Anda di halaman 1dari 89

Melakukan Analisis Mikrobiologi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme banyak terdapat di sekeliling kita, baik yang bermanfaat atau
merugikan. Mikroorganisme ada dalam udara yang kita hirup atau dalam makanan
dan minuman yang tercemar (terkontaminasi), di permukaan kulit, mulut, hidung
dan setiap lubang pada tubuh, serta pada saluran pernafasan dan pencernaan. Jenis
mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok seperti bakteri, kapang, dan yeast.

Ada banyak maksud dan tujuan dilakukannya pengujian terhadap karakteristik


mikrobiologi. Dalam industri pangan pengujian mikrobiologi secara umum dilakukan
untuk memenuhi suatu kriteria mikrobiologi tertentu, baik yang ditetapkan secara
wajib oleh pemerintah (standard), persyaratan sukarela untuk memenuhi suatu
pedoman tertentu yang dikeluarkan oleh pemerintah, asosiasi, perusahaan itu
sendiri (guideline), atau pun persyaratan wajib yang terkait dengan hubungan
dengan suplier (specification).

Karakteristik mikrobiologi adalah salah satu kriteria mutu dan keamanan bahan atau
produk pangan. Oleh karena itu pengujian karakteristik mikrobiologi seringkali
dilakukan untuk memenuhi berbagai kriteria mikrobiologi yang diberlakukan untuk
suatu bahan atau produk pangan.
Kriteria mikrobiologi adalah suatu batas kriteria yang dapat menunjukkan
keterimaan suatu lot berdasarkan jumlah mikroorganisme atau ketiadaan
mikroorganisme tertentu dari suatu bahan/produk pangan tertentu. Kriteria
mikrobiologi yang baik harus mencakup jenis mikroorganisme yang diuji, metode
yang digunakan, pada tingkat mana diterapkan, sampling plan serta jumlah sampel
yang harus memenuhi persyaratan tersebut.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 1


Melakukan Analisis Mikrobiologi

B. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum :
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat diharapkan mampu
melakukan analisis mikrobiologi

2. Tujuan Khusus :
Setelah mempelajari mata diklat ini, peserta diklat diharapkan mampu:
a. Menjelaskan dasar-dasar analisis Mikrobiologi
b. Melakukan analisis mikroskopis
c. Membuat media pertumbuhan mikroorganisme
d. Melakukan sterilisasi dan uji sterilitas
e. Melakukan pemeriksaan kualitas air dan makanan metoda TPC dan MPN
f. Melakukan isolasi dan inokulasi mikroorganisme
g. Melakukan uji potensi antibiotik dan potensi desinfektan (Koefisien fenol)
h. Melakukan identifikasi bakteri menggunakan metode IMViC

C. Ruang Lingkup
Mata diklat ini terdiri dari 6 kegiatan pembelajaran yaitu 1). Melakukan Teknik Dasar
Analisis Mikrobiologi, 2). Melakukan Analisis Mikroskopis, 3). Membuat Media
Pertumbuhan Mikroorganisme, 4). Melakukan Sterilisasi dan Uji Sterilitas, 5).
Melakukan Pemeriksaan kuAlitas Air dan mAkanan Metoda TPC dan MPN, 6).
Melakukan Isolasi dan Inokulasi, 7). Melakukan Uji Potensi Anti biotik dan Potensi
Desinfektan (Koefisien fenol), 8). Melakukan Identifikasi Bakteri Menggunakan
Metode IMViC

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 2


Melakukan Analisis Mikrobiologi

II. RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP/SILABUS

Mata Diklat : Melakukan Analisis Mikrobiologi


Alokasi Waktu : 20 jam @ 45 menit
Deskripsi Singkat : Mata diklat ini membahas tentang dasar-dasar analisis mikrobiologi, analisis mikroskopis, pembuatan
media, sterilisasi dan uji sterilitas, pemeriksaan kualitas air dan makanan metoda TPC dan MPN,
isolasi dan inokulasi, uji potensi anti biotik dan potensi desinfektan (Koefisien fenol) dan identifikasi
bakteri menggunakan metode IMViC

Tujuan Pembelajaran
a. Kompetensi Dasar : Peserta diklat dapat melakukan analisis mikrobiologi

b. Indikator Keberhasilan :

INDIKATOR ALAT BANTU ESTIMASI


No MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
KEBERHASILAN MEDIA WAKTU
Peserta mampu:
1. Menjelaskan  Teknik dasar  teknik transfer  Tes tertulis  LCD 2 x 45 menit
dasar-dasar analisis aseptis,  Observasi  ATK
analisis mikrobiologi  Agar Slants (Agar  Praktek  Whait Board
mikrobiologi

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 3


Melakukan Analisis Mikrobiologi

INDIKATOR ALAT BANTU ESTIMASI


No MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
KEBERHASILAN MEDIA WAKTU
miring),  Laporan Alat dan bahan
 Turbiditas media praktek
broth (kekeruhan
kaldu),
 Teknik Dilusi
(pengenceran),
 Teknik Pour-Plate
(lempeng tuang),
 Teknik Spread Plate
(lempeng sebar),
 Teknik Streak Plate
(lempeng gores)
2. Melakukan analisis  Analisis  Mikroskop dan cara  Tes tertulis  LCD 2 x 45 menit
mikroskopis mikroskopis pemakaiannya  Observasi  ATK
 Preparasi sediaan  Praktek  Whait Board
 Laporan Alat dan bahan
praktek

3. Membuat media  Pembuatan  Pengertian dan Fungsi  Tes tertulis  LCD 2 x 45 menit
media  Bahan-bahan media  Observasi  ATK
pertumbuhan  Praktek  Whait Board
 Macam-macam Media  Laporan Alat dan bahan
Pertumbuhan praktek

4. Melakukan  Sterilisasi dan  Sterilisasi  Tes tertulis  LCD 2 x 45 menit


sterilisasi dan uji uji sterilitas  Uji sterilitas  Observasi  ATK
sterilitas

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 4


Melakukan Analisis Mikrobiologi

INDIKATOR ALAT BANTU ESTIMASI


No MATERI POKOK SUB MATERI POKOK METODE
KEBERHASILAN MEDIA WAKTU
 Praktek  Whait Board
 Laporan  Alat dan bahan
praktek
5. Melakukan  Pemeriksaan  Uji Total Plate Count  Tes tertulis  LCD 3 x 45 menit
pemeriksaan kualitas air (TPC)/ Uji Angka  Observasi  ATK
kualitas air dan dan makanan Lempeng Total (ALT)  Praktek  Whait Board
makanan metoda metoda TPC  Uji MPN Coliform  Laporan  Alat dan bahan
TPC dan MPN dan MPN praktek
6. Melakukan isolasi  Isolasi dan  Isolasi  Tes tertulis  LCD 3 x 45 menit
dan inokulasi inokulasi Mikroorganisme  Observasi  ATK
 Penanaman  Praktek  Whait Board
Mikroorganisme  Laporan  Alat dan bahan
(Inokulasi) praktek
7. Melakukan uji  Uji potensi  Uji potensi anti biotik  Tes tertulis  LCD 3 x 45 menit
potensi anti biotik anti biotik dan  Uji potensi  Observasi  ATK
dan potensi potensi desinfektan (Koefisien  Praktek  Whait Board
desinfektan desinfektan fenol)  Laporan  Alat dan bahan
(Koefisien fenol) (Koefisien praktek
fenol)
8. Melakukan  Identifikasi  Uji indol  Tes tertulis  LCD 3 x 45 menit
identifikasi bakteri bakteri  Uji Metil  Observasi  ATK
menggunakan menggunakan Merah  Praktek  Whait Board
metode IMVIC. metode  Uji Voges  Laporan  Alat dan bahan
IMViC. Prorkauer
praktek
 Uji sitrat

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 5


Melakukan Analisis mikrobiologi

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran 1

TEKNIK DASAR ANALISIS MIKROBIOLOGI

Lembar Informasi

Teknik dasar di dalam analisisis mikrobiologi meliputi : teknik transfer aseptis, Agar Slants
(Agar miring), Turbiditas media broth (kekeruhan kaldu), Teknik Dilusi (pengenceran), Teknik
Pour-Plate (lempeng tuang), Teknik Spread Plate (lempeng sebar), Teknik Streak Plate
(lempeng gores).
1. Teknik transfer aseptis
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
mentransfer kultur mikroorganisme dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis
agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain ke dalam kultur. Teknik
transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikroorganismel
yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi.

Beberapa aturan yang harus diketahui dan dipenuhi di dalam teknik transfer aseptis ini
adalah sebagai berikut :

Sebelum Pelaksanaan :
 Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja
 Kenakan pakaian atau jas laboratorium yang bersih dan higinis sebelum masuk ke
dalam laboratorium
 Dianjurkan untuk mengenakan masker yang bersih dan higinis
 Kenakan penutup rambut yang bersih dan higinis
 Jangan sekali-kali meletakkan tabung dan peralatan laboratorium lainnya di luar
laboratorium

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 6


Melakukan Analisis mikrobiologi

Sebelum dan Setelah Pelaksanaan :


 Cuci tangan anda dengan bersih dan gunakan antiseptis
 Sanitasi dan desinfeksi ruang kerja (laboratorium dan sekitarnya) dengan desinfektan
yang memadai, termasuk Laminar Air Flow dan Inkubator
 Sterilisasi semua alat dan bahan sebelum digunakan

Ketika Pelaksanaan Kultur :


 Jangan berbicara
 Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen) dan di dalam Laminar Air Flow

 Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung dan mulut anda
 Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup) tabung reaksi di atas lantai/alas
meja atau laminar
 Miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang antara kultur
dengan mulut dan hidung anda
 Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama
 Bekerjalah dengan cepat

Setelah Pelaksanaan :
 Segera tutup semua tabung atau cawan yang masih terbuka
 Singkirkan segera semua peralatan atau bahan sisa yang sudah tidak digunakan lagi
 Bersihkan dan keringkan segera tumpahan-tumpahan media yang ada
 Sanitasi dan desinfeksi ulang ruang kerja (laboratorium)
 Lepas pakaian kerja dan jas laboratorium sebelum meninggalkan ruang kerja.

Di dalam teknik transfer aseptis ada beberapa teknik yang perlu difahami, yaitu:

1) Inoculating (inokulasi) dengan jarum ose


2) Pipetting (mentransfer dengan pipet)
3) Alcohol Flamming (mentransfer dengan forsep yang dibakar dengan alkohol)

2. Teknik agar slants ( agar miring )

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 7


Melakukan Analisis mikrobiologi

Agar slants adalah kultivasi biakan mikroorganisme ke dalam agar miring di dalam
tabung reaksi untuk melihat karakteristik koloni mikroorganisme yang tumbuh. Tiap
mikroorganisme memiliki karakteristik koloni yang berbeda. Karakteristik yang diamati
pada koloni mikroorganisme yang tumbuh adalah meliputi bentuk dan warnanya.

3. Turbiditas Media Kaldu


Serupa dengan teknik agar slants, namun teknik turbiditas menggunakan media broth
(kaldu) dan yang diamati adalah karakteristik kekeruhannya. Tiap mikroorganisme
memiliki karakteristik turbiditas (kekeruhan) yang berbeda-beda. Ada diantara
mikroorganisme yang membentuk partikel melayang (flocculent) di dalam media
broth. Ada yang tersedimentasi, melayang di permukaan saja (pellicle) dan ada pula
yang melayang di permukaan berbentuk seperti cincin (ring).

4. Teknik Dilusi (Pengenceran)


Teknik dilusi sangat penting di dalam analisis mikrobiologi. Karena hampir semua
metode perhitungan jumlah sel mikroorganisme mempergunakan teknik ini, seperti
TPC (Total Plate Count).

5. Teknik Pour Plate


Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang
masih cair dengan stok kultur mikroorganisme. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC
(Total Plate Count). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat
tersebar merata pada media agar.

6. Teknik Spread Plate


Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri
atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour
plate adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat
sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 8


Melakukan Analisis mikrobiologi

Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada
bagian permukaan media agar.

7. Teknik Streak Plate


Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan
agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur mikroorganisme.
Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan
inokulum bekas dari streak jarum ose.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 9


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 1

Teknik Transfer Aseptis (Inoculating dengan jarum ose)

Alat dan Bahan:


a. Jarum ose
b. Pembakar bunsen
c. Tabung rekasi
d. Kapas steril
e. Kultur mikroorganisme

Langkah kerja
a. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai
berpijar merah.
b. Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil
tabung reaksi yang berisi kultur mikroorganisme, buka penutupnya dengan ketiga jari
tengah, manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk dan ibu jari memegang jarum
ose.
c. Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir
tabung terkena api.
d. Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan
ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan
di dekat pembakar bunsen.
e. Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum ose jangan dibakar
kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan.
f. Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang
sama dengan cara (2) dan bakar bibirnya dengan cara yang sama dengan cara (3)
g. Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung tadi sebagaimana cara (4).
h. Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara(3).
i. Bakar kembali jarum ose sebagaimana cara (1).
j. Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 10


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 2

Teknik Transfer Aseptis (Pipetting)

Alat dan Bahan:


a. Pipet ukur
b. Karet penghisap
c. Pembakar bunsen
d. Tabung reaksi
e. Kapas steril
f. Kultur mikroorganisme

Langkah kerja:
a. Ambil pipet yang telah steril, buka pembungkusnya dan pasang katup karetnya.
b. Bakar ujungnya, dibakar atas bunsen selama beberapa detik. Jangan terlalu lama
karena dapat merusak ujung pipet.
c. Ambil tabung reaksi yang berisi kultur mikroorganisme, buka penutupnya dengan
kedua jari manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari
memegang pipet.
d. Segera masukkan pipet ke dalam tabung reaksi, tekan katup karet penghisap tombol
lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan pipet jangan sampai menyentuh
dinding tabung dan lakukan di dekat pembakar bunsen.
e. Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup.
f. Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang
sama dengan cara (3) dan bakar
g. Segera masukkan pipet ke dalam tabung tadi, kemudian keluarkan cairan yang telah
diinokulasi dari pipet dengan menekan tombol.
h. Bakar bibir tabung reaksi dan tutup kembali
i. Pindahkan pipet dan ganti dengan pipet baru apabila akan melakukan pipetting
kembali.
j. Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 11


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 3

Teknik Transfer Aseptis (Alcohol Flamming)

Alat dan Bahan:


a. Forsep
b. Pembakar bunsen
c. Cawan petri
d. Kapas steril
e. Kertas cakram steril
f. Alkohol
g. Biakan mikroorganisme dalam cawan petri

Langkah Kerja:
a. Ambil forsep, celupkan ujungnya ke dalam alkohol, lalu segera bakar ujungnya di atas
bunsen selama beberapa detik secara mendatar. Ingat, jangan miring
b. Ambil kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep tadi.
c. Ambil tabung reaksi yang berisi zat antimikroorganismel, celupkan kertas cakram tadi
ke dalam cairan di dalam tabung reaksi.
d. Ambil cawan petri yang telah berisi biakan mikroorganisme di dalam agar, buka
penutupnya dengan cara memiringkan beberapa derajat hingga hanya pada satu sisi
bagian saja yang terbuka. Ingat jangan terlalu lebar membukanya atau membuka
seluruh tutupnya dari cawan.
e. Segera masukkan kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep secara
hati-hati agar tidak merusak permukaan agar. Lakukan di dekat pembakar bunsen.
f. Segera tutup dan bakar kembali bibir cawan.
g. Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 12


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 4
Teknik agar slants ( agar miring )
Alat dan Bahan:
a. Jarum ose
b. Pembakar bunsen
c. Tabung reaksi
d. Kapas steril
e. Inkubator
f. Kultur mikroorganisme

Langkah Kerja :
a. Tuang media Agar ke dalam tabung reaksi secara aseptis
b. Dinginkan dalam keadaan miring (+ 20-30oC)
c. Streak agar miring dengan biakan mikroorganisme dengan jarum ose secara aseptis.
d. Inkubasi ke dalam inkubator dan amati bentuk koloni yang tumbuh

Lembar Kerja 5
Turbiditas Media Kaldu
Alat dan Bahan:
a. Jarum ose
b. Pembakar bunsen
c. Tabung reaksi
d. Kapas steril
e. Inkubator
f. Kultur mikroorganisme
g. Media broth

Langkah Kerja :
a. Tuang media broth ke dalam tabung reaksi secara aseptis
b. Ambil dengan cara menstreak biakan mikroorganisme dari kultur.
c. Transfer dengan cara menstreak ke dalam tabung reaksi yang berisi broth tadi

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 13


Melakukan Analisis mikrobiologi

d. Inkubasi ke dalam inkubator dan amati bentuk koloni yang tumbuh


Lembar Kerja 6
Teknik Dilusi (Pengenceran)
Alat dan Bahan:
a. Mikro pipet
b. Pembakar bunsen
c. Tabung reaksi dan rak
d. Kultur mikroorganisme
e. Aquades/larutan buffer pepton

Langkah Kerja :
a. Dari larutan kultur kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml aquades atau
larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/10 bagian.
b. Dari larutan dilusi 1/10 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml aquades atau
larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/100 bagian.
c. Dari larutan dilusi 1/100 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml aquades atau
larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/1000 bagian.
d. Dari larutan dilusi 1/1000 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml aquades
atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/10.000 bagian
e. Dst

Lembar Kerja 7
Teknik Pour Plate
Alat dan Bahan:
a. Pipet
b. Pembakar bunsen
c. Tabung reaksi
d. Cawan Petri
e. Kapas steril

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 14


Melakukan Analisis mikrobiologi

f. Inkubator
g. Kultur mikroorganisme

Langkah Kerja :
a. Pipet beberapa ml kultur bakteri campurkan ke dalam beberapa ml aquades sesuai
dengan dilusi yang dikehendaki.
b. Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan telapak tangan
selama beberapa kali.
c. Pipet larutan dilusi tadi sebanyak + 1 ml ke dalam cawan petri.
d. Tuang media agar yang masih cair (suhu + 50oC) ke dalam cawan petri tadi.
e. Putar cawan petri secara perlahan-lahan di atas meja horizontal untuk mengaduk
campuran media agar dengan dilusi kultur mikroorganisme.
f. Inkubasi dan amati pertumbuhan koloni bakteri.

Lembar Kerja 8
Teknik Spread Plate (dengan pipetting)
Alat dan Bahan:
a. Pipet
b. Pembakar bunsen
c. Tabung reaksi
d. Cawan Petri
e. Kapas steril
f. Inkubator
g. Kultur mikroorganisme

Langkah kerja :
a. Tuang media agar cair ke dalam cawan petri, lalu biarkan hingga mengeras.
b. Pipet beberapa ml kultur bakteri campurkan ke dalam beberapa ml aquades sesuai
dengan dilusi yang dikehendaki.
c. Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan telapak tangan selama
beberapa kali.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 15


Melakukan Analisis mikrobiologi

d. Pipet larutan dilusi tadi sebanyak + 1 ml ke dalam cawan petri.


e. Putar cawan petri secara perlahan-lahan di atas meja untuk meratakan larutan dilusi tadi
di atas permukaan media agar.
f. Inkubasi dan amati pertumbuhan koloni bakteri.

Lembar Kerja 9
Teknik Spread Plate (dengan swab/apus)
Alat dan Bahan:
a. Pipet
b. Pembakar bunsen
c. Swab stik
d. Tabung reaksi
e. Cawan Petri
f. Kapas steril
g. Inkubator
h. Kultur mikroorganisme

Langkah Kerja :
a. Tuang media agar cair ke dalam cawan petri, lalu biarkan hingga mengeras.
b. Pipet beberapa ml kultur mikroorganisme campurkan ke dalam beberapa ml aquades
sesuai dengan dilusi yang dikehendaki.
c. Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan telapak tangan selama
beberapa kali.
d. Masukkan swab stick (tangkai apus) steril ke dalam tabung reaksi hingga bagian
kapasnya tenggelam di dalam larutan dilusi. Usahkan memasukkan tangkai apus jangan
sampai menyentuh dinding tabung reaksi.
e. Apus ke atas permukaan agar dengan perlahan-lahan secara merata. Ingat, usahakan
jangan sampai agar hancur atau tergores.
f. Inkubasi dan amati pertumbuhan koloni mikroorganisme.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 16


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 10
Teknik Streak Plate
Alat dan Bahan:
a. Jarum ose
b. Pembakar bunsen
c. Cawan Petri
d. Tabung reaksi
e. Kapas steril
f. Inkubator
g. Kultur mikroorganisme

Langkah Kerja :
a. Tuang media agar cair ke dalam cawan petri, lalu biarkan hingga mengeras.
b. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai
berpijar merah.
c. Bakar bibir tabung reaksi yang berisi kultur mikroorganisme dengan cara memutar
tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api.
d. Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan
ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan
di dekat pembakar bunsen.
e. Bagi tiga bidang permukaan atas cawan petri yang akan distreak dengan spidol atau
lainnya.
f. Streak ke atas permukaan agar dengan perlahan-lahan. Ingat, usahakan jangan sampai
agar hancur atau tergores.
g. Arah streak pada permukaan agar menurut pembagian bidang tadi. Kemudian inkubasi
dan amati koloninya.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 17


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Evaluasi

Jelaskan teknik dasar di dalam analisis mikrobiologi berikut :


1. Teknik transper aseptis
2. Agar Slants
3. Turbiditas
4. Teknik dilusi
5. Teknik Pour plate
6. Teknik Spread plate
7. Teknik streak plate

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 18


Melakukan Analisis mikrobiologi

B. Kegiatan Pembelajaran 2

ANALISIS MIKROSKOPIS

Lembar Informasi

1. MIKROSKOP DAN CARA PEMAKAIANNYA

Mikroskop, masih menjadi alat yang utama untuk menpelajari mikrobiologi, mengingat
kecilnya ukuran mikroorganisme. Pada dasarnya ada dua tipe mikroskop yaitu
mikroskop biasa (light microscope) dan mikroskop elektron. Namun pada kegiatan
belajar ini yang akan banyak dikupas adalah mikroskop biasa.

Secara garis besar mikroskop mempunyai dua buah lensa. Lensa obyektif yang terletak
didekat obyek yang akan diamati, lensa okular, yang terletak didekat mata kita. Obyek
utama diperbesar oleh lensa obyektif, bayangan yang dihasilkan diubah pada okular.
Oleh karena itu terjadi besaran akhir, yaitu total perbesaran mikroskop yang dihitung
melalui perkalian besarnya lensa obyektif dan okular, misalnya
(40X) X (10X) (400X)
Perbesaran Perbesaran Total
obyektif okular perbesaran

Makin pendek jarak titik api lensa akan makin kuat perbesarannya. Misalnya lensa
obyektif dengan perbesaran mininal (1X) mempunyai jarak titik api 55 mm, sedang
lensa dengan perbesaran maksimal (120X) mempunyai jarak titik api 1,5 mm.

Daya pisah adalah kemampuan suatu obyektif untuk memisahkan dua buah titik yang
sangat berdekatan didalam struktur pada obyek. Daya pisah ini ditentukan oleh
panjang gelombang sinar dan apertur numerik (numerical aperture, NA) lensa. Namun
demikian karena panjang gelombang sinar biasanya tidak berubah, maka resolusi dari

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 19


Melakukan Analisis mikrobiologi

obyek merupakan fungsi NA. Semakin besar NA, semakin kecil resolusi obyek, atau
obyek yang dapat dilihat jelas secara terpisah semakin kecil.

Satu faktor sebagai tambahan untuk lensa yang mempengaruhi NA adalah medium
yang dilewati sinar. Sepanjang obyek dipisahkan dari udara maka NA tidak dapat
dicapai lebih 1,0. Untuk mencapai NA yang lebih besar lagi, digunakan cairan yang
mempunyai index refraksi lebih besar dari udara, misalnya yang sering dilakukan
adalah dengan menempatkan minyak imersi (dengan index refraksi 1,5) diantara galas
dan obyektif.

Mikroskop yang banyak dipakai dibidang mikrobiologi mempunyai lensa okular dengan
perbesaran 10x dan lensa obyektif yang beraneka macam, biasanya I0X, 40X, dan
100X. Lensa obyektif yang terendah perbesarannya digunakan untuk pengamatan
awal, untuk melokalisir obyek yang diinginkan, yang selanjutnya dipindahkan ke
perbesaran yang lebih tinggi. Perbesaran 40X biasanya dipakai untuk pengamatan
mikroorganisme yang besar, misalnya jamur dan 100X digunakan untuk bakteri, untuk
perbesaran yang tinggi digunakan minyak immersi.

Fungsi kondensor adalah untuk mengatur intensitas sinar yang masuk kedalam
mikroskop. Lensa kondensor juga mempunyai diafragma yang mengontrol sinar yang
masuk dan yang meninggalkan kondensor. Fungsi diafragma tidak hanya mengontrol
intensitas sinar yang jatuh pada obyek tetapi juga menjamin agar sinar yang
meninggalkan kondensor memenuhi lensa obyektif. Jika diafragma terlalu besar
beberapa sinar tidak akan memenuhi seluruh lensa obyektif dan ini tidak akan ada
gunanya. Jika sinar terlalu terang harus diupayakan untuk mereduksi dengan merubah
posisi kondensor atau mengatur diapragma.

Morfologi mikroorganisme yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan


dua cara, pengamatan mikroorganisme hidup tidak dicat dan mikroorganisme mati
dicat. Pengamatan mikroorganisme hidup dapat dilakukan dengan menggunakan
aquadest. Caranya mikroorganisme ditempatkan pada gelas benda dan ditetesi

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 20


Melakukan Analisis mikrobiologi

dengan aquades kemudian diratakan dan ditutup dengan gelas penutup. Pengamatan
obyek yang tidak dicat memerlukan diafragma dari kondensor yang ditutup sebagian
agar diperoleh kontras yang cukup antara obyek dan bidang pemandangan.
Kekurangan kontras antara mikroorganisme hidup yang tidak dicat dengan bidang
pemandangan dapat diatasi oleh penggunakan mikroskop fase kontras.

Selain mikroskop biasa seperti telah dibicarakan di atas, dikenal pula mikroskop-
mikroskop lain seperti mikroskop ultra violet, mikroskop fase kontras dan mikroskop
elektron.

Mikroskop ultra violet. Mikroskop ini menggunakan sinar ultra violet, dilengkapi dengan
alat pemotret sebagai alat pengamatannya. Oleh karena cahaya yang digunakan sinar
ultra violet (UV) yang mempunyai panjang gelombang lebih pendek dari pada sinar
biasa, maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang kuat.

Mikroskop fase kontras. Mikroskop fase kontras berbeda dengan mikroskop biasa.

Mikroskop ini dilengkapi dengan diafragma khusus yaitu diafragma dengan celah
berbentuk cincin dan lensa obyektifnya dilengkapi lempeng difraksi. Pada mikroskop
biasa perbedaan indeks bias yang sangat kecil pada obyek tidak dapat terlihat, tetapi
dengan adanya lempeng difraksi pada susunan lensa obyektif maka perbedaan indeks
bias yang kecil pada obyek ini dapat terlihat dengan jelas. Hal ini memungkinkan
pembedakan struktur dengan, jelas.

Mikroskop elektron. Daya pisah mikroskop biasa kira-kira hanya 0,2 mikron apabila
daya pisah yang digunakan adalah maksimum. Pada mikroskop elektron digunakan
sinar elektron yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek, yang tergantung
pada voltase yang dipakai. Untuk mendapatkan sinar elektron yang mempunyai 0,055
diperlukan voltase (tegangan) 50.000 volt.

Dengan mikroskop biasa perbesaran yang dapat dicapai kurang lebih 2.000 kali.
Dengan mikroskop ultra violet perbesaran yang dapat dicapai kurang lebih 3.000 kali.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 21


Melakukan Analisis mikrobiologi

Dengan mikroskop elektron perbesaran yang dapat dicapai sedikitnya 10.000 - 30.000
kali atau lebih, sehingga dapat dipakai untuk melihat molekul-molekul protein, virus,
bakteriophage, struktur dalam bakteri dan lain-lain.

2. PREPARASI SEDIAAN

Persiapan preparat di dalam mikroskop cahaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
· Preparat Non-permanen, yang dapat diperoleh dengan menambahkan air pada
sel hidup di atas kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop.
· Preparat permanen, yang dapat diperoleh dengan melakukan fiksasi yang
bertujuan untuk membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel tidak bergerak,
mematikan sel, dan mengawetkannya.
Tahap selanjutnya, yaitu pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan
hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi
dengan monomer resin melalui proses pemanasan karena pada umumnya jaringan
memiliki tekstur yang lunak dan mudah pecan setelah mengalami fiksasi, kemudian
dilanjutkan dengan pemotongan mengngunakan mikrotom. Umumnya mata pisau
mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat.
Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Setelah dilakukan penyayatan,
dilanjutkan dengan pewarnaan, yang bertujuan untuk memperbesar kontras antara
preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Setiap pewarna mengikat
molekul yang memiliki kespesifikan tertentu, contohnya : Hematoksilin, yang mampu
mengikat asam amino basa (lisin dan arginin) pada berbagai protein, an eosin, yang
mampu mengikat molekul asam (DNA dan rantai samping pada aspartat dan glutamat).

3. Persiapan Smear, Penempelan zat basah, dan Pewarnaan Sederhana


Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan.
Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai
organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-
pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (asam dan basa). Zat-zat
warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 22


Melakukan Analisis mikrobiologi

pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri.


Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru,
kristal,violet dan karbol fuchsin.

Pewarnaan

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat
terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular
dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan
ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna.
Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna
basa.

Pewarna asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam
kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif,
sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka
sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewarna negatif. Contoh pewarna asam
misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarnaan basa
bisa terjadi bila senyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan di ikat oleh dinding sel
bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna, basa misalnya
metilin biru; kristal violet, safranin dan lain-lain.

Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna,
teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk
mengamati morfologi, baik bentuk maupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 23


Melakukan Analisis mikrobiologi

adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari
satu jenis, diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam juga
diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan
nukleus.

Teknik pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan
bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku yakni sebagai berikut:
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak, untuk
membuat apusan dari bakteri yang diwarnai.

Menpersiapkan apusan.

Apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti lapisan yang tipis.
Apusan ini dapat berasal dari biakan cair atau padat.
1) Biakan Cair
Suspensi sel sebanyak satu atau dua mata jarum inokulasi diletakkan pada kaca
obyek. Lalu diapuskan pada kaca obyek selebar ... cm. Biarkan mengering diudara
atau diatas api kecil dengan jarak 25 cm

2) Biakan Padat
Bakteri yang dikultur pada medium padat tidak dapat langsung dibuat apusan
seperti dari biakan cair, tapi harus diencerkan dulu. Letakkan setetes air pada
kaca obyek, lalu dengan jarum inokulasi ambil bakteri dari biakan padat, letakkan
pada tetesan air dan apusan. Biarkan mengering diudara.

Fiksasi dengan pemanasan.

Apusan bakteri pada kaca obyek bila tidak diletakkan secara kuat, dapat terhapus pada
waktu proses pewarnaan lebih lanjut. Proses peletakan apusan pada kaca obyek dapat
dilakukan diantaranya dengan cara memanaskan diatas api.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 24


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 1

CARA PEMAKAIAN MIKROSKOP

Alat :
Mikroskop

Bahan :
Preparat awetan

Cara kerja
a. Perbesaran lemah
1) Lensa obyektif 10X ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler
(perbesaran lemah).
2) Tubus diturunkan dengan pengatur tubus (sekrup kasar).
3) Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya ke dalam mikroskop
sehingga diperoleh bidang pemandangan yang paling terang (terangnya
merata) dengan cara mengatur kedudukan cermin dan dengan mengatur
diafragma kondensor.
4) Selanjutnya preparat diletakkan pada meja benda.
5) Dengan perlahan-lahan naikkan tubus dengan sekrup kasar sehingga
diperoleh bayangan obyek. Untuk mendapatkan bayangan yang paling baik
tubus dinaikturunkan dengan hati-hati memakai pengatur tubus (sekrup
halus) sehingga diperoleh bayangan yang paling jelas.
6) Bagian-bagian tertentu dari obyek, dapat ditentukan dengan mengatur
kedudukan preparat. Kedudukan preparat dapat diatur dengan menggunakan
sekrupsekrup pengatur meja preparat.

b. Perbesaran sedang
1) Mula-mula kerjakan seperti pada cara kerja dengan menggunakan mikroskop
pada perbesaran lemah sampai diperoleh bayangan-bayangan yang

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 25


Melakukan Analisis mikrobiologi

dikehendaki (cara 1 sampai dengan 6).


2) Kemudian lensa obyektif 10 X diganti dengan lensa obyektif 40X (perbesaran
sedang).
3) Cahaya yang masuk ke dalam mikroskop diatur lagi dengan mengatur
kedudukan kondensor (biasanya dinaikkan) Berta mengatur diafragma.
4) Untuk mendapatkan bayangan akhir yang sebaik-baiknya, tubus diturunkan
dengan menggunakan pengatur tubus sekrup halus (jangan menggunakan
sekrup kasar).

c. Perbesaran kuat, menggunakan minyak immersi


1) Cara kerja seperti pada perbesaran sedang diulang sampai diperoleh noda
bayangan yang paling jelas pada penyinaran yang paling kuat.
2) Setelah itu lensa obyektif 40X diganti dengan lensa obyektif 100X (perbesaran
kuat).
3) Tetesi gelas benda pada bagian yang akan diamati dengan minyak immersi.
4) Turunkan tubus hati-hati sampai hampir menyentuh gelas benda, sehingga
antara lensa obyektif dan gelas tertutup minyak immersi .
5) Naikkan atau turunkan tubus dengan hati-hati dengan menggunakan sekrup
halus sampai didapatkan bayangan yang jelas.
6) Setelah menggunakan mikroskop dengan minyak immersi bagian lensa
obyektif yang terkena minyak immersi dibersihkan dengan xylol. Xylol
diteteskan di atas kertas lensa yang halus, kemudian diulaskan pada bagian
yang kena minyak immersi beberapa kali.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 26


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 2

PEWARNAAN/PENGECATAN SEDERHANA

Alat:
 Mikroskop
 Gelas benda dengan gelas penutup

Bahan:
 Biakan murni : Bacillus, Streptococcus, Lactobacillus
 Biru metilen Leoffler

Langkah kerja:
1. Bersihkan gelas benda dan gelas penutup dengan alkohol sampai bebas lemak dan
debu. Beri label pada ujung gelas benda dengan nama atau inisial mikroorganisme
yang akan dicat. Di bawah gelas benda digambarkan bulatan berdiameter 1 cm dengan
spidol. Gunakan daerah ini sebagai daerah untuk pengecatan mikroorganisme.
Balikkan gelas benda sehingga gambar bulatan ada di sebaliknya.
2. Letakan satu tetes aquades pada permukaan gelas benda di dalam daerah yang sudah
digambar. Ambil sedikit biakan bateri dengan ose bermata secara aseptis dan campur
dengan aquades yang ada pada gelas benda. Ratakan suspensi ini pada seluruh bulatan
area. Lakukan hal yang sama untuk bakteri yang lain. Apabila bakteri berasal dari kultur
cairan, pindahkan beberapa ose ke permukaan gelas benda, tanpa dicampur dengan
aquades. Ratakan sel pada seluruh permukaan bulatan.
3. Kering anginkan (dengan kipas angin) hingga membentuk noda.
4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan gelas benda pada nyala api beberapa kali.
Jangan biarkan gelas benda langsung kena nyala api sehingga menjadi terlalu panas.
Untuk mengetes suhu fiksasi, telpelkan gelas benda pada pergelangan tangan selama
1-2 detik. Fiksasi yang baik adalah apabila terasa hangat, bukan terasa panas.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 27


Melakukan Analisis mikrobiologi

5. Warnai noda bakteri dengan cat biru metilen Leoffer dengan cara meletakkan
beberapa tetes cat pada permukaan gelas benda. Biarkan dalam keadaan ini selama 1
menit.
6. Buang cairan biru metilen dan cucilah permukaan preparat dengan air beberapa kali,
kemudian kering anginkan (dengan kipas angin). Tutup permukaan preparat dengan
gelas penutup.
7. Amati preparat dengan mikroskop perbesaran kuat (dengan minyak imersi). Sel bakteri
akan berwarna biru muda. Beberapa struktur dalam sel kemungkinan dapat terlihat,
terutama untuk sel yang ukurannya besar.
8. Amati bentuk sel dan ukuran relatif tiap-tiap bakteri. Buatlah gambar sel dan lengkapi
dengan keterangan ysng diperlukan (nama bakteri, bentuk dan ukuran sel, serta
perbesaran yang dipakai)

Lembar Evaluasi
1. Jelaskan macam-macam Mikroskop!
2. Jelaskan bagian-bagian mikroskop dan fungsinya!
3. Jelaskan macam-macam perbesaran lensa okuler dan fungsi penggunaannya!
4. Jelaskan cara preparasi sediaan!
5. Jelaskan cara pengecatan/pewarnaan sederhana!

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 28


Melakukan Analisis mikrobiologi

C. Kegiatan Pembelajaran 3

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Lembar Informasi

1. Pengertian dan Fungsi


Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

2. Bahan-bahan media pertumbuhan


a. Bahan dasar
 air (H2O) sebagai pelarut
 agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45
o
C.
 gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih
banyak jenis mikroorganisme yang mampu menguraikannya dibanding agar.
 Silicagel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan
media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
b. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel
yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan
unsur pelikan/trace element.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 29


Melakukan Analisis mikrobiologi

 Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik esuai dengan sifat mikroorganismenya. Jasad heterotrof
memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak,
protein dan asam organik.
 Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen
lain. Sejumlah mikroorganisme dapat menggunakan sumber N anorganik
seperti urea.

 Vitamin-vitamin.

c. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenolred (indikator asam basa) ditambahkan untuk
indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme non-
target/kontaminan.

d. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media


 Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut.
Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan
berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan
agar, terutama pada pH yang asam
 Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, laktalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
 Meatextract. Meatextract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta dan daging sapi.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 30


Melakukan Analisis mikrobiologi

 Yeastextract. Yeastextract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat


alkohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
complex).
 Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

3. Macam-Macam Media Pertumbuhan

a. Medium berdasarkan sifat fisik


 Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat. Medium setengah padat yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak
begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan
mikroorganisme dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami
percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh
pada media NfB (NitrogenfreeBromthymolBlue) semisolid akan membentuk
cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka
cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media NitrateBroth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi
bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.

 Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(NutrientBroth), LB (LactoseBroth).

b. Medium berdasarkan komposisi


 Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
 Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 31


Melakukan Analisis mikrobiologi

secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
 Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.

c. Medium berdasarkan tujuan


 Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan
mikroorganisme, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

 Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme lain
dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan. Contohnya
adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang
E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae
yang toleran terhadap garam.

 Media diperkaya (enrichment)


Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan ditambah komponen kompleks seperti
darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk
mikroorganisme tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak
hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembangbiak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar,
Serum Agar, dll.

 Media untuk peremajaan kultur

 Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 32


Melakukan Analisis mikrobiologi

 Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.


Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolism suatu
mikroorganisme. Contohnya adalah Koser’s Citratemedium, yang digunakan
untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.

 Media untuk karakterisasi bakteri


Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu
mikroorganisme. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth,
Arginine Agar.

 Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan
warna media di sekeliling koloni.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 33


Melakukan Analisis mikrobiologi

Ciri-ciri beberapa bahan kompleks yang digunakan sebagai bahan pembuat media:

Bahan Mentah Ciri Nilai Nutrisi


Ekstrak daging sapi Suatu ekstrak cair jaringan Mengandung karbohidrat,
(beef extract) daging sapi yang empuk, senyawa nitrogen organik,
dikonsentrasikan menjadi vitamin yang larut dalam air
pasta dan berbagai garam

Pepton Produk yang dihasilkan dari Sumber utama nitrogen


bahan-bahan yang organik, dapat pula
mengandung protein mengandung vitamin dan
seperti daging, kasein, dan kadang-kadang karbohidrat,
gelatin bergantung pada jenis
bahan awal.

Agar Suatu karbohidrat kompleks Digunakan sebagai bahan


yang diperoleh dari algae pemadat media, bukan
marin tertentu sumber nutrient bagi
(agar laut), diolah untuk bakteri
membuang substansi yang
tidak dikehendaki

Ekstrak khamir (yeast Suatu ekstrak cair sel Suatu sumber yang sangat
extract) khamir, tersedia juga dalam kaya dengan vitamin B,
bentuk bubuk mengandung nitrogen
(komersial) organik dan senyawa-
senyawa karbon

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 34


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 1.

PEMBUATAN NUTRIENT AGAR

1. Timbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitis untuk


volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
 Beefextract 3 g
 Peptone 5 g
 Agar 15 g
 Akuades s.d 1000 ml
2. Akuades sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua satu bagian
untuk melarutkan Beefextract dan peptone dan sebagian lagi
untuk melarutkan agar. Sebaiknya air untuk melarutkan agar
lebih banyak
3. Larutkan agar pada sebagian air tersebut dengan mengaduk secara konstan dan
diberi panas. Dapat menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer (jangan sampai
overheat, karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga tumpah).

4. Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk melarutkan peptone dan beef
extract, cukup dengan pengadukan.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 35


Melakukan Analisis mikrobiologi

5. Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan diaduk sampai
homogen. Kemudian pH media diukur dengan mencelupkan kertas pH indikator. Jika
pH tidak netral maka dapat ditambahkan HCl/NaOH.
6. Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan disterilisasi dengan
autoklaf.
7. Tuang media steril ke cawan petri steril secara aseptis. Jika diinginkan media
tegak atau miring pada point ke 5, media langsung dituang ke tabung kemudian
disterilisasi.

Lembar Kerja 2.
PEMBUATAN NUTRIENT BROTH

Komposisi untuk media NB sama dengan NA tetapi tidak memakai agar sebagai pemadat.
Proses pembuatannyapun lebih sederhana, tinggal melarutkan peptone dan beef extract
kemudian ditampung dalam labu Erlenmeyer atau tabung reaksi dan siap disterilisasi. Proses
pembuatan ini tidak memerlukan panas, peptone dan beef extract akan mudah larut
sempurna pada air suhu kamar jika diaduk.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 36


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 3.

PEMBUATAN POTATO DEXTROSE AGAR (PDA)

1. Timbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang
diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
 Potato/kentang 3 g
 Peptone 5 g
 Agar 15 g
 Akuades s.d 1000 ml
 (sebelum ditimbang, sebaiknya kentang dikupas dan diiris kecil-kecil)

2. Rebus kentang dalam sebagian akuades tadi selama 1-3


jam sampai lunak, kemudian diambil ekstraknya dengan
menyaring dan memerasnya menggunakan kertas saring
lalu ditampung di Beakerglass baru.
3. Agar dilarutkan dengan Hot Plate Stirrer dalam 50 ml
akuades lalu setelah larut dapat ditambahkan dekstrosa dan dihomogenkan lagi.
4. Setelah semua larut, ekstrak kentang dan agar-dekstrosa dicampur dan dihomogenkan.
Atur pH media menjadi 5-6 dengan meneteskan HCl/NaOH.
5. Media dituang ke dalam Erlenmeyer atau ke tabung reaksi kemudian siap untuk
disterilisasi.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 37


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Evaluasi

1. Jelaskan pengertian media pertumbuhan mikroorganisme!


2. Jelaskan bahan-bahan untuk media pertumbuhan mikroorganisme!
3. Jelaskan macam-macam media pertumbuhan mikroorganisme!

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 38


Melakukan Analisis mikrobiologi

D. Kegiatan Pembelajaran 4

MELAKUKAN STERILISASI DAN UJI STERILITAS

Lembar Informasi

1. Sterilisasi
Sterilisasi ialah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari
segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme. Seperti diketahui,
penyelidikan suatu spesies (species) mikroorganisme selalu didasarkan atas
penyelidikan sifat biakan murni spesies tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat
memisahkan kegiatan mikroorganisme yang satu dengan mikroorganisme lainnya atau
untuk memelihara sesuatu mikroorganisme secara biakan murni, perlu digunakan alat-
alat dan medium yang steril.

Dalam praktek sterilisasi alat-alat atau medium dapat dikerjakan secara mekanik
(misalnya secara penyaringan), secara kimia (misalnya dengan disinfektan) ataupun
secara fisik (misalnya dengan pemanasan, sinar ultra violet, sinar X dan lain-lain).

Cara sterilisasi yang dipakai tergantung pada macamnya bahan dan sifat bahan yang
disterilkan (ketahanan terhadap panas; bentuk bahan yang disterilkan: padat, cair atau
berbentuk gas).

Macam-macam sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi.
a. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 39


Melakukan Analisis mikrobiologi

misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sistem kerja filter, seperti pada saringan
lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba).
b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

Pemanasan
1). Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
2). Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180 0C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya Erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
3). Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
4). Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf

Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV. Pemanasan dengan menggunakan sinar gelombang
pendek lain seperti sinar-X, sinar gamma dll.

c. Sterilisaisi secara kimiawi, biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara


lain alkohol, larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan
garam Hg) dsb.

2. UJI STERILITAS

Uji sterilitas dilakukan untuk mengetahui apakah bahan atau sediaan yang harus
steril sudah memenuhi syarat atau tidak. Uji sterilitas dilakukan secara mikrobiologi
dengan menggunakan medium pertumbuhan tertentu.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 40


Melakukan Analisis mikrobiologi

Prosedur sterilisasi merupakan tahap penting dalam mencapai produk steril, namun
semua prosedur dan kondisi-kondisi lain yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut harus dirancang untuk membantu tahap ini. Pembersihan ruangan yang
baik, lingkungan yang terkontrol dengan efektif, suatu muatan dari produk yang
dapat dikontrol dan diidentifikasi, proses produksi yang direncanakan dan dikontrol
dengan baik, serta personel yang ditatar dengan baik dan berdedikasi tinggi untuk
produksi dan pengujian sangat penting untuk produksi suatu produk steril. Hanya
bila semua faktor ini melengkapi penemuan-penemuan dari uji sterilisasi, dapatlah
disimpulkan dengan penuh kepercayaan bahwa produk tersebut steril.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 41


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 1

STERILISASI MEDIA DAN PERALATAN DENGAN AUTOKLAF

Alat

 Autoklaf
 plastik tahan panas,

 kapas, kertas dan aluminium foil.

Bahan

 Bahan yang akan disterilkan

Langkah Kerja
1. Isi autoklaf dengan air sampai dekat angsang (dasar yang berlubang-lubang tempat
meletakkan bahan yang disterilkan).
2. Bahan-bahan yang akan disterilkan dimasukkan. Media yang disterilkan dalam
Erlenmeyer atau tabung reaksi harus ditutup rapat dengan kapas dan alumunium foil.
Untuk peralatan gelas, bungkus semua peralatan yang akan disterilisasi dengan
menggunakan kertas atau aluminium foil serta bungkus kembali dengan plastik tahan
panas.
3. Tutup autoklaf dan kencangkan ulir penutupnya.
4. Buka kran pengeluaran kran uap air.
5. Stel waktu yang diinginkan untuk mensterilisasi (15 menit).
6. Tekan tombol untuk menghidupkan.
7. Jika uap air sudah mulai keluar, tutuplah keran pengeluaran uap air. Tekanan uap dalam
autoklaf akan naik sampai 2 atm, dan suhunya akan mencapai 121 oC.
8. Jika waktu sterilisasi telah dicapai, tekanan dalam autoklaf akan turun perlahan, dan
tunggu sampai tekanan menunjukkan angka nol, atau ditunggu samapi agak dingin.
9. Buka autoklaf hati-hati dan keluarkan bahan yang telah disterilkan tersebut. Simpan dan
pisahkan tempatnya dengan bahan-bahan yang belum disterilisasi.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 42


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 2

STERILISASI PERALATAN DENGAN OVEN

Alat

 oven
 kapas

 kertas dan aluminium foil.

Bahan

 Bahan yang akan disterilkan

Langkah Kerja
1. Tutuplah erat-erat peralatan gelas misalnya Erlenmeyer, tabung rekasi dengan kapas.
Pipet dikelompokkan menurut volumenya dan masukkan dalam wadah yang tersedia
atau dibungkus dengan kertas payung atau aluminium foil. Demikian juga untuk cawan
petri.
2. Masukkan ke dalam oven.
3. Tutup oven dengan baik.
4. Atur tombom pengatur waktu dan suhu sesuai dengan tujuan sterilisasi (170 – 180 oC),
selama 2 jam.
5. Setelah sterilisasi, tunggu sampai suhu dalam oven mendekati suhu ruang, kemudian
bukalah oven hatihati.
6. Keluarkan alat-alat yang sudah steril dan pisahkan tempatnya dengan alat-alat lain yang
belum steril.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 43


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 2

UJI STERILITAS PADA BENDA (PERALATAN)

Alat – Alat:
a. Cawan petri              
b. Cotton Bud steril
c. Pembakar bunsen
d. Inkubator

Bahan –bahan:
a. Nutrient agar
b. Sampel

Langkah Kerja:
a. Siapkan nutrient agar steril, tuangkan ke dalam cawat petri, tunggu sampai mengeras.
b. Ambil sampel pertama lalu swabkan dengan cara mengusapkan cotton bud memutar
sehingga seluruh permukaan cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Saat
mengambil sampel, harus mengingat berbagai langkah pada tindakan aseptik.
c. Lakukan hal sama pada sampel kedua dst.
d. Inkubasi selama 2 X 24 jam
e. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

Lembar Evaluasi
1. Jelaskan pada yang dimaksud dengan sterilisasi !
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis sterilisasi !
3. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Jelaskan kedua
cara tersebut!
4. Jelaskan cara sterilisasi medium!
5. Jelaskan cara sterilisasi peralatan!

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 44


Melakukan Analisis mikrobiologi

E. Kegiatan Pembelajaran 5

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DAN MAKANAN


METODA TPC DAN MPN

Lembar Informasi

Dalam pemeriksanaan kualitas air dan makanan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji
fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan
salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan
dan minuman, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan dan minuman atau
indikator keamanan makanan dan minuman. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi
uji kuantitatif untuk menetukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri
patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk
mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).

Pengujian mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan
makanan yang sudah ditetapkan. Parameter uji mikrobiologi pada air dan makanan yang
dipersyaratkan sesuai Standar Nasional Indonesia diantaranya uji TPC (Total Plate Count)
atau Angka Lempeng Total, uji MPN Coliform dan lain-lain.

1. Uji TPC (Total Plate Count) atau Angka Lempeng Total (ALT)
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada
pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji
Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob
mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat
diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g atau koloni/100ml.
Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM,
2008).

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 45


Melakukan Analisis mikrobiologi

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi


(MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah
cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan
diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian Angka Lempeng Total
diguanakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan
menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga
pereaksi khusus Tri Phenyl tetrazalim Chlotide 0,5 % (TTC).

Prosedur pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi


(MA PPOM 61/MIK/06) yaitu dengan cara aseptik ditimbang 25 gram atau dipipet 25
ml sampel ke dalam kantong stomacher steril. Setelah itu ditambahkan 225 ml PDF,
dan dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik sehingga diperoleh suspensi
dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau lebih yang masing-masing telah
diisi dengan 9 ml PDF. Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang
merupakan pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung PDF
pertama, dikocok homogen hingga diperoleh pengenceran 10-2. Dibuat
pengenceran selanjutnya hingga 10-6 atau sesuai dengan pengenceran yang
diperlukan. Dari setiap pengenceran dipipet 1ml kedalam cawan petri dan dibuat
duplo, ke dalam setiap cawan dituangkan 15-20 ml media PDA yang sudah
ditambahkan 1%TTC suhu 45°C. Cawan petri segera digoyang dan diputar
sedemikian rupa hingga suspense tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas
media dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko). Pada satu cawan diisi 1 ml
pengencer dan media agar, pada cawan yang lain diisi media. Setelah media
memadat, cawan diinkubasi suhu 35-37°C selama 24-46 jam dengan posisi dibalik.
Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

Hasil pengamatan dan perhitungan yang diperoleh dinyatakan sesuai persyaratan


berikut :
a. Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni
antara 25-250. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu
dikaliakan dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 46


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lempeng Total dari tiap gram atau tiap ml sampel.


b. Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni kurang dari 25 atau
lebih dari 250, dihitung jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan faktor
pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total dari tiap
gram atau tiap ml sampel.
c. Jika terdapat cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan
menunjukkan jumlah koloni antara 25-250, maka dihitung jumlah koloni dari
masing-masing tingkat pengenceran, kemudian dikalikan dengan faktor
pengencerannya. Apabila hasil perhitungan pada tingkat yang lebih tinggi
diperoleh jumlah koloni rata-rata lebih besar dari dua kali jumlah koloni
rata-rata pengenceran dibawahnya, maka ALT dipilih dari tingkat pengenceran
yang lebih rendah. Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran lebih tinggi
diperoleh jumlah koloni rata-rata kurang dari dua kali jumlah rata-rata pada
penenceran dibawahnya maka ALT dihitung dari rata-rata jumlah koloni kedua
tingkat pengenceran tersebut.
d. Bila tidak ada satupun koloni dari cawan maka ALT dinyatakan sebagai < dari 1
dikalikan faktor pengenceran terendah.
e. Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni lebih dari 250, dipilih cawan
dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa sektor (2,
4 dan 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor. ALT adalah jumlah
koloni dikalikan dengan jumlah sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua
cawan dan dikalikan dengan faktor pengencerannya.
f. Jumlah koloni rata-rata dari 1/8 bagan cawan lebih dari 200, maka ALT
dinyatakan lebih besar dari 200 x 8 dikalikan faktor pengenceran.
g. Perhitungan dan pencatatan hasil ALT hanya ditulis dalam dua angka. Angka
berikutnya dibulatkan kebawah bila kurang dari 5 dan dibulatkan ke atas apabila
lebih dari 5.
h. Jika dijumpai koloni “spreader” meliputi seperempat sampai setengah bagian
cawan , maka dihitung koloni yang tumbuh diluar daerah spreader. Jika 75 %
dari seluruh cawan mempunyai koloni spreader dengan seperti diatas, maka
dicatat sebagai “spr”. Untuk keadaan ini harus dicari penyebabnyadan

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 47


Melakukan Analisis mikrobiologi

diperbaiki cara kerjanya (pengujian diulang).


i. Jika dijumpai koloni spreader tipe rantai maka tiap 1 deret koloni yang
terpisah dihitung sebagai 1 koloni, dan bila dalam kelompok spreader terdiri
dari beberapa rantai, maka tiap rantai dihitung sebagai 1 koloni (BPOM RI,
2006).

Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng
Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroorganisme yang dominan.
Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroorganisme jenis lain yang terdapat
dalam contoh. Adapun kelemahan dari metode ini adalah :
a. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel
mikroorganisme, seperti pada mikroorganisme yang berpasangan, rantai atau
kelompok sel. Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroorganisme
yang sebenarnya.
b. Kemungkinan adanya jenis mikroorganisme yang tidak dapat tumbuh
karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen
selama masa inkubasi.
c. Kemungkinan ada jenis mikroorganisme tertentu yang tumbuh menyebar di
seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroorganisme lain.
Hal ini akan mengakibatkan mikroorganisme lain tersebut tidak terhitung.
d. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikroorganismenya
antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan
menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih
dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan
diantara koloni.
e. Penghitungan populasi mikroorganisme dapat dilakukan setelah masa
inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih (Buckle, 1987).

2. Uji MPN Coliform


Pendekatan lain untuk numerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN. MPN
didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 48


Melakukan Analisis mikrobiologi

digunakan untuk menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya


bakteri coliform yang merupakan kontaminan.

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes.

Coliform adalah kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang yang pada
umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Salah satu
anggota kelompok coliform adalah E. coli dan karena E. coli adalah bakteri coliform
yang ada pada kotoran manusia maka E. coli sering disebut sebagai coliform fekal
(Sukarta, 2008 ).

Prinsip pengujian angka paling mungkin (MPN) Coliform menurut Metode


Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 69/MIK/06) yaitu pertumbuhan bakteri coliform
setelah cuplikan diinokulasikan pada media cair yang sesuai, dengan mengamati
adanya reaksi fermentasi dan pembentukan gas dalam
tabung durham. Pada pengujan MPN Coliform diguanakan PDF (Pepton dilution
fluid) sebagai pengencer, Mac Conkey Broth (MCB) dan Briliant Green Lastose Bile
2 % Broth (BGLB) sebagai media cairnya.

Prosedur pengujian MPN Coliform sesuai Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM
69/MIK/06) yaitu dengan cara menyiapkan dua tabung reaksi masing-masing berisi
9 ml PDF. Dari hasil homogenisasi pada penyiapan sampel dipipet 1 ml

pengenceran 10-1 ke dalam tabung PDF pertama hingga diperoleh suspense dengan

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 49


Melakukan Analisis mikrobiologi

pengenceran 10-2 lalu dikocok sampai homogen. Selanjutnya dibuat pengenceran

10-3. Ada dua tahap pengujian MPN Coliform yaitu :

a. Uji Praduga (Presumtif Test)


Untuk mendapatkan pengenceran disiapkan 3 tabung reaksi berisi 9 ml MCB
yang dilengkapi tabung durham. Kedalam tiap tabung dari masing-masing
seri dimasukkan 1 ml suspensi pengenceran. Diiinkubasi pada suhu 37° C selama
24-48 jam. Setelah 24 jam dicatat dan diamati adanya gas yang terbentuk
dalam tiap tabung, kemudian inkubasi dilanjutkan hingga 48 jam dan dicatat
tabung-tabung yang menunjukkan uji positif.

b. Uji Penegasan
Biakan dari tabung yang menunjukkan uji praduga positif dipindahkan 1
sengkelit ke dalam tabung reaksi berisi 10 ml BGLB yang telah dibungkus tabung
durham. Seluruh tabung diiinkubasi pada suhu 37 °C selama 24-48 jam.
Dilakukan pengamatan adanya pembentukkan gas.
Pernyataan hasil dari uji MPN coliform ini yaitu jumlah tabung yang positif
gas dicatat dan dirujuk ke tabel MPN. Angka yang diperoleh pada tabel MPN
menyatakan jumlah bakteri coliform dalam tiap gram/tiap ml sampel yang
diuji (BPOM RI, 2006).

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 50


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar kerja 1.

UJI KUALITAS AIR DAN MAKANAN METODA TPC


(MA PPOM 61/MIK/06)

Alat : Bahan
 Stomacher
 Plate Count Agar (PCA)
 Erlenmeyer
 Triphenyl Tetrazolium Chloride (TTC)
 Tabung reaksi
0,5%
 Cawan petri
 Pepton Dilution Fluid (PDF)
 Pipet ukur
 Inkubator

Cara Kerja

Bagan Alir Pengujian Angka Lempeng Total

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 51


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar kerja 2

ANALISIS BAKTERI COLIFORM PADA MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN METODE


MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

Tujuan:

Praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan metode
MPN bertujuan untuk melacak adanya bakteri coliform dalam contoh makanan dan atau
minuman.

Alat:

1. Botol contoh steril


2. Cawan Petri steril

3. Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril dan filternya

4. Pembakar Bunsen

5. Inkubator

6. Mikroskop

7. Tabung reaksi

8. Tabung Durham

9. Timbangan, Mortal dan pengerus

Bahan:

1. Sampel makanan dan minuman


2. Media laktosa cair (sudah steril)

3. Media BGLB/BGBL (Briliant Green Bile Lactose Broth)

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 52


Melakukan Analisis mikrobiologi

4. Media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) dan EA (sudah steril)

5. Pewarna gas

6. Alkohol

7. Kapas, karet, kertas payung, korek api

Langkah Kerja:

a. Uji Penduga

a. Diaseptiskan tangan, alat dan tempat kerja.

b. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram memasukkan ke dalam air pengencer (yang


mengandung NaCl fisiologis) 90%.

c. Masukkan pengencer/ Na fisiologis dan Lactosa Broth ke dalam ke-9 tabung reaksi
sesuai banyaknya yaitu 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml lalu masukkan tabung Durham.
Bungkus masing-masing tabung reaksi dengan pembungkus kayu.

d. Diinkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 37°C dan diamati tertangkap tidaknya
gas dalam tabung Durham setiap 1 jam sekali

e. Jika terdapat gas atau keruh, maka diduga terdapat Coliform pada
tabung.

b. Uji Penegasan
a. Dasarnya yaitu hasil dari uji penduga yaitu banyaknya larutan dalam tabung reaksi
yang terdapat gas/ gelembung yang berjumlah 4 buah.
b. Ambil jarum ose lalu bakar jarum di atas pembakar bunsen sampai membara.
Masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi sampai menyentuh larutan dan
angkat. Lalu jarum ose masukkan ke tabung berisi 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml sirup

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 53


Melakukan Analisis mikrobiologi

dengan tabung Durham didalamnya dengan kombinasi 3-3-3. Usahakan tabung


dan jarum selalu dekat dengan api agar tetap steril.

c. Masukkan tabung ke dalam inkubator/ diinkubasi selama 2 x 24 jam dan diamati


setiap 1 jam. Lalu amati adanya gas/ gelembung yang terdapat dalam tabung
Durham 10 ml; 1 ml; 0,1 ml

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 54


Melakukan Analisis mikrobiologi

F. Kegiatan Pembelajaran 6

ISOLASI DAN INOKULASI

Lembar Informasi

1. ISOLASI MIKROORGANISME

a. Teknik Pengambilan Sampel

Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut


merupakan prosedur pengambilan sampel.

1). Sampel tanah


Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara
pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan
mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar
perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran..

2). Sampel air


Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari
air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air.
Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang
tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka
sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 55


Melakukan Analisis mikrobiologi

b. Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)

1). Teknik Preparasi Suspensi

Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari
teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroorganisme dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi
bergantung kepada bentuk sampel :

a). Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel
yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan
atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu,
batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar
sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel.
Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan
atraktan semisal pepton water.

b). Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroorganisme yang


menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil,
misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan
mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v).
Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan
akuades 45 ml yang terdapat dalam beakerglass.

c). Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk


dengan mortar dan pestle sehingga mikroorganisme yang ada dipermukaan
atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh
sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat
sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Unutk sampel dari
tanh tak perlu dimaserasi

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 56


Melakukan Analisis mikrobiologi

2). Teknik Pengenceran Bertingkat

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah


mikroorganisme yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroorganisme dalam sampel.
Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya,
sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran
sebelumnya.

Cara Kerja :

1). Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama
(1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat sampel
dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika
memakai teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10 -1. Setelah sampel masuk
lalu dilarutkan dengan mengocoknya.

2). Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2
secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 57


Melakukan Analisis mikrobiologi

sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir


dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus
selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang
berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari
sumber yang sama.

c. PENANAMAN MIKROORGANISME (INOKULASI)

Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru minta
banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut-
paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril; ini untuk menghindari
kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan.

1). Menyiapkan ruangan

Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang basah
menyebabkan butir-butir debu menempel kepadanya. Pada waktu mengadakan inokulasi,
baik sekali jika meja tempat inokulasi itu didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi
dapat dilakukan juga di dalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Dalam laboratorium untuk
membuat vaksin, serum dan sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan itu
dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra-ungu.

2). Pemindahan dengan cara inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom; ujung itu boleh lurus,
boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1 – 3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini
dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin
kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu
dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (yaitu sampel
bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat
yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca
benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 58


Melakukan Analisis mikrobiologi

3). Pemindahan dengan pipet

Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau pada penyelidikan susu.
Untuk itu diambillah 1 ml contoh untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang steril.
Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini untuk dicampur-adukkan dengan medium agar-agar
yang masih dalam keadaan cair (suhu antara 42 – 45oC). Lalu agar-agar yang masih encer ini
dituangkan di cawan Petri. Setelah agar-agar membeku, maka cawan Petri yang berisi
piaraan baru itu disimpan dalam tempat yang aman, misalnya di dalam almari atau di dalam
laci.

4). Teknik Penanaman

a). Teknik penanaman dari suspensi


Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan
suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi
(mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.

(1). Spread Plate (agar tabur ulas)


Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di
permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Ambil suspensi cairan sebanyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas
permukaan agar yang telah memadat.
 Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas
bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
 Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan
suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
 Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel
mikroorganisme dapat mati karena panas.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 59


Melakukan Analisis mikrobiologi

(2). Pour Plate (agar tuang)

Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama
suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan
memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja
melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh
dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak
begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
 Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang

masih cair (>45oC)

 Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong


 Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk
menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.

Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pour
plate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan
pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan
lebih banyak dari pada spread plate.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 60


Melakukan Analisis mikrobiologi

b). Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)


Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan
kultur ke dalam medium baru.
(1). Goresan Sinambung
Cara kerja :
 Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah
permukaan agar.

 Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

(2). Goresan T
Cara kerja :
 Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker

 Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag


 Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig- zag
pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan
yang sempurna

 Lakukan hal yang sama pada daerah 3

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 61


Melakukan Analisis mikrobiologi

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 62


Melakukan Analisis mikrobiologi

(3). Goresan Kuadran (Streakquadrant)

Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi
empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama
sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 63


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME DENGAN CARA GORESAN

Tujuan : Melakukan isolasi dan inokulasi dari suspensi sel secara goresan

Alat dan Bahan:


1. Suspensi sel yeast
2. Media MEA dalam cawan petri (disiapkan sehari sebelumnya untuk meyakinkan tidak
ada kontaminasi)
3. Ose bermata
4. Pembakar bunsen

Langkah kerja:
1. Pijarkan ose bermata, dan tunggu sampai dingin, ambil satu ose suspensi sel
2. Sel mikroorganisme yang sudah menempel pada ose ini selanjutnya digoreskan pada
permukaan media agar ekstrak malt (MEA), dimulai dari bagian pinggir cawan petri,
secara kontinyu ose digerakkan kekiri dan kekanan sampai seluas 1/5 – 1/4 luasan
media.
3. Pijarkan ose, tunggu sampai dingin, sambil posisi cawan petri diputar sedikit ke arah kiri.
Goreskan ose steril tersebut dengan goresan awal mengenai bagian akhir dari goresan
pertama. Ini berarti arah goresan kedua menyilang dengan goresan pertama. Demikian
seterusnya untuk goresan ketiga dan ke empat. Ose harus dipjarkan setiap akan
digunakan untuk menggores (untuk mengurangi terjadinya kontaminasi, selama
melakukan goresan tutup cawan dibuka secukupnya saja).
4. Inkubasi pada suhu sesuai, selama 24-48 jam.
5. Pilih dari masing-masing tipe koloni satu koloni saja, ambil secara aseptis, pindahkan ke
dalam media MEA miring, untuk tujuan pengamatan sifat-sifatnya.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 64


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Evaluasi
1. Sebelum melakukan isolasi mikroorganisme hal yang dilakukan terlebih dahulu
adalah dilakukan pengambilan sampel, jelaskan prosedur pengambilan sampel!
2. Sampel disuspensikan dalam akuades steril. Jelaskan tujuan dari teknik tersebut!
3. Salah satu teknik preparasi suspensi adalah pengenceran bertingkat. Jelaskan Tujuan
dari pengenceran bertingkat!
4. Jelaskan alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml
untuk pour plate!
5. Jelaskan teknik penanaman mikroorganisme dengan menggunakan goresan (Streak)!

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 65


Melakukan Analisis mikrobiologi

G. Kegiatan Pembelajaran 7

UJI POTENSI ANTI BIOTIK DAN POTENSI DESINFEKTAN


(KOEFISIEN FENOL)

Lembar Informasi

1. Uji Potensi Antibiotik


Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang dibentuk atau diperoleh dari berbagai
spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotika tersebar di dalam alam dan
memegang peranan penting dalam mengatur populasi mikroorganisme dalam tanah, air,
limbah, dan kompos. Antibiotika ini memiliki susunan kimia dan cara kerja yang
berbeda-beda sehingga masing-masing antibiotika memiliki kuman standar tertentu.
Dari sekian banyak antibiotika yang telah berhasil ditemukan, hanya beberapa saja yang
cukup tidak toksik untuk dapat dipakai dalam pengobatan. Antibiotika yang kini banyak
dipakai kebanyakan diperoleh dari genus Bacillus, Penicillum, dan Streptomyces.

Sifat-sifat antibiotika sebaiknya:


 Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host
 Bersifat bakterisid
 Tidak menyebabkan resistensi terhadap kuman
 Berspektrum luas
 Tidak bersifat alenergik atau menimbulkan efek samping jika digunakan dalam waktu
lama
 Aktif dalam plasma, cairan badan, atau eksudat
 Larut dalam air serta stabil
 Bakterial level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama.

Antibiotika mengganggu bagian-bagian yang peka dalam sel, yaitu:

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 66


Melakukan Analisis mikrobiologi

 Sintesis dinding sel


 Fungsi membran
 Sintesis protein
 Metabolism asam nukleat
 Metabolism intermedier

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroorganisme yang bersifat menghambat


pertumbuhan mikroorganisme yang dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan ada
juga yang bersifat membunuh mikroorganisme yang dikenal sebagai aktivitas bakterisid.

2. Uji Potensi Disinfektan


Bahan anti mikroorganisme yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-
macam, dan pengunaannya pun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda-beda pula.
Salah satu jenis anti mikroorganisme dikenal sebagai disinfektan, merupakan suatu zat
(biasanya kimia) yang dipakai untuk maksud disinfeksi pada bahan-bahan tak bernyawa.

Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam membunuh kuman. Pada
konsentrasi rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein
secara aktif, dan selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan
permukaannya. Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol dijadikan standar
pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu disinfektan.

Zat-zat antimikroorganisme yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji


keefektifannya. Cara menentukan daya sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan
melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas suatu
produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai
pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu
biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 67


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja 1
UJI POTENSI ANTI BIOTIK

Alat dan Bahan


Alat-alat:
1. Cawan petri
2. Ose
3. Penyaring bakteri
4. Cakram kertas
5. Pipet enpendrof
6. Jangka sorong
7. Incubator
8. Ttabung reaksi
9. Vortex

Bahan-bahan:
1. Antibiotika uji (kapsul amoksisilin trihidrat)
2. Antibiotika standar (Amoxycillin)
3. Kuman standar (Staphylococcus aureus ATCC 25953)
4. Medium cair :
5. Kaldu tioglikkolat
6. Kaldu BHI (Brain Heart Infusion Agar)
7. Meduim padat :
8. Base layer (lapisan dasar) = medium 2
9. Penssay seed agar (lapisan perbenihan) = medium 11
10. Agar miring
11. Bahan Pembantu :
12. Buffer fosfat pH 8,0±0,1
13. NaCl fisiologis

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 68


Melakukan Analisis mikrobiologi

Langkah kerja
A. Pembuatan Inokulum
1. Menyediakan biakan kuman standar dalam agar miring pada 37oC selama 10-24 jam.
2. Menyiapkan 4 buah tabung reaksi secara berderet dan diberi label 109, 108, 107,
dan 106.
3. Mengisi tabung dengan NaCl fisiologis, tabung 109 2 ml, tabung 108, 107, 106
masing-masing 9 ml.
4. Mengisi tabung 109 dengan suspense kuman menggunakan ose sesuai dengan Mc
Farland III, mengocoknya sampai homogen.
5. Mengambil 1 ml dari tabung 109 dan memasukkannya pada tabung 108,
mengocoknya sampai homogen.
6. Mengambil 1 mL dari tabung 108 dan memasukkannya pada tabung 107,
mengocoknya sampai homogen.
7. Mengambil 1 mL dari tabung 107 dan memasukkannya pada tabung 106,
mengocoknya sampai homogen. Memperoleh pengenceran 10x, 100x, 1000x
(setara dengan 106 kuman per mililiter).

B. Pembuatan larutan stokamoksilin standar


1. Menimbang 5,74 mg amoksisilin standar.
2. Melarutkan dengan larutan buffer fosfat pH 8,0 hingga columnya 50 ml.
3. Menyediakan 1 labu ukur 50 ml dan 2 labu ukur 25 ml.
4. Mengambil 4,5 ml larutan kemudian kemudian mengencerkannya dengan larutan
buffer  pH 8,0 sampai volumnya 50 ml, sehingga didapat konsentrasi 9 µg/ml
(larutan S1)
5. Menyaring larutan dengan filter bakteri.
6. Mengambil 3 mL larutan kemudian mengencerkannya dengan larutan dapar fosfat
pH 8,0 sampai volumnya 25 mL, sehingga didapat konsentrasi 12μg/mL (larutan
S2).
7. Menyaring larutan dengan filter bakteri.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 69


Melakukan Analisis mikrobiologi

8. Mengambil 4 mL larutan kemudian mengencerkannya dengan larutan dapar fosfat


pH 8,0 sampai volumnya 25 mL, sehingga didapat konsentrasi 16 μg/mL (larutan
S3).
9. Menyaring larutan dengan filter bakteri.

C. Pembuatan stok amoksilin uji


1. Menimbang sampel (antibiotik dalam kapsul) 5,0 mg amoksisilin yang akan diuji.
2. Melarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 8,0 hingga volumnya 50 mL
3. Mengambil 4,5 mL larutan kemudian mengencerkannya dengan larutan dapar fosfat
pH 8,0 sampai volumnya 50 mL, sehingga didapat konsentrasi 9 μg/mL (larutan
U1).
4. Menyaring larutan dengan filter bakteri.
5. Mengambil 3 mL larutan kemudian mengencerkannya dengan larutan dapar fosfat
pH 8,0 sampai volumnya 25 mL, sehingga didapat konsentrasi 12μg/mL (larutan
U2).
6. Menyaring larutan dengan filter bakteri.
7. Mengambil 4 mL larutan kemudian mengencerkannya dengan larutan dapar fosfat
pH 8,0 sampai volumnya 25 mL, sehingga didapat konsentrasi 16 μg/mL (larutan
U3).
8. Menyaring larutan dengan filter bakteri

D. Pembuatan lapisan dasar (base layer)


1. Menyiapkan 6 cawan petri steril.
2. Mengisi setiap cawan dengan 10ml lapisan dasar.
3. Meratakan lapisan agar menutupi seluruh permukaan atas cawan petri dengan cara
memutar-mutar cawan petri ke kanan dan ke kiri dengan hati-hati di atas bidang
rata.
4. Biarkan beberapa saat hingga membeku.

E. Pembuatan lapisan pembenihan (seed layer)


1. Menyediakan 6 tabung reaksi steril.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 70


Melakukan Analisis mikrobiologi

2. Mengisi masing-masing tabung dengan 4 ml lapisan pembenihan (medium antibiotik)


yang telah dicairkan.
3. Setelah suhu mencapai 45-600C masukkan 1ml suspensi kuman yang setara dengan
106 kuman/ml.
4. Memfortex larutan hingga homogen, setelah itu tuangkan pada setiap cawan petri
yang sudah berisi lapisan dasar.
5. Meratakan pada seluruh permukaan lapisan dasar, dengan menggoyangkan cawan
petri ke kanan dan ke kiri beberapa kali dengan hati-hati.
6. Biarkan beberapa saat hingga membeku.

F. Meneteskan antibiotik standar (s) dan antibiotik uji (u) pada cakram kertas
1. Mengambil 6 buah cakram kertas secara aseptis.
2. Menyusunnya kedalam cawan petri.
3. Meneteskan larutan U1 pada keenam cakram kertas, masing-masing sebanyak 20 µl
menggunakan pipet mikro (ependor).
4. Memindahkan cakram kertas ke dalam seed layer sesuai dengan pola yang telah
dibuat.
5. Mengulangi langkah 1-3 untuk larutan U2, U3, S1, S2, dan S3.
6. Biarkan beberapa saat sampai cawan kertas melekat sempurna pada seed layer.
7. Memasukkan keenam cawan petri tersebut dalam incubator untuk diinkubasi
selama 18-24 jam pada suhu 37oC.

Skema

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 71


Melakukan Analisis mikrobiologi

Gambar 1 : pembuatan inokulum

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 72


Melakukan Analisis mikrobiologi

Gambar 2 : amoksilin standar

Gambar 3 : amoksilin uji

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 73


Melakukan Analisis mikrobiologi

Gambar 4 : peletakan seed pada base layer

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 74


Melakukan Analisis mikrobiologi

Gambar 5 : peletakan cakram kertas

Lembar Kerja 2

UJI POTENSI DESINFEKTAN


(KOEFISIEN FENOL)

Prinsip Kerja

Pertumbuhan bakteri uji pada media yang sesuai setelah bakteri tersebut kontak dengan
disinfektan dalam waktu 5, 10, dan 15 menit.

Alat dan Bahan

Alat:
 Tabung reaksi
 Ose/sengkelit
 Pencatat waktu (stopwatch)
 Mc Farland III (109 kuman/ml)
 Vortex
 Stiker label
 Spiritus

Bahan:
 Kaldu nutrisi (Nutrient Broth)
 Air suling steril
 Staphylococcus aureus ATCC 25953 dalam agar nutrisi (Gram +)
 Salmonella thyphosa ATCC 6539 dalam agar nutrisi (Gram -)

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 75


Melakukan Analisis mikrobiologi

 Larutan NaCl fisiologis 0,9%


 Fenol standar
 Desinfektan uji

Langkah Kerja

1. Pembuatan media
Media kaldu nutrisi (Nutrient Broth) dimasukkan dalam 12 tabung reaksi ukuran 20 x
150 mm, volume masing-masing dibuat 5 ml. Komposisi perliter terdiri dari pepton 10 g,
ekstrak daging 5 g, dan NaCl 5 g; pH akhir 6,8.

Pembuatan Inokulum

Bakteri Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus sebelumnya telah ditanam pada
agar nutrisi (Nutrient Agar) miring dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam.
Tahap pengenceran bakteri uji adalah sebagai berikut:
1. Siapkan tabung reaksi berisi 2 ml NaCl fisiologis 0,9%

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 76


Melakukan Analisis mikrobiologi

2. Pindahkan biakan S. thyphosa atau S. aureus tersebut (pilih salah satu) ke dalam larutan
NaCl dengan ose, dan setarakan kekeruhannya dengan larutan Mc Farland III (109
kuman/ml)
3. Suspensi kuman tersebut kini diperkirakan berisi 109 kuman/ml
4. Siapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing berisi 4,5 ml NaCl fisiologis 0,9%
5. Pipet 0,5 ml dari suspensi kuman sebelumnya (109 kuman/ml), pindahkan ke salah satu
tabung reaksi berisi 4,5 ml NaCl. Suspensi kuman kini berkonsentrasi 108 kuman/ml
6. Lakukan pengenceran kedua dengan mengambil 0,5 ml dari suspensi kuman 108 dan
memindahkannya ke dalam tabung berisi 4,5 NaCl yang kedua. Suspensi kuman kini
berkonsentrasi 107 kuman/ml
7. Pengenceran terakhir dilakukan dengan memindahkan 0,5 ml dari suspensi kuman 10 7
ke dalam tabung terakhir NaCl. Suspensi kuman telah setara dengan 10 6 kuman/ml.
Suspensi bakteri dengan konsentrasi inilah yang akan digunakan untuk melakukan uji
praktikum ini.

Pembuatan Larutan Baku Fenol

Dibuat larutan persediaan baku fenol 5% dengan cara menimbang 2,5 g fenol dalam 50 ml
air suling steril. Kemudian dilakukan pengenceran konsentrasi menjadi 1:80 dengan
mempipet 12,5 ml larutan fenol 5% ditambahkan dengan 37,5 ml air suling steril pada
tabung steril ukuran 25 x 150 mm.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 77


Melakukan Analisis mikrobiologi

Pembuatan Larutan Disinfektan

Pengenceran larutan desinfektan dilakukan pada tabung steril berukuran 25 x 150 mm.
Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan 4 buah tabung steril berisi aquades dengan volume yang berbeda-beda di
dalamnya yaitu 9 ml, 7 ml, 4,5 ml, dan 7 ml, secara berurutan
2. Lakukan pengenceran pertama dengan mempipet 1 ml larutan desinfektan ke dalam 9
ml air suling sehingga konsentrasi menjadi 1:10
3. Pengenceran selanjutnya adalah dengan memindahkan 1 ml desinfektan 1:10 ke dalam
tabung berisi 7 ml air suling. Konsentrasi desinfektan pada tabung ini adalah 1:80
4. Pindahkan 0,5 ml desinfektan 1:80 ke dalam 4,5 ml aquades sehingga konsentrasi kini
1:100
5. Pipet 0,5 ml desinfektan 1:100 ke dalam tabung berisi 7 ml air suling sehingga
konsentrasi pada tabung ini adalah 1:150
6. Desinfektan yang akan dipakai selanjutnya adalah yang konsentrasinya 1:80, 1:100, dan
1:150. Oleh karena itu, samakan volumenya masing-masing menjadi 5 ml

Media, bakteri uji, larutan fenol, dan desinfektan telah disiapkan. Dengan demikian kita
dapat melakukan inokulasi kuman uji dalam desinfektan dan fenol dengan
memperhitungkan waktu kontak 5, 10, dan 15 menit secara akurat. Labeli 12 tabung berisi
Nutrient both dengan menandai F5’, F10’, F15’, DES 1:80 5’, DES 1:80 10’, DES 1:80 15’, DES
1:100 5’, DES 1:100 10’, DES 1:100 15’, DES 1:150 5’, DES 1:150 10’, DES 1:150 15’.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 78


Melakukan Analisis mikrobiologi

* Uji Fenol
Pipet inokulum berkonsentrasi 10 6 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam larutan fenol 1:80.
Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel F5’.
Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung F10’.
Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung F15’.

* Uji I 1:80

Pipet inokulum berkonsentrasi 10 6 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam desinfektan 1:80.


Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel DES
1:80 5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung DES
1:80 10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung
DES 1:80 15’.

* Uji II 1:100

Pipet inokulum berkonsentrasi 106 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam desinfektan 1:100.
Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel DES
1:100 5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung
DES 1:100 10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam
tabung DES 1:100 15’.

* Uji III 1:150

Pipet inokulum berkonsentrasi 106 kuman/ml sebanyak 0,5 ml ke dalam desinfektan 1:150.
Tunggu sampai 5 menit, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung berlabel DES
1:150 5’. Lima menit kemudian, ambil lagi 1 ose dari campuran tersebut ke dalam tabung
DES 1:150 10’. Setelah lima menit kemudian, ambil 1 ose dari campuran tersebut ke dalam
tabung DES 1:150 15’.
Tabung-tabung reaksi uji kemudian dieramkan di dalam inkubator pada suhu 37°C selama
24-48 jam.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 79


Melakukan Analisis mikrobiologi

Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap tabung


Pengamatan cara inokulasi kuman ke dalam disinfectan :

(+) keruh : ada pertumbuhan


(-) jernih : tidak ada pertumbuhan

Perhitungan

Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor pengenceran tertinggi desinfektan dengan faktor

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 80


Melakukan Analisis mikrobiologi

pengenceran tertinggi baku fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri uji dalam
jangka waktu 10 menit, tetapi tidak membunuh dalam jangka waktu 5 menit.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 81


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Evaluasi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan antibiotik!
2. Jelaskan sifat-sifat antibiotik yang baik!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan disinfektan!
4. Jelaskan tujuan uji koefisien fenol!

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 82


Melakukan Analisis mikrobiologi

Kegiatan Pembelajaran 8

MELAKUKAN IDENTIFIKASI BAKTERI MENGGUNAKAN METODE IMViC

Lembar Informasi

Pada umumnya Uji IMViC dilakukan pada makanan atau minuman terhadap adanya bakteri
E. Coli. Karena bakteri ini sering terdapat dalam berbagai jenis makanan ataupun minuman,
hidup metropolit tersebar di lingkungan. E coli adalah suatu bakteri gram negatif berbentuk
batang, bersifat anaerobik fakultatif, dan mempunyai flagella peritrikat. E. coli dibedakan
atas sifat serologinya berdasarkan antigen o (somatic), K (kapsul) dan H (flagella)
(Fardiaz,1992).

Medium selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi E.coli misalnya DHL
(Desoxycholate Hydrogen Sulfide Lactose.) agar atau MacConkey Agar. Koloni E.coli pada
DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan dikelilingi oleh areal yang menunjukkan
pengendapan bile. E.coli akan menfermentasi laktosa di dalam medium menjadi asam,
sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan b ile dan penyerapan indikator merah
netral(Fardiaz. 1992)

Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E. coli menggunakan uji lMViC' Uji-uji biokimia
ditujukan untuk menunjukkan E.coli dan bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat
hampir sama, yaitu Klebsiella dan Enterobacter (Fardiaz,1992).

Uji Biokimia IMViC untuk Bakteri

Pada umumnya uji IMViC, dilakukan dengan langkah:


> AWAL
1. Disiapkan 8 buah tabung reaksi, suspense biakan 2 isolat bakteri (usahakan warnanya,
berbeda), air pepton, media MR -VP, media Cimmon's citatrate, pereaksi konvacks.
indikator metal merah, larutan alfa -naftol, larutan KOH 10%.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 83


Melakukan Analisis mikrobiologi

2. Tabung nomor 1 dan 5 diisi dengan 0,5 ml air pepton.


3. Tabung nomor 2, 6, 3, dan 7 diisi dengan 0,5 ml media MR -VP.
4. Tabung nomor 4 dan 8 diisi dengan 0,5 ml media cimmon's citrate (warna hijau)

> IDENTIFIKASI
1. Tabung 1 sampai 4 diinokulasi dengan 1 ose bulat suspense koloni-1 dan tabung 5
sampai 8 dengan suspense koloni-2.
1. Semua tabung diinkubasi pada suhu 35-37o selama 24 jam.
2. Tabung 1 dan 5 ditambahkan 1 tetes pereaksi konvacks melalui dinding tabung secara
hati-hati. Adanya cincin berwarna merah menunjukan indol(+).
3. Tabung 2 dan 6 ditambahkan 1 tetes indikator metil merah (MM). adanya pembentukan
warna merah menunjukan MM (+).
4. Tabung 3 dan 7 ditambahkan 1 tetes pereaksi alfa-naftol/dalam KOH 10%. Bila
terbentuk endapan warna merah bata berarti VP (+).
5. Tabung 4 dan 8 diamati warnanya, terjadi perubahan warna media menjadi warna biru
menunjukan citrate (+).
Tab 1 Tab 2 Tab 3 Tab 4 Tab 5 Tab 6 Tab 7 Tab 8
Air Pepton 0,5 ml - - - 0,5 ml - - -
Media MR-VP - 0,5 ml 0,5 ml - - 0,5 ml 0,5 ml -
C. citrate - - - 0,5 ml - - - 0,5 ml
Sus. Bakteri 1 1 ose 1 ose 1 ose 1 ose - - - -
Sus. Bakteri 2 1 ose 1 ose 1 ose 1 ose
inkubasi 35-37 o C. 24 jam
P'Rx Konvack 1 tts - - - 1 tts - - -
Metil Merah - 1 tts - - - 1 tts - -
α naftol dalam - - 1 tts - - - 1 tts -
KOH 10%

Ket :
· Tab 1 & 5 : Uji Indol
· Tab 2 & 6: Uji Metil Merah (MM-PV)
· Tab 3 & 7 : Uji Voges Prorkauer (MM-PV)
· Tab 4 & 8 : Cimmon's Citrate

 Uji indol

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 84


Melakukan Analisis mikrobiologi

Medium tripton cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL, diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 35oC, kemudian ditambahkan beberapa tetes
reagen Kovacs. Jika terbentuk warna merah dipermukaan medium menunjukkan hasil
uji positif (Waluyo, 2008).

 Uji methyl red


Langkah-langkah yang digunakan dalam uji methyl red adalah disiapkan kaldu MR-VP,
lalu dimasukkan 5 mL kaldu MR-VP dalam tabung reaksi dan diinokulasikan biakan
bakteri ke dalam kaldu MR-VP, diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48 jam atau pada
suhu 30oC selama 72 jam. Hari berikutnya ditambahkan reagen metil merah 5 tetes,
jika kaldu berwarna merah setelah penambahan reagen metil merah maka
menunjukan hasil uji positif, dan jika warna kaldu berwarna kuning maka hasil uji
negatif (Lay, 1994).

 Uji Voges Proskauer


Kaldu MR-VP sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diinokulasi bakteri
pada kaldu MR-VP, kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam. Setelah itu
ditambahkan 10 tetes larutan KOH 40% dan 15 tetes larutan α-naftol, dikocok dan
dibiarkan 30 menit. Uji positif jika kaldu berwarna merah dan uji negatif jika kaldu
tidak mengalami perubahan warna setelah penambahan reagen (Lay, 1994).

 Uji sitrat
Biakan diinokulasi pada media Simmon sitrat agar dengan inokulum yang tipis,
kemudian diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam. Jika terjadi perubahan warna dari
hijau menjadi biru menunjukan uji positif (Lay, 1994).

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 85


Melakukan Analisis mikrobiologi

Lembar Kerja
IDENTIFIKASI BAKTERI MENGGUNAKAN METODE IMViC

1. Uji Indol

Tujuan : Untuk menentukan kemampuan bakteri dalam memecah asam amino triptofan

Bahan : Biakan Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes berumur 24-48 jam pada TSB.

Media perbenihan : Pepton

Reagen : Kovac’s

Prosedur
 Beri label pada tabung medium perbenihan peptone dengan nama bakteri yang akan
diinokulasi.
 Gunakan teknik aseptis, inokulasi bakteri uji pada masing masing tabung biakan.
 Inokulasi pada 37o C selama 24-48 jam.

2. Uji Methyl Red

Tujuan :
 Untuk menentukan mikroorganisme yang mampu meoksidasi glukosa dengan
menghasilkan asam berkonsentrasi tinggi dan mempunyai stabilitas terhadap hasil akhir
tsb.
 Untuk membedakan bakteri Escherichia coli dengan Enterobacter aerogenes.

Bahan : Biakan Escherichia coli,Enterobacter aerogenes dan Klebsiella pneumoniae umur


24- 48 jam pada TSB.

Media perbenihan : MR-VP

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 86


Melakukan Analisis mikrobiologi

Reagen : Indikator methyl red

Peralatan :
 Pembakar Bunsen atau spirtus
 Jarum inokulasi
 Tabung uji

3. Uji Voges Proskauer

Tujuan : Untuk membedakan bakteri usus seperti Escherichia coli, Enterobacter


aerogenes dan klebsiella pneumoniae

4. Uji penggunaan sitrat

Tujuan : Membedakan bakteri usus berdasarkan kemampuan untuk memfermentasikan


sitrat sebagai satu satunya sumber karbon.

Indikator:Brom thymol blue

Lembar Evaluasi
1. Jelaskan tujuan uji IMViC
2. Jelaskan langkah-langkah uji IMViC
a. Uji Indol
b. Uji Metil Merah
c. Uji Voges Proskauer
d. Uji sitrat

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 87


Melakukan Analisis mikrobiologi

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Info POM vol. 9 no. 2 Maret 2008.

--------------. 2008. Media Pertumbuhan. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.

--------------. 2008. Isolasi Mikroorganisme. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.

--------------. 2008. Sterilisasi. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.

--------------. 2008. Aktivitas Enzimatis Mikroorganisme. http://ekmon- saurus.blogspot.com.

--------------. 208. Daya Kerja Anti Mikroorganisme dan Oligodinamik. http:


//ekmon- saurus.blogspot.com.

--------------. 1994. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Laboratorium Bioteknologi.


Fakultas Teknologi pertanian. UGM. Yogyakarta.

--------------. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Laboratorium Mikrobiologi.


Fakultas Biologi. UNSUD. Purwokerto.

--------------. 2010. Laporan Mikrobiologi. http//myaluzz.wodpress.com. Diakses tanggal 10


Februari 2011

Ratna Siri Hadiortomo. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Labolatorium Mikrobiologi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.

Standar Nasional Indonesia. 2006. Air Minum dalam Kemasan. SNI 01-3553-2006.
Badan Standarisasi Nasional.

Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN
“Veteran”. Jogjakarta

Pelczar, Michael J, Jr. dan E.C.S. Chan. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press.
Jakarta

Pramono, Hendro. 2007. Catatan Kuliah Mikrobiologi Dasar. www.unsoed.ac.id.


Widianti, Ni Luh P dan Ni Putu Ristiati. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo
Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 3 no. 1.

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 88


Melakukan Analisis mikrobiologi

http://ichan-rizkan.com/uji-sterilitas/
httpS://heriischemist.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/110-penentuan-potensi-antibiotik.html

Paket Diklat Kimia Analis Lanjut 89

Anda mungkin juga menyukai