapat bakteri dapat teridentifikasi.
(Breed, 1957, hal. 336)

Gambar III.1 (a) False-color Eschericia coli dengan mikroskop elektron


(b) Eschericia coli saat pengamatan dengan mikroskop cahaya
(Pommerville, 2011, hal 613)

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
18
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Sementara pada Saccharomyces cerevisiae hanya terlihat satu individu. Hal


tersebut dimungkinkan karena preparat yang terlalu encer sehingga koloni
Saccharomyces cerevisiae yang seharusnya terlihat tidak ada karena individunya
tersebar. Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak dengan mitosis
maupun meiosis. Pada mitosis, setiap sel akan menghasilkan satu sel yang identic
dan haploid. Pada meiosis, dua sel haploid melebur membentuk sel diploid yang
kemudian memproduksi spora yang akan berkembang menjadi sel haploid.
(Herskowitz, 1988, hal.537)

Gambar III.2 (a) Koloni Saccharomyces cerevisiae (b) Saccharomyces


(www.ucdavis.edu)
cerevisiae dari pengamatan

IV. Jawaban Pertanyaan


1. Bagaimana cara mold berkembang biak?

Mold atau kapang dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan
seksual. Secara aseksual, yaitu dengan pembelahan, penguncupan, atau
pembentukan spora aseksual. Secara seksual, yaitu dengan peleburan nucleus
dari kedua induknya (contohnya : askospora, basidiospora, zigospora,
oospora). Pada pembelahan, sel membelah diri membentuk dua sel anak yang
serupa. Pada penguncupan, sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel
inangnya. Spora aseksual, yaitu :
a. Konidiospora / Konidia : spora yang dibentuk di ujung / di sisi suatu hifa.
Konidia kecil dan bersel satu, disebut mikrokonidia, sedangkan konidia
besar dan banyak disebut makrokonidia.
b. Sporangiospora : spora bersel satu, terbentuk di dalam sporangium (kantong
spora) di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora.

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
19
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

c. Oidium / arthaspora : spora bersel satu terjadi karena segmentasi pada ujung
ujung hifa. Sel sel tersebut selanjutnya membulat dan melepaskan diri
sebagai spora.
d. Klamidospora : spora berdinding tebal, sangat resisten terhadap keadaan
yang buruk yang terbentuk pada sel sel hifa vegetative.
e. Blastospora : terbentuk dari tunas oada miselium yang tumbuh menjadi
spora.
(http://website.nbm-mnb.ca)

2. Sebutkan pengggunaan/arti mold yang diperiksa di atas!

Mold atau kapang merupakan jamur multiseluler (mempunyai inti lebih


dari satu) yang membentuk benang-benang hifa/filamen.
(http://website.nbm-mnb.ca)

3. Apa yang dimaksud dengan hypha?


Hifa merupakan filament pada individu kapang yang secara kolektif akan
membentuk mycelium. Hifa dapat mempunyai dinding pemisah antar hifa
yang berdekatan. Hifa ini disebut septate. Apabila tidak mempunyai
dinding pemisah disebut nonseptate.
(Leboffe, 2011, hal. 178)
4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan
preparat yang diamati?
Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak dengan mitosis maupun
meiosis. Pada mitosis, setiap sel akan menghasilkan satu sel yang identic
dan haploid. Pada meiosis, dua sel haploid melebur membentuk sel diploid
yang kemudian memproduksi spora yang akan berkembang menjadi sel
haploid. Sel diploid berukuran 83% lebih besar daripada sel haploid dan
terlihat bergabung. Dalam pengamatan hanya terlihat satu individu saja,
sehingga tidak bisa diketahui bentuk sel diploidnya.
(Herskowitz, 1988, hal.537)

5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
20
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

a. Media yang digunakan, mengandung garam NH4+ atau NO3- maupun


sumber nitrogen lain .
b. PH, umumnya yeast akan efektif pada PH optimum yaitu PH 4,0-6,0.
c. Suhu, yeast dapat mati pada temperature tinggi. Suhu optimum yeast
agar dapat tumbuh 370C
d. Oksigen, yeast dapat tumbuh dengan baik apabila terdapat cukup
oksigen.
(Waites, 2001, hal 32-36)

6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contohnya!

Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:


a. Kokus (bulat), terbagi menjadi:
- Streptokokus, contohnya streptococcus pyrogenes,
S.thermophillus
- Stafilokokus, contohnya staphylococcus aureus.
- Diplokokus, contohnya pneoniae.
b. Basil (batang), terbagi menjadi:
- Basillus, contohnya E-coli, salmonella thypi, Lactobacillus.
- Streptobasil, contohnya Azotobacter, Bacillus antracis.
c. Vibrio (koma) contohnya Vibrio cholerae.
d. Spirillum (spiral) contohnya Treponema pallidum.
Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak (falgel):
a. Monotrik, berflagel satu pada alah satu ujung.
b. Amfitrik, berflagel masing-masing satu pada kedua ujung.
c. Lofotrik, berflagel banyak di satu ujung.
d. Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi.
Contohnya spirillum.
Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:
a. Bakteri aerob, menbutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan
energi. Contohnya Nitrosomanas, Nitrobacter.

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
21
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

b. Bakteri anaerob, tidak menbutuhkan oksigen bebas untuk


mendapatkan energi. Contohnya Micrococcus Denitrificans.
Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:
a. Autrotop, menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik.
b. Heterotrop, tidak menyusun makanan sendiri tapi memenfaatkan
bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain.
(Tortora, 2010, hal. 77-82)

7. Apa tujuan pemakaian immersion oil?


Minyak imersi biasanya digunakan untuk penggunaan mikroskop yang
membutuhkan pembesaran tinggi. Pada perbesaran tinggi, biasanya
terdapat cahaya yang hilang karena tersebar. Dengan mengurangi
scattering menggunakan minyak imersi, akan didapatkan gambar dengan
resolusi yang lebih tinggi. Pemakaian lensa imersi dapat meningkatkan
resolving power mikroskop hingga 0.2 m.
(Cowan, 2016, hal 48-49)
8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?

a. Aseksual, disebut juga vegetatif atau tak kawin yaitu dengan cara
membelah diri (pembelahan biner).
b. Seksual, yaitu dengan cara penyatuan materi gen.
(Cowan, 2016, hal. 97)

9. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri,


diantaranya :
a. Nutrisi
b. pH
c. Suhu
d. Oksigen
e. Kadar air
f. Media
Syarat media: mengandung semua unsur hara yang diperlukan, memenuhi
semua faktor yang dibutuhkan oleh mikroba, harus dalam keadaan steril.

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
22
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

(Waites, 2001, hal 32-36)

V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
V.1 Inokulasi Mikroorganisme
Inokulasi terhadap bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis dapat
dilakukan pada media Nutrient Broth Agar (NBA), serta Aspergillus niger, dan
Saccharomyces cerevisiae pada media Potato Dextrose Agar (PDA).

V.2 Inokulasi Mikroorganisme


1. Morfologi bakteri dan yeast dapat terlihat dengan mikroskop.
2. Bentuk-bentuk mikroorganisme antara yang satu dengan yang lain berbeda-
beda, dimana Eschericia coli berbentuk basil, sementara Saccharomyces
cerevisiae berbentuk coccus.
3. Preparat dapat dibuat, dibuktikan dengan pengamatan menggunakan
mikroskop.

Daftar Pustaka

Breed, Robert S., Murray, E.G.D., Sith, Nathan R. 1957. Bergey Manual of
Determinative Bacteriology 7th Edition. US: The Williams & Wilkins
Company

Cowan, Marjorie Kelly, et. al. 2016. Microbiology Fundamentals A Clinical


Approach Second Edition. New York: McGraw Hill.

Herskowitz, Ira. 1988. Life Cycle of the Budding Yeast Saccharomyces cerevisiae.
American Society of Microbiology Microbiological Review Vol. 52, No. 4,
p. 536-553.

Leboffe, Michael J., Pierce, Burton E. 2011. A Photographic Atlas for the
Bicrobiology Laboratory 4th Edition. US: Morton Publishing Company.

Morello, Josephine A. Granato, Paul A. Mizer, Helen Eckel. 2003. Laboratory


Manual and Workbook in Microbiology 7th Edition. The McGraw Hill
Company.

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
23
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Pommerville, Jeffrey C. 2011. Alcamo's Fundamentals of Microbiology 9th


Edition. Jones and Bartlett Publishers, LLC.

Prescott. Harley. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology 5th Edition. The


McGraw Hill Company

Tortora, Gerard J., Funke, Berdell R. Case, Christine L. 2010. Microbiology an


Introduction 10th Edition. US, Benjamin Cummings.

Waites, Michael J. et.al. 2001. Industrial Microbiology An Introduction. Oxford:


Blackwell Science Ltd

http://website.nbm-mnb.ca/mycologywebpages/Moulds/Characteristics.html
Diakses pada 20 Maret 2016 pukul 09.15

http://wineserver.ucdavis.edu/industry/enology/winemicro/microscopy.html
Diakses pada 20 Maret 2016 pukul 10.30

Laboratorium Mikrobiologi
Teknik

Anda mungkin juga menyukai